Anda di halaman 1dari 6

JIHAN SAFIRA

1806139374
HUKUM AGRARIA KELAS B - REGULER

JAWABAN SOAL UTS HUKUM AGRARIA KELAS B REGULER

1. A. Isi politik pertanahan dalam Agrarische Besluit adalah dikenal dan diaturnya
mengenai domein verklaring yang intinya menyatakan bahwa semua tanah tanah yang
tidak dapat dibuktikan eigendomnya maka otomatis akan berpindah ke milik negara.
Dalam pasal 1 Agrarishe Besluit menjelaskan pengertian domein verklaring adalah
suatu konstruksi hukum perdata di mana seseorang harus memberi suatu benda dan
yang lain harus memiliki benda tersebut. Fungsi politik yang terlihat dari domein
verklaring ini membuat landasan hukum bagi Pemerintah Hindia Belanda untuk
memberikan tanah yang tidak dapat dibuktikan hak eigendomnya kepada orang orang
Belanda , Timur Asing, dan swasta asing yang umumnya akan mengusahakan tanah.
B. Politik pertanahan kolonial dikatakan oleh Beliau sebagai pemerkosa hak hak
rakyat pribumi karena dampak pemberlakuan adanya domein verklaring menjadi
sarana bagi pemerintah untuk mengambil tanah tanah milik rakyat pribumi yang
kebanyakan tidak memiliki tanda bukti tertulis. Tanah tanah itu kemudian menajdi
tanah milik negara yang dipergunakna utnuk mendukung politik pertanahan ketika itu
bagi kepentingan penanaman modal terutama menggemborkan sektor perkebunan
secara besar besaran.

2. A. Yang menjadi landasan hukum pembentukan UUPA adalah hukum adat, yang
mana hukum adat ini merupakan hukum asli milik bangsa Indonesia. Unsur unsurnya
adalah unsur kepunyaan dan unsur tugas kewenangan yang diadopsi dan
diimplementasikan dalam hak bangsa Indonesia.
B. UUPA menghapuskan keragaman hukum di masa kolonial dengan melakukan
unifikasi hukum serta kodifikasi hukum agrarian atau hukum tanah nasional yang
didasarkan pada hukum adat. Penghapusan keragaman hukum di masa kolonial
dilakukan dengan cara sebagaimana yang tertuang dalam diktum “memutuskan” dari
UUPA yang mencabut seluruh peraturan dan ketentuan hukum kolonial dengan
berlakunya UUPA sebagai hukum tanah nasional.
JIHAN SAFIRA
1806139374
HUKUM AGRARIA KELAS B - REGULER
C. UUPA menghapuskan keragaman hak hak atas tanah di masa kolonial dengan
mengkonversikannya menjadi hak hak atas tanah yang sesuai dengan nilai nilai
bangsa Indonesia. Konversi mengenai hak atas tanah di antaranya adalah hak
eigendom menjadi Hak Milik, HGB, dan Hak Pakai, Hak Erfpacht menjadi Hak Guna
Usaha untuk perkebunan, Hak Guna Bangunan untuk perumahan, Hak Opstal menjadi
Hak Guna Bangunan, Hak Gebruik menjadi Hak Pakai dan Hak Sewa (kolonial) jadi
Hak Pakai.

D. Isi politik pertanahan nasional adalah mensejahterakan rakyat sehingga dapat


memaksimalkan penggunaan tanah agar mendorong terjadinya pemerataan tanah
khususnya tanah pertanian/perkebunan melalui program landreform. Hal ini diatur
dalam UUPA dan UU Nomor 56/Prp/1961 sebagai pengaturan landreform

3. A. Hak Bangsa Indonesia merupakan suatu hubungan yang bersifat abadi antara
bangsa Indonesia dengan tanah di seluruh wilayah Indonesia dengan subyeknya
bangsa Indonesia. Hal ini diatur dalam pasal 1 UUPA. Kedudukannya di antara hak
menguasai negara dan hak ulayat adalah hak yang tertinggi di antara lainnya tersebut.
B. Hak menguasai negara, berdasarkan pasal 2 UUPA, adalah negara sebagai
organisasi kekuasaan tertinggi seluruh rakyat yan mana melaksanakan tugas untuk
memimpin dan menagtur kewenangan bangsa Indonesia. Melalui hak menguasai
negara, negara akan dapat senantiasa mengendalikan atau mengarahkan fungsi bumi,
air, ruang angkasa sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.
Hak menguasai negara sama dengan kedudukan negara dalam UUPA
mengingat kewenangan negara dalam UUPA juga tergambar dalam hak menguasai
negara yang mana di antaranya mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan,
penggunaan, dan pemeliharaan, menenrukan dan mengatur hak hak yang dipunyai
oleh subyek hukum tanah, dan mengatur hubungan hukum antara orang orang dan
perbuatan hukum mengenai tanah.
Hak menguasai negara berbeda dengan kedudukan negara pada masa kolonial,
yang mana negara boleh memiliki hak milik dan bahkan hak milik negara yang justru
sangat diutamakan, tercermin pada tanah domein negara. Hukum kolonial merasa
negara sepatutnya memiliki, berbeda dengan nilai nilai dalam UUPA sekarang yang
mana negara kedudukannya hanya menguasai tanah saja.
JIHAN SAFIRA
1806139374
HUKUM AGRARIA KELAS B - REGULER
C. Dua unsur kewenangan dalam Hak Ulayat adalah unsur kepunyaan dan unsur tugas
kkewenangan. Unsur kepunyaan adalah dimiliki oleh seluruh Masyarakat Hukum
Adat (MHA), sedangkan unsur tugas kewenangan sebagai wujud pelaksanaan hak
ulayat itu sendiri adalah Kepala Desa serta pembantu-pembantunya.

