Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)


merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa Indonesia
sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum. Pelaksanaannya
menggunakan landasan azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan
penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi
ekonomi (pasal 33 ayat 4). Pemberdayaan koperasi dan UMKM juga dilakukan
dalam rangka pelaksanaan amanat beberapa Undang-Undang (UU) yaitu:
a. UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu pembangunan
koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dunia usaha dan seluruh rakyat Indonesia yang
diarahkan untuk membangun koperasi yang kuat dan mandiri berdasarkan
prinsip koperasi sehingga mampu berperan serta untuk mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.
b. UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu
pemberdayaan UMKM merupakan bagian yang integral dalam
pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan secara
menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim
yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan,
dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan
kedudukan, peran, dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan
ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan
lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.
c. UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 yaitu:
1) peningkatan daya saing usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai
wilayah di Indonesia sehingga menjadi bagian integral dari kegiatan
ekonomi dan memperkuat basis ekonomi dalam negeri;

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 1


2) pengembangan UKM diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang
makin berbasis iptek dan berdaya saing dengan produk impor,
khususnya dalam menyediakan barang dan jasa kebutuhan
masyarakat sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan
dalam perubahan struktural dan memperkuat perekonomian domestik;
3) koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi
wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi
kolektif para anggotanya, baik produsen maupun konsumen di
berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi gerakan ekonomi
yang berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial
dan ekonomi masyarakat; dan
4) pemberdayaan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk
meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan
rendah dalam rangka mengurangi kesenjangan pendapatan dan
kemiskinan melalui peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan
pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian,
perlindungan, dan pembinaan usaha.
Amanat UUD 1945 dan tiga Undang-Undang tersebut mengarahkan
pemberdayaan koperasi dan UMKM untuk dilaksanakan melalui pendekatan
keberpihakan (affirmative) dan pendekatan pengembangan kemandirian.
Pendekatan keberpihakan diwujudkan dalam bentuk pemberian kesempatan
berusaha, dukungan peningkatan kapasitas usaha dan keterampian, serta
perlindungan usaha terutama bagi koperasi dan UMKM yang berkembang di
antara masyarakat berpendapatan rendah. Pada saat yang sama,
pemberdayaan koperasi dan UMKM diarahkan untuk membangun kemandirian
dan daya saing melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penerapan iptek,
dan penguatan skala ekonomi sehingga memiliki posisi tawar yang tinggi dalam
menghadapi kondisi pasar yang dinamis. Pemberdayaan koperasi dan UMKM
juga diarahkan untuk memperkuat meningkatkan kontribusinya dalam
perekonomian, baik dalam penganggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan
kerja, maupun dalam peningkatan nilai tambah perekonomian yang menyokong
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam lima tahun ke depan yaitu 2015-2019, pemberdayaan koperasi dan
UMKM akan dilaksanakan melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 2


saing koperasi dan UMKM. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup upaya-upaya
peningkatan kapasitas dan kinerja usaha koperasi dan UMKM, penguatan dan
perluasan peran sistem pendukung usaha, dan peningkatan dukungan iklim
usaha. Hal ini sejalan dengan tiga tataran pemberdayaan koperasi dan UMKM
dimana pada tataran makro, kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM
mencakup perbaikan lingkungan usaha yang diperlukan untuk mendukung
perkembangan koperasi dan UMKM. Beberapa isu lingkungan usaha di
antaranya berkaitan dengan peraturan, persaingan usaha, biaya transaksi,
formalisasi usaha, serta peran pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tataran meso
mencakup peningkatan sistem pendukung usaha yang mencakup lembaga atau
sistem yang menyediakan dukungan bagi peningkatan akses koperasi dan
UMKM ke sumber daya produktif dalam rangka perluasan usaha dan perbaikan
kinerja. Sumber daya produktif mencakup bahan baku, modal, tenaga kerja
terampil, informasidan teknologi. Perluasan usaha mencakup peningkatan tata
laksana kelembagaan, peningkatan kapasitas dan perluasan jangkauan pasar.
Sementaraitu kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tataran mikro
mencakup peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM serta
perbaikan kapasitas dan kualitassumber daya manusia (SDM) baik dari aspek
kewirausahaan, maupun kemampuan teknis, manajeman dan pemasaran.
Ketiga tataran kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM tersebut
telah menjadi acuan rencana kerja Kementerian Koperasi dan UKM dalam
periode 2000-2004, 2004-2009 dan 2010-2014. Hasilnya menunjukkan masih
banyak perbaikan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan koperasi dan UMKM
yang memiki usaha yang berkelanjutan, mandiri dan berdaya saing.
Perkembangan koperasi dan UMKM juga masih membutuhkan dukungan
kebijakan yang membantu koperasi dan UMKM dalam merespon perubahan
pasar dan perekonomian yang dinamis. Koperasi dan UMKM juga perlu diperkuat
sehingga mampu berkontribusi pada perbaikan struktur pelaku usaha nasional
menjadi lebih kokoh dan seimbang, baik dalam skala usaha, strata maupun
sektoral.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPKIN) merupakan
satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 3


