Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS DENGAN COVID-19

MATAK KULIAH DASAR ASUHAN KEBIDANAN NIFA

NAMA ANGGOTA :
1. RAHMAWATI SUPREHANTO 2010105040
2. NADIFA NURLITA JANNAH 2010105041
3. SALMA JULIA NUR’AENI 2010105042
4. VIERA SUJAYANTI 2010105043
5. RINA OKTAVIANI 2010105044

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Adanya Corona Virus atau COVID-19 telah berdampak meningkatnya


jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah yang terkena
bencana, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan bencana non alam ini sebagai bencana nasional melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana
Nasional.Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi tantangan besar
dan perlu mendapatkan perhatian dalam situasi bencana COVID-19. Dalam situasi
pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua layanan rutin termasuk
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Seperti ibu hamil menjadi enggan ke
puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya anjuran
menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan
dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat Pelindung Diri.
Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi
salah satu layanan yang terkena dampak, baik secara akses maupun kualitas.Saat ini bangsa
Indonesia harus memulai adaptasi kebiasaan baru agar tetap dapat hidup sehat dalam situasi
pandemi COVID-19. Adaptasi kebiasaan baru harus dilakukan agar masyarakat dapat
melakukan kegiatan sehari-hari sehingga dapat terhindar dari COVID-19. Dengan adaptasi
kebiasaan baru diharapkan hak masyarakat terhadap kesehatan dasar dapat tetap
terpenuhi.Pedoman ini merupakan acuan bagi ibu dan keluarga serta tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan antenatal, persalinan dan pasca salin di era adaptasi
kebiasaan baru. Diharapkan ibu dan bayi tetap mendapatkan pelayanan esensial, faktor
risiko dapat dikenali secara dini, serta mendapatkan akses pertolongan kegawatdaruratan
dan tenaga kesehatan dapat terlindungi dari penularan COVID-19.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mencegah penularan Covid-19?
2. Bagaimana prinsip umum cara pencegahan Covid-19 pada ibu nifas?
3. Bagaimana cara pemberian ASI dengan ibu positif covid-19?
4. Adakah obat yang aman untuk ibu,?

C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan cara pencegahan penularan Covid-19 pada ibu nifas.
2. Menjelaskan prinsip umum cara pencegahan Covid-19.
3. Medeskripsikan cara pemberian ASI sesuai dengan protokol kesehatan pada ibu dengan
positif Covid-19.
4. Mendeskripsikan obat yang aman untuk ibu.
PEMBAHASAN

A. KONSEP IBU NIFAS DENGAN COVID-19

1. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil,


Bersalin dan Nifas

Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, bersalin, nifas


dan bayi baru lahir di masyarakat meliputi universal precaution dengan selalu
cuci tangan, menggunakan masker, menjaga kondisi tubuh dengan rajin olah
raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang seimbang, dan
mempraktikkan etika batuk-bersin.

a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan memakai sabun


selama 40 - 60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol
(hand sanitizer) selama 20 – 30 detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan
mulut dengan tangan yang tidak bersih. Gunakan hand sanitizer berbasis
alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air
dan sabun tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah Buang Air Besar
(BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan (baca Buku KIA).
Berikut merupakan gambar 7 langkah cara cuci tangan yang benar :
b. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
c. Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke
fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
d. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu. Buang tisu pada
tempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tisu, lakukan sesuai
etika batuk-bersin.
e. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
sering disentuh.
f. Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi
penggunaan masker saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang
dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain.
Pengunaan masker harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-
usaha pencegahan lainnya, misalnya tetap menjaga jarak.
g. Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin, dan nifas harus menggunakan
masker dan menjaga jarak.

2. Rekomendasi Utama untuk Tenaga Kesehatan yang Menangani Pasien


COVID-19 Khususnya Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir.

a. Tetap lakukan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.


