Anda di halaman 1dari 11

NAMA : ASWAR ANAS

NIM : 3320109

MATKUL : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (BLKS)

Resume pertemuan 5, 6 dan 7

Resume 5 :

1. Pengertian dan karakteristik reksa dana

Reksadana Syariah adalah wadah untuk mengumpulkan dana masyarakat yang dikelola oleh
Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti saham,
obligasi, dan instrumen pasar uang yang disesuaikan dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam
antara lain dengan portofolio penempatan dana di instrumen keuangan syariah seperti saham
syariah dan sukuk.

Karakteristik Reksa Dana Syariah :

1. Terjangkau: Unit penyertaan reksa dana syariah dapat dibeli paling sedikit Rp100.000,

2. Diversifikasi Investasi: Reksa dana syariah merupakan kumpulan berbagai efek, sehingga
memperkecil risiko investasi jika kinerja salah satu efek mengalami penurunan.
3. Kemudahan Berinvestasi: Investor tidak perlu melakukan analisis yang mendalam karena
dikelola oleh MI.
4. Efisiensi Biaya dan Waktu: Biaya investasi di reksa dana syariah relatif rendah dan investor
tidak perlu memantau karena sudah dilakukan oleh MI.
5. Hasil Optimal: imbal hasil investasi (return) sesuai dengan jangka waktu dan jenis reksa dana
syariah yang diinginkan.
6. Likuiditas Terjamin: Pencairan dana investasi dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan cara
menjual unit penyertaan yang telah dimiliki.
7. Transparansi: Investor menerima laporan kinerja reksa dana syariah secara berkala dan dapat
mengetahui hasil investasinya setiap saat.
8. Legalitas Terjamin: Produk reksa dana syariah diawasi oleh OJK dan dikelola oleh MI yang
memperoleh izin dari OJK.

9. Sesuai Prinsip Syariah: Investasi di reksa dana syariah telah mendapat fatwa dari Dewan
Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan aspek kesyariahannya diawasi oleh
Dewan Pengawas Syariah.

2. Manfaat reksa dana syariah

1. Reksadana syariah terjamin halal

2. Reksadana syariah memiliki banyak produk

3. Nominal pembelian kecil

4. Pasar syariah tumbuh positif

3. Bentuk hukum reksadana syariah

Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 18, ayat 1, bentuk hukum
Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas PT. Reksadana
dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif KIK.

4. Tata cara berinvestasi di reksa dan syariah

a. Calon investor menghubungi manajer investasi reksa dana ynag di pilih


b. Isi formulir penyertaan modal atau pembelian unit penyertaan

c. Investor mengirimkan bukti setor dan formulir yang telah di isi ke manajer. investasi

d. Investor akan mendapatkan tanda bukti penyertaan modal di reksa dana syariah yang di kirim
langsung ke alamat investor.

5. Pengembangan reksa dana syariah

kendala dan solusi yang bisa ditawarkan dalam pengembangan reksa dana syariah di
Indonesia antara lain :

1. Reksa dana syariah relatif kurang dikenal oleh masyarakat umum, karena reksa dana umumnya
dikenal di kalangan investor, pelaku bisnis, praktisi dan akademisi di bidang ekonomi syariah.

Diperlukan adanya sosialisasi yang lebih intensif melalui penyediaan alternatif instrumen
reksa dana syariah yang beragam dan edukasi secara terus menerus.

2. Adanya sistem pasar ganda yang menawarkan reksa dana konvensional dan reksa dana syariah
memberikan tantangan tersendiri bagi perkembangan industri reksa dana syariah di Indonesia.

Reksa dana harus mampu mengedepankan pendekatan idealisme (emosional keagamaan)


juga harus mampu menawarkan produk reksa dana syariah marketable yang mampu
memberikan keuntungan yang baik, resiko yang rendah, mudah dicairkan, sederhana, dan
fleksibel.

3.Pertumbuhan reksa dana syariah memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah
sebagai regulator, investor, praktisi, ulama, dan akademisi.

Diharapkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah (Bapepam-LK), investor, praktisi,
ulama dan akademisi untuk mendorong terbangunnya sistem pasar modal syariah yang bisa
diterima.
Resume 6 :

1. Pengertian pasar uang syariah

Pasar uang syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga syariah untuk
menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
baik untuk memgatasi permasalahan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas.

2. Perbedaan pasar uang dengan pasar modal syariah

secara umum pengertiannya sama dengan pasar modal syariah dan pasar uang syariah.
Hanya saja pada pasar modal syariah, pelaksanannya dilandaskan pada prinsip-prinsip syariah,
seperti transaksi perdagangan surat berharga yang ada di pasar modal dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan syariat Islam. Sedangkan pasar uang syariah adalah dimana perdagangan surat
berharga yang diterbitkan sehubungan dengan penempatan dan peminjaman uang dalam jangka
pendek guna memobilisasi sumber dana dengan memanageman likuiditas secara efisien dapat
memberikan keuntungan dana sesuai syariah.

3. Fungsi, peserta dan tujuan pasar uang di indonesia

Fungsi dari pasar uang adalah:

a. Dijadikan perantara pada jual beli berbagai surat berharga berjangka pendek

b. Dijadikan penampung dana dari surat berhaga jangka pendek

c. Dijadikan sumber dana atau pembiayaan untuk perusahaan melakukan investasi

d. Dijadikan perantara bagi investor dari luar negeri dalam hal menyalurkan kredit berjangka
pendek terhadap perusahaan yang ada didalam negeri.

Para peserta dalam pasar uang adalah lembaga keuangan,perusahaan besar, dan lembaga
pemerintah.
Tujuan dari pasar uang adalah :

a. Pihak yang membutuhkan dana

- untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek

- untuk memenuhi likuiditas

- untuk memenuhi kebutuhan kerja dll.

b. Pihak yang menanamkan dana

- untuk memperoleh penghasilan

- membantu pihak pihak yang mengalami kesulitan.

4. Kebijakan pengembangan pasar uang di indonesia

Terdapat instrumen atau contoh dari pasar uang antara lain:

a. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Adalah surat berharga yang diperjualbelikan dengan cara diskonto dengan Bank Indonesia atau
lembaga keuangan lain yang sudah ditunjuk BI.

b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Adalah surat berharga dalam bentuk hutang yang berjangka pendek dan dikeluarkan pemerintah

c. Deposito

Adalah surat berharga yang dikeluarkan Bank terhadap simpanan nasabahnya yang periode
sudah jatuh tempo di tingkat suku bunga tertentu.

d. Promissory Notes
Adalah surat pernyataan kesanggupan membayar atas transaksi hutang piutang yang berjangkan
pendek antara kreditur dengan debitur.

5. Pasar valuta asing

Pasar valuta adalah suatu mekanisme dimana seseorang dapat mentransfer daya beli antar
negara memperoleh dan menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasional dan
meminimalkan resiko kerugian.

Resume 7 :

1. Sejarah dan dasar hukum serta pendapat ulama mengenai asuransi

Asuransi bukanlah fenomena baru dalam sejarah peradaban manusia. Asuransisudah ada
sejak zaman Babel di Mesopotamia yang bertujuan untuk melindungi properti pribadi, real estat,
komersial dan urusan keluarga. Demikian pula, gagasan dan praktik Takāful bukanlah hal baru
seperti yang dipraktekkan selama masa Nabi Muhammad saw dengan adopsi konsep Aqilah.
Mulai 1970-an dan dikuatkan pada 1990-an, negara-negara Islam dan negara-negara lain dengan
populasi muslim yang signifikan telah mendorong penyediaan layanan keuangan, termasuk
asuransi, di bawah prinsip-prinsip Islam. Konsep asuransi Takāful atau Islam pertama kali
diperkenalkan di Sudan pada tahun 1979, terinspirasi oleh kebutuhan yang berkembang dari
konsumen muslim untuk perlindungan asuransi yang sesuai dengan hukum Islam. Banyak ulama
yang sudah ditantang untuk membahas masalah asuransi ini, berkesimpulan bahwa asuransi
bisnis tidak sah. Karena mengandung unsur judi dan riba. Bahkan ada unsur mengambil harta
dengan cara terlarang dan membutuhkan hal- hal yang tidak diharuskan oleh hukum. Sedangkan
asuransi koperasi (AtTa'awun) dan asuransi sosial, keduanya diperbolehkan, karena pada
dasarnya berasal dari kontribusi sukarela.
Menurut Kabir Hasan, et.al, Takāful (Asuransi Islami) merupakan alternatif terhadap asuransi
keuangan konvensional. Peserta akan membayar sejumlah uang tertentu sebagai sumbangan
dan sebagian tabungan (akun khusus peserta), dengan nama konsep Tabarru’ (sumbangan) yang
selanjutnya diberitakan kepada perusahaan asuransi. Mushtafa Ahmad al-Zarqa 'menyatakan
kontrak asuransi adalah sistem tadlâmun dan ta’âwun yang dimaksudkan untuk menutupi
kerugian yang disebabkan disebabkan oleh bencana. Hussen dan Tismanstates berpendapat
bahwa asuransi Syari’ah (Takāful) adalahdasar dari prinsip saling membantu (al-Ta’awun).

