Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan seringkali mendapat pengertian yang salah, mereka menganggap


perkembangan bahwa pengertian merupakan pola-pola perubahan yang terjadi sepanjang
hayat, yakni dimulai dari masa konsepsi dan berlangsung terus sampai dengan sepanjang
hidup manusia. Perkembangan tejadi dalam berbagai ranah, seperti biologi (perubahan
jasmani), sosial (perubahan hubungan sosial), emosional (perubahan pengalaman dan
pemahaman emosional), dan kognitif (perubahan proses kognitif).

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang.
Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang
sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke
masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan
intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan. Masa ini pada
umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari
waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang sangat
singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat
dalam diri individu. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan
mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran
bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami
secara utuh pola perkembangan yang normal.
Perkembangan manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada
pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki
dinding telur (ovum) wanita terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot.
Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan
manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Disini kami selaku penulis
makalah akan mencoba untuk menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini kami akan
membahas tentang tahap-tahap perkembangan prenatal, karakteristiknya dan faktor-faktor
perkembangan prenatal. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan

1
pada kelahiran diantaranya tahap-tahap pada kelahiran dan pengaruh kelahiran terhadap
perkembangan pascalahir.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Hakikat perkembangan itu ?
2. Bagaimana Pengertian Teori Perkembangan ?
3. Bagaimana Pengertian Metode Psikologi Perkembangan ?
4. Bagaimana Pengertian Masa Prenatal dan Kelahiran ?
5. Bagaimana Pengertian Masa Bayi ?
6. Bagaimana Pengertian Masa Anak-anak ?
7. Bagaimana Pengertian Masa Remaja ?
8. Bagaimana Pengertian Masa Dewasa itu ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Hakekat Perkembangan
2. Untuk Mengetahui Teori Perkembangan
3. Untuk Mengetahui Metode Psikologi Perkembangan
4. Untuk Mengetahui Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran
5. Untuk Mengetahui Perkembangan Masa Bayi
6. Untuk Mengetahui Perkembangan Masa Anak-anak
7. Untuk Mengetahui Perkembangan Masa Remaja
8. Untuk Mengetahui Perkembangan Masa Dewasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. Hakekat Perkembangan
a. Pengertian Perkambangan :

Para pakar psikologi perkembangan meyakini bahwa perkembangan terdiri atas dua
proses, yaitu integrasi dan diferensiasi. Integrasi mengacu pada gagasan bahwa
perkembangan terdiri atas integrasi dari struktur yang paling dasar, yakni perilaku yang
dimiliki sebelumnya dengan perilaku baru, kepada struktur pada tingkat yang lebih tinggi.
Misalnya, bayi belajar untuk memperoleh objek yang telah dipelajari untuk
mengkoordinasikan berbagai keterampilan seperti mempertahankan postur tubuh,
menggerakkan tangan, mengkoordinasikan posisi tangan terhadap objek dan menggenggam
objek. Diferensiasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan menunjukan kemajuan
kemampuan yang ditunjukan secara berbeda ketika menghadapi objek yang berbeda
Misalnya, ketika anak menggenggam benda kecil akan berbeda caranya ketika harus
menggenggam benda yang besar.

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan organisme berkesinambungan dan


progresif, dari lahir sampai mati. Hurlock (1978) menyatakan bahwa perkembangan dapat
didefinisikan sebagai kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Monk et.al (1991)
menyatakan bahwa perkembangan menunjukan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang
menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Warner (1969) (dalam Monk
dkk. 1991) menegaskan bahwa perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam
suatu arah yang bersifat tetap. Perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan
proses pertumbuhan , kematangan dan belajar.
Perkembangan adalah pola pergerakan atau perubahan yang terjadi sepanjang rentang
kehidupan. Perkembangan di pengaruhi oleh hubungan antara proses biologis, kognitif dan
sosial-emosi. Perkembangan secara umum dibagi menjadi periode yang dimulai dari
pertumbuhan hingga masa remaja , perkelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa
kanak-kanak tengah dan akhir, dan masa remaja. Beberapa ahli perkembangan
menggambarkan perkembangan sebagai berkesinambungan (perubahan yang bertahap dan
kumulatif), sementara yang lain menggambarkan sebagai tidak berkesinambungan
(serangkaian tahapan tiba-tiba).

3
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van Den Daele
”perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan
sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan
kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang
kompleks.
Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara
serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi.
Keduanya mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian.
1. Perubahan dan Perkembangan
Perkembangan berarti terjadi proses kesinambungan, dan proses itu bersifat siklikal.
Dalam arti, Perkembangan itu memunculkan tanda-tanda akan berkembangnya kemampuan-
kemampuan dan kemudian menghilang dan kemampuan yang hilang itu akan muncul
kembali pada usia berikutnya. Perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan manusia
itu bertujuan untuk memungkinkan seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Untuk mencapai tujuan itu, tindakan aktualisasi diri adalah sangat penting.
Banyak orang yang tidak menyadari tejadinya perubahan fisik dan psikis kecuali apabila
perubahan itu berlangsung cepat dan mempengaruhi kehidupannya. Perubahan yang terjadi
pada masa remaja, misalnya, akan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan masa usia
lanjut , dan setiap individu dituntut mampu menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang
terjadi pada dirinya. Oleh karena itu, apabila seseorang menyadari akan adanya perubahan
pada dirinya, maka dia akan mengambil sikap yang jelas terhadap perubahan tersebut.

2. Pertunbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif, yaitu peningkatan ukuran dan
struktur. Tidak saja anak itu menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran organ dalam dan
otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak, anak memunyai kemampuan yang lebih
besar dalam belajar, mengingat dan berpikir. Tidak dibedakannya antara istilah pertumbuhan
dan perkembangan, bahkan ada psikolog tumbuhan yang lebih setuju dengan istilah
pertumbuhan, adalah untuk menunjukan bahwa seseorang bertambah dalam kemampuannya,
bahwa ia lebih mengalami deferensiasi dan juga ia pada tingkatan yang lebih tinggi, lebih
mengalami integrasi. Istilah pertumbuhan dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam ukuran-
ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik. Kemudian istilah perkembangan dimaksudkan sebagai

4
perubahan yang mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
tampak.

b. Fakta-fakta penting tentang perkembangan :


 Fator pertama yang penting tentang perkembangan adalah bahwa dasar-dasar
permulaan adalah sikap kritis. Sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk
selama tahun-tahun pertama, sangat menentukan seberapa jauh individu-individu
berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambahan tua.
 Faktor kedua yang penting dari perkembangan adalah bahwa kematangan dan belajar
memainkan peranan yang penting dalam perkembangan. Kematangan adalah
terbukanya sifat-sifat bawaan individu.
 Fakta ketiga yang penting tentang perkembangan adalah bahwa perkembangan itu
mengikut pola tertentu dan yang dapat diramalkan. Misalnya, pola-pola teratur dari
perkembangan fisik motor, bicara, dan perkembangan intelektual.
 Fakta keempat yang penting tentang perkembangan adalah bahwa semua individu
berbeda. Seperti yang ditekankan oleh Dobzhansky “setiap orang secara biologis dan
genetis benar-benar berbeda satu dengan lainnya, bahkan dalam kasus bayi kembar”.
 Fakta kelima yang penting tentang perkembangan adalah bahwa setiap tahapan
perkembangan mempunyai pola perilaku yang karakteristik, dll.

c. Prinsip-prinsip Pekembangan
Prinsip-prinsip Psikologi perkembangan menurut berbgai tokoh, Seperti :
Baltes (1987) mengartikulasikan enam prinsip yang dapat digunakan untuk mengkaji
perkembangan manusia. Dinyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dikembangkan itu
membentuk keyakinan yang menspesifikasi pandangan perkembangan secara koheren.
Beberapa prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Perkembangan berlangsung sepanjang hayat, prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu:
 Potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup manusia, dan tidak ada asumsi
yang menyatakan bahwa kehidupan seseorang akan mencapai puncak perkembangan
kemudian menurun kembali pada waktu orang itu dewasa atau berusia tua.
 Perkembangan tidak akan terjadi sebelum seseorang lahir, dan perkembangan itu akan
berlangsung selama sepanjang hayat.
2. Perkembangan bersifat multidimensional atau multidireksional. Multidimensional
mengacu pada kenyataan bahwa perkembangan tidak dapat digambarkan melalui kriteria

5
tunggal, seperti perilaku yang bersifat meningkat ketika masih berusia anak-anak atau
menurun ketika seseorang itu telah dewasa atau sudah tua. Multidireksional mengacu pada
hasil perkembangan dicapai melalui berbagai cara, dan perkembangan itu terdiri atas
berbagai kemampuan yang dimilki oleh individu., yang ditunjukan melalui berbagai
perubahan
3. Perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan. Perkembangan itu mencakup aspek-
aspek pertumbuhan dan penurunan. Misalnya, sekolah mampu meningkatkan pengetahuan
anak dan mengembangkan kemampuan kognitifnya, namun mereka juga kehilangan
kreatifitas karena harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh sekolah.
4. Perkembangan itu bersifat lentur., yakni adanya variabilitas diri seseorang sehingga
memungkinkan adanya perkembangan atau perlaku tertentu.
5. Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik. Bersifat kontekstual karena
seseorang yang berada disuatu lingkungan akan berbeda perkembangannya pada seseorang
yang berada di lingkungan lain. Bersifat historik karena periode waktu tertentu dimana
seseorang itu tumbuh akan mempengaruhi perkembangannya.

Ruffin (2001) menyatakan bahwa walaupun terhadap perbedaan secara individual pada
kepribadian anak, prinsip-prinsip dan karakteristik perkembangan itu menunjukan pola-pola
yang bersifat universal.
1. Perkebangan itu berproses dari bagian kepala menuju kaki, prinsip ini dinamakan prinsip
dari kepala ke kaki (cephalocaudle principle)
2.     Perkebangan berproses dari tubuh bagian dalam menuju tubuh bagian luar, prinsip ini
disebut dengan prinsip perkembangan proksimodistal (proximodistal development).
3.     Perkembangan tergantung pada kematangan dan belajar, kematangan mengacu pada
karakteristik pertumbuhan dan perkembangan biologis.
4.      Perkembangan berproses dari sederhana (konkrit) menuju kepada yang lebih kompleks.
5.      Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan.
6.      Pertumbuhan dan perkembangan berproses dari kecakapan umum ke kecakapan spesifik.
7.      Tingkat pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual

Hamalik (2004) berpendapat bahwa ada tujuh prinsip dasar dalam perkembangan
manusia, yaitu :

6
1. Perkembangan sebagai fungsi interaksi antara organisme dengan lingkungan. Menurut
aliran interactionist bahwa pembawaan menyediakan potensi-potensi yang berinteraksi
dengan lingkungan yang dinamis.
2. Perkembangan berlangsung lebih cepat pada tahun-tahun permulaan. Perkembangan yang
paling cepat terjadi pada tahun-tahun permulaan, tetapi perlu disadari bahwa
perkembangan itu berlangsung seumur hidup. Sekalipun mungkin pola-pola kepribadian
terbentuk pada usia sebelum sekolah, manifestasi sifat-sifat kepribadian mengalami
perubahan selama manusia hidup.
3. Kematangan berpengaruh terhadap hasil-hasil latihan. Latihan dan pengajaran dapat
berlangsung secara produktif jika pertumbuhan dalam diri individu kelak terjadi secara
memadai, artinya otot, saraf dan otak harus berkembang dulu sampai tingkatan tertentu.
4. Pola-pola tingkang laku berkembang secara berurutan. Perkembangan adalah proses yang
berlangsung secara teratur, selangkah demi selangkah. Setiap ketrampilan, sifat atau
pengetahuan harus mempunya dasar-dasar yang mendahuluinya.
5. Laju perkembangan bersifat individual. Setiap individu memiliki laju perkembangan
sendiri-sendiri. Beberapa anak mencapai kematangan lebih awal daripada anak-anak
lainnya.
6. Perkembangan itu merupakan diferensiasi dan integrasi. Pertumbuhan fisik pada usia
sebelum lahir merupakan gambaran yang jelas dari diferensiasi. Mula-mula bayi itu hana
merupakan sebuah sel yang bulat. Kemudian pada usia 9 minggu, tatkala sudah menjadi
embrio, bagian-bagian badan dapat dengan jelas dibeda-bedakan. Perkembangan
ketrampilan, konsep dan pengetahuan adalah contoh-contoh diferensiasi dan
pengkhususan-pengkhususan. Adapun integrasi, yaitu tingkah laku yang terkoordinasi,
harmonis, dan efisien terjadi bersama-sama dengan diferensiasi. Gambaran yang jelas dari
integrasi antara lain tampak dalam berbicara. Seorang anak kecil mula-mula mengalami
kesulitan untuk mengucapkan suatu kata. Ia membuka mulutnya lebar-lebar, menjulurkan
lidahnya keluar, dan kemudian ia mengucapkan suatu kata yang mungkin dapat kita
pahami. Selanjutnya integrasi terjadi, dan ia menjadi seorang pembicara yang fasih tatkala
ia mengucapakan kata-kata dibarengi dengan gerakan-gerakan tangan, ekspresi muka dan
sebagainya.

