PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap
molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai
struktur ion dipolar.Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino
gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan
gugus-gugusnya.
Protein dibangun dari asam amino yang bergabung melalui ikatan peptida
antara karboksil dan amino (dan imino dalam kasus prolin) kelompok asam amino
berikutnya. Rantai polipeptida ini dilipat ke dalam struktur tiga dimensi untuk
membentuk protein. Struktur primer atau urutan asam amino dalam protein adalah
pra-ditentukan dalam kode genetik. Dua puluh asam amino alami yang disebut
protein.
berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan. Protein ini tersusun dari atom C, H,
O dan N serta unsur lainnya seperti P dan S yang membentuk unit-unit asam
amino, dan unsu- unsur ini tidak dimiliki oleh lemak atau atau karbohidrat. Urutan
susunan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino yang
satu dengan asam amino yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein. Di
alam, ditemukan 20-21 macam asam amino yang membangun protein. Sebagai zat
yang selalu terjadi dalam tubuh dan mempertahankan jaringan yang telah ada.
dari hewan disebut protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut
protein nabati.Protein ini mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut
organik.Didalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat
terbesar setelah air. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu
berbagai berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang dilakukan pada praktikum protein ini adalah untuk
zat pembawa energi, meskipun asam amino menghasilkan energi ketika mereka
dipecah. Asam amino penting sebagai metabolit yang dapat digunakan oleh
organisme dalam proses anabolik untuk membangun protein sendiri. Energi untuk
tumbuhan disebut protein nabati, protein nabati banyak terkandung di dalam biji
kacang-kacangan seperti kedelai yang biasa digunakan sebagai bahan dasar dari
panas, asam, basa, pelarut organic, pH, garam, logam berat maupun sinar
kolektif, protein adalah satu dari beberapa materi nutrisi yang terbukti dalam
penelitian yang memodulasikan aspek fungsi kekebalan baik secara spesifik atau
nonspesifik menggunakn model in-vitro dan in-vivo yang telah terbukti (Harahap,
2014).
Albumin berfungsi untuk mengatur tekanan osmotik dalam darah dan juga
pembentukan jaringan tubuh yang baru pada masa pertumbuhan dan dapat
hal karbohidrat dan protein setelah beras. Selain tinggi karbohidrat, jagung juga
memiliki zat gizi lain seperti asam lemak esensial dan provitamin A [8]. Biji
jagung mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh yaitu kalori 24% dan protein
7,9% [9]. Salah satu bentuk olahan jagung paling sederhana adalah pembuatan
fitat.Beberapa metode digunakan untuk mengurangi asam fitat, salah satu metode
bahan kering dengan 30-50% protein. Kedelai juga memiliki profil asam amino
yang superior dan proteinnya memiliki potensi besar sebagai sumber utama
2018).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum protein ini yaitu tabung reaksi, rak
tabung reaksi, pipet tetes, pisau, mortar, gelas ukur, spatula, timbangan digital,
Bahan yang digunakan dalam praktikum protein ini yaitu larutan jagung,
A:B:C=20:1:1), Reagen E (Fiolin Ciocalteu dalam eter), dan laruan bovine serum
C. Prosedur Kerja
Uji Spektrofotometer
spektrofotometer.
1. Uji Biuret
muda atau ungu, intensitas warna menunjukkan jumlah ikatan peptida dalam
sampel.
2.Uji Xantoprotein
3. Uji Ninhidrin
campuran mungkin terjadi endapan kuning. Dinginkan dengan air lalu tambahkan
1 tetes larutan NaNO2 1%, panaskan lagi endapan atau larutannya menjadi merah.
5. Uji Hopkins-Cole
ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan sehingga
terbentuk dua lapisan pada bidang batas terlihat adanya cincin ungu.Jika dikocok
tambahkan 1 tetes pb-asetat akan terjadi warna hitam karena terjadinya endapan
pbS.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
dari uji kualitatif dan kuantitatif pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
a. Uji Kualitatif
Nama
Gambar Keterangan
Sampel
(1 larutan ditambahkan
aquades sebanyak 1ml
pada masing-masing
tabung reaksi.
(2) Setelah penambahan 1
Uji biuret ml NaOH 40% pada
jagung, masing-masing tabung
kedelai dan reaksi
susu. (3) Setelah ditambahkan
CuSO4pada masing-
(1) (2) (3) masing tabung reaksi,
jagung 4 tetes, kedelai 4
tetes dan susu 4 tetes.