Sedangkan praktik bisnis yang dilakukan oleh sistem konvensional berdasarkan sesuatu yang
tidak pasti. Karena itu dilarang berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dalam tata cara Islam, dengan
memberikankeamanan dalam kelompok bersama-sama untuk menghindari kerugian. Asuransi
Islam, Takāful berasal dari sumber asli hukum Islam. Tujuannya adalah sebagai alternatif
terhadap praktek asuransi konvensional. Polis asuransi Syari’ah tidak boleh memuat aspek yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Oleh karena itu, setiap elemen dari suatu kebijakan
asuransi syari’ah harus benar-benar didasarkan pada syari’ah.

Dasar Hukum Asuransi Syari’ah

Islam telah meletakkan dasar-dasar persaudaraan ini lebih tinggi sebagaiimplisit atau
eksplisit dalam Al-Qur'an dan Hadis.Untuk melindungi properti dankehidupan karena bencana,
yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.Ijmak yaitu kesepakatan para mujtahid atas
suatu hukum syara’ mengenai suatuperistiwa yang terjadi setelah Rasul wafat. Para sahabat telah
melakukan ittifaq (kesepakatan) dalam hal aqilah yang dilakukan oleh Umar bin Khattab adanya
ijmak atau kesepakatan ini tampak dengan tidak adanya sahabat lain yang menentang
pelaksanaan aqilah ini.

Aqilah adalah iuran dana yang dilakukan oleh keluarga dari pihak laki-laki (asabah) dari si
pembunuh (orang yang menyebabkan kematian secara tidak sewenangwenang). Dalam hal ini,
kelompoklah yang menanggung pembayarannya, karena si pembunuh merupakan anggota dari
kelompok tersebut dengan tidak adanya sahabat yang menentang khalifah Umar bisa
disimpulkan bahwa terdapat ijma dikalangan sahabat Nabi saw mengenai persoalan ini.
Qiyas adalah metode ijtihad dengan jalan menyamakan hukum suatu hal yangtidak terdapat
ketentuannya di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dengan kasus lain yanghukumnya disebut dalam
al-Qur’an dan as-Sunnah karena persamaan illat penyebab atau alasannya.

Pandangan Ulama tentang Asuransi Syariah

Asuransi dalam pandangan ajaran Islam termasuk masalah ijtihadiyah, yang berarti bahwa
hukum perlu dipelajari sedalam mungkin karena tidak dijelaskan oleh Al- Qur'an dan Hadis secara
eksplisit. Imam-imam mujtahid seperti Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafe'i, Imam Ahmad Bin
Hanbal, tidak memberikan fatwa tentang asuransi.Akad asuransi modern ditolak oleh ulama atau
akademisi Islam dengan berbagai alasan, dan pendukung modernisme Islam menegaskan bahwa
asuransi harus berdasarkan hukum Islam. pandangan para ulama tentang asuransi.
1. Semua jenis asuransi, dalam bentuk dan cara beroperasinya adalah haram.Pandangan itu
didukung oleh beberapa ulama, antara lain, Yusuf Al-Qardhowi,Sayid Sabiq, Abdullah Al-Qalqili,
dan Muhammad Bakhit Al-Muth’i. Dalam pandangan kelompok ulama ini, asuransi dilarang untuk
beberapa alasan.
a. Asuransi mengandung unsur perjudian dilarang dalam Islam.
b. Asuransi mengandung unsur ketidakpastian.
c. Asuransi mengandung unsur "Riba" yang dilarang dalam Islam
d. Asuransi mengandung unsur yang menekan eksploitasi.