4. A. Isi kewenangan hak atas perorangan adalah di mana subjek hukum berwenang
untuk menggunakan tanah yang dikuasainya.
B. Hak Jaminan atas Tanah adalah hak penguasaan atas tanah yang tidak memberi
wewenang kepada pemegangnua untuk menggunakan tanah yang dikuasainya namun
memberikan wewenang untuk menjual lelang tanah apabila pemilik tanah tersebut
wanprestasi. Nama lembaga dalam jaminan atas tanah ini adalah Hak Tanggungan
yang dasar hukumnya ada pada UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
atas Tanah beserta Benda Benda yang berkaitan dengan Tanah.
C. Perbedaan hak atas tanah primer dan hak atas tanah sekunder adalah cara
perolehannya. Hak atas tanah primer diperoleh melalui permohonan hak kepada
Negara sedangkan hak atas tanah sekunder diperoleh melalui perjanjian pemberian
hak antara pemilik tanah dengan calon pemegang hak yang bersangkutan.
D. Kondisi sosial ekonomi yang menimbulkan hak atas tanah sekunder misalnya
seseorang yang menggadaikan tanahnya, berlakulah bagi kreditur atas hak gadai
karena tanah yang dijaminkan oleh debitur yang mana debitur membutuhkan sejumlah
uang yang ia pinjam dari kreditur. Sedangkan kondisi ketika pemilikan dan
penguasaan tanah yang menimbulkan munculnya hak atas tanah sekunder misalnya
seseorang yang memiliki tanah dengan hak milik, memberikannya kepada pihak lain
atas tanah Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai melalui perjanjian.
E. Hubungan Landreform dengan Hak atas Tanah Sekunder adalah landreform
memiliki tujuan untuk menghapus pemilikan tanah yang berlebihan dan membagikan
secara adil kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya penghidupan rakyat tani agar
ada pembagian hasil yang adil pula dengan adanya landreform ini yang berfokus pada
tanah pertanian. Maka untuk mencapai tujuan tersebut tentunya akan lahir hak atas
tanah sekunder yang mana untuk mengakomodir usaha faktor produksi nasional dan
mensejahterakan rakyat tani, konkretnya pada salah satu hak atas tanah sekunder,
yaitu hak usaha bagi hasil yang menyelenggarakan tanah pertanian untuk dikelola
oleh penggarap tani yang ingin disejahterakan oleh landreform tersebut.
JIHAN SAFIRA
1806139374
HUKUM AGRARIA KELAS B - REGULER

