Anda di halaman 1dari 9

Bab II : Hasil dan Pembahasan

2.1. Pengertian Anemia


Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel
darah merah lebih rendah dari nilai normal sebagai akibat dari defisiensi salah satu
atau beberapa unsur makanan esensial (Arisman, 2010). Anemia dikatakan sebagai
suatu kondisi tidak mencukupinya cadangan zat besi sehingga terjadi kekurangan
penyaluran zat besi ke jaringan tubuh. Tingkat kekurangan zat besi yang lebih parah
dihubungkan dengan anemia yang secara klinis ditentukan dengan turunnya kadar
hemoglobin sampai kurang dari 11,5 gr/dl (Miller, 2008). Anemia defisiensi besi
merupakan penyakit darah yang paling sering terjadi pada bayi dan anak, serta wanita
hamil. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa, defisiensi besi dapat terjadi bila
jumlah yang diserap untuk memenuhi kebutuhan tubuh terlalu sedikit,
ketidakcukupan besi ini dapat diakibatkan oleh kurangnya pemasukan zat besi,
kurangnya zat besi pada makanan, dan meningkatnya kebutuhan akan zat besi. Bila
hal tersebut berlangsung lama maka defisiensi zat besi akan menimbulkan anemia.
Masa remaja merupakan periode pertumbuhan anak-anak menuju proses
kematangan dari manusia dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan fisik, biologis,
dan psikologis yang sangat unik dan berkelanjutan. Selama masa remaja, seseorang
akan mengalami pertumbuhan fisik yang pesat. Dibandingkan dengan periode
lainnya setelah kelahiran, masa remaja mengalami pertumbuhan terpesat kedua
setelah tahun pertama kehidupan. Proses biologis pada masa pubertas ditandai oleh
cepatnya pertumbuhan tinggi, berat badan, perubahan komposisi jaringan, dan
terdapat perubahan karakter seksual primer dan sekunder. Secara biologis,
psikologis, dan kognitif perubahan yang terjadi pada saat remaja dapat
mempengaruhi status gizi dan kesehatan.
2.2. Pengertian Tablet Tambah Darah
a. Pengertian
Tablet tambah darah atau TTD merupakan suplemen zat gizi yang
mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 asam folat. TTD bila diminum secara
teratur dan sesuai aturan dapat mencegah dan menanggulangi anemia gizi. Suplemen
tablet tambah darah diberikan untuk menghindari remaja putri dari anemia besi
(Raptuli,2012)
b. Dosis Pemberian
Program pemberian suplementasi zat besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)
pada remaja putri diharapkan dapat berkontribusi memutus lingkaran
malnutrisi antargenerasi. Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah
menjalankan program pencegahan dan penanggulangan anemia gizi pada
Wanita Usia Subur (WUS) dengan mengintervensi WUS lebih dini, yaitu
sejak usia remaja. Program ini bertujuan untuk mendukung upaya penurunan
angka kematian ibu dengan menurunkan risiko terjadinya perdarahan akibat
anemia pada ibu hamil. Pemberian TTD pada remaja putri yaitu 1
tablet/minggu dan 1 tablet/hari ketika menstruasi (Nurdhiani, 2017)
c. Gejala Setelah Konsumsi Tablet Besi
Pada sebagian orang, setelah konsumsi tablet besi menimbulkan gejala-gejala
seperti mual, muntah, nyeri di daerah lambung, kadang-kadang diare bahkan
sulit buang air besar (Kementerian Kesehatan, 2015)
d. Cara Pencegahan Gejala
Sebaiknya konsumsi tablet besi pada malam hari untuk menghindari gejala-
gejala seperti yang disebutkan diatas. Sebaiknya saat mengkonsumsi tablet
tambah darah tidak bersamaan dengan mengonsumsi makanan dan obat di
bawah ini karena dapat mengganggu penyerapan besi diantaranya:
● Susu, jumlah kalsium yang tinggi dalam susu dapat menurunkan
penyerapan zat besi di mukosa usus.
● Teh dan kopi, karena kandungan tanin dan kafein dapat mengikat zat
besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga zat besi tidak dapat
diserap.
● obat sakit maag berfungsi melapisi permukaan lambung, hal ini dapat
menghambat penyerapan zat besi.
e. Pengaruh Setelah Mengkonsumsi Tablet Besi
Setelah mengkonsumsi tablet besi tinja biasanya berwarna hitam. Perubahan
warna tinja menjadi hitam bukan tanda yang membahayakan.
f. Manfaat Pemberian Tablet Zat Besi
Manfaat suplementasi tablet tambah darah menurut Ani (2013) adalah:
● Menurunkan prevalensi anemia
● Mencegah kasus BBLR
● Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
● Mencegah anemia definisi besi pada ibu hamil, meningkatkan daya
tahan tubuh yang lebih baik.