2. Manfaat dan resiko Asuransi

Manfaatnya adalah sbb:

1. Memberikan Ketenangan

2. Sebagai Investasi dan Tabungan

Dengan mendaftarkan diri sebagai nasabah pemegang polis di suatu penyedia layanan jasa
asuransi, Anda akan mendapatkan jaminan pengembalian investasi pada akhir kontrak.
3. Membantu Meminimalkan Kerugian

Sesuai dengan jenisnya masing-masing, fungsi dari kepemilikan asuransi secara umum
adalah membantu para pemegang polis untuk meminimalkan kerugian dari kejadian tak terduga
yang mungkin terjadi seperti biaya kerugian bencana kebakaran, kecelakaan, dan biaya rumah
sakit.

4. Membantu Mengatur Keuangan

Kewajiban Anda untuk membayar premi secara rutin sebenarnya secara tidak langsung
memaksa Anda untuk menyediakan dana cadangan yang digunakan ketika terjadi kejadian tak
terduga.

Resiko :

Dalam asuransi risiko bisa disebabkan oleh aktivitas personal (personal activity) ataupun
aktivitas bisnis/usaha (business activity). Contoh risiko pribadi adalah sakit, kecelakaan, maupun
risiko finansial yang disebabkan oleh meninggalnya seseorang. Contoh risiko usaha adalah
kebangkrutan, kehilangan ataupun kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai macam hal seperti
kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya hal ini juga berlaku pada asuransi kesehatan,
asuransi mobil.

3. prinsip-prinsip pengelolaan asuransi

a. Asuransi Syariah Menjalankan Prinsip Tauhid

Prinsip tauhid menjadi prinsip dasar dalam asuransi syariah. Hal inilah yang menjadi salah
satu poin utama yang wajib dipahami dengan baik. Dalam prinsip ini, niat dasar memiliki asuransi
bukanlah untuk meraih keuntungan semata, melainkan untuk ikut serta dalam menerapkan
prinsip syariah dalam asuransi.

b. Asuransi Syariah Dilandasi Prinsip Amanah


Perusahaan asuransi juga dilandasi prinsip amanah dalam mengelola dana nasabah dan hal
yang sama juga berlaku bagi para nasabah asuransi syariah. Dalam hal ini, nasabah harus bersikap
jujur dan tidak mengada-ada ketika mengajukan klaim.

4. Perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional

Perbedaan paling utama antara asuransi syariah dan asuransi konvensional (Non Sayriah) adalah
dari konsep pengelolaannya. Proteksi Syariah memiliki konsep pengelolaan Sharing Risk
sedangkan Asuransi Konvensional (Non Syariah) Transfer Risk.

Konsep pengelolaan asuransi konvensional berupa Transfer Risk adalah perlindungan dalam
bentuk pengalihan risiko ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan ke perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko. Atau dengan kata lain
Peserta dengan membeli atau bergabung sebagai peserta asuransi konvensional akan ditanggung
risiko ekonomisnya oleh perusahaan asuransi.

Sedangkan Sharing Risk yang merupakan pengelolaan asuransi syariah adalah konsep di
mana para peserta memiliki tujuan yang sama yakni tolong menolong, yakni melalui investasi
aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu
menggunakan akad yang sesuai dengan syariah yang diwakilkan pengelolaannya ke Perusahaan
Asuransi Syariah dengan imbalan Ujrah.

5. Pengembangan asuransi syariah

Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan


angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan di
dalam usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko
yang bisa terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu penyebab tingginya
jumlah pengguna asuransi belakangan ini.

Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan asuransi yang
menyediakan layanan asuransi, di mana akan semakin luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan
sebagai sasaran penjualan produk yang mereka miliki.

Anda mungkin juga menyukai