kepada instansi Pemerintah atas penggunaan anggaran. LAPKIN merupakan
amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Pelaksanaaan lebih lanjut didasarkan atas Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP.
Atas dasar itulah Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang merupakan
bagian unit Organisasi di bawah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah berkewajiban untuk menyampaikan LAPKIN tersebut. LAPKIN Deputi
Bidang Restrukturisasi di tahun 2017 disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja
yang telah ditandatangani pada awal tahun aggaran berjalan. Dalam
melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
tidak hanya berpijak pada visi dan Misi Organisasi tetapi juga memperhatikan
sasaran dan indikator kinerja yang telah dibuat sebelumnya. Harapannya
LAPKIN yang disusun ini dapat menjadi pertanggunggjawaban Kinerja Deputi
Restrukturisasi Usaha dan Kedepannya dapat menjadi evaluasi dalam
pelaksanaan program dan kegiatan di tahun yang akan datang.
B. Maksud dan Tujuan
Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa setia Kementerian/Lembaga
wajib melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud
pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, serta
menyampaikan Laporan Kinerja pada setiap akhir tahun kepada presiden melalui
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mana didalamnya


menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat
dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada
instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 4


Tujuan SAKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah
yang baik dan terpercaya. Sedangkan sasaran dari Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah adalah:

1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi


secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah.
3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.
4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Penyelenggaraan SAKIP ini dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah
laporan kinerja yang berkualitas serta selaras dan sesuai dengan tahapan-
tahapan meliputi :

1. Perencanaan kinerja, terdiri dari Rencana Strategis, Rencana Kinerja


Tahunan, dan Penetapan Kinerja

2. Pengukuran Kinerja, yang meliputi pemenuhan pengukuran, kualitas


pengukuran dan implementasi pengukuran

3. Pelaporan kinerja yang terdiri dari pemenuhan laporan, penyajian informasi


kinerja, serta pemanfaatan informasi kinerja

4. Evaluasi kinerja yang terdiri dari pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi dan
pemanfaatan hasil evaluasi

5. Pencapaian kinerja yang terdiri dari kinerja yang dilaporkan dan kinerja
lainnya

Peraturan Sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang


utuh, yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha setiap tahun
menetapkan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pemenuhan
visi, misi dan tujuan/sasaran strategis. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan
yang belum berhasil akan diwujudkan serta penyebab ketidakberhasilan tersebut
dikomunikasikan dalam wujud LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha.
Fungsi LAPKIN Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha memiliki dua fungsi.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 5


Pertama, sebagai sarana bagi organisasi untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerjanya kepada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, melalui Deputi Bidang Resrukturisasi Usaha. Kedua, sebagai sarana
evaluasi atas pencapaian kinerja organisasi dalam upaya memperbaiki kinerja di
masa yang akan mendatang. Dua fungsi tersebut merupakan cerminan dari
maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAPKIN oleh setiap instansi
Pemerintah.

C. Tugas Pokok dan Fungsi


Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha terbentuk berdasarkan Peraturan
Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2015 Tentang
Kementerian Koperasi dan UKM. Deputi Bidang Restrukturisasi merupakan Unit
Eselon I yang berada di bawah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. Penjabaran Peraturan Menteri tersebut tertuang dalam Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor :
08/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha mempunyai fungsi :
1. perumusan kebijakan di bidang penyusunan strategi pengembangan usaha,
pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan usaha, pengembangan
dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan pengembangan investasi
usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan
strategi pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha,
pendampingan usaha, pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan
usaha, dan pengembangan investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro,
kecil dan menengah;
3. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyusunan strategi
pengembangan usaha, pemetaan kondisi dan peluang usaha, pendampingan
usaha, pengembangan dan penguatan usaha, perlindungan usaha, dan
pengembangan investasi usaha baru koperasi dan usaha mikro, kecil dan
menengah;
4. pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha; dan
5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 6


D. Sumber Daya Manusia

Mengacu terhadap Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor :


08/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, unit Kerja Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha terdiri atas 6 (enam) unit kerja Eselon II yaitu 1 (satu)
Sekretaris Deputi dan 5 (lima) Asisten Deputi :

1) Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha


2) Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha
3) Asisten Deputi Pendampingan Usaha
4) Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha
5) Asisten Deputi Perlindungan Usaha
6) Asisten Deputi Pengembangan Investasi Usaha

Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha

Sekretaris Deputi
Bidang Restrukturisasi
Usaha

Asdep
Asdep Pemetaan Asdep Asdep Asdep
Pengembangan
Kondisi dan Peluang Pendampingan Perlindungan Pengembangan
dan Penguatan
Usaha Usaha Usaha Investasi Usaha
Usaha