Penularan COVID-19 erjadi melalui kontak, droplet dan airborne.
Untuk itu perlu dijaga agar proses penularan ini tidak terjadi pada tenaga
kesehatan dan pasien. Isolasi tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai dan
tatalaksana isolasi bayi dari ibu suspek / kontak erat / terkonfirmasi
COVID-19 merupakan fokus utama dalam manajemen pertolongan
persalinan. Selain itu, jaga jarak minimal 1 meter jika tidak diperlukan
tindakan.
b. Tenaga kesehatan menggunakan APD yang sesuai.
c. Tenaga kesehatan harus segera menginfokan kepada tenaga penanggung
jawab infeksi di tempatnya bekerja (Komite PPI) apabila kedatangan ibu
hamil yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau suspek.
d. Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19, probable, atau
suspek dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne) yang sudah
disiapkan sebelumnya bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah siap /
sebagai pusat rujukan pasien COVID-19. Jika ruangan khusus ini tidak ada,
pasien harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat yang ada fasilitas ruangan
khusus tersebut. Perawatan maternal dilakukan di ruang isolasi khusus ini
termasuk saat persalinan dan nifas.
e. Untuk mengurangi transmisi virus dari ibu ke bayi, harus disiapkan fasilitas
untuk perawatan terpisah pada ibu yang telah terkonfirmasi
f. COVID-19 atau suspek dari bayinya sampai batas risiko transmisi sudah
dilewati. Apabila tidak ada fasilitas rawat terpisah, dapat dilakukan rawat
gabung dengan kriteria yang ditentukan oleh pelayanan kesehatan.
g. Pemulangan pasien post partum harus sesuai dengan rekomendasi.
h.
1) Tetap melakukan penularan pencegahan Covid-19
2) Jaga jarak minimal 1 meter jika tidak perlu tindakan.
3) Gunakan APD yang sesuai.
4) Jika ada tindakan membuka mulut atau menimbulkan aerosol
gunakan masker N95.
5) Tempatkan pasien dengan Covid-19 atau PDP dalam ruangan
khusus.
6) Bayi yang baru lahir dan ibu terkonfirmasi Covid-19 dianggap
sebagai PDP dan ditempatkan diruang isolasi.
7) Siapkan fasilitas perawatan terpisah pada ibu terkonfirmasi Covid-
19 atau PDP dengan bayinya untuk mengurangi transmisi.

Berikut adalah tabel untuk penggunaan Alat Pelindung Diri


3. Pelayanan Pada Ibu Nifas

Pelayanan Pasca Salin Berdasarkan Zona


a. Ibu nifas dengan status suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19 setelah pulang ke
rumah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Kunjungan nifas dilakukan setelah isolasi
mandiri selesai.
b. Ibu nifas dan keluarga diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA dalam perawatan
nifas dan bayi baru lahir di kehidupan sehari-hari, termasuk mengenali TANDA BAHAYA
pada masa nifas dan bayi baru lahir. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, harus segera
memeriksakan diri dan atau bayinya ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

c. KIE yang disampaikan kepada ibu nifas pada kunjungan pasca salin (kesehatan ibu nifas):
-Higiene sanitasi diri dan organ genitalia.
-Kebutuhan gizi ibu nifas.
-Perawatan payudara dan cara menyusui.
-Istirahat, mengelola rasa cemas dan meningkatkan peran keluarga dalam pemantauan
kesehatan ibu dan bayinya. KB pasca persalinan : pada ibu suspek, probable, atau
terkonfirmasi COVID-19, pelayanan KB selain AKDR pascaplasenta atau sterilisasi
bersamaan dengan seksio sesaria, dilakukan setelah pasien dinyatakan sembuh

Ibu dengan status suspek / kontak erat COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan dapat
melakukan isolasi mandiri di rumah atau tempat yang ditunjuk khusus. Untuk ibu dengan status
suspek gejala sedang atau berat harus segera dirawat di Rumah Sakit (berdasarkan Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19). Ibu dengan status suspek/terkonfirmasi
COVID-19 harus dirawat di ruang isolasi khusus di Rumah Sakit. Apabila Rumah Sakit tidak
memiliki ruangan isolasi khusus yang memenuhi
syarat Airborne Infection Isolation Room(AIIR), pasien harus dirujuk secepat mungkin ke fasilitas
di mana fasilitas isolasi khusus tersedia. Diperlukan koordinasi lintas sektor dan Pemerintah
Daerah untuk menangani ibu hamil yang diduga/diketahui COVID-19 ditempat isolasi khusus di
Kab/Kotanya.

A. Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir


➢ Perawatan bayi baru lahir termasuk imunisasi tetap diberikan
sesuai rekomendasi PP IDAI
➢ Melaksanakan SHK (Skrinning Hipotiroid Kongirtal).
➢ Kunjungan Nifas dan kunjumgan bayi baru lahir dilakukan oleh
Nakes.
➢ Segera ke fasilitas pelayanan kesehatan bila ada tanda bahaya
pada ibu nifas dan bayi baru lahir.

B. Cara menyusui jika ibu terkonfirmasi COVID-19


1) Konseling risiko menyusui : cenderung terjadi penularan karena
bayi kontak dengan ibu.
2) Menyusui langsung hanya ibu dengan status ODP dengan
pencegahan Covid-19 secara umum.
3) Ibu dengan status PDP/Terkonfirmasi Covid-19 sementara
memberikan ASI perah,sampai dinyatakan negative.
4) Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mencegah risiko
penularan dengan melakukan pemisahan sementara antara ibu
dan bayi.
5) Makanan pilihan bagi bayi adalah ASI donor yang layak
(dipasteurisasi) atau susu formula.
6) Cuci tangan sebelum menyentuh bayi,payudara,pompa ASI atau
botol.
7) Gunakan masker saat menyusui.
8) Bersihkan pompa ASI setiap kali dipakai.
9) Sebaiknya ibu memerah ASI.
Obat aman untuk ibu :
KESIMPULAN
Pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di masa pandemi
COVID-19 diselenggarakan dengan mempertimbangkan pencegahan penularan virus corona baik
bagi ibu, bayi maupun tenaga kesehatan. Pembatasan kunjungan pemeriksaan ANC dan PNC
diimbangi dengan tele komunikasi antara tenaga kesehatan dan ibu secara perorangan maupun
dengan menyelenggarakan Kelas Ibu secara online. Tenaga kesehatan harus memperkuat
kemampuan ibu dan keluarga untuk memahami Buku KIA untuk mengenali tanda bahaya dan
menerapkan perawatan selama kehamilan dan pasca persalinan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi tetap harus berkualitas. Pelayanan ANC terpadu, Asuhan
Persalinan Normal, Penanganan Kegawatdaruatan di FKTP maupun di FKRTL harus sesuai
standar ditambah dengan standar pencegahan penularan COVID-19. Mungkin tidak semua FKTP
dan FKRTL saat ini siap dalam memenuhi standar sarana, prasarana, SDM dan Alat Pelindung
Diri. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang difasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi

1) Tetap memberikan pelayanan KB (diutamakan metode kontrasepsi jangka panjang) segera


