Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,

Jakarta, 2 Agustus 2018

REVOLUSI INDUSTRI 4.0:


TANTANGAN, PELUANG DAN SOLUSI BAGI DUNIA PENDIDIKAN
M.A. Ghufron
Universitas Indraprasta PGRI
maghufron@gmail.com

ABSTRAK
Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru
yang tak terpikirkan sebelumnya. Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang terancam, profesi
dan lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot. Revolusi digital dan era
disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0. Disebut revolusi digital karena terjadinya proliferasi
komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi karena
otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan
kerja menjadi tidak linear. Salah satu karakteristik unik dari industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan
buatan atau artificial intelligence (Tjandrawinata, 2016). Salah satu bentuk pengaplikasian tersebut adalah
penggunaan robot untuk menggantikan tenaga manusia sehingga lebih murah, efektif, dan efisien. Industri
4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara beraktifitas manusia dalam skala, ruang lingkup,
kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam
ketidakpastian (uncertainty) global, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk memprediksi
masa depan yang berubah sangat cepat. Tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara
terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik
global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan industri 4.0
dapat dikelola menjadi peluang.

Kata Kunci: revolusi industri 4.0, fase revolusi teknologi, kecerdasan buatan

PENDAHULUAN Ini memang perubahan drastis


Apa sesungguhnya revolusi industri dibanding era revolusi industri sebelumnya.
4.0? Prof. Klaus Martin Schwab, teknisi dan Pada revolusi Industri 1.0, tumbuhnya
ekonom Jerman, yang juga pendiri dan mekanisasi dan energi berbasis uap dan air
Executive Chairman World Economic Forum, menjadi penanda. Tenaga manusia dan
yang pertama kali hewan digantikan oleh kemunculan mesin.
memperkenalkannya.Dalam bukunya The Mesin uap pada abad ke-18 salah satu
Fourth Industrial Revolution (2017), ia pencapaian tertinggi. Revolusi 1.0 ini bisa
menyebutkan bahwa saat ini kita berada meningkatkan perekonomian yang luar
pada awal sebuah revolusi yang secara biasa. Sepanjang dua abad setelah revolusi
mendasarmengubah cara hidup, bekerja dan industri pendapatan perkapita negara-negara
berhubungan satu sama lain. Perubahan itu di dunia meningkat enam kali lipat.
sangat dramatis dan terjadi pada kecepatan Revolusi Industri 2.0 perubahannya
eksponensial. ditandai dengan berkembangnya energi

