Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERTANIAN

MINGGU (VIII)

PENAMPANG AKAR TANAMAN

DISUSUN OLEH:

NAMA :Jorian Grivaldo

NPM :218210039

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan, karena atas berkatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas “LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI” pada mata kuliah “Praktikum
Biologi” dengan baik. Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi dalam membuat tugas
ini. Dengan bantuan banyak orang maka tugas “Penampangan Akar Tanaman” ini dapat selesai
dengan baik. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu,
diantaranya : Kepada Dosen Pengampu Praktikum Biologi, Bapak Dosen Ifan Aulia Candra, SP.,
M.Biotek yang telah membimbing, mengajar, serta memberi ilmu sehingga “Laporan Praktikum
Biologi” ini dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
1. Kepada orang tua, serta keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangat.
2. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat.
3. Dan kepada orang-orang yang telah membantu.
Terlepas dari itu semua penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
“Laporan Praktikum Biologi” ini, baik dari segi susuan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan
“Laporan Praktikum Biologi” ini di kemudian hari.
Akhir kata yang dapat disampaikan oleh penulis, semoga laporan “ Laporan Praktikum Biologi”
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang Halaban, 28 November 2020

Jeorian Grivaldo
(218210039)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di bawah
permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yangtumbuh di atas tanah. Histogenesis
epidermis akar berbeda dengan batang.Pada Spermatophyta, xilem primer pada akar bersifat
eksark, sedangkan pada batang bersifat endark. Berkas xilem dan floem pada akar tersusun
berselang-seling, sedangkan pada batang berkas pengangkutnya kolateral, bikolateral,atau
amfivasal. Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat dibandingkandengan daun pada
batang. Akar tidak mempunyai stomata, tetapi mempunyaitudung akar yang tidak ada
kesejajarannya pada batang.Struktur akar banyak ragamnya. Berdasarkan fungsinya, dikenal
akar penyimpan, akar udara, akar sukulen, akar panjat, akar penunjang, akar
napas(pneumatofor), dan akar yang bersimbiosis dengan jamur (mikorhiza).Berdasarkan asal
usulnya, terdapat dua tipe akar, yaitu akar primer dan akarserabut (adventitious). Akar
primer berkembang dari ujung embrio yangterbatas, sedangkan akar serabut berkembang
dari jaringan akar dewasa ataudari bagian lain tubuh tumbuhan seperti batang dan daun.
Sistem akar sebagian besar Dicotyledoneae dan Gymnospermae terdiri atas akar tunggang
yangmembentuk cabang pada sisinya. Bagian dewasa dari akar, yang biasanyamengalami
penebalan sekunder, hanya berfungsi sebagai alat pemegang padatanah dan untuk
menyimpan bahan cadangan.Tipe paling umum akar pada Monocotyledoneae adalah sistem
akarserabut. Akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae berkembang menjadi akartunggang
dengan percabangannya. Pada monocotyledoneae, akar biasanya mati pada saat
pertumbuhan dan sistem akar dari tumbuhan dewasa terdiri atassejumlah akar serabut.
Kondisi lingkungan sering kali memengaruhi pertumbuhan akar. Sistem perakaran
tumbuhan yang hidup di tanah kering biasanya berkembang lebih baik. Pada tumbuhan yang
hidup pada tanah
1.1 Rumusan Masalah
1 Bagaimana Mekanisme Pembentukan Akar?
2 Bagaimana Perbedahan Struktur Marfologi dan anatomi akar Tumbuhan dikotil dan
monokotil?
3 Bagaimana perbedaan akar tunggang dan akar serabut serta jenis- jenis akar?
4 Bagaimana struktur sekunder pada akar tumbuhan dikotil dan monokotil?
1.2 Tujuan Masalah
1 untuk mengetahui mekanisme pembentukkan akar.
2 untuk mengetahui perbedaan struktur morfologi dan anatomi akar tumbuhan dikotil dan
monokotil
3 untuk mengetahui perbedaan akar tunggang dan akar serabut berdasarkan struktur
anatominya
4 untuk mengetahui struktur primer akar tumbuhan dikotil dan monokitil
5 untuk mengetahui struktur sekunder akar tumbuhan dikotil dan monokotil
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Akar merupakan bagian bawah dari sumbuh tumbuhan dan biasanya berkembang di bawah
permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh diatas tanah. Histogenesi epidermis
akar berbeda dengan batang. Pada spermatophyta, xylem primer pada akar bersifat aksark,
sedangkan pada batang bersifat endark. Berkas exylem dan floem pada akar tersusun berselang
seling, sedangkan pada batang berkas pengangkutnya kolateral, bikolateral, atau amfisal.
Menurut Cambell (2012: 316 akar ( root ) adalah organ multiseluler yang menambatkan
tumbuhan vacular kedalam tanah, mengopserpasi mineral dan air, dan seringkali menyimpan
karbohidrat. Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat di bandingkan dangan daun pada
batang. Akar tidak mempunyai stomata, tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada
tersejajarannya pada batang ( mulyani, 2006: 188).
2.2 Akar Monokotil
Pada akar monokotil terdapat xylem yang banyak biasanya bervariasi antara 10- 20.perisikel
yang terdapat pada akar monokotil hanya menghsilkan akar lateral, tidak memiliki cambium
serta tidak terjadi pertumbuhan sekunder. Empelur berkembang dan membesar ( young and
burus, 1993) penampang melintang melalui akar primer ( yang belum mengalami penebalan
skunder ) akan menunjukkan dari luar kedalam epideremis, korteks, dan slindder pusat sel
epidermis akar berdiding tipis dan biasanya tanpa rotikula ( hidayat,1995) pada monokotil
untaian xylem tampak seperti bintang dan irisan melintang, biasanya sedikit seperti pada akar
dikotil, tetapi akar akar lainnya terdapat banyak unatian pada palemea dan pondanaceae dapat
100 atau lebih( fahri, 19982)
2.3 Akar Dikotil
Pada akar dikotil adalah terdapat kambium yang melakukan proses berlangsungnya pertumbuhan
skunder. Empelur akar dikotil sangat kecil bahkan tidak ada terlihat,kambium akar terus
membentuk lingkaran karena pembentukan xylem di dekat floem terjadi lebih dahuluh.
Kambium ini akan terus membentuk jaringan skunder, sehingga xysilem primer akan
menyebabkan mengklupasnya perisikle sehingga akhirnya hanya tinggal lapisan gabus.batas
ujung akar pada akar tanaman dikotil tidak tampak jelas, perisikel hanya terdiri atas satu
lapis,empelurnya sempit, letak xylem didalam dan floem diluar ( dengan kambium sebagai
pembatas). Tumbuhan dikotil memiliki ciri berupa akar tunggang. Bentuk tulang daun menjadi,
tidak ditemukannya tudung akar, bunga kelipatan 5, dan biji berkeping buah 2