setelah persalinan. Jika ibu tidak bersedia, maka dilakukan konseling KB serta nasihat untuk
mendapatkan layanan KB paska bersalin
2) Bayi yang dilahirkan dari ibu yang bukan ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID- 19 pada 0-6
jam pertama, tetap mendapatkan: perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,
pemberian salep/tetes mata antibiotic, imunisasi Hepatitis B dan pemebrian HbIg (Hepatitis B
immunoglobulin)
3) Bayi yang dilahirkan dari ibu ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19:
a. Tidak dilakukan penundaan penjepitan tali pusat (delayed chord clamping)
b. Bayi dikeringkan seperti biasa, dan segera dimandikan setelah kondisi stabil, tidak menunggu
24 jam.
c. Tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4) Ibu dengan HBsAg reaktif dan terkonfirmasi COVID-19:
i. Jika kondisi klinis bayi baik (bugar), maka imunisasi Hepatitis B tetap diberikan
ii. Jika kondisi klinis bayi tidak bugar atau tampak sakit, imunisasi Hepatitis B ditunda
5) Bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19 atau ibu dengan status PDP termasuk dalam
kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan dirawat sesuai rekomendasi IDAI:
a. Bayi Baru Lahir harus diperiksa COVID-19 (swab dan periksa darah) pada hari ke-1, ke-2 dan
ke-14
b. Bayi dirawat gabung jika ibu status ODP, tidak dirawat gabung jika status ibu PDP atau
terkonfirmasi COVID-19
c. Jika ibu harus isolasi, maka dilakukan konseling untuk isolasi terpisah antar ibu dan bayinya
selama 14 hari sesuai batas risiko transmisi. Pemisahan sementara bertujuan untuk mengurangi
kontak antara ibu \dan bayi.
d. Bila setelah mendapatkan konseling, ibu tetap berkeinginan untuk merawat bayi sendiri:
a. Persiapan harus dilakukan dengan memberikan informasi lengkap dan potensi risiko terhadap
bayi.
b. Ibu dan bayi diisolasi dalam satu kamar dengan fasilitas ensuite selama dirawat di rumah sakit,
c. Bayi harus ditempatkan di inkubator tertutup di dalam ruangan.
d. Ibu disarankan untuk mengenakan APD yang sesuai dengan pedoman PPI dan diajarkan
mengenai etika batuk.
e. Bayi harus dikeluarkan sementara dari ruangan jika ada prosedur yang menghasilkan aerosol
yang harus dilakukan di dalam ruangan
6) Tenaga kesehatan mengambil sampel skrining hipotiroid kongenital (SHK) pada bayi yang
dilakukan setelah 24 jam persalinan, sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan. Tenaga
Kesehatan menggunakan APD sesuai status bayi.
7) Ibu dan keluarga mendapat nasihat dan edukasi tentang perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
eksklusif, tanda bahaya jika ada penyulit pada bayi baru lahir serta anjuran membaca buku KIA
dan nasihat untuk segera ke RS jika ada keluhan atau tanda bahaya.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://bit.ly/RekomendasiPOGIdanIDAI
2. http://kesga.kemkes.go.id/
3. http://kesga.kemkes.go.id
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN NY. F TERKONFIRMASI POSITIF
COVID19
DI RS PKU AISYIYAH GAMPING, SLEMAN

No RM : 6543
Tgl/ Jam : 16 Juni 2021 / 10.30
Pengkaji : Bidan

SUBYEKTIF

Biodata Istri Suami

Nama : Ny. F Tn. Y


Umur : 22 Tahun 24 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : S1 S1
No. Telp : 0876383635268 0873432578800

Alamat : Gamping, DIY Gamping,DIY

Alasan kunjungan saat ini : Ibu ingin menanyakan kondisi selama masa nifas dengan positif
covid
Keluhan : Ibu merasakan demam dan radang
Riwayat Menstruasi :
menarche umur : 11 tahun siklus : 30 hari
lama : 7 hari banyaknya : 2-3 kali ganti doek
sifat darah : encer keluhan : tidak ada
Riwayat Obstetri : G1 P1 Ah0
Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Hamil Persalinan Nifas

ke- Lahir UK Jenis Penolong Komplikasi JK BB Laktasi Komplikasi


Persalinan

1 12/06/21 39mg Spontan Bidan - P 3.200 iya -

Riwayat Kontrasepsi

Jenis Pasang Lepas

Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh tempat alasan

- - - - - - - - -

Riwayat Kesehatan
1. penyakit yang pernah diderita oleh ibu dan suami : Tidak ada
2. penyakit yang pernah diderita oleh keluarga : Tidak ada
3. riwayat keturunan kembar : Tidak ada

Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


1. pola nutrisi :
makan : 3 kali sehari minum : 8 kali sehari
porsi : Sedang jenis : air putih
jenis : Sayur, ikan, dan buah Keluhan : Tidak ada
keluhan : Tidak ada

2. pola eliminasi :
BAB : 1 kali sehari BAK : 3 kali sehari
Warna : Coklat warna : Coklat
Konsistensi : Sedang Bau : Tidak terlalu bau
Bau : Tidak terlalu bau Keluhan : Tidak ada
3. pola istirahat :
Tidur : 7 jam perhari
Keluhan : Tidak ada
4. pola seksualitas :
Hubungan : 1 kali seminggu
Keluhan : Tidak ada
5. personal hygiene :
mandi : 2 kali sehari gosok gigi : 3 kali sehari
mencuci rambut : 2 kali seminggu ganti pakaian : 2 kali sehari
6. pola aktivitas: terkait kegiatan fisik

Kebiasaan yang mengganggu kesehatan


1. Merokok : Tidak ada
2. minum jamu : Tidak ada
3. minum minuman beralkohol :Tidak ada

Riwayat Psikososial spiritual


penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Menerima
dukungan sosial : Sangat baik
perencanaan persalinan : Normal
ASI : Ekslusif 2 tahun
Merawat bayi : Sendiri dan keluarga

Hewan peliharaan dan lingkungan

keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal : Aman


hewan peliharaan. : Tidak ada
OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum Ibu
1. keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis

2. Vital sign :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 80x/menit
Suhu : 37,8 C Respirasi : 20x/menit
3. Antropometri :
BB : 55 TB : 160
Lila : 23,4 cm

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris Wajah : Simetris
Telinga : Simetris Hidung : Tidak ada polip
Gigi : Bersih Mulut : Bersih, tidak ada caries
Leher :

Kelenjar tiroid : Tidak ada


Pembesaran kelenjar limfa : Tidak ada
Pembesaran vena Jugularis : Tidak ada
Dada :
Payudara :
Simetris : Tidak ada
Pembesaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Abdomen
Pembesaran : Tidak ada
Bekas luka operasi : Tidak ada
Palpasi hepar : Tidak ada pembesaran
Genitalia
Pembengakan : Tidak ada
Infeksi : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Anus
Hemoroid : Tidak ada
Ekstremitas
-Atas
Refleksi : Tidak ada
Varices :Tidak ada
Odema :Tidak ada
-Bawah
Refleksi : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Odema : Tidak ada
Kebersihan : tampak bersih
Warna jari& kuku : tampak bersih, tidak pucat
Turgor : tampak baik
Kekauan otot : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Data Penunjang
1.pemeriksaan laboratorium
Hemogoblin : Tidak dilakukan
Pap smear : Tidak dilakukan

2. catatan medik lainnya


1. Pemeriksaan Umum
a. Bayi baru lahir tidak langsung menangis
b. Warna kulit kemerahan
c. Tonus otot : baik
d. Jenis persalinan : bayi lahir spontan
e. Jenis kelamin : perempuan
2. Tanda- tanda vital
a. Denyut jantung : 140 x/menit
b. Suhu : 37,0 0C
c. Pernafasan : 36 x/menit
3. Ukuran Antropometri
a. Berat Badan : 3.200 gram
b. Panjang Badan : 45 cm
c. Lingkar Kepala : 32 cm
d. Lingkar Dada : 30 cm
e. LILA : 10 cm