332
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

listrik dan motor penggerak. Manufaktur dan industri 4.0 adalah pengaplikasian
produksi masal terjadi. Pesawat telepon, kecerdasan buatan atau artificial intelligence
mobil, dan pesawat terbang menjadi contoh (Tjandrawinata, 2016). Salah satu bentuk
pencapaian tertinggi. pengaplikasian tersebut adalah penggunaan
Perubahan cukup cepat terjadi pada robot untuk menggantikan tenaga manusia
revolusi Industri 3.0. yang ditandai dengan sehingga lebih murah, efektif, dan efisien.
tumbuhnya industri berbasis elektronika, Kemajuan teknologi memungkinkan
teknologi informasi, serta otomatisasi. terjadinya otomatisasi hampir di semua
Teknologi digital dan internet mulai dikenal bidang. Teknologi dan pendekatan baru
pada akhir era ini. yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan
Berbeda mencolok dengan revolusi biologi secara fundamental akan mengubah
industry tahap sebelumnya, revolusi industri pola hidup dan interaksi manusia
4.0 ditandai dengan (Tjandrawinata, 2016). Industri 4.0 sebagai
berkembangnya Internet of atau for fase revolusi teknologi mengubah cara
Things yang diikuti teknologi baru dalam beraktifitas manusia dalam skala, ruang
data sains, kecerdasan buatan, lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari
robotik, cloud, cetak tiga dimensi, dan pengalaman hidup sebelumnya. Manusia
teknologi nano. bahkan akan hidup dalam ketidakpastian
Kehadirannya begitu cepat.Banyak (uncertainty) global, oleh karena itu manusia
hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba- harus memiliki kemampuan untuk
tiba muncul dan menjadi inovasi baru, serta memprediksi masa depan yang berubah
membuka lahan bisnis yang sangat sangat cepat. Tiap negara harus merespon
besar.Munculnya transportasi dengan perubahan tersebut secara terintegrasi dan
sistem ride-sharing seperti Go-jek, Uber dan komprehensif. Respon tersebut dengan
Grab, juga room-sharingseperti Airbnb. melibatkan seluruh pemangku kepentingan
Inovasi tersebut bahkan telah mendisrupsi politik global, mulai dari sektor publik,
bisnis transportasi dan sewa kamar yang swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil
sudah ada sebelumnya. sehingga tantangan industri 4.0 dapat
Kehadiran revolusi industri 4.0 dikelola menjadi peluang.
memang menghadirkan lini usaha baru,
lapangan kerja baru, profesi baru yang tak HASIL
terpikirkan sebelumnya. Namun pada saat Irianto (2017) menyederhanakan
yang sama ada pula lini usaha yang tantangan industri 4.0 yaitu; (1) kesiapan
terancam, profesi dan lapangan kerja yang industri; (2) tenaga kerja terpercaya; (3)
tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan kemudahan pengaturan sosial budaya; dan
dan robot. (4) diversifikasi dan penciptaan lapangan
Revolusi digital dan era disrupsi kerja dan peluang industri 4.0 yaitu; (1)
teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0. inovasi ekosistem; (2) basis industri yang
Disebut revolusi digital karena terjadinya kompetitif; (3) investasi pada teknologi; dan
proliferasi komputer dan otomatisasi (4) integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM)
pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 dan kewirausahaan.
dikatakan era disrupsi teknologi karena Pemetaan tantangan dan peluang
otomatisasi dan konektivitas di sebuah industri 4.0 untuk mencegah berbagai
bidang akan membuat pergerakan dunia dampak dalam kehidupan masyarakat, salah
industri dan persaingan kerja menjadi tidak satunya adalah permasalahan
linear. Salah satu karakteristik unik dari pengangguran. Work Employment and