7
II. Teori-teori Perkembangan
 Teori Psikodinamik
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan
oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni keteganggan yang ada dalam diri
seseorang itu ikut menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya. Unsur-unsur yang
sangat ditentukan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainya.
Para teoritis psikodinamika percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan
dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan- dorongan atau impuls-impuls individual
yang dibawa sejak lahir serta pengalaman- pengalaman sosial dan emosional mereka.

Menurut teori Freud, seorang anak dilahirkan dengan dua macam kekuatan (energi)
biologik : libido dan nafsu mati. Kekuatan atau energi ini menguasai semua orang atau semua
benda yang berarti atau yang penting bagi anak, melalui proses yang oleh Freud disebut
khatexis, khatexis berarti konsentrasi energi psikis terhadap suatu objek atau suatu ide yang
spesifik atau terhadap suatu person yang spesifik. Erikson (1964) meluaskan teori Freud
dengan mencoba meletakan hubungan antara gejala-gejala budaya masyarakat dipihak lain.
Erikson juga membagi hidup manusia dalam fase-fase berdasarkan proses-proses tertentu
beserta akibat-akibatnya. Proses-proses tadi bisa berakibat baik atau tidak baik. Bila berakhir
baik dapat memperlancar perkembangan ,bila berakhir tidak baik dapat menghambatnya.
 Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan
perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.
Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui 5 fase,
yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu
yang sensitif terhadap rangsangan
Kelima fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut:
 Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan
 Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun
 Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun
 Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas
 Fase genital (genital stage): terjadi sejak individu memasuki pubertas dan
selanjutnya
Teorinya yang paling terkenal adalah Erikson’s Ego Psychology (Psikologi Ego Erikson)
yaitu teori perkembangan kepribadian yang mirip dengan karya Freud, namun bedanya

8
bahwa Erikson menerapkan teori ini dalam konteks psikososial, menambah sejumlah tahapan
lagi, dan menekankan faktor ego daripada Id. Erik Erikson (1902-1994) mengatakan bahwa
terdapat delapan tahap perkembangan terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan.
Masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas dan mengedepankan
individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi. Bagi Erikson, krisis ini bukanlah suatu
bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi. Semakin
berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan mereka
Berikut adalah beberapa tahap krisis perkembangan menurut Erik Erikson:
 Kepercayaan vs ketidakpercayaan (trust versus mistrust) sejak lahir hingga usia 12-
18 bulan
 Autonomi vs rasa malu dan ragu (autonomy versus shame and doubt) usia 12-18
bulan hingga 3 tahun
 Inisiatif vs rasa bersalah (initiative versus guilt) usia 3-6 tahun
 Indistri vs inferioritas (industry versus inferiority) usia 6 tahun-pubertas
 Identitas vs kekacauan identitas (identity versus identity confusion) pubertas-dewasa
awal
 Imitasi vs isolasi (intimacy versus isolation) dewasa awal
 Produktivitas vs stagnasi (generality versus stagnation) dewasa tengah
 Integritas evo vs putus asa (integrity versus despair) dewasa akhir

 Teori Continuity dan Discontinuity


Ada dua proposisi yang berlawanan tentang perubahan perkembangan. Sebagian pakar
menyatakan bahwa perkembangan itu sebaiknya dipandang sebagai proses yang
berkesinambungan (continous process), Dalam arti, perkembangan dipandang sebagai
akumulasi perilaku yang selalu meningkat. Dalam teori ini proses perkembangan itu bersifat
lembut dan teratur, dan setiap perkembangan selalu berkaitan dengan kemampuan yang telah
dimiliki sebelumnya.
Dalam teori diskontinuiti, perubahan itu tidak bersifat berkesinambungan. Teori ini
menyatakan bahwa kadang-kadang perilaku berubah secara kualitatif, dan organisasi perilaku
baru dapat muncul dalam bentuk yang bersifat beragam.    

                            

9
 Teori Kematangan dan Perubahan
Menurut teori kematangan, manusia menunjukkan stabilitas pada aspek-aspek
perkembangannya. Sedangkan inti dari teori perubahan adalah emosi manusia dapat diubah
oleh lingkungan.
 Teori Kognitif
Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif
lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek
rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori
behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan
dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980.
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan
berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti
kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis
dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya
dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara
baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam
konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan
perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini
berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang
termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget
memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami
dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring
pertambahan usia:

 Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)


 Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
 Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
 Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

10
III. Metode Psikologi Perkembangan
a. Metode Umum

Metode yang lebih umum mengandung dua pengertian, yaitu memberikan lebih banyak
data mengenai keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau pengaruh
factor endogen (bawaan) atau eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi
perkembangan seseorang. Yang dimana metode umum ini terdapat 4 metode, yaitu :  

a.    Metode Kros-seksional

b.    Metode Longitudinal

c.    Metode Sekuensial

d.   Metode Kros-budaya

b. Metode Kros-seksional/Metode Transversal

Metode kros seksional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan
penelitian beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relative singkat. Atau metode
kros-seksional diselidiki orang-orang atau kelompok orang dan tingkatan usia yang berbeda-
beda. Dengan mengambil kelompok orang dari tingkatan umur yang berurutan akhirnya dapat
ditemukan gambaran mengenai proses perkembangan satu atau beberapa aspek kepribadian
seseorang.

c. Metode Longitudinal

Metode Longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara
menyelidiki anak dalam jangka waktu yang lama. Dengan pendekatan ini biasanya diteliti
beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa
tahun. Dengan begitu akan memperoleh gambaran aspek perkembangan secara menyeluruh.

d. Metode Sekuensial

Metode sekuensial ini merupakan kombinasi dari metode kros-seksional/tranversal dan


metode longitudinal. Dalam banyak hal, pendekatan ini mulai dengan studi kros-seksional
yang mencakup individu dari usia yang berbeda. Berbulan-bulan atau betahun-tahun setelah
pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi (ini merupakan aspek longitudinal dari
rancangan). Pada waktu selanjutnya, sekelompok subjek baru diukur pada masing-masing

11
tingkat usia. Kelompok baru pada masing-masing tingkat ditambahkan pada waktu
berikutnya untuk mengontrol perubahan yang (gugur) dari studi, pengujian ulang mungkin
telah meningkat kinerja mereka.

e. Metode Cross-Cultural/Pendekatan Lintas Budaya

Metode Cross-Cultural adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang


mempertimbangkan factor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Pendekatan ini banyak digunakan uttuk mengetahui perbedaan-
perbedaan atau persamaan-persamaan perkembangan anak pada beberapa laatar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini adalah karena dengan pendekatan ini dapat diperoleh
pengertian yang lebih mendalam tentang proses perkembangan sesorang. Melalui pendekatan
ini bisa dijelaskan hipotesa-hipotesa yang ada melalui factor-faktor yang diperoleh.

f. Metode yang spesifik

Metode yang spesifik adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala
perkembangan yang sedang timbul. Di antara metode yang spesifik yang digunakan dalam
psikologi perkembangan adalah :
a.    Metode Observasi
b.    Metode Eksperimen
c.    Metode Klinis
d.   Metode Test
e.    Metode Pengumpulan Data

Metode Observasi
Metode observasi adalah sutau cara yang digunakan untuk mengamati semua tingkah laku
yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu ataubpada suatu tahapan perkembangan
tertentu. Atau bisa dikatakan juga bahwa metode observasi adalah kegiatan mengenali
tingkah laku individu yang biasanya akan diakhiri dengan mencatat hal-hal yang dipandang
penting sebagai penunjang informasi mengenai klien.
Atau, metode observasi adalah metode serba sengaja dan sistematis mengamati aktivitas
individu lain.
Metode observasi ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1)  Observasi Alami (Natural Observation)

12
            Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-
hari secara alamiah/wajar. Jadi dalam observasi alami peneliti melakukan semua pencatatan
terhadap kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau mengontrol dalam situasi-situasi yang
direncanakan. Atau bisa dikatakan sebagai metode observasi non partsipan yang dimana
peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang diobservasi. Jadi peneliti
hanya sebagai penonton saja.
            Kalau dalam psikodiagnostik terkenal dengan istilah observasi medan atau alamiah
(field setting), yaitu observasi di lapangan atau kancah atau di tempat yang sesugguhnya.
2)  Observasi Terkontrol (Controlled Observation)
            Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah
sedemikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi atau
tingkah laku anak diharapkan akan timbul. Atau bisa disebut sebagai observasi laboratories
(laboratory setting), yakni observasi dengan situasi laboratorium, sehingga situasinya dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh observer.
Metode ini dianggap lebih objektif dan hasilnya lebih akurat, karena itu observasi
terkontrol dapat dilakukan dengan tujuan eksperimental dengan pendekatan dan metode yang
sesuai dengan lapangan psikologi eksperimental.
Metode Eksperimen
Penelitian terhadap anak tidak mudah dilakukan. Alasan pertama karena anak-anak sangat
sugestibel dan selalu berusaha menyenangkan hati sipenanya. Alasan kedua karena sukar
untuk mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud oleh anak itu.
Metode eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak. Pengunaan eksperimen terhadap anak-
anak hanya terbatas pada penyelidikan yang dapat diamati dengan alat indera karena gejala-
gejala jiwa yang bersifat ruhaniah masih sangat samar-samar.
Metode Klinis
Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan untuk anak-anak,
dengan cara mengamati, mengajak bercakap-cakap dan tanya jawab. Penggunaan metode
klini merupakan pengganbungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya dilakukan
dengan cara mengamati atas pertimbangan bahwa anak itu belum mampu memngungkapkan
isi pikiran dan perasaan dengan bahasa yang lancer.
Prof. Jean Piaget, seorang ilmuwan berasal dari perancis, menggunakan metode klinis
untuk meneliti cara berpikir dan perkembangan bahasa anak-anak. Metode observasi,