(3) (4)
b. Uji kuantitatif
B. pembahasan
Pada uji biuret, ketika saat larutan diberikan 1 ml aquades belum terjadi
jagung kekuning-kuningan keruh, kedelai berwarna putih dan pada susu dengan
jagung sebanyak 4 tetes, kedelai 12 tetes dan susu 5 tetes. Dari peptida atau
protein dihasilkan warna ungupada jagung, kedelai berwarna ungu pudar dan pada
amino apabila ikatan rantai peptidanya banyak maka akan berwarna ungu
sedangkan jika ikatan peptida pendek berarti akan berwarna merah muda, dan
asam amino yang terbentuk yaitu pada larutan kedelai oleh karena positif
ikatan peptidanya rusak atau memotong ikatan peptida yang dilakukan oleh asam
sehingga warnanya menjadi ungu. Semakin pekat warna ungu yang dihasilkan
perubahan warna yang terjadi, setelah itu larutan jagung, kedelai dan susu
didinginkan warna yang terbentuk pada larutan jagung keruh sedikit gumpalan
dan sedikit protein, pada kedelai terbentuk warna kuning dan pada susu berwarna
jingga, karena tidak ditambahkan larutan ammonia maka warna dari larutan
dengan memisahkan protein yang ada tetapi, ketiga larutan tetap memiliki protein
tabung reaksi warna terbentuk pada jagung kuning, kedelai berwarna putih keruh,
dan pada susu berwarna putih. Setelah dipanaskan larutan mengalami perubahan
jagung berwarna ungu pekat, kedelai berwarna ungu terong dan susu berwarna
ungu pudar, asam amino yang paling banyak terbentuk yakni pada larutan jagung
dan yang kedua kedelai karena kedua larutan memilki asam amino bebas yang
kedelai putih keruh dan pada susu berwarna putih, setelah itu menambahkan lagi
12 tets merkurisulfat dan warna yang terbentuk hampir sama pada saat penambahn
berwarna merah muda pudar, pada kedelai warna keabu-abuan dengan endapan
membentuk warna pada jagung berwarna kuning, kedelai putih dan susu putih
kental ada endapan, setelah itu dengan menambahkan 1 tetes merkurisulfat pada
masing-masing larutan dan warna yang terbentuk hampir sama pada saat
yang terbentuk pada larutan jagung berwarna kuning pudar, kedelai putih keruh
dan susu berwarna putihyang menandakan ikatan peptida yang ada pada larutan
protein tersebut tidak rusak sama sekali karena tidak menimbulkan warna apapun
oleh karena warna yang terbentuk hampir semua sama. Hopkins-cole adalah
kondensasi inti dengan aldehid jika terdapa asam kuat yang menyebabkan
kemudian panaskan selama 1 menit warna yang terbentuk pada jagung yaitu
bening, kedelai putih bening dan susu bening,. Kemudian tambahkan 1 tetes pb-
asetat sehingga warna yang terbentuk pada jagung berwarna bening, kedelai
kuning dan terdapat gumpalan yang mengapung ke atas dan susu berwarna putih
keruh.
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
kesimpulan dari praktikum ini yaitu mengetahui dari ketiga sampel yang
telah diuji, yaitu jagung, kedelai dan susu. Mengetahui kadar protein yang
terbentuk dari ketiga sampel bahan tersebut melalui 6 pengujian warna protein,
sampel yang paling banyak mengandung protein yaitu kedelai karena dalam
B. Saran
Saran saya pada praktikum kali ini yaitu sebelum memulai praktikum
bahan yang akan digunakan sudah tersedia dimeja praktikum seperti larutan-
larutan kimia, dan untuk asisten agar tetap berada diruangan praktikum selama
praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap NS. 2014. Protein Dalam Nutrisi Olahraga. Jurnal Ilmu Keolahragaan.
13(2):45-54.
Indahsari D, Saputro TB. 2018. Analisis Morfologi dan Profil Protein Kedelai
Varietas Grobogan Hasil Radiasi pada Kondisi Cekaman
Genangan.Jurnal Sains dan Seni ITS. 7(2):2337-3520.
Jubaidah S., Nurhasnawati H., Wijaya H. 2016. Penetapan Kadar Protein Tempe
Jagung Dengan Kombinasi Kedelai Secara Spektrofotmetri Sinar
Tampak. Jurnal Ilmiah Manuntung. 2(1).111-119.
Putri AAB., Yuliet., Jamaluddi. 2016. Analisis Kadar Albumin Ikan Sidat
(Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor) Dan Uji Aktivitas
Penyembuhan Luka Terbuka pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus).
Journal of Pharmacy.2(2):90-95.
Salazar., Andrew., Keusgen M., Hagen JV. 2016. Amino Acids in TheCultivation
of Mammalian Cells.Amino Acids Journal. 48:1161-1171 DOI 10.1007.