RESUME KEPERAWATAN
TERMOREGULASI
Poli Anak
Disusun oleh :
Triga Efiriani
( 201914401045 )
Mengetahui
Kepala Ruangan
DAFTAR ISI
BAB I
A. Definisi Gangguan Termoregulasi....................................................
B. Etiologi.................................................................................................
C. Fatofisiologi.........................................................................................
D. Manifestasi Klinis...............................................................................
E. Kompikasi............................................................................................
a. Komplikasi Intensial.................................................................
b. Komplikasi Ekstrainfestinal......................................................
F. Penatalaksanaan Medis......................................................................
G. Anatomi Fisiologi................................................................................
H. Mekanisme Demam............................................................................
I. Hipertermia.........................................................................................
a. Pengertian.................................................................................
b. Etiologi.....................................................................................
c. Gejala........................................................................................
d. Penanganan Hipertermia Bayi Baru Lahir................................
BAB II
A. Pengkajian ..........................................................................................
a. Identitas.....................................................................................
b. Riwayat Penyakit......................................................................
c. Pola Gordon..............................................................................
d. Pemeriksaan Fisik.....................................................................
e. Analisa Data..............................................................................
B. Diaknosa Keperawatan......................................................................
C. Intervensi Keperawatan.....................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
Gangguan Termoregulasi
dingin daripada suhu tubuh mereka. Oleh karena itu, manusia terus menerus
sehat, suhu inti tubuh diatur oleh mekanisme kontrol umpan balik yang
yaitu:
1. agens farmaseutikal (seperti pada keadaan kadar gula darah rendah atau
hipoglikemia),
4. dehidrasi,
8. sepsis,
C. Patofisiologi
kerja yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh. Demam terjadi karena
demam bertambah.
Pusat integrasi
termoregulasi
hipotalamus
Kontrol produksi
panas/pengurangan
panas
Kontrol produksi Kontrol pengurangan panas
panas
E. Komplikasi
minggu pertama dengan ditandai antara lain oleh suhu yang turun
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah
prothrombin memanjang
permukaan hati.
2. CT-Scam. Diperlukan untuk mengidentifikasi adanya kondisi
3. Paracentitis
G. Penatalaksanaan medis
Menurut Ngastiyah (2009) & Ranuh (2013) pasien yang dirawat dengan
berikut :
terjadi lebih cepat pula dan obat tersebut dapat memberikan efek
H. Anatomi Fisiologi
(Kozier, et al., 2011)
Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set
dan getaran (menggigil) pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam
I. Mekanisme Demam
sistem imun. Sel darah putih diproduksi lebih banyak lagi untuk
mencapai set point baru dari suhu tubuh. Selama periode ini orang
meningkat.
Fase menggigil berakhir ketika set point baru, suhu yang lebih
tinggi tercapai. Selama fase berikutnya, masa stabil, menggigil hilang dan
pasien merasa hangat dan kering. Jika set point baru telah ‘melampaui
antibiotik), terjadi fase ketiga episode febris. Set point hipotalamus turun,
berespon.
J. HIPERTERMIA
A. Pengertian
Hipertermia adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami peningkatan suhu tubuh terus menerus diatas 37,8°C per
oral atau 38,8°C per rectal karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-
faktor eksternal (blogAsuhanKeperawatan.com).
Hipertermia adalah suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan oleh
mekanisme pengaturan panas hipotalamus (Asuhan keperawatan.com.I
Ziddu.com)
B. Etiologi
C. Gejala
2. Terasa kehausan.
3. Mulut kering
4. Kedinginan,lemas
6. Nadi cepat.
- Bayi dipindah ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar sekitar 26°-
28°C
- Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi normal
teratasi
- Periksa suhu bayi setiap jam sampai tercapai suhu dalam batar normal
- Periksa suhu incubator atau pemancar panas setiap jam dan sesuaikan
pengatur suhu
- Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak dapat menyusui,
beri ASI panas dengan salah satu alternative cara pemberian minum
- Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat diberi minum dengan
serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawat di rumah sakit,
- Izinkan bayi mulai menyusu, jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan
- Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan
usia bayi
- Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama
dehidrasi terlihat
- Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l),
A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi,nama,umur,status,alamat,agama,pendidikan,pengkajian.
pengaturan suhu sehingga dapat terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis
pubertas. Suhu normal akan terus menurun saat seseorang semakin tua.
3. Keluhan Utama
lalu
mengalami panas.
semakin naik.
– angsur.
kecelakaan sebelumnya.
dan kakek.
asma.
GENOGRAM
Genogram
Keterangan:
:Laki –laki
:Perempuan
:Menikah
:Pasien
:Meninggal
7. Clinical Assessment
8. Pemeriksaan fisik
N. 40 x/mnt
S. 39 OC
RR. 60 x/mnt.
1. Mulut :
- Ada sariwan/tidak
2. Abdomen
9. Sistem Indra
1. Mata
- Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+), lipatan
epikantus dengan ujung atas telinga (+).
- Visus (+)
- Lapang pandang (+)
2. Hidung
- Penciuman (+), perih dihidung (-), trauma (-), mimisan
(-).
- Secret yang menghalangi penciuman (-).