13
eksperimen, klinis termasuk metode langsung karena metode itu dapat lansung memperoleh
inromasi dan data-data dari sumbernya.
Metode Test
Metode Test adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu
tertentu terhadap objeknya. Test merupakan instrument penting dalam psikologi kontenpore,
yang digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap, dan hasil kerja.
Dalam hal ini, para peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikolkogi yang sudah
distandardisasi.
Atau bisa dikatakan bahwa test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasarkan atas bagaimana testee menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil
kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart atau testee yang lainnya.  
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan angket ini kami bagi dalam tiga bagian, diantaranya yaitu :
a. Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab atau daftar isian yang harus diisi
berdasarkan kepada sejumlah subjek. dan berdasar atas jawaban dan atau isian penyelidik
mengambil kesimpulan mengenai subjek yang diselidiki.
Bentuk angket dapat pula dipakai untuk menguji suaqtu hipotesis. Bentuk angket berupa
daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data-data dan informasi
dari objek yang dipelajari.
b. Metode Biografis
Secara etimologis metode biografis adalah metode yang menggunakan bahan-bahan yang
berwujud tulisan mengenai kehidupan subjek yang diselidiki baik tulisan itu dibuat oleh
subjek sendiri mupun oleh orang lain.
Biografi, yakni tulisan mengenai peri kehidupan yang dibuat oleh orang lain sering sangat
bermanfaat dalam pengungkapan kepribadian sesorang hanya saja kiranya mudah dimengerti
nahwa tulisan ini sanggat dipengaruhi oleh sikap dan penilaian penulis terhadap orang yang
ditulis biografinya.
Jika menganalisis biografi/otobiografi perlu memperhatikan bahwa tidak semua subjek
bertindak dan menulis secara jujur mengenai dirinya. Ada subjek dengan sengaja menutupi
kelemahan dirinya. Untuk hal ini diperlukan penelusuran yang sangat hati-hati agar diperoleh
data yang akurat dan jujur.

14
c. Metode Buku Harian
Buku harian ditulis oleh seseorang, biasanya berisikan hal-hal yang bersifat pribadi dan
biasanya yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan. Biasanya, diary dipakai sebagai
tempat pencurahan hal-hal yang positif dan negatif serta tempat untuk mengemukakan
pandangan-pandangan.
Biasanya anak pubertas suka menulis buku harian. Buku itu sangat bermanfaat untuk
mengungkapkan kejiwaan. Buku harian yang dibuat anak di masa pubertasnya harus hati-hati
mempelajarinya. Alasan pertama karena tidak memberikan kesan-kesan yang umum. Kedua,
karena hanya sedikit anak-anak yang suka membuat buku harian dalam jangka waktu yang
lama. Alasan lainnya, kalangan tertentu tidak menulis buku hariannya dengan teratur dan
sistematis sehingga tidak mungkin menjadikan buku harian itu sebagai pedoman untuk
memahami keadaan remaja.
Justru karena isinya yang demikian itulah maka buku harian dapat merupakan sumber data
yang sangat berharga untuk keperluan penyelidikan psikologis. Hanya saja harus pula diingat
bahwa buku harian itu belum tentu memberi gambaran yang jujur mengenai penulisnya.

IV. Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran


A. Perkembangan Masa Prenatal
1. Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal
Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap
perkembangan. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode prenatal ini berikut
akan diuraikan masing-masing pada tahapnya.
a) Tahap Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)
Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah
periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama
dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur
(ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma
pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang
di sebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan
kecil, ysng di sebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel.
Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab
blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan,
blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tubafalopi

15
Blastokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting.
Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah.
Dari lapisan atas berkembangan rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan
kelenjar-kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot,
tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit
lapisan dalam. Sementara itu lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas,
kelenjar ludah, dan sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong
amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Setelah beberapa hari kira-kira seminggu
setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara
penuh di dinding rahim inilah yang di sebut embrio.

b) Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)


Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam
di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini di
mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya
banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena
ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian tubuh embrio itu belum
sepenuhnya terbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan
dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala,
kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala,
pembuluh darah, dan jantung serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu
berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan
secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang
paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari
pusat badan.
Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu
perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantung
amniotic berisi cairan amniotic, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi
sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu
tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan
kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta
merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.

16
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh
darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga
pembuluh darah besar, satu unuk menyediakan bahan makanan dan dua untuk membawa
sisa-sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila di
potong tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem
saraf. Hal ini terlibat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai
manusia, tetapi kepala lebih besar di bandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada
umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan
telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya
sudah nampak pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan
otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-
paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.

c) Tahap Janin (Fetus Stage) (25 – 37 Bulan)


Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan periode fetus atau
periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai
dari usi 9 minggu sampai lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam
hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik
orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari
bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial.
Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara
spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai
berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu
ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan
dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum
perkembangannya, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat,
karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin tersebut, maka pada bulan keempat
dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau
menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan
ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5 kg.

17
Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu
mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, di buka dan
ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan
ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janin
sudah mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang
berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kalahiran.
Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive
terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam
suatu studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr.
Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in
the hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari
selama 6 minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali
diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum pernah
diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih disukai, bayi diberi
sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan peningkatan atau penurunan interval
waktu menyusun. Ternyata, perubahan kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada
waktu bayi mendengar cerita “the cat in the hat”. Tetapi hal demikian tidak terjadi pada
waktu mendengarkan cerita baru. Jadi, bayi menunjukkan suatu piihan yang jelas berdasarkan
pada pengalamannya selama masa prenatal.

2. Karakteristik Masa Prenatal


Meskipun relatif singkat, periode prenatal mempunyai enam karakteristik penting, masing-
masing karakteristik mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang
kehidupan. Ciri-cirinya yaitu:
a) Pada saat ini sifat-sifat bawaan, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
b) Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat
bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan
sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
c) Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan
kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan
pembuahan.
d) Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode prenatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.

18
e) Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik
maupun psikologis.

f) Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk


sikap-sikap yang baru diciptakan.

3. Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan


Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh
besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:
a)      Penentuan Sifat Bawaan
Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu
pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa
sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk
mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.
b)      Penentuan Jenis Kelamin
Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama
hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang
dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan
jenis kelamin ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-
anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin
mereka.
c)      Penentuan Jumlah Anak
Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga
terjadi kelahiran kembar.
d)     Penentuan Urutan Anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap
perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan
memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga. Hal ini
berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal


Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode
yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode
berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat

19
menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi
janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut
secara absolut luput dari pengaruh-pengaruh luar. Pada uraian berikut ini akan di bahas
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
a. Kesehatan Ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal.
Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran
kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang
cacat. Demikian pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di sertai dengan
gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak
perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu hamil terserang campak rubella (campak jerman),
dapat di pastikan bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak
rubella menyerang pada 2 bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulihan,
kelainan jantung, kerusakan pada sistem saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan
emosional.
b.      Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup mempengaruhi perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal
ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di
peroleh melalui darah ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus
mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi
tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam perkembangan masa
prenatal dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk cenderung
memiliki anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir prematur atau
meninggal. Dalam investigasi lain, makanan tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang
kekurangan gizi selama kehamilan meningkatkan performa anak mereka selama 3 tahun
pertama kehidupannya.
c.       Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam
peredaran darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-
bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada sistem
kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolisme. Bahan-bahan kimia juga dapat
mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi
janin.

20
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan
janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi,
pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite selama dua
bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Minuman yang mengandung alkohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan prenatal. Wanita pecandu alkohol dan tetap meminumnya selama
kehamilannya dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan bayi
dengan gejala yang disebut “sindrom alkohol janin”, yaitu sekelompok keabnormalan yang
tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan.
Keabnormalan itu meliputi cacat pada wajah, seperti hidung dan bibir bawah yang pendek.
Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan
masa prenatal. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan pengurangan bobot
kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian
bayi yang tinggi selama proses kelahian, serta penyesuaian diri yang buruk.
d.      Takhayul dan kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua
terhadap keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu atau keduanya
benci sama seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah
atau ibu membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya
akan mempunyai gambar mirip ular pada kulitnya. Hal-hal ini semua belum merupakam hasil
pembuktian ilmiah, dari itu masih termasuk lingkup takhayul.
e.       Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan
psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi
hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke
daerah kandungan dan membuat janin kekurangan darah.
Ibu yang mangalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama
kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang
abnormal di bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi di
asosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan
penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
f.       Sinar-X (X-ray) dan Kehamilan

21
Sinar-X adalah suatu radiasi berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat
mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik, dan menimbulkan efek pada bayi yang
belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-
X. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam taraf
pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi jaringan dan organ yang berbeda-beda.
Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau
cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia
dewasa. Memang sebagian besar prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang
relatif ringan. Namun sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil
kecuali benar-benar perlu, harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen
sebelum mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya. Paparan
radiasinya diukur dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap. Satuan lain adalah
penghitungan berdasarkan kerusakan biologis akibat paparan radiasinya. Radiasi sinar-x
dengan kekuatan tertentu (sesuai dosis) dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi
genetik dan menimbulkan cacat pada bayi yang belum dilahirkan. Sinar-x sangat berbahaya
terutama bagi sel yang membelah dengan cepat.

B. Perkembangan Masa Kelahiran


Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi
psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock, 1978).
1. Tahap-Tahap Kelahiran
Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi
semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap
kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi
dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk
mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi
terjadi hampir setiap menit.

22
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain
dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir


Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir :
a. Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan,
kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
b. Pengobatan ibu
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat
mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang
diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan
kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung
mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh
obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan
setelah kelahiran.
c. Lingkungan pra lahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai
dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir
dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
Jangka waktu periode kelahiran
Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang
lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari
waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut prematur sedangkan bayi yang
lebih lambat disebut posmatur.
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah
dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala
perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi
posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir
dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
d. Perawatan pasca lahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan
mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan
perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap

23
rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa
dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting
bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu
membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan
yang optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan.
Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu
segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu
metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu
segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan
emosional ibu dan bayi.
e. Sikap orang tua
Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri
dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap
ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam
persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan
dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam
konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai
kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan
lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada  saat ia lahir.

V. Perkembangan Masa Bayi


1. Perkembangan Fisik
Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi
fondasi kokoh bagi perkembanagn dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya
sangat vital dan penting
Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam
lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas
melakukan kegiatan yang harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi mampu melakukan
adaptasi sosial (penyesuaian diri dengan lingkungan sosial), dan mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Misalnya tugas pendisiplinan diri/pembiasaan diri, makan dan tidur
secara teratur, belajar patuh, dan lain-lain
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat
ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang besar dibandingkan dengan bagian

24
tubuh yang lain. Tubuhnya bergerak terus menerus ke kiri dan ke kanan dan seringkali tidak
dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang di dominasi oleh gerakan-gerakan
yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk, berdiri,
membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian, selama tahun kedua, pertumbuhan
fisiknya melambat, tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat
pertumbuhannya justru berlangsung cepat
Untuk mendukung perkembangan organ-organ tubuhnya, bayi harus terbiasa makan,
sampai sekitar 5 bulan ia harus memakan makanan cair. Kebutuhan makan saja tidak cukup
untuk perkembangan fisiknya, ia juga memerlukan istirahat dengan waktu tidur. Selama fase
infancy, hampir 90 % dari seluruh waktu yang dipergunakan untuk tidur. Sedangkan dalam
fase babyhood, keperluan tidur itu berjenjang misalnya usia 6 bulan waktu tidur kira-kira
52,5% dan waktu yang lain digunakan untuk bermain. Bayi yang selalu teratur makannya
sehingga terpenuhi menu dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, umumnya waktu tidur
menjadi bertambah panjang.
Uraian berikut akan memberikan gambaran lebih rinci tentang beberapa aspek dari
pertumbuhan fisik yang terjadi selama masa bayi.
Tinggi dan Berat badan Bayi
Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm, dengan berat 3,4 kg.
Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa, panjang bayi lebih dekat daripada
beratnya. Panjangnya bayi 20 inci menunjukkan lebih dari satu perempat tinggi orang
dewasa, sedangkan 3,4 kg beratnya menunjukkan hanya sebagian kecil dari berat badan orang
dewasa.
Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap,
menelan, dan mencerna, fisiknya bertumbuh dengan cepat. Selama bulan-bulan pertama
kehidupannya, berat badan bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4
bulan, berat badan mereka naik dua kali. Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata
pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat bayi mencapai sekitar 13
hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inci.

2. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan yang disebut “refleks”. Refleks adalah
gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkordinir sebagai reaksi terhadap
rangsangan tertentu serta memberi bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan

25
dengan gerakan yang relatif disengaja atau penuh arti. Ketika menguasai kemampuan ini,
maka disebut “skill” atau keterampilan.
Secara garis besar, refleks dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Refleks Survival
Yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya
b. Refleks Primitif
Yaitu refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan bagi kebutuhan fisik,
walaupun ia mungkin merupakan tingkah laku refleks yang penting pada tahap awal evolusi
manusia di wariskan oleh nenek moyang kita.
Berikut merupakan refleks-refleks yang muncul pada masa bayi :
a.       Refleks Menghisap dan Mencari
b.      Refleks Moro (moro reflex)
c.       Refleks Menggenggam (grasping reflex)
d.      Rangkaian Tingkah Laku dan Keadaan Bayi.

3. Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama kehidupan anak, fungsi inteligensi sudah mulai nampak dalam
tingkah lakunya, misalnya tingkah laku motorik dan berbicara. Perkembangan kemampuan
motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai pada usia 12 bulan, anak yang sedang pada
usia 15 bulan, yang moron 22 bulan, dan yang idiot 30 bulan.
Ada lima subperiode sensori-motor yaitu :
a.       Modifikasi (pelatihan refleks-refleks), usia 0-1 bulan.
b.      Pengembangan skema (reaksi pengulangan pertama = primary circular reaction), usia
1-4 bulan.
c.       Reaksi pengulangan kedua (secondly circular reaction), 4-8 bulan.
d.      Koordinasi reaksi-reaksi (skema sekunder atau mengembangkan tingkah laku
intensional), 8-12 bulan.
e.       Reaksi pengulangan ketiga (ekplorasi), 12-18 bulan

4. Perkembangan Keterampilan Motorik


Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang
disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaian koordinasi
dari beratus-ratus otot yang rumit.

26
Ciri-ciri gerakan motorik :
a. Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
b.   Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda.
c.    Gerak serta, gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan ciri-ciri dari motorik yang
masih muda.
Keterampilan motorik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a.   Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar (gross motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar lengan,
kaki, dan batang tubuh seperti beerjalan dan melompat.
b.   Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti
menyentuh dan memegang

5. Perkembangan Sensor
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang sedemikian rupa
untuk mengumpulkan informasi. Alat-alat yang berfungsi untuk menangkap informasi inilah
yang disebut dengan indra (sense) atau sitem sensorik. Jadi semua informasi yang datang
kepada bayi adalah melalui indra. Dengan demikian indra berfungsi mendeteksi,
mentrasduksi dan meneruskan semua informasi yang datang padanya
Pada umumnya perkembangan penglihatan itu berlangsung sebagai berikut :
a.       Usia 5 hari : bayi mampu mengikuti gerak seberkas cahaya.
b.      Usia 3 minggu : mampu mengikuti sejenak gerak suatu benda.
c.       Usia 5 minggu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara horizontal.
d.      Usia 9 minggu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara vertikal.
e.      Usia 2 tahun : anak mampu menggunakan matanya sama terampilnya dengan
kemampuan orang dewasa. Dengan sendirinya anak baru mampu melihat dengan “sudut
pandangan sendiri” dan dengan pengertian yang masih sederhana

6. Perkembangan Otak
Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk
sekitar 1,5 miliyar sel-sel saraf per menit. Jadi, pada saat dilahirkan, bayi kemungkinan telah
memiliki semua sel-sel otak yang dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak
tersebut belum matang dan jaringan urat syaraf masih lemah. Oleh sebab itu, segera setelah
lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel otak yang belum matang dan jaringan urat syaraf yang masih

27
lemah itu terus bertumbuh dengan cepat dan drastis mencapai kematangan, seiring dengan
pertumbuhan fisiknya.

7. Perkembangan Emosi
a.       Usia 0-8 minggu.
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian
dengan perasaan duniawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang (like) dan tidak senang
(dislike) jasmaniah. Misalnya bayi senyum atau tidur pulas kalau merasa kenyang, hangat dan
nyaman dan dia menangis kalau lapar, haus, kedinginan atau sakit.
b.      Usia 8 minggu- 1 tahun.
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum)
apabila melihat mainan yang digantungkan didepan matanya, atau melihat orang yang telah
dikenalnya. Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi atau orang asing
(menangis apabila dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya). Pada fase ini, perasaan anak
mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang jasmaniah menjadi perasaan-
perasaan senang, tidak senang, jengkel, terkejut, dan takut.
c.       Usia 1,0 tahun- 3,0 tahun
Gejala-gejala perkembangan emosi, pada usia ini, perkembangan emosinya sebagai berikut.
1.      Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda atau makhluk lain)
2.      Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun maka anak
dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
3.      Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini :
-          Labil, artinya mudah kembali berubah (sebentar menangis, kemudian tertawa)
-          Mudah “tersulut” (dipengaruhi) tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
Pada usia ini perkembangan rasa sosial lebih jelas lagi karena dapat dinyatakan dengan
bahasa, seperti mengajak, menyatakan simpati atau antipasti, rasa tidak setuju, menolak atau
menentang dan sebagainya. Karena emosi anak kemungkinan dapat dipengaruhi maka anak
dapat “turut” menyayangi, mengasihi ataupun membenci sesuatu. Hal ini merupakan benih
untuk timbulnya rasa sayang, benci atau simpati terhadap sesuatu (seseorang).

8. Perkembangan Bahasa
Menurut William Stern dan Clara Stern tahapan-tahapan dalam perkembangan bahasa
adalah sebagai berikut :
a.       Masa permulaan, stadium purwoko (6-12 bulan)

28
Masa ini disebut masa meraban, yaitu masa mengeluarkan barmacam-macam suara
yang tidak berarti. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata seperti ba-ba-ba,
pa-pa-pa, ma-ma-ma.
b.      Masa pertama, stadium kalimat satu kata (12-16 bulan)
Pada masa ini anak sudah dapat mengucapkan kata misalnya mama, papa, mamam.
Sepatah kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap. Kata-kata yang
diucapkan itu meskipun tidak langsung, tetapi mempunyai maksud tertentu.
c.       Masa kedua, stadium nama (16-24 bulan)
Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda
mempunyai nama, sehingga disebut stadium nama. Disamping nama orang dan benda, juga
nama-nama perbuatan yang disaksikan atau sifat-sifat sesuatu ditanyakan juga kepada
namanya. Oleh kaarena itu, masa ini juga disebut “masa haus nama”. Pada masa ini, anak
sering berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri, maupun dengan benda-benda
mainannya

9. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau
emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang
lain. Masa bayi adalah masa ketika anak-anak mulai belajar berjalan, berpikir, berbicara, dan
merasakan sesuatu. Sebab sejak lahir, pengalaman bayi semakin bertambah dan ia
berpartisipasi aktif dalam perkembangan psikososialnya sendiri, mengamati dan berinteraksi
dengan orang-orang di sekitarnya.
Perkembangan psikososial terbagi menjadi tiga yaitu :
a.       Perkembangan Emosi
Emosi adalah sebuah istilah yang sudah popular, namun maknanya secara tepat masih
membingungkan, baik dikalangan ahli psikologi maupun ahli filsafat.
Beberapa ahli mencoba memahami kondisi emosi bayi melalui ekpresi tubuh dan wajah,
namun para ahli psikologi lain mempertanyakan seberapa penting kedua ekpresi tubuh dan
wajah itu dapat menentukan apakah seorang bayi berada dalam suatu kondisi emosional
tertentu.
b.      Perkembangan Temperamen
Temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta pengaturan
diri yang memunculkan perilaku individu yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil dan

29
menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara
pembawaan, kematangan, dan pengalaman.
c.       Perkembangan Attachment
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial, yakni kecenderungan alami untuk
berinteraksi dan melakukan penyesuaian terhadap orang lain.
10. Perkembangan Moral
Dalam hal perkembangan moral, masa bayi perlu diarahkan pada kedisiplinan tentang pola
perilaku. Disiplin sangat berperan untuk memberikan hukuman terhadap perilaku yang salah
dan bentuk pujian untuk perilaku yang dapat diterima secara sosial. Tujuan utama disiplin
dalam masa bayi adalah mengajarkan kepada anak, apa yang menurut ia dianggap oleh
kelompok sosial sebagai benar dan salah, dan mengusahakan agar ia bertindak sesuai dengan
pengetahuan ini. Hal ini mulanya dicapai dengan cara pengendalian dari dalam bila ia sudah
dapat mempertanggung jawabkan sendiri perilaku mereka. Hal yang penting untuk diketahui
pula adalah bahwa penggolongan peran seks semestinya sudah mulai sejak lahir. Hal ini
ditunjang oleh pola hubungan ibu-anak, yang juga bisa mewarnai pola perilaku/kepribadian
anak. Demikian pula halnya berkaitan dengan perkembangan jiwa keagamaan.