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. 1 Slip Penutup
2. 2 Pisau Silet
3. 3 jarum bedah
4. Tang
5. Kaca Bening
3.2 Bahan
1. Semangkok Air
2. Tissue
3. Tanaman Coleus
4. Alkohol (Mountant)
5. Alkohol Toluidine Blue O
3.3 Prosedur Kerja
1. Ambil 1 batang daun coleus lalu rendam di dalam air
2. Teteskan alcohol (mountant ) ke atas dua kaca bening
3. Patahkan pisau silet menjadi dua sebelum melepas bungkusnya
4. Celupkan satu sisi pisau silet dan ambil batang daun yang direndam tadi
5. Iris tipis tipis batang daun coleus menggunakan pisau silet
6. Selanjutnya pindahkan batang daun yang telah diris k etas kaca bening yang telas ditetes
alcohol (mountant) dengan menggunakan jarum bedah
7. Selanjutnya tutup batang daun yang ada dikaca bening pertama dengan slip penutup
kemudian di tetes alcoloh (mountant) diatasnya
8. Pada kaca bening yang kedua tetesi batang daun tersebut menggunakan alcohol toluidine
blue O dan tunggu sekitar beberapa menit
9. Setelah beberapa menit lap alcohol toluidine bue O menggunakan tisu kemudian tetesi
(bilas) kembali menggunakan alcohol biasa (mountant) kemudian tutup menggunakan
slip penutup

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Bagian Gambar Keterengan


tumbuhan
Akar 1. Epidermis
Tanaman 2. Korteks
Jagung 3. Endodermis
(monokotil) 4. Xylem
5. Floem
6. Empulur
Batang 1. Epidermis
Tanaman 2. Korteks
Jagung 3. Jaringan
(monokotil) Penyokong
4. Xylem
5. floem

Akar 1. Rambut
Kacang 2. Korleks luar
Tanah 3. Perisike
Dikotil 4. Xilem
5. Korleks
parenkima

4.2 Hasil pengamatan menampilkan adanya jaringan pada akar, yaitu epidermis atau kulit luar,
floem, xilem. Hal ini memberikan petunjuk bahwa terdapat jaringan di dalam daun, batang dan
akar tumbuhan.
Pada ikatan pembuluh terdapat jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem. Xilem ditunjukkan
dengan ciri bentuk menghadap ke arah seperti ciri khasnya. Kambium juga ditemukan di antara
xilem dan floem. Hasil pengamatan ini sesuai dengan pendapat Soeprapto (1994) mengenai
kambium.
Tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki perbedaan jaringan yang sangat mencolok.
Tumbuhan monokotil memiliki batang yang terdiri dari dua bagian yaitu empulur di bagian
tengahnya dan tepi eksternal.
Sementara tumbuhan dikotil memiliki 3 lapisan struktur batang, yaitu empulur, kayu, dan kulit
luar. Hasil pengamatan ini senada dengan penemuan Yartim (1987) bahwa berkas pengangkut
dibalut dengan berkas pengangkut serta kambium dan empulur tak memiliki berkas tersebut. 
Perbedaan juga tampak di bagian akar. Tumbuhan monokotil memiliki akar berbentuk serabut
dengan pembuluh angkut yang tersebar, batang tak memiliki kambium dan tak bercabang, dan
kolateral tertutup.
Sementara tanaman dikotil memiliki batang bercabang dan mengandung kambium, pembuluh
angkut berbentuk melingkar dan teratur, kolateral terbuka, serta memiliki akar tunggang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan
adalah adanya jaringan parenkim, kolenkim, dan meristem pada daun,
batang, dan akar tumbuhan. Jaringan xilem dan floem ditemukan pada
bagian akar tumbuhan untuk mendistribusikan zat-zat yang diperlukan.
Baik tanaman monokotil maupun dikotil memiliki jaringan xilem dan floem
tersebut sebagai jaringan transportasi meskipun bentuk akar kedua jenis
tumbuhan ini sangat berbeda.

5.2 saran
1. Dalam pengamatan terutama pengukuran hendaknya satu orang yang mengukur agar
tidak terjadi distorsi
2. Pengaturan jumlah populasi lebih baik satu tanaman, dalam menanam jangan terlalu
banyak populasi dan jarak tanaman jangan terlalu sempit atau rapat
3. Dalam melakukan suatu percobaan lebih baik melakukan percobaan di tempat yang
sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti tanaman.

Anda mungkin juga menyukai