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Ubun-ubun tidak cekung, tidak ada
pembengkakan sutura, tidak ada molase, tidak ada
caput sucsedaneum, dan tidak ada cephal hematoma.
b. Rambut : Warna rambut hitam, sedikit agak kotor
c. Muka
1. Mata : Simetris, Conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada
sekresi, reflek glabela ada.
2. Hidung : Simetris, tidak tampak pernafasan cuping hidung, tidak
ada sekresi.
3. Mulut : Tidak sianosis, warna merah muda, palatum normal, tidak
terdapat labio skhizis, refleks rooting ada, refleks sucking
ada, refleks swallowing ada.
d. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada sekresi, tulang rawan
telinga lentur.
e. Leher : Tidak terdapat pembengkakan kelenjar lymphe dan
thyroid, reflek tonic neck ada.
f. Dada
1. Keadaan jantung : bunyi teratur
2. Keadaan paru-paru : Auskultasi tidak terdengar wheezing dan ronchi dan
tidak ada tarikan dinding dada.
3. Payudara : simetris, tidak terdapat pembesaran, puting susu datar.
g. Abdomen
Bentuk simetris, tidak terdapat penonjolan di sekitar tali pusat, tidak terdapat
perdarahan tali pusat dan tidak terdapat benjolan.
h. Bahu, Lengan dan Tangan
Gerakan bahu, lengan dan tangan aktif, tidak ada kelainan. Jumlah jari lengkap dan
normal, reflek graping ada, reflek moro ada.
i. Punggung dan Anus
Tulang belakang lurus, tidak ada cekungan dan pembengkakan,anus berlubang dan
terbuka.
j. Kelamin
Jenis kelamin perempuan, dua labia mayora sudah menutupi dua labia minora.
k. Kulit
Terdapat verniks pada lipatan paha dan axilla, warna kulit kemerahan, tidak ada
pembengkakan dan tidak terdapat tanda lahir, turgor baik.

5. Pemeriksaan penunjang/laboratorium
Hb : hasil 15,5 gr/dl

Reflek : Rooting (+) Swallowing (+)

: Sucking (+) Tonic Neck (+)

: Moro (+) Palmar (+)

: Dancing (+) Graphs (+)

: Babinski (+)

ANALISA

NY. F umur 22 tahun P2A1Ah0 dengan nifas normal hari ke


PENATALAKSANAAN
Tanggal 16 Juni 2021 pukul 10.20 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan bayi cukup baik.
Untuk saat ini ibu dan bayi menjalani rawat gabung
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu dan bayi meliputi tanda vital ibu dan bayi
normal, pemeriksaan fisik ibu dan bayi normal dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada ibu menyatakan bahwa ibu dalam keadaan baik walau masih harus
dalam pemantauan
3. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu meminum obat dimasa nifas ini agar bekas
persalinan cepat pulih
4. Menjelaskan kepada ibu memberikan asi ekslusif kepada bayi walaupun dalam
keadaan covid tetepi ibu harus selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah memberikan ASI kepada bayi, selalu memakai masker
saat menyusui dan merawat bayi, dan selalu membersihkan benda yang sering
disentuh ibu dan bayi
5. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga pola istirahatnya dan tidak terlalu lelah
agar tidak mengganggu produksi ASI, involusi uterus dan tidak menyebabkan
depresi pada masa nifas.
6. Mengajarkan ibu melakukan perawatan payudara dengan cara menjaga payudara
tetap bersih dan kering, memakai bra yang menopang, bila puting susu lecet,
oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu tiap kali selesai menyusui, bila
lecet berat istirahat 24 jam ASI dikeluarkan dan diminimkan dengan memakai
sendok, bila payudara bengkak akibat bendungan ASI kompres payudara dengan
kain basah dan hangat selama 5-10 menit.
7. Memberikan arahan kepada keluarga untuk selalu mendukung ibu selama masa
nifas karena memberikan dampak yang positif bagi ibu untuk masa pemulihan
8. Mengajarkan posisi menyusui yang benar dengan teknik/cara dan perlekatan yang
benar guna menghindari infeksi payudara masa nifas yang disebabkan oleh teknik
menyusui yang benar. Tenaga medis dan pasien tetap menjalankan protokol
kesehatan guna pencegahan virus covid19

Anda mungkin juga menyukai