3. Telinga
- Keadaan daun telinga (+), operasi telinga (-)
- Kanal auditoris (+)
- Membran tympani (+)
- Fungsi pendengaran (+).
10. Sistem Saraf.
1. Fungsi celebral
- Status mental : daya ingat (+), perhatian dan perhitungan (+),
bahasa (+).
- Kesadaran : GCS 7
- Bicara : expresive dan reseptive (-).
2. Fungsi cranial
- Saraf cranial I s/d XII (+)
- Fungsi motorik
- Massa (-)
- Tonus dan kekuatan otot (+4)
3. Fungsi sensorik
- Suhu : 38,5 derajat
- Nyeri : (+)
- Getaran posisi dan diskriminasi : (-)
4. Fungsi cerebellum
- Koordinasi dan keseimbangan (+)
5. Refleks
- Ekstermitas atas : (+4)
- Ekstermitas bawah : (+4)
- Superficial : (+4)
11. Sistem Muskuloskeletal
- Kepala : bentuk kepala bundar
- Vertebrae : Normal
- Pelvis : Normal
- Lutut : Normal
- Kaki : Normal
- Bahu : Simetrsis, normal
- Tangan : Normal
12. Sistem Integumen
- Rambut : tebal, warna hitam dan halus.
- Kulit : warna pucat, temperatur ( 38,5 derajat), kelembaban (-),
bulu kulit (halus), tahi lalat ( di bawah bibir sebelah kiri ), ruam
(-).
- Kuku : warna (putih bening), mudah patah (-), kebersihan (+).
13. Sistem Endokrin
- Kelenjar tiroid : pembesaran (-)
- Percepatan pertumbuhan : Normal
- Gejala keratinisme atau gigantisme : (-)
- Ekskresi urin berlebihan (-), polidipsi (-), poliphagi (-)
- Suhu tubuh yang tidak seimbang (+), keringat berlebihan (+),
leher kaku (-).
- Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : (-).
14. Sistem Perkemihan
- Edema Palpebra (-)
- Moon face (-)
- Edema Anasarka (-)
- Keadaan kandung kemih (+)
- Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-).
- Penyakit hubungan seksual (-).
15. Sistem Reproduksi
- Keadaan glendpenis : tidak dikaji
- Testis : tidak dikaji
- Pertumbuhan rambut : tidak dikaji
- Pertumbuhan jakun : tidak dikaji
- Perubahan suara : tidak dikaji
16. Sistem Imun
- Alergi (-)
- Imunisasi : BCG, DPT, MMR
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu (+)
- Riwayat transfusi dan reaksinya : (-)
17. Aktivitas Sehari – hari
- Nutrisi
- Selera makan : menurun
- Menu makan dalam 24 jam : BSTIK
- Frekuensi makanan dalam 24 jam : 2 kali sehari
- Makanan yang disukai : telur mata sapi
- Makanan pantangan : sayur wortel
- Pembatasan pola makan : (-)
- Cara makan : menggunakan sendok dan piring
- Ritual sebelum makan : membaca doa sebelum makan
18. Cairan
- Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih dan
susu
- Frekuensi minum : tidak menentu
- Kebutuhan cairan dalam 24 jam : tidak diketahui
19. Eliminasi ( BAB & BAK )
- Tempat pembuangan : toilet
- Frekuensi : tidak diketahui
- Kapan :-
- Teratur : -
- Konsistensi : padat
- Kesulitan dan cara menanganinya : tidak
- Obat – obat untuk memperlancar BAK/BAB : -
20. Istirahat Tidur
- Apakah cepat tertidur : (+)
- Jam tidur : siang 3 jam dan malam hari 9 jam (dirumah), siang
2 jam dan malam 5 jam ( di RS )
- Bila tidak dapat tidur apa yang di lakukan : orang tua klien
mengendong dan mengajak jalan – jalan
- Apakah tidur secara rutin : iya.
21. Personal Hygiene
- Mandi : frekuensi ( 2 kali sehari ), alat mandi : gayun, kesulitan
(-), mandiri/dibantu : dibantu, cara : seperti biasanya.
- Cuci rambut : 3 kali dalam seminggu
- Gunting kuku : 1 kali dalam 2 minggu.
- Gosok gigi : 2 kali sehari.
22. Aktivitas / mobilitas fisik
- Kegiatan sehari – hari : bermain dan belajar
- Pengaturan jadwal harian : -
- Penggunaan alat bantu untuk aktivitas : (-)
- Kesulitan pergerakan tubuh : (-)
23. Rekreasi
- Bagaimana perasaan anda saat bekerja : tidak dikaji
- Berapa banyak waktu luang : tidak dikaji
- Apakah puas setelah rekreasi : tidak dikaji
- Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang :
tidak dikaji
- Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja : tidak dikaji.
A. ANALISIS DATA (DIAGNOSIS KEPERAWATAN) SDKI
N
DATA (Symptom) / Faktor Risiko PENYEBAB (Etiologi) MASALAH (Problem)
O
Hasil TTV
Nurjannah, I (ed). 2015. Nursing Intervention Clasification (NIC) edisi bahasa Indonsia. Elsevier.
Nurjannah, I (ed). 2015. Nursing Outcome Clasification (NOC) edisi bahasa Indonsia. Elsevier.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.