11. Perkembangan kesadaran Beragama


Menurut Arnold Gessel, anak pada usia bayi sudah mempunyai perasaan ketuhanan.
Perasaan ini sanagt memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan
pada usia ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan periode
berikutnya. Seiring dengan perkembangan kognisi, emosi dan bahasa anak maka untuk
membantu perkembangan kesadaran beragamanya, orangtua sebagai lingkungan pertama
bagi anak seyogyanya melakukan hal-hal berikut:
a. Mengenalkan konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui bahasa,
seperti pada saat memberi makan atau menyusui, memandikan, membedaki, dan
memakaikan pakaian kepada anak, bacakanlah basmallah, kemudian pada saat
menggendongnya atau meninabobokannya menjelang tidur bacalah kalimat-kalimat
toyyibah (dzikir kepada Allah).
b. Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Hal ini penting karena pada usia ini
belum berkembang pemahaman akan kasih sayang Tuhan, atau lebih jauhnya konsep
kehidupan beragama
c. Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agama secara baik. Anak memiliki
kemampuan untuk mengimitasi penampilan atau perbuatan orang lain, dalam hal ini

30
orangtuanya. Olah karena itu, orangtua seyogyanya tampil sebagai figur yang memberi
teladan dalam mengamalkan nilai-nilai agama kepada anak.
VI. Perkembangan Masa Anak-anak
Masa anak- anak awal (prasekolah) berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun,
beberapa ciri perkembangan pada masa ini adalah :
1. Perkembangan fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat di bandingkan
dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini
berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun
menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat.
a. Tinggi dan berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat
bertambah antara 2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38
inci dan beratnya sekitar 16,5 Kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan
beratnya 21,5 Kg (Mussen, Conger & kagan, 1969)
b. Perkembangan otak
Di antara perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak awal ialah
perkembangan otak dan sistem saraf yang berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh
pada masa awal anak- anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat
bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada
usia 5 tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian &
Pandya, 1988).
Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan
ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat
saraf itu terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja. Beberapa pertambahan
ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses dimana sel-sel
urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak
terhadap peningkatan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat saraf. ( Desmita,
2012 : 127-128)
c. Perkembangan motorik
Dengan bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem syaraf-otot
(neuromuskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak. Dengan
meningkatnya usia nampak perubahan dari gerakan kasar mengarah kearah gerakan yang
lebih halus yang memerlukan kecermatan dan kontrol otot-otot yang lebih halus serta

31
koordinasi. Keterampilan dan koordinasi gerakan harus dilatih dalam hal kecepatannya dan
keluwesannya.
Beberapa permainan dan alat bermain yang sederhana seperti kertas koran, kubus-kubus,
bola, balok titian, tongkat dapat digunakan untuk membantu memperkembangakan aspek
motorik ini. Beberapa keterampilan motorik yang perlu dilatih dalam hal keluwesan,
kecepatan dan ketepatannya antara lain ialah: keterampilan koordinasi anggota gerak seperti
tubuh untuk berjalan, berlari, melompat, keterampilan tangan,  jari-jemari dalam hal makan,
mandi, berpakaian, melempar, menangkap, merangkai dan lain-lain, keterampilan kaki
misalnya meniti, berjingkat, menari, menendang dan lain-lain.

2. Perkembangan Kognitif
a. Perkembangan kognitif menurut teori Piaget
Secara garis besar, piaget mengelompokan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang
anak menjadi empat tahap:  tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap opera konkret, dan
tahap operasi formal. Tahap sensorimotor lebih ditandai dengan pemikiran anak berdasarkan
tindakan indrawinya.Tahap praoperasi diwarnai dengan mulai digunakannya simbol-simbol
untuk menghadirkan suatu benda atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa. Tahap
operasi konkret di tandai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasi formal
dicirikan dengan pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif, serta induktif.
Tahap-tahap diatas saling berkaitan. Urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik,
karena tahap sesudahnya mengandaikan terbentuknya tahap sebelumnya. Tetapi, tahun
terbentuknya tahap tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang. Seseorang dapat
mulai tahap operasi formal pada umur 11 tahun, sedangkan orang lain baru mulai tahap yang
sama pada umur 15 tahun. Perbedaan antara tahap sangat besar karena ada perbedaan kualitas
pemikiran yang lain. Meskipun demikian, unsur dari perkembangan sebelumnya tetap tidak
dibuang. Jadi, ada kesinambungan dari tahap ke tahap, walaupun ada juga perbedaan yang
sangat mencolok.
Tabel I, skema empat tahap perkembangan kognitif piaget
Tahap Umur Ciri pokok perkembangan
         Berdasarkan tindakan
Sensorimotor 0-2 tahun
         Langkah demilangkah
         Penggunaan simbol/bahasa tanda
Praoperasi 2-7 tahun
         Konsep intutif
Operasi 8-11 tahun          Pakai aturan jelas/logis

32
konkret          Reversibel dan kekekalan
         Hipotetis
11 tahun ke          Abstrak
Operasi formal
atas          Deduktif dan induktif
         Logis dan probabilitas

b. Persepsi visual
Kematangan penglihatan juga meningkat pada usia prasekolah dan otot-otot mata sudah
berkembang di akhir usia prasekolah. Hal ini memungkinkan anak menggerakan matanya
untuk melihat sederetan huruf-huruf, memusatkan penglihatan dan mempertahankan
perhatiannya untuk jangka waktu cukup lama
c. Perkembangan Memori
Dibandingkan dengan bayi, mengukur memori anak-anak jauh lebih mudah, karena anak-
anak telah dapat  memberikan reaksi secara verbal. Berikut ini akan diuraikan beberapa
komponen penting dari memori anak-anak usia pra sekolah, terutama memori jangka pendek
dan jangka panjang.
1. Memori jangka pendek
Dalam memori jangka pendek, individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik,
dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek ini sering di
ukur dalam rentang memori, yaitu jumlah item yang dapat diulang kembli dengan tepat
sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan yang
tidak berhubungan satu sama lain berupa angaka, huruf, atau simbol. Tes rentang memori
pada umumnya dimasukan kedalam tes intelegensi yang dibakukan item-itemnya. Dengan
menggunakan tes ini, terbukti bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan
tumbuhnya anak menjadi lebih besar.
2. Memori jangka panjang
Dalam studi yang dilakukan oleh Brown dan Scout, terlihat bahwa anak usia 4 tahun
mencapai ketepatan 75% dari waktunya dalam merekognisi gambar-gambar yang telah
diperlihatkan satu minggu sebelumnya. Beberapa studi juga menunjukan bahwa anak-
anak memiliki memori rekognisi yang baik sekalipun telah mengalami penundaan
untuk jangka waktu yang lama. Untuk mengungkapkan perbedaan antara memori
anak-anak dengan memori orang dewasa pada umumnya yang dilakukan adalah
mengukur recall dari pada mengukur recognition, sebab recall membutuhkan strategi

33
pengulangan yang relatif aktif dan pencarian yang berlangsung terus menurus dalam
memori kita.

d. Perkembangan Atensi
Atensi pada anak telah berkembang pada masa bayi. Aspek-aspek atensi yang berkembang
selama masa bayi ini memiliki arti yang sangat penting selama tahun-tahun pra sekolah.
Penelitian telah menunjukan bahwa hilangnya atensi ( habituation) dan pulihnya atensi (
dishabituation) bila diukur pada 6 bulan pertama masa bayi, berkaitan dengan tingginya
kecerdasan pada tahun-tahun pra sekolah
e.   Perkembangan Metakognitif
Sebagai anak yang mulai tumbuh menjadi lebih besar, mereka berusaha mengetahui
tentang pengetahuannya sendiri, tentang bagaimana belajar, dan mengingat situasi-situasi
yang dialami setiap hari, dan bagaimana seseorang dapat meningkatkan penilaian kognitif
mereka, para ahli psikologi menyebut tipe pengetahuan ini dengan metakognitif, yaitu
pengetahuan tentang kognisi. Menurut Margaret W. Matlin (1994), metakognitif adalah “
knowledge and awareness about cognitive processes-or our thoughts about thinking”. jadi
yang dimaksud dengan metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses
kognisi atau tentang pemikiran kognitif.
Sejumlah peneliti lain lebih tertarik untuk mempelajari kemampuan metakognitif anak-
anak, apakah anak-anak yang masih kecil telah mampu memahami pikiran-pikiran mereka
sendiri dan pikiran-pikiran orang lain. Hala Chandler dan Fritz (1991) misalnya, menemukan
bahwa anka-anak yang masih kecil usia 2 atau 2,5 tahun telah mengerti bahwa untuk
menyembunyikan sebuah objek dari orang lain merea harus menggunakan taktik penipuan,
seperti berbohong atau menghilangkan jejak mereka sendiri.
f. Perkembangan bahasa
Dalam pembahasan tentang perkembangan kognitif diatas telah disinggung dalam fase
prakonseptual, seiring dengan kemunculan simbolis, anak-anak mengalami perkembangan
bahasa yang pesat. Perkembangan bahasa yang cepat ini dianggap sebagai hasil
perkembangan simbolisasi. Dengan demikian pada masa ini anak-anak telah mengalami
sejumlah nama-nama dan hubungan antara simbol-simbol. Ia juga dapat membedakan
berbagai benda disekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.
Disamping itu pada masa ini penguasaan kosa kata anak juga meningkat pesat. Anak
menguncapkan kalimat yang makin panjang dan makin bagus, menunjukan panjang
pengucapan rata-rata anak telah mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk.

34
Sesekali ia menggunakan kata perangkai akhirnya timbul anak kalimat. Schaerlaekens
(1977), membedakan perkembangan bahasa pada masa awal anak-anak ini atas tiga, yaitu
priode pra-lingual (kalimat satu kata), periode lingual- awal ( kalimat dua kata)  dari 1 hingga
2,5 tahun, dan periode differensiasi ( kalimat tiga kata dengan bertambahnya diferensiasi
pada kelompok kata dan kecapan verbal). ( Desmita, 2012: 134-139)  

3. Perkembangan Psikososial
Disamping perkembangan fisik dan kognitif sebagaimana telah di bicarakan di atas, masa
awal anak-anak juga ditandai dengan perkembangan psikososial yang cukup pesat.
Perkembangan psikososial yang terjadi pada masa awal anak-anak, diantaranya  hubungan
dengan orang lain (orang tua & teman sebaya), bermain dan perkembangan moral
a. Hubungan dengan orang tua
Sejumlah ahli mempercayai bahwa kasih sayang orang tua atau pengasuhnya selama
beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak,
meningkatkan kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial dan penyesuaian diri
yang baik pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan
yang diterapkan oleh orang tua. Studi klasik tentang hubungan orang tua dan anak yang
dilakukan oleh Diana Baumrind, 1972 ( dalam Lerner & Hultsch, 1983) merekomendasikan
tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku
sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter dan permisif.
b. Hubungan dengan teman sebaya
Salah satu fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan
pembanding di luar lingkungan keluarga.Melalui teman anak memperoleh umpan balik
tentang kemampuan yang dimilikinya
c. Bermain
Bermain merupakan hal yang essensial bagi kesehatan anak. Adapun manfaat bermain
adalah :
1. Meningkatkan kerjasama, tanggung jawab.
2. Menghilangkan ketegangan
3. Meningkatkan perkembangan kognitif
4. Meningkatkan eksplorasi
5. Meemperluas kesempatan bagi anak untuk mengobrol dan berinteraksi dengan teman
sebaya.

35
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah berkaitan dengan aturan atau konvensi tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Seseorang ketika
dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk
dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, individu
belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku
mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
Teori belajar sosial melihat tingkah laku moral sebagai respon atas stimulus. Dalam hal
ini, proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan
perilaku moral.Perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui beberapa cara
yaitu, Pendidikan langsung, baik oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Identifikasi,
dengan cara meniru tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. Proses coba-coba
(trial dan error), yaitu mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba

B. Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak


Periode ini mulai sejak anak-anak berusia 6 tahun sampai dengan seksualnya matang,
Kematangan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin maupun antar budaya yang
berbeda.Masa ini disebut juga masa anak sekolah. Anak-anak sudah lebih mandiri. Pada masa
inilah anak paling peka dan paling siap untuk belajar. Mereka haus akan pengetahuan dan
ingin selalu mengetahui dan memahami.
Pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung, anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih
kuat, dan lebih banyak belajar berbagai keterampilan.
Proses kognitif mereka sudah lebih logis dan tidak egosentris lagi. Anak sudah lebih
mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi. Mereka juga sudah dapat
memperhitungkan berbagai aspek yang ada sebelum mengambil suatu kesimpulan.Salah satu
kemampuan kognitif yang berkembang pada saat ini adalah kemampuan melakukan
konservasi (konsep bolak-balik ; mampu memahami sesuatu ; misalnya air, banyak air akan
tetap sama, walaupun tempatnya berbeda-beda). Anak juga sudah memperlihatkan kemajuan
dalam konsep waktu, dan jarak, walaupun pemahaman mereka mengenai angka masih
terbatas.
Pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat dan mereka dapat menguasai tata bahasa.
Mereka juga sudah dapat belajar menguasai lebih dari satu bahasa (multilingualisme). Secara
formal mereka sudah dapat diajarkan membaca dan menulis.