2.3. Penyebab Anemia Pada Remaja Putri


Berdasarkan etiologinya, Baldy (1992) menerangkan anemia dapat dibagi
menjadi dua. Penyebab utama adalah meningkatnya kehilangan sel darah merah dan
gangguan atau penurunan pembentukan sel. Meningkatnya kehilangan sel darah
merah dapat disebabkan oleh peredaran dan penghancuran sel. Peredaran dapat
disebabkan oleh trauma atau luka, peredaran kronik karena polip pada kolon,
penyakit keganasan, hemoroid, dan menstruasi yang abnormal. Etiologi yang kedua
adalah pembentukan sel darah merah yang terganggu.
Menurut Depkes RI (2008), penyebab anemia pada remaja putri dan wanita
adalah:
1. Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan wanita tinggi,
dibandingkan dengan makanan hewani sehingga kebutuhan Fe tidak terpenuhi.
2. Sering melakukan diet karena ingin langsing dan mempertahankan berat
badannya.
3. Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yang membutuhkan
zat besi tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.
Selain itu, sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan karena
kurangnya zat besi yang merupakan komponen yang membentuk hemoglobin atau
sel darah merah. Menurut Wijarnaka (2007) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya kadar Hb pada remaja putri yaitu:
1. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
2. Kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi
3. Penyakit kronis, misalnya TBC, hepatitis, dan sebagainya
4. Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang
teratur, misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur
5. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktivitas yang dilakukan
2.4. Dampak Anemia Pada Remaja Putri
Anemia yang diderita oleh remaja putri dapat menyebabkan menurunnya
prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit
infeksi. selain itu pada remaja putri yang anemia, tingkat kebugarannya pun akan
turun yang berdampak pada rendahnya produktivitas dan prestasi olahraganya dan
tidak tercapainya tinggi badan maksimal karena masa ini terjadi puncak pertumbuhan
tinggi badan (Depkes RI, 2003).
2.5. Hubungan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kadar Hemoglobin Pada Remaja
Putri
Remaja putri yang sudah mengalami menstruasi, cenderung rentan terkena
anemia. Oleh karena itu, pemerintah menciptakan program pemberian tablet tambah
darah (TTD) secara rutin kepada remaja putri yang sudah mengalami menstruasi.
Untuk mengetahui hubungan konsumsi TTD dengan penambahan kadar hemoglobin
pada remaja putri, dilakukan observasi menggunakan kuesioner yang dibuat melalui
g-form dengan responden berjumlah 30 orang. Kuesioner tersebut berisi beberapa
pertanyaan seperti nama, tanggal lahir, riwayat pendidikan, usia saat haid pertama
kali, riwayat anemia, kerutinan mengkonsumsi TTD, kadar Hb, dan pengetahuan
mengenai anemia. Setelah data kuesioner terkumpul, uji hubungan konsumsi tablet
tambah darah dengan kadar hemoglobin dilakukan dengan uji beda dua mean
dependen (paired sample t-test). Dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara konsumsi Tablet tambah darah (TTD) dengan kadar
hemoglobin (Hb).

Pada tabel diatas diketahui bahwa rata-rata kadar Hb sebelum mengonsumsi


tablet tambah darah adalah 12,08 dan rata-rata kadar Hb setelah mengonsumsi tablet
tambah darah adalah 13,17. Pengaruh konsumsi TTD terhadap kadar Hb dibuktikan
dengan tabel berikut :
Pada tabel Paired Sample Test, diperoleh hasil Sig. 2-tailed ,000 dimana angka
tersebut kurang dari 0,05. Dapat diartikan bahwa secara signifikan tablet tambah
darah (TTD) mempengaruhi kenaikan kadar Hb pada remaja putri. Konsumsi pil TTD
secara rutin dapat menaikkan kadar Hb pada tubuh, sehingga dapat mengurangi resiko
terkena anemia.
Daftar Pustaka

Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Anggraini, L. (2019). BUKU REFERENSI
Metode Orkes-Ku (Raport Kesehatanku) dalam Mengindentifikasi Potensi kejadian
Anemia Gizi pada Remaja.

Putri, R. D., Simanjuntak, B. Y., & Kusdalinah, K. (2017). Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan
Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia Remaja Putri.
Jurnal Kesehatan, 8(3), 404-409.

Risva, T. C., Suyatno, S., & Rahfiludin, M. Z. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kebiasaan Konsumsi Tablet Tambah Darah sebagai Upaya Pencegahan Anemia pada
Remaja Puteri (Studi pada Mahasiswa Tahun Pertama di Fakultas Kesehatan Masyaratak
Universitas Diponegoro). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(3), 243-250.
LAMPIRAN

Bentuk google form yang disebarkan kepada responden

Bentuk template pada epidata


Data diri dan kadar Hb responden, 30 remaja putri

Proses uji dua mean dependen pengaruh konsumsi TTD terhadap kadar Hb pada remaja putri
Hasil pengukuran hubungan konsumsi TTD terhadap kadar Hb pada remaja putri

Anda mungkin juga menyukai