333
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

Social Outlook Trend 2017 memprediksi dari sisi pendidikan, keterampilan, dan
jumlah orang yang menganggur secara kemampuan bersaing di pasar tenaga kerja.
global pada 2018 diperkirakan akan Tantangan dan peluang industri 4.0
mencapai angka 204 juta jiwa dengan mendorong inovasi dan kreasi pendidikan
kenaikan tambahan 2,7 juta. Hampir sama kejuruan. Pemerintah perlu meninjau
dengan kondisi yang dialami negara barat, relevansi antara pendidikan kejuruan dan
Indonesia juga diprediksi mengalami hal pekerjaan untuk merespon perubahan,
yang sama. Pengangguran juga masih tantangan, dan peluang era industri 4.0
menjadi tantangan bahkan cenderung dengan tetap memperhatikan aspek
menjadi ancaman. Tingkat pengangguran kemanusiaan (humanities). Tantangan
terbuka Indonesia pada Februari 2017 pendidikan kejuruan semakin kompleks
sebesar 5,33% atau 7,01 juta jiwa dari total dengan industri 4.0.Menjawab tantangan
131,55 juta orang angkatan kerja (Sumber: industri 4.0, Bukit (2014) menjelaskan bahwa
BPS 2017). pendidikan kejuruan (vocational education)
Data BPS 2017 juga menunjukkan, sebagai pendidikan yang berbeda dari jenis
jumlah pengangguran yang berasal dari pendidikan lainnya harus memiliki
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karakteristik sebagai berikut: 1) berorientasi
menduduki peringkat teratas yaitu sebesar pada kinerja individu dalam dunia kerja; 2)
9,27%. Selanjutnya adalah lulusan Sekolah justifikasi khusus pada kebutuhan nyata di
Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03%, lapangan; 3) fokus kurikulum pada aspek-
Diploma III (D3) sebesar 6,35%, dan aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif; 4)
universitas 4,98%. Diidentifikasi, penyebab tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas
tingginya kontribusi pendidikan kejuruan di sekolah; 5) kepekaan terhadap
terhadap jumlah pengangguran di Indonesia perkembangan dunia kerja; 6) memerlukan
salah satunya disebabkan oleh rendahnya sarana dan prasarana yang memadai; dan 7)
keahlian khusus dan soft skill yang dimiliki. adanya dukungan masyarakat.
Permasalahan pengangguran dan Brown, Kirpal, & Rauner (2007)
daya saing sumber daya manusia menjadi menambahkan bahwa pelatihan kejuruan
tantangan yang nyata bagi Indonesia. dan akuisisi keterampilan sangat
Tantangan yang dihadapi Indonesia juga mempengaruhi pengembangan identitas
ditambah oleh tuntutan perusahaan dan seseorang terkait dengan pekerjaan.
industri. Bank Dunia (2017) melansir bahwa Selanjutnya, Lomovtseva, Edmond dan
pasar kerja membutuhkan multi-skills lulusan Oluiyi (2014) menjelaskan pendidikan
yang ditempa oleh satuan dan sistem kejuruan merupakan tempat menempa
pendidikan, baik pendidikan menengah kematangan dan keterampilan seseorang
maupun pendidikan tinggi.Indonesia juga sehingga tidak bisa hanya dibebankan
diprediksi akan mengalami bonus demografi kepada suatu kelompok melainkan menjadi
pada tahun 2030-2040, yaitu penduduk tanggung jawab bersama.
dengan usia produktif lebih banyak Pendidikan kejuruan juga diarahkan
dibandingkan dengan penduduk non untuk meningkatkan kemandirian individu
produktif. Jumlah penduduk usia produktif dalam berwirausaha sesuai dengan
diperkirakan mencapai 64% dari total kompetensi yang dimiliki (Kennedy, 2011).
penduduk Indonesia yang diperkirakan Penyiapan beberapa kompetensi harus
mencapai 297 juta jiwa. Oleh sebab itu, dilakukan karena pendidikan kejuruan
banyaknya penduduk dengan usia produktif merupakan pendidikan menengah yang
harus diikuti oleh peningkatan kualitas, baik mempersiapkan peserta didik terutama untuk