36
Perkembangan sosial anak mulai meningkat yang ditandai dengan adanya pengetahuan
dan pemahaman mereka mengenai kebutuhan ketentuan maupun peraturan-peraturan. Selain
itu hubungan-hubungan antara anak dengan keluarga, teman sebaya dan sekolah sangat
mewarnai perkembangan sosialnya.
Perkembangan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan
kognitifnya. Hal ini akan membentuk persepsi anak mengenai dirinya sendiri, dalam
kompetensi sosialnya, dalam peran jenis kelaminnya, dan dalam menegakan pendapatnya
mengenai apa yang benar dan salah.

VII. Perkembangan Masa Remaja


A. Identifikasi perkembangan remaja
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), periode ini
umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar
usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13
tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang
dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “.
Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di
mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang
menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta
menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini,
Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh
dengan konflik.Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh
dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang
mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu
beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan
masyarakatnya.
Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang
mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh
konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua
situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian
(fluktuatif).

37
Menururt Hurlock (1964) Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th –
21/22 th). WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia
kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO
membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 –
20 tahun.
 Remaja Awal
a. Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Pada masa ini, remaja mengalami badai dan topan  dalam kehidupan perasaan dan emosinya.
Keadaan semacam ini sering disebut strom and stress. Remaja sesekali sangat bergairah
dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang
sangat, rasa percaya diri berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, termasuk ketidaktentuan
dalam menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
b. Status remaja awal yang membingungkan
Status mereka tidak hanya sulit ditentukan, tetapi juga membingungkan. Perlakuan orang tua
terhadap mereka sering berganti-ganti. Orang tua ragu memberikan tanggungjawab dengan
alasn mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka bertingkah kekanak-kanakan,
mereka mendapat teguran sebagai “orang dewasa”. Karena itu, mereka bingung akan status
mereka.
c. Banyak masalah yang dihadapi remaja
Remaja awal sebagai individu yang banyak mengalami masalah dalam kehidupannya. Hal ini
dikarenakan mereka lebih mengutamakan emosionalitas sehingga kurang mampu menerima
pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Faktor ini disebabkan karena
mereka menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua

 Remaja Akhir
Pada masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagngan
psikis. Stabilitas mulai timbul dan meningkat
Stabilitas mulai timbul dan meningkat dalam aspek psikis. Demikian pula stabil dalam
minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesame ataupun lain
jenis. Mereka mulai menunjukkan kemantapan serta tidak mudah berubah pendirian.
Proses menjadi stabil ini akan lebih cepat apabila orang tua berperan dengan lebih
demokratis.

38
Citra diri dan sikap pandang yang lebih realistis
Disini remaja mulai menilai dirinya sebagaimana adanya (apa adanya), menghargai miliknya,
keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
 Mampu menghadapi masalahnya secara lebih matang,
Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan piker remaja akhir yang telah lebih sempurna
dan ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis.
 Perasaan menjadi lebih tenang
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom and stresssehingga muncullah suatu
ketenangan dalam diri mereka.
 Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
sebelum masa remaja ini disebut sebagai Periode Pubertas (ambang pintu masa remaja).
Pubertas jelas berbeda dengan masa remaja , walaupun bertumpang tindih dengan masa
remaja awal.
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan
kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai
dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini
meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai
dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis,
scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi
sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan
keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu pada
bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan
perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin,
kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini
berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak)
merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini
diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak

39
B. Ciri-ciri Remaja Awal (11 – 16 Tahun )
1. Ciri Fisik :
a)    Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat.
b)   Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang.
c)    Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic region, otot mengembang pada
bagian – bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin
(menstruasi pada wanita dan day dreaming pada laki-laki).
2. Ciri Psikomotor :
a)    Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.
b)   Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.
3. Ciri Bahasa :
a)    Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.
b)   Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik.
4. Ciri Perilaku Kognitif :
a)    Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,
diferen-siasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas.
b)   Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat.
c)    Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang
lebih jelas.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a)    Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul
dengan banyak teman tetapi bersifat temporer.
b)   Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat
konformitas yang tinggi.
 6. Ciri Moralitas :
a)    Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan
kebutuhan dan bantuan dari orang tua.
b)   Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau
sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para
pendukungnya.
c)    Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya.
7. Ciri PerilakuKeagamaan :

40
a)    Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara
kritis dan skeptis.
b)   Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya
semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.
c)    Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
8. Ciri Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian :
a)    Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri)
mulai menunjukkan arah kecenderungannya.
b)   Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-
taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti
dalam yang cepat.
c)    Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis,
sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
d)   Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.

C. Ciri-ciri Remaja Akhir (17 – 22 Tahun )


1. Ciri Fisik :
a)    Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat.
b)   Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa.
c)    Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang dewasa.
2. Ciri Psikomotor :
a)    Gerak gerik mulai mantap.
b)   Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang
menunjang kepada persiapan kerja.
3. Ciri Bahasa :
a)    Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.
b)   Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis,
religius.
4. Ciri Perilaku Kognitif :
a)    Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan
membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif.
b)   Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat
(usia 50-60) menjadi deklinasi.

41
c)    Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya.
5. Ciri Perilaku Sosial :
a)    Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman
dekat).
b)   Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman
dekat pilihannya yang banyak memiliki kesamaan minat.
6. Ciri Moralitas :
a)    Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para
pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau kesalahan.
b)   Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau
sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya.
c)    Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus
dirundingkan dengan orang tuanya.
7. Ciri Perilaku Keagamaan :
a)    Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati
menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
b)   Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan
pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas.
c)    Mulai menemukan pegangan hidup.
 8. Ciri Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian :
a)    Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar
kepribadiannya.
b)   Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai
dirinya.
c)    Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan
ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya;
yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya.
d)   Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan
identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai
masa dewasa.

D. Masa Remaja Akhir Sebagai Masa Adolessence


Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara masa remaja menuju dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 17-22 tahun.  Pada masa ini terjadi proses

42
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan orang tua dan cita-
cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan. (Anna Freud, dalam buku Hurrlock).
Adolessense berasal dari kata adolescere yang artinya: “tumbuh”, atau ”tumbuh menjadi
dewasa” untuk mencapai “kematanga”, kematangan adolessense mempunyai arti luas
mencakup kematangan mental, emosional, seksual dan fisik.[4]Pada masa adolessense ini
adalah masa terjadinya proses peralihan dari masa remaja atau pemuda ke masa dewasa. Jadi
masa ini merupakan masa penutup dari masa remaja atau pemuda. Masa ini tidak berlangsung
lama, oleh karena itu dengan kepandaiannya, seseorang yang dalam waktu relatif singkat
sekali telah sampai kemasa dewasa.
Banyak pendapat tentang masa adolescence ini akan tetapi pada umumnya, berkisar 17,0-
19,0/21,0 tahun. Pada masa adolescence ini sudah mulai stabil dan mantap, ia ingin hidup
dengan modal keberanian, anak mengenal aku-nya, mengenal arah hidupnya, serta sadar akan
tujuan yang dicapainya, pendiriannya sudah mulai jelas dengan cara tertentu. sikap kritis
sudah semakin nampak, dan dalam hal ini sudah mulai aktif dan objektif dalam melibatkan
diri ke dalam kegiatan-kegiatan dunia luar. Juga dia sudah mulai mencoba mendidik diri
sendiri sesuai pengaruh yang diterimanya. Maka dalam hal ini terjadi pembangunan yang
esensial terhadap pandangan hidupnya, dan masa ini merupakan masa berjuang dalam
menentukan bentuk/corak kedewasaannya

VIII. Perkembangan Masa Dewasa


Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescene - adolescere yang
berarti “tumbuh menjadi kedewasaan.” Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang
telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini
tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ
kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Belum lama ini, dalam kebudayaan
Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai umur 21
tahun. Sekarang, umur 18 tahun merupakan umur dimana seseorang dianggap dewasa secara
syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup atau panjangnya usia rata-rata orang maka masa
dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama dalam rentang hidup.
A. CIRI-CIRI MASA DEWASA

43
Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti
peran suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap baru,
keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian diri
ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang.
Dibawah ini di uraikan secara ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam tahun-tahun masa
dewasa.
1. Masa Dewasa sebagai “Masa Pengaturan” Telah dikatakan bahwa masa anak-anak
dan masa remaja merupakan periode “pertumbuhan” dan masa dewasa merupakan
masa “pengaturan” (settle down). Pada generasi-generasi terdahulu berada pandangan
bahwa jiika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara syah, hari-hari
kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima
tanggungjawab sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa pria muda mulai membentuk
bidang pekerjaan yang akan ditanganinya sebagai kariernya, sedangkan wanita muda
diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
Kapan orang muda masa kini memulai hidup rumah tangga bergantung pada dua
faktor. Pertama, cepat tidaknya mereka mampu menemukan pola hidup yang
memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa depan. Faktor kedua yang
menentukan kemantapan pilihan seseorang bekerja tenggungjawab yang harus
dipikulnya sebelum ia mulai berkarya.
2. Masa Dewasa sebagai “Usia Reproduktif” Orang tua (Parenthood) merupakan salah
satu peran yang paling penting dalamhidup orang dewasa. Orang yang kawin berperan
sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia duapuluhan atau pada awal tigapuluhan;
beberapa sudah menjadi kakek/nenek sebelum masa dewasa ini berakhir. Orang yang
belum menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai
kehidupankariernya, tidak akan menjadi orangtua sebelum ia merasa bahwa ia mampu
berkeluarga. Perasaan ini biasanya terjadfi sesudah umurnya sekitar awal tigapuluhan.
Demikian pula, jika wanita ingin berkarier sesudah menikah, ia akan menunda untuk
mempunyai anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian baginya hanyalah dasa
warsa terakhir dari masa dewasa ini merupakan “usia reproduktif”. Bagi orang yang
cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau
bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkina seluruh masa dewasa ini
merupakan masa reproduksi.