PENERAPAN TEORI DAN PERATURAN


1. A. Akibat hukum dari perkawinan Sopiatun terhadap tanah sawah yang dimilikinya
tidak berpengaruh apa apa atas perkawinannya tersebut. Dalam arti, tanah sawahnya
tersebut tetap pada kepemilikannya sedari awal sampai ia cerai pun karena Sopiatun
masih merupakan WNI dan tanah sawahnya sudah ia miliki sebelum ia melakukan
perkawinan dengan Al Talal Mansour. Karena, yang diatur dalam UUPA, khususnya
pasal 21 ayat (3), Sopiatun melepaskan tanah sawahnya apabila tanah sawah tersebut
dibeli ketika perkawinannya berlangsung, sehingga tanah sawah tersebut menjadi
harta Bersama atau harta perkawinan campuran. Sedangkan dalam kasus ini, tanah
sawah Sopiatun merupakan harta perorangan atau harta pribadi milik Sopiatun sendiri
yang dibawa ke perkawinan dan tidak termasuk harta bersama selama perkawinan.
Maka ketentuan pasal 21 ayat (3) UUPA tidak berlaku pada tanah sawah milik harta
pribadi Sopiatun.
B. Atas tanah tanah warisan dari ayah Sopiatun pada tahun 2014, Sopiatun berhak
atas waris tersebut tetapi atas dirinya berlaku ketentuan pasal 21 ayat (3) UUPA,
karena waris tanah sawah tersebut diperoleh ketika Sopiatun masih melangsungkan
pernikahan dengan suaminya yang WNA, sehingga segala perolehan harta selama
perkawinan, termasuk warisan tanah sawah dari ayah Sopiatun menjadi harta
bersama. Akibatnya Sopiatun harus melepaskannya dalam jangka waktu satu tahun
setelah tahun 2014 ia menerimanya, yang berarti pada tahun 2015 ia harus
melepaskan hak milik yang ia peroleh dari warisan ayahnya ketika ia masih dalam
perkawinan bersama suaminya.
C. Perbuatan Sopiatun yang membeli tanah sawah pada tahun 2013 adalah batal demi
hukum dan tanahnya jatuh pada Negara karena hal ini akan menimbulkan perbuatan
tidak langsung memindahkan hak milik atas tanah sawah tersebut kepada orang asing,
dalam hal ini suami Sopiatun. Hal ini diatur dalam pasal 26 ayat (1) UUPA yang
menyatakan Setiap jual-beli, penukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat dan
perbuatan-perbuatan lain yang dimaksudkan untuk langsung atau tidak langsung
memindahkan hak milik kepada orang asing, kepada seorang warga-negara yang
disamping kewarganegaraan Indonesianya mempunyai kewarga-negaraan asing atau
kepada suatu badan hukum kecuali yang ditetapkan oleh Pemerintah termaksud dalam
pasal 21 ayat (2), adalah batal karena hukum dan tanahnya jatuh kepada Negara,
JIHAN SAFIRA
1806139374
HUKUM AGRARIA KELAS B - REGULER
dengan ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung
serta semua pembayaran yang telah diterima oleh pemilik tidak dapat dituntut
kembali. Pada tahun 2013, Sopiatun masih dalam perkawinan dengan suaminya yang
WNA, sehingga tanah sawah yang ia beli itu merupakan harta bersama atau harta
percampuran karena perkawinan. Secara otomatis, walaupun tanah sawah itu dibeli
oleh Sopiatun, suaminya yang WNA merupakan orang asing yang juga memiliki hak
milik atas tanah tersebut karena diperoleh dan berasal dari harta bersama. Seperti pula
yang diatur dalam pasal 21 ayat (3) UUPA.

2. A. Hak Guna Usaha dengan jangka waktu 35 tahun dan dapat diperpanjang 25 tahun.
Hal ini dikarenakan hak guna usaha merupakan hak untuk mengusahakan tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara selama jangka waktu tertentu guna usaha pertanian,
perikanan, perkebunan, dan peternakan. Untuk jangka waktu, ditentukan tergantung
pada tanaman yang diusahakan, dalam hal ini ubi kayu merupakan tanaman keras
yang jangka waktunya lebih lama.
B. PT Ubi Kaju tidak boleh membeli tanah Hak Guna Bangunan karena PT swasta
tidak termasuk dalam subjek Hak Guna Bangunan, yang mana subjek HGB hanya
diperuntukkan unutk WNI dan Badan Hukum yang berkedudukan di Indonesia.
C. PT Ubi Kaju tiak boleh melakukan jual beli atas tanah Hak Milik Tuan Jumadi
dikarenakan nantinya Hak Milik tersebut akan berpindah kepada PT Ubi Kaju, yang
mana tidak termasuk dalam subjek pemegang hak milik yang tercantum dalam pasal
21 UUPA. Pasal 21 menjelaskan bahwa hanya WNI tunggal dan badan hukum yang
telah ditetapkan oleh pemerintah untuk memiliki hak milik.
D. Akibatnya adalah tanah hak milik tersebut akan hapus dan jatuh pada negara
karena melanggar ketentuan pasal 26 ayat (2) UUPA yang mana setiap jual beli yang
dilakukan pada selain badan hukum yang telah ditentukan oleh pemerintah adalah
batal demi hukum. Hal ini juga diatur dalam pasal 27 UUPA.

E. PT Ubi Kaju tidak boleh menjadi pemegang hak atas tanah Hak Pengelolaan
karena PT Ubi Kaju adalah badan usaha pertanian ubi kayu, yang mana subjek badan
usaha pertanian, perkebunan dan sejenisnya tidak termasuk dalam subjek Hak
Pengelolaan. Hak Pengelolaan yang hanya diperuntukkan untuk Badan Hukum yang
seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah atau Pemda yang bergerak dalam
JIHAN SAFIRA
1806139374
HUKUM AGRARIA KELAS B - REGULER
kegiatan sejenis dengan industri dan pelabuhan (BUMN dan BUMD) dan
Lembaga dan instansi pemerintah pusat dan Pemda.

Anda mungkin juga menyukai