334
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

bekerja dalam bidang tertentu (Sudira, 2012) peserta didik, dan 4) pendidik dan tenaga
dan menyiapkan lulusannya yang mampu kependidikan juga dibutuhkan.
dan mau bekerja sesuai dengan bidang Revitalisasi sistem pembelajaran
keahliannya (Usman, 2016; Yahya, 2015). meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan
Pendidikan kejuruan diselenggarakan karakter, 2) bahan pembelajaran berbasis
pada suatu lembaga berupa institusi bidang teknologi informasi dan komunikasi, 3)
pendidikan baik sekunder, pos sekunder kewirausahaan, 4) penyelarasan, dan 5)
perguruan tinggi teknik yang dikendalikan evaluasi. Satuan pendidikan meliputi, 1) unit
pemerintah atau masyarakat industri sekolah baru dan ruang kelas baru, 2) ruang
(Kuswana, 2013). Pendidikan kejuruan belajar lainnya, 3) rehabilitasi ruang kelas, 4)
difokuskan pada penyediaan tenaga kerja asrama siswa dan guru, 5) peralatan, dan 6)
terampil pada berbagai sektor seperti manajemen dan kultur sekolah. Elemen
perindustiran, pertanian dan teknologi untuk peserta didik meliputi, 1) pemberian
meningkatkan pembangunan ekonomi beasiswa dan 2) pengembangan bakat
(Afwan, 2013). minat. Elemen pendidik dan tenaga
Berdasarkan asumsi-asumsi yang kependidikan meliputi, 1) penyediaan, 2)
ada, pendidikan kejuruan merupakan jenis distribusi, 3) kualifikasi, 4) sertifikasi, 5)
pendidikan yang unik karena bertujuan untuk pelatihan, 6) karir dan kesejahteraan, dan 7)
mengembangkan pemahaman, sikap dan penghargaan dan perlindungan.
kebiasaan kerja yang berguna bagi individu Penguatan empat elemen yang ada
sehingga dapat memenuhi kebutuhan sosial, dalam sistem pendidikan membutuhkan
politik, dan ekonomi sesuai dengan ciri yang gerakan kebaruan untuk merespon era
dimiliki. Pendidikan dan pelatihan kejuruan industri 4.0. Salah satu gerakan yang
merupakan pendekatan pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah
menekankan pada kebutuhan industri gerakan literasi baru sebagai penguat
sehingga peningkatan dan pengembangan bahkan menggeser gerakan literasi lama.
individu dapat dilakukan di industri (Zaib & Gerakan literasi baru yang dimaksudkan
Harun, 2014). Berdasar teori yang ada, terfokus pada tiga literasi utama yaitu, 1)
pendidikan kejuruan berpeluang untuk literasi digital, 2) literasi teknologi, dan 3)
menjawab tantangan industri 4.0. literasi manusia (Aoun, 2017). Tiga
Tantangan tersebut harus dijawab keterampilan ini diprediksi menjadi
dengan cepat dan tepat agar tidak keterampilan yang sangat dibutuhkan di
berkontribusi terhadap peningkatan masa depan atau di era industri 4.0.
pengangguran. Pemerintah berupaya Literasi digital diarahkan pada tujuan
merespon tantangan industri 4.0, ancaman peningkatan kemampuan membaca,
pengangguran, dan bonus demografi dengan menganalisis, dan menggunakan informasi
fokus meningkatkan kualitas sumber daya di dunia digital (big data), literasi teknologi
manusia melalui pendidikan kejuruan di bertujuan untuk memberikan pemahaman
tahun 2018. Pemerintah melalui kebijakan pada cara kerja mesin dan aplikasi teknologi,
lintas kementerian dan lembaga dan literasi manusia diarahkan pada
mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah peningkatan kemampuan berkomunikasi dan
satu kebijakan pemerintah adalah revitalisasi penguasaan ilmu desain (Aoun, 2017).
pendidikan kejuruan Indonesia. Dukungan Literasi baru yang diberikan diharapkan
dari pemerintah harus mencakup, 1) sistem menciptakan lulusan yang kompetitif dengan
pembelajaran, 2) satuan pendidikan, 3) menyempurnakan gerakan literasi lama yang