44
3. Masa Dewasa sebagai “Masa Bermasalah” Dalam tahun-tahun awal masa dewasa
banyak masalah baru yang harus dihadapi sesorang. Dengan menurunnya tingkat usia
kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun pada tahun 1970, anak-anak muda telah
dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak siap untuk mengatasinya. Dari
awal masa dewasa, rata-rata orang Amerika zaman sekarang disibukkan dengan
masalah-masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dalam berbagai aspek
utama kehidupan orang dewasa. Dalam dasawarsa 30 tahun sampai 40 tahun,
penyesuaian diri lebih dipusatkan pada hubungan dalam keluarga, karena umumnya
pada usia ini orang menyadari bahwa sulit untuk memilih pekerjaan lain atau
mencoba-coba mengembangkan suatu kemampuan baru. Oleh karena itu, pada
umumnya pria mengadakan penyesuaian diri terlebih dulu terhadap pekerjaan, dan
baru kemudian memusatkan perhatian pada upaya penyesuaian diri yang berkaitan
dengan masalah-masalah peran sebagai orang tua. Ada banyak alasan mengapa
penyesuaian diri terhadap masalah-masalah pada masa dewasa begitu sulit. Tiga di
antaranya khususnya bersifat umum sekali. Pertama, sedikit sekali orang muda yang
mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah yang perlu di atasi
sebagai orang dewasa. Kedua, mencoba menguasai dua atau lebih ketrampilan
serempak biasanya menyebabkan kedua-duanya kurang berhasil. Ketiga, dan mungkin
yang paling berat dari semuanya, orang-orang muda itu tidak memperoleh bantuan
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka; tidak seperti sewaktu
mereka tidak dianggap belum dewasa
4. Masa Dewasa sebagai “Masa Ketegangan Emosional” Sekitar awal atau pertengahan
umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah mampu memecahkan masalah-
masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara
emosional. Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tigapuluhan, hal itu
umunya nampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu
tergantung dari masalah-masalah penyesuaiandiri yang harus dihadapi saat itu dan
berhasil tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian itu.
5. Masa Dewasa sebagai “Masa Keterasingan Sosial” Dengan berakhirnya pendidikan
formal dan terjuunnya seseorang kedalam pola kehidupan dewasa, yaitu kerier,
perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya
masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatab dalam
kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk
pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami

45
keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan denagn adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk
maju dalam karier – dengan demikian keramahtamhan masa remaja di ganti dengan
persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian
besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat
menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina
hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi agosentis dan ini
tentunya menambah kesepian mereka.
6. Masa Dewasa sebagai “Masa Komitmen” Seorang pelajar yang sepenuhnya
tergantung pada orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan
pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen
baru, meskipun pola-pola hidup, tanggungjawab dan komitmen-komitmen baru ini
mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan membentuk
pola hidup, tanggungjawab dan komitmen-komitmen di kemudian hari
7. Masa Dewasa sebagai “Masa Perubahan Nilai” Ada beberapa alasan yang
menyebabbkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, Pertama jika orang muda
dewasa ingin diterima oleh anggota-anggota kelompok orang dewasa, mereka harus
menerima nilai-nilai kelompok ini, seperti juga sewaktu kanak-kanak dan remaja
mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman sebaya. Kedua, orang-orang
muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada
nilai-nilai konvesional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga
halnya dalam hal penampilan. Ketiga, orang-orang yang muda menjadi bapak – ibu
tidak hanya cenderung mengubah nilai-nilai mereka lebih cepat daripada mereka yang
tida kawin atau tidak punya anak, tetapi mereka juga bergeser kepada nilai-nilai yang
lebih koservatif dan lebih tradisional
8. Masa Dewasa sebagai “Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru” Dalam
masa dewasa ini gaya-gaya hidup baru paling menonjol di bidang perkawinan dan
peran orangtua. Sebagai pengganti masa perkenalan muda-mudi gaya tradisional,
banyak orang muda zaman sekarang menganggap hubungan seks sebelum perkawinan
sebagai suatu bagianmasa perkenalan yang dapat di terima. Khususnya mereka yang
kuliah di akademi dan perguruan tinggi sehingga hal itu juga telah dianggap sebagai
bagian poola masa pacaran masa kini. Menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang
baru memang selalu sulit, terlebih-lebih bagi kaum muda zaman sekarang karena
persiapan yang mereka terima sewaktu masih anak-anak dan dimasa remaja biasanya

46
tidak berkaitan atau bahkan tidak cocok dengan gaya-gaya hidup baru ini, sebagai
contoh: orang-orang muda masa kini jarang sekali dipersiapkan agar mampu memikul
tanggungjawab sebagai orangtua tunggal atau tugas ganda sebagai orangtua dan
pencari nafkah di luar rumah.
9. Masa Dewasa sebagai “Masa Kreatif” Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia
dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuanindividual, kesempatan untuk
mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan
sebesar-sebesarnya. Ada yang menyalurkan kreatifitasnya ini melalui hobi, ada yang
menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresikreativitas. Sewaktu
remaja, perempuan lebih banyak diberikan kesempatan untuk berkreasi dari pada anak
laki-laki, karena kreativitas itu dari segi kepantasan seks di anggap lebih pantas untuk
wanita dari pada untuk pria. Oleh karena itu, sebagai wanita muda mereka cenderung
lebih kreatif daripada laki-laki dalam hal apapunyang mereka lakukan, baik dalam
pakian mereka, pengaturan rumah, atau hobi mereka. Meskipun demikian,
kesempatan ini banyak terhalang karena tugas-tugas rumah tangga dan pengasuhan
anak. Oleh sebab itu, waktu mereka sudah setengah baya, prestasi kreativitas mereka
kurang berkembang dibandinhykan dengan prestasi pria yang pada awal masa dewasa
kurangkreatif dari wanita

B. PERUBAHAN MINAT PADA MASA DEWASA


Kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat pada masa dewasa:
a. Perbuhan dalam kondisi kesehatan Menjelang usia setengah baya, umumnya orang
merasa bahwa kekuatan dan daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh sebab itu
mereka bergeser pada minat-minat yang tidak begitu memerlukan kekuatan dan daya
tahan, terurama dalam rekreasi mereka.
b. Perubahan dalam status ekonomi Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung
memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu
mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi mengalami kemunduran maka
orang cenderung mempersempit minat mereka
c. Perubahan dalam pola kehidupan Orang muda harus meninjau kembali minat-minat
lama mereka dari segi waktu, tenaga, dana dan persahabatan mereka untuk
mengetahui apakah hal-hal ini sesuai dengan pola-pola kehidupan mereka yang baru
atau apakah hal-hal itu masih memebrikan kepuasan seperti dulu.

47
d. Perubahan dalam nilai Nilai-nilai baru yang diperoleh seseorang mempengaruhi minat
yang sudah ada atau dapat menunmbuhkan minat baru.
e. Perubahan peran seks Pola kehidupan wanita dewasa sangat berbeda dengan pola
kehidupan pria dewasaoleh sebab itu perubahan minat berdasarkan seks menjadi
semakin besar di bandingkan pada masa remaja.
f. Perubahan dari ststus belum menikah ke status menikah Karena pola kehidupan yang
berbeda, orang-orang yang tidak menikah mempunyai minat yang berbeda dari
mereka yang menikah yang sama usianya.
g. Menjadi orang tua Pada waktu orang-orang muda itu menjadi orang tua, mereka
umumnya tidak mempunyai waktu, uang atau tenaga untuk melanjutkan minat
mereka. Minat mereka berubah. Orientasi pada kehidupan keluarga menggantikan
orientasi pada diri sendiri.
h. Perubahan kesenangan Apa yang disenangi dan tidak disenangi sangat mempengaruhi
minat seseorang dan akan menjadi lebih kuat dengan bertambahnya usia dan ini
menyebabkan minat yang mantap setelah ia dewasa
i. Perubahan dalam tekanan-tekana budaya dan lingkungan Pada tiap tahapan umum,
minst seseorang di pengaruhi oleh tekanan-tekana dari kelompok sosialnya. Jika nilai-
nilai kelompok sosial berubah, minat juga akan berubah.
Minat Ada 2: 1. Minat pribadi Minat pribadi selalu menyangkut seseorang tertentu. Minat
pribadi yang kuat pada masa remaja masih terbawa sampai pada masa dewasa. Minat pribadi
yang kuat dapat menyebabkan seseorang bersifat egosentris. Namun dengan bertambahnya
tugas dan tanggungjawab di tempat kerja, dirumah atau pada masa orang tua, minat
egosentris biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat ssosial mulai berkembang.
Cntoh-contoh minat pribadi: a. Penampilan Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan
wanita dewasa telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu pula
memanfaatkannya. b. Pakaian dan perhiasan Perhatian terhadap pakaian dan perhiasan tetap
berperan kuat dalam masa dewasa ini. Orang mengetahui bahwa penampilan itu penting bagi
keberhasilannya di semua bidang kehidupan, sehingga orang sering menghabiskan banyak
waktu dan uang untuk pakaian dan perhiasan. Peran pakaian pada masa dewasa ialah: ·
meningkatkan Penampilan Orang-orang muda memilih pakaian yang menonjolkan segi-segi
positif dan menutupi segi negatifnya. Ketika tanda-tanda ketuaan mulai tampak, mereka
memilih pakaian yang membuatnya tampak lebih muda dari usia sebenarnya. · Indikasi
Status Sosial Orang dewasa muda, terutama mereka yang banyak bergaul dalam lingkungan
kerja maupun lingkungan social, memakai pakaian sebagai symbol status yang

48
mengidentifikasikannya dengan suatu kelompok social tertentu. · Individualitas Meskipun
pakaian di maksudkan untuk menggolongkan seseorang dalam suatu kelompok social
tertentu, orang juga berupaya agar pakaiannya tetap menunjukkan identitasnya sebagai
individu agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota-anggota kelompoknya. · Prestasi
Sosio-ekonomi Pakaian dapat menunjukkan keberhasilan ekonomi seseorang secara cepat
dan subtil. Pakaian yang mahal, persediaan pakaian yang berlimpah, pakaian yang dirangcang
oleh desainer-desainer atau produk pabrik yang terkenal menunjukkan bahwa pemakai
memiliki banyak uang untuk membeli pakaian-pakaian mewah. Meningkatkan Daya Tarik
Orang yang memiliki tubuh yang kurang seksi biasanya memilih pakaian untuk
meningkatkan daya tariknya
C. MOBILITAS SOSIAL PADA MASA DEWASA
Ada dua macam mobilitas yang penting peranannya dalam kehidupan orang muda, yaitu
mobilitas geografis dan sosial. Mobilitas geografis berarti berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Ini lebih sering di lakukan untuk pekerjaan dari pada alasan sosial. Mobilitas
sosial berarti berpindah dari satu kelompok ke kelompok sosial yang lain. Ini bisa terjadi
secara horisontal, yaitu berpindah ke kelompok sosial lain pada tingkat yang sama, atau
secara vertikal, yaitu berpindah ke kelompok sosial yang lebih tinggi astau lebih rendah.
Umumnya orang muda ingin bergerak ke atas, hanya sedikit yang puas berpindah ke jenjang
sosial yang sama, apalagi ke jenjang yang lebih rendah. Faktor-faktor yang paling penting
untuk meningkatkan mobilitas sosial bagi orang-orang muda,yaitu: · Tingkat pendidikan
yang tinggi yang menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidanmg profesi, yang akan
membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang
yang statusnya lebih tinggi. · Kawin dengan orang yang statusnya lebih tinggi. · Hubungan
keluarga yang membantu sebagai “katrolan” di bidang pekerjaan. · Penerimaan dan
penerapan kebiasaan, nilai dan lambang dari suatu kelompok yang berstatus lebih tinggi. ·
Uang, dari warisan atau hasil jerih payah sendiri, yang dapat di gunakan untuk membeli
rumah yang lebih bagus di lingkungan yang lebih baik serta harta kekayaan lainnya yang
dapat menyatakan status yang tinggi. · Pindah keanggotaan gereja ke gereja yang lebih tinggi
statusnya. · Peranserta aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dari golongan atas. ·
Lulusan perguruan tinggi yang ternama. · Keanggotaan salah satu atau beberapa perkumpulan
ekslusif.
D. PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA MASA DEWASA
Penyesuaian pada peran seks pada nasa dewasa benar-benar sulit. Jauh sebelum msa remaja
berakhir, anak laki-laki dan perempuan telah menyadari pembagian peran seks yang di restui

49
masyarakat, tetapi belum tentu mereka mau menerimanya sepenuhnya. Banyak gadis remaja
ingin berperan sebagai seorang ibu dan istri yang baik kalau mereka dewasa nanti, tetapi
setelah dewasa mereka tidak mau menjadi istri atau pun ibu sesuai pengertian tradisional,
yaitu tunduk kepada suami, mengabdikan sebagian waktu mereka untuk tugas
kerumahtanggaan, dan hanya memiliki sedikit minat dan kegiatan luar. Ada beberapa konsep
peran seks pada dewasa:
a. Konsep Tradisional Konsep peran seks tradisional
menekankan suatu pola perilaku tertentu yang tidak memperhitungkan minat dan kemampuan
individual. Peran-peran ini menekankan superioritas maskulin dan tidak dapat mentolerir
setiap sifat yang memberi kesan kewanitaan atau pekerjaan yang di anggap “pekerjaan
wanita.” · Pria Di luar rumah pria menduduki posisi yang berwewenang dan berprestise
dalam masyarakat dan bisnis, di rumah ia pencari nafkah, pembuat keputusan, penasehat dan
tokoh yang mendisiplin anak-anak, dan model maskulinitas bagi putera-puterinya. · Wanita
Baik di rumah maupun di luar, peran wanita berorientasi pada orang lain. Maksudnya, wanita
mendapatkan kepuasan lewat pengabdian pada oprang lain. Ia tidak di harapkan bekerja di
luar rumah, kecuali bilamana keadaan finansial memaksanya, dan apabila ini terjadi ia
melakukan pekerjaan di bidang pelayanan seperti sebagai perawat, guru atau sekretaris
b. Konsep Egalitarian Konsep-konsep eligatarian (persamaan derajat)
menekankan individualitas dan persamaan derajat antara pria dan wanita. Suatu peran harus
mendatangkan rasa kepuasan pribadi dan seharusnya tidak dinyatakan cock hanya bagi satu
jenis kelamin tertentu saja. · Pria Di rumah maupun di luarnya pria bekerja sama dengan
wanita sebagai rekan. Ia tidak merasa “dijajah isteri” apabila ia memperlakukan isterinya
sebagai rekan yang sederajat. Begitu pula ia tidak merasa malu jika isterinya memnpunyai
pekerjaan yang lebih berpenghasilan lebih besar dari dia. · Wanita Di rumah maupun di
luarnya wanita mendapat kesempatan mengaktualisasikan potensinya. Ia tidak merasa
bersalah apabila ia memanfaatkan kemampuannya dan pendidikannya untuk kepuasan dirinya
meskipun ini berarti ia harus mengupah orang lain untuk mengatur rumah tangga dan
mengasuh anak.

E. BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA MASA DEWASA


Berbagai bahya yang bersifat personal dan sosial pada masa dewasa berasal dari kegagalan
untuk menguasai beberapa atau sebagian besar tugas perkembangan yang penting pada usia
tersebut, yang mengakibatkan seorang individu tampak belum matang di banding dengan
orang dewasa muda lainnya. Hingga umur 30 tahun, lazimlah apabila pria maupun wanita

50
kurang matang dalam beberapa aspek perilaku tertentu, tetapi pada saat yang sama
kematangan dalam aspek perilaku lainnya tampak jelas. Beberapa rintangan yang
menghambat penguasan tugas perkembangan masa dewasa:
a. Dasar yang Kurang Memadai Makin banyak masalah yang belum terselesaikan
berupa tugas perkembangan sebelumnya yang belum di kuasai yang dibawa seseorang
saat memasuki masa dewasa, maka makin terasa lama dan sulit proses penyesuaian
dari pada masa dewasa tersebut.
b. Hambatan Fisik Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi
seseorang mengerjakan apa yang di lakukan oleh orang lain pada usia yang sama
dapat menggagalkan penguasaan tugas-tugas perkembangan untuk sebagian atau
secara total.
c. Latihan yang Tidak Runtut Apabila latihan yang di terima di sekolah atau di rumah
hampir tidak mempunyai kaitan atau bahkan tidak berkaitan sama sekalidengan pola
hidup masa dewasa, maka orang bersangkutan tidak akan siap menghadapi tuntutan
masa kedewasaan.
d. Perlindungan yang Berlabihan Seseorang dewasa yang memperoleh perlindungan
yang berlebihan pada masa kanak-kanaknya dan masa remajanya, biasanya
mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri pada kehidupan orang dewasa.
Banyak orang tu yang tetap melindungi anaknya yang telah dewasa secara berlebihan
sehinggadengan demikian proses penyesuaian akan semakin sulit
e. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya yang Berkepanjangan Makin lama orang dewasa
muda melanjutkan studi din perguruan tinggi, atau akademi, maka makin panjang
periode pengaruh teman sebaya dan makin lama mereka berperilaku sesuai dengan
standar teman kelompok sebaya itu. Oleh sebab mereka menjadi terbiasa bersikap
sebagai remaja, balajar berperilaku sebagai orang dewasa adalah lebih sulit daripada
biasanya
f. Aspirasi yang Tidak Realistik Orang dewasa yang sangat berhasil dalam studi,
sosialisasi, dan olah raga di sekolah, sangat besar kamungkinan mengembangkan
konsep yang tidak realistik tentang kemampuan mereka. Sebagai akibatnya, mereka
berharap mencapai sukses yang sama dalam dunia orang dewasa. Aspirasi orang tua
selama masa remaja sering memperbesar masalah dalam penyesuaian diri pada masa
dewasa.

51
PENUTUP
A. Kesimpulan .
I. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu
yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk
proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis, Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain: pertumbuhan fisik,
kecerdasan, temperamen (emosi), sosial, bahasa, bakat khusus, sikap nilai dan moral,
interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan, Beberapa ahli
perkembangan menggambarkan perkembangan sebagai berkesinambungan
(perubahan yang bertahap dan kumulatif), sementara yang lain menggambarkan
sebagai tidak berkesinambungan (serangkaian tahapan tiba-tiba).

II. Teori psikodinamik Erikson menyatakan bahwa perkembangan manusia terjadi


sepanjang rentang kehidupan dimana masing-masing tahap memiliki masa kritis.
Seseorang yang mampu melewati masa kritis pada tiap tahap perkembangannya
akan mencapai integritas kebermaknaan hidup di usia tuanya.
            Teori kognitif menyatakan bahwa anak akan membangun dunia kognitif mereka
sendiri karena anak mampu mengolah informasi yang diterima untuk
mengembangkan  gagasan baru, tidak hanya sekedar menerima informasi dari
lingkungan. Terdapat dua hal penting dalam proses penyesuaian diri dengan
lingkungan, yaitu asimilasi dan akomodasi.
            Teori belajar sosial menyatakan bahwa kemampuan psikologis yang dimiliki
seseorang merupakan hasil imitasi pada orang lain

III. Metode yang umum terbagi menjadi 4, yaitu metode kros-seksional, metode
longitudinal, metode sekuensial dan metode kros-budaya, Metode yang spesifik yang
digunakan dalam psikologi perkembangan antara lain metode observasi, metode
eksperimen, metode klinis, metode test, dan metode pengumpulan data
IV. Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia yaitu di saat manusia belum lahir atau  masih berada di rahim ibu, Tahap-

52
tahap dalam masa perkembangan manusia menurut ahli psikologi Islam dan Barat
terdapat perbedaan. Para ahli psikologi Islam membagi tahap-tahap masa
perkembangan prenatal sebagai berikut: tahap sulalatin min thin, nuthfah,
‘alaqah, mudhghah, ‘idzaman, lahman, dan takhalluq. Sedangkan menurut Barat
hanya ada 3 tahap yaitu: tahap zigot, embrio dan janin, Dalam Masa
Perkembangan prenatal juga dapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi janin seperti : kesehatan, gisi, pemakaian bahan-bahan kimia dll.
V. Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru
lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di
mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal
sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Masa bayi adalah masa dasar yang
sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar.
VI. Secara garis besar perkembangan pada masa anak-anak terbagi menjadi,
perkembangan masa anak-anak awal, pertengahan, dan akhir. Perkembangan
Masa Anak-anak Awal (prasekolah) berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6
tahun. adapun  ciri perkembangan pada masa ini meliputi: Perkembangan fisik,
perkembangan Kognitif, dan perkembangan psikososial, Perkembangan masa
pertengahan dan akhir anak-anak  dimulai sejak anak-anak berusia 6 tahun sampai
dengan seksualnya matang. Adapun cirri perkembangan pada masa ini meliputi:
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial
VII. Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa
individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung
(1987), periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa
pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun. Usia remaja berada dalam usia 12
tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria, Ada
dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama
remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di
mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada
seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang
bersangkutan, Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa
yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang
pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap
perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik
terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.

53
VIII. Masa dewasa, yaitu periode yang paling panjang dalam masa kehidupan, umunya
di bagi atas tiga periode: masa dewasa dini, dari umur delapanbelas hingga labih
kurang empatpuluh tahun, masa dewasa pertengahan atau ‘setengah umur”, dari
kira-kira empatpuluh tahun hingga kurang lebih enampuluh dan masa dewasa
akhir atau “usia lanjut” dari enampuluh tahun hingga mati, Pada hal tertentu yang
dapat memudahkan penguasaan tugas-tugas perkembangan masa dewasa yaitu
efisiensi fisik, kemampuan motorik dan mental, motivasi dan suatu model panutan
yang baik, Karena banyak minat yang terbawa dari masa remaja tidak lagi sesuai
dengan peran sebagai orang dewasa, berbagai perubahan pada seluruh bidang
minat tidak dapat dihindarkan. Perubahan yang terbesar adalah pengurangan
keanekaragaman minat. Selama masa dewasa peran serta sosial sering terbatas dan
perubahan dalam persahabatan, pengelompokan sosial dan nilai yang di berikan
pada popularitas dan status pemimpin tidak dapat di hindari.

B. Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih baik
untuk ke depannya.

54
DAFTAR PUSTAKA

RC, Achmad Rifa’i dan Catharina Tri Anna. 2011. Psikologi Perkembangan. Semarang:
UNNES PRESS.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Inggris: McGraw-Hill, Inc.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Rentang
Kehidupan). Inggris: McGraw-Hill, Inc.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Inggris: McGraw-Hill Companies, Inc.
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Renta
Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Morks, F.J., Knoers. A.M.P & Hadinoto S.R (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar
Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Santrock (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Santrock (2002). Life- span development (perkembangan masa hidup), jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Mappiare, Andi (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya: usaha nasional.
Julius, dkk. 198 Drs. Johan W Kandau (1991). Psikologi umum, Jakarta :PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Erikson, E. H. Identity: Youth and crisis. New York: Norton, 1968. Gould, R. Adult life
stage: Growth toward self-tolerance. Psychology Today, 1975, 8(9), 74-78 Havighurst, R. J.
Developmental tasks and education. (3rd ed.) New York: Mckay, 1972. Marini, M. M. The
transition to adulthood: Sex differences in educational attainment and age at marriage.
American Sociological Review, 1978, 43, 483-507. Packard, V. The status seekers. New
York: Pocket Books, 1961 Taylor, I. A. Developing creativity in gifted young adults.
Education, 1974, 94, 266-268. Verbrugge, L. M. The structure of adult friendship choices.
Social Forces, 1977, 56, 576-597.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Posdakarya.
Gunarsa. 2008. psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulya
(online), (http://www.google.books. Diunduh 21 April 2013 pukul 13.00).
http://rara-rememberme.blogspot.com/2013/03/contoh-makalah-perkembangan-
fisik.html
http://www.ayobukasaja.com/2012/06/perkembangan-masa-awal-dan-akhir-anak.html
Suparno. Teori perkembangan kognitif jean piaget. Kota: Kanisun

55

Anda mungkin juga menyukai