335
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

hanya fokus pada peningkatan kemampuan yang dibutuhkan harus diintegrasikan ke


membaca, menulis, dan matematika. dalam elemen pendidikan kejuruan. Mulai
Adaptasi gerakan literasi baru dapat dari sistem pembelajaran, satuan
diintegrasi dengan melakukan penyesuaian pendidikan, peserta didik, hingga ke pendidik
kurikulum dan sistem pembelajaran sebagai dan tenaga kependidikan.
respon terhadap era industri 4.0. Respon
pembelajaran yang perlu dikembangkan Simpulan
untuk SMK adalah pembelajaran abad 21. Revolusi industri saat ini memasuki
Menurut Trillling dan Fadel (2009), fase keempat. Perkembangan ilmu
pembelajaran abad 21 berorientasi pada pengetahuan dan teknologi yang sangat
gaya hidup digital, alat berpikir, penelitian pesat memberikan dampak yang besar
pembelajaran dan cara kerja pengetahuan terhadap kehidupan manusia. Banyak
(lihat gambar 3). Tiga dari empat orientasi kemudahan dan inovasi yang diperoleh
pembelajaran abad 21 sangat dekat dengan dengan adanya dukungan teknologi digital.
pendidikan kejuruan yaitu cara kerja Layanan menjadi lebih cepat dan efisien
pengetahuan, penguatan alat berpikir, dan serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih
gaya hidup digital. Cara kerja pengetahuan luas dengan sistem online. Hidup menjadi
merupakan kemampuan berkolaborasi lebih mudah dan murah.
dalam tim dengan lokasi yang berbeda dan Namun demikian, digitalisasi program
dengan alat yang berbeda, penguatan alat juga membawa dampak negatif. Peran
berpikir merupakan kemampuan manusia setahap demi setahap diambil alih
menggunakan teknologi, alat digital, dan oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah
layanan, dan gaya hidup digital merupakan pengangguran semakin meningkat.
kemampuan untuk menggunakan dan Hal ini tentu saja akan menambah
menyesuaikan dengan era digital. beban masalah lokal maupun nasional. Oleh
Forum ekonomi dunia melansir, karena itu, untuk memanfaatkan peluang
struktur keterampilan abad 21 akan dan menjawab tantangan revolusi industri
mengalami perubahan. Pada tahun 2015, 4.0, para pemangku kepentingan (stake
struktur keterampilan sebagai berikut; 1) holders) wajib memiliki kemampuan literasi
pemecahan masalah yang kompleks; 2) data, teknologi dan manusia.
kerjasama dengan orang lain; 3) manajemen Literasi data dibutuhkan oleh
orang; 4) berpikir kritis; 5) negosiasi; 6) pemangku kepentingan untuk meningkatkan
kontrol kualitas; 7) orientasi layanan; 8) skills dalam mengolah dan menganalisis big
penilaian dan pengambilan keputusan; 9) data untuk kepentingan peningkatan layanan
mendengarkan secara aktif; dan 10); public dan bisnis. Literasi teknologi
kreativitas. Pada tahun 2020 struktur kerja menunjukkan kemampuan untuk
berubah menjadi; 1) pemecahan masalah memanfaatkan teknologi digital guna
yang kompleks; 2) berpikir kritis; 3) mengolah data dan informasi.
kreativitas; 4) manajemen orang; 5) Sedangkan literasi manusia wajib
kerjasama dengan orang lain 6) kecerdasan dikuasai karena menunjukan elemen softskill
emosional; 7) penilaian dan pengambilan atau pengembangan karakter individu untuk
keputusan; 8) orientasi layanan; 9) bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi arif
negosiasi; dan 10) fleksibilitas kognitif di era “banjir” informasi.
(Irianto, 2017).
Seluruh bentuk kecakapan dan
keterampilan di abad 21 dan era industri 4.0

336
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018

DAFTAR RUJUKAN Sudira, P. (2012). Filosofi & Teori Pendidikan


Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: higher Vokasi dan Kejuruan. Yogyakarta:
education in the age of artificial UNY Press.
intelligence. US: MIT Press. Tjandrawina, R.R. (2016). Industri 4.0:
Afwan, M. (2013). Leadership on technical Revolusi industry abad ini dan
and vocational education in pengaruhnya pada bidang
community college kesehatan dan bioteknologi.
[Versielektronik]. Journal of Jurnal Medicinus, Vol 29, Nomor
Education and Practice, 4 (21), 1, Edisi April.
21-23. Trilling, B &Fadel, C. (2009). 21st-century
Brown, A., Kirpal, S., &Rauner, F. (2007). skills: learning for life in our times.
Identitas at work. Netherlands: US: Jossey-Bass A Wiley Imprint.
Springer. Usman, H. (2016). Kepemimpinan
Bukit, M. (2014). Strategi dan inovasi pendidikan kejuruan. Yogyakarta:
pendidikan kejuruan dari UNY Press.
kompetensi ke kompetisi.
Bandung: Alfabeta.
Edmon, A., & Oluiyi, A. (2014). Re-
engineering technical vocational
education and training toward
safety practice skill needs of
sawmill workers against
workplace hazards in Nigeria
[Versielektronik]. Journal of
Education and Practice, 5 (7),
150-157.
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016).
Design Principles for Industrie 4.0
Scenarios. Presented at the 49th
Hawaiian International
Conference on Systems Science.
Irianto, D. (2017). Industry 4.0; The
Challenges of Tomorrow.
Disampaikan pada Seminar
Nasional Teknik Industri, Batu-
Malang.
Kennedy, O.O. (2011). Philosophical and
sociological overview of
vocational-technical education in
Nigeria [Versi elektronik]. Journal
of Academic Research in
Business and Social Sciences, 1,
167-175.
Kuswana, W.S. (2013). Filsafat teknologi,
vokasi dan kejuruan. Bandung:
Alfabeta Bandung.

337

Anda mungkin juga menyukai