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 7


Jumlah Pegawai Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha sebanyak 96 orang
yang terdiri atas 77 pegawai berstatus aparatur sipil negara dan 19 pegawai
berstatus sebagai pegawai honorer. Adapun Pegawai Di Deputi Bidang
Restrukturisasi dapat dilkasifikasikan sebagai berikut :

55 22 5 14

ASN Non ASN


77 Orang 19 orang

E. Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja

Kata Pengantar

Ikhtisar Eksekutif

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan


penekanan kepada aspek strategis organisasi dan permasalahan
utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Tugas Pokok dan Fungsi
D. Sumber Daya Manusia
E. Sistematika Penyusunan laporan Kinerja

BAB II Perencanaan kinerja

Pada Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang


bersangkutan

A. Rencana Strategis

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 8


1. Visi dan Misi
2. Arah Kebijakan
B. Penetapan kinerja
1. Sasaran, Indikator dan Target
2. Penetapan Kinerja Deputi

BAB III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi


Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja. Uraian masing-masing sasaran
strategis meliputi :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2018;
2. Progam/kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran
strategis beserta hasilnya
3. Analisis penyebab keberhasilan dan/atau kegagalan serta
peningkatan dan/atau penurunan kinerja serta alternatif solusi
yang telah dilakukan ;
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan
yang telah digunakan untuk mencapai target kinerja organisasi
sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja

BAB IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta rekomendasi dan langkah yang akan dilakukan organisasi di
masa yang akan datang untuk meningkatkan kinerjanya.

Lampiran :

1) Perjanjian Kinerja
2) Rencana Kinerja Tahunan
3) Rencana Aksi

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 9


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan
akuntabel, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha berpedoman pada dokumen
perencanaan yang terdiri dari :

1. Fase perencanaan melalui dokumen Renstra yang kemudian diturunkan


dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK);
2. Fase pengukuran kinerja melalui penggunaan instrument Indikator Kinerja
Utama (IKU);
3. Fase pelaporan kinerja yang diwujudkan dalam dokumen Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LAPKIN);
4. Fase evaluasi dan pemanfaatan informasi kinerja sebagai materi umpan balik
formulasi kebijakan.

Dalam Rencara Strategis Tahun 2015 – 2019, Deputi Bidang


Restrukturisasi Usaha akan memfokuskan sasaran, indikator, dan target capaian
program peningkatan daya saing UMKM dan Koperasi pada aspek restrukturisasi
usaha yaitu keberlanjutan keberlangsungan usaha.

Visi dan misi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha merupakan penjabaran


dari visi Kementerian Koperasi dan UKM yaitu mewujudkan koperasi dan UMKM
yang sehat, kuat, tangguh dan mandiri untuk berkontribusi dalam perekonomian
nasional. Adapun misi yang dijalankan Kementerian Koperasi dan UKM yaitu
mewujudkan kelembagaan koperasi yang sehat dan berkualitas, mewujudkan
pelaku UMKM yang mampu menciptakan lapangan kerja serta pemerataan
pendapatan dan mewujudkan Koperasi dan UMKM yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi serta pengentasan kemiskinan. Merujuk kepada Visi dan
Misi Kementerian Koperasi dan UKM Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha dalam
melaksanakan progam dan kegiatannya Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
berpedoman kepada visi dan misi yang dimiliki yaitu :

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 10


Visi Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha
Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berdaya saing dan mampu
tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih
besar (“naik kelas” atau scaling –up)

Misi Deputi Bidang Restrukturisasi


1. Usaha
Memberikan Kemudahan dan Kepastian berusaha bagi KUMKM
2. Memberikan Perlindungan usaha bagi KUMKM
3. Melakukan upaya pendampingan dan memfasilitasi lembaga
pendamping
Tujuan Strategis dalamRestrukturisasi
Deputi Bidang kerangka mendukung
Usaha : terwujudnya proses
pengembangan usaha KUMKM yang efektif

1. Terwujudnya sinkronisasi dan sinergitas program Restrukturisasi Usaha


dengan Program Daerah
2. Meningkatnya daya saing KUMKM melalui Restrukturisasi Usaha,
Pendampingan usaha, Kemitraan usaha dan Investasi Usaha

Sedangkan arah Kebijakan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yaitu

1. Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berdaya saing


2. Mewujudkan sumber daya manusia Pengelola Koperasi dan UMKM serta
Pendamping Koperasi dan UMKM yang Kompteten

B. Penetapan kinerja
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelolanya. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk
meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud
nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai
dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 11


Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah menyusun Perjanjian Kinerja
Tahun 2018 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya
antara lain sebagai berikut :
1. Penetapan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Layanan dukungan manajemen Koordinasi perencanaan, 6 Layanan


eselon I pelaksanaan dan monev
urusan restrukturisasi usaha

2. Pemetaan kondisi dan peluang Jumlah KUMKM yang 950 KUMKM


usaha KUMKM dipetakan kondisi dan
peluang usahanya

3. Terwujudnya Pengembangan Jumlah Pendamping 200 Pendamping


SKKNI bagi Pendamping KUMKM yang difasilitasi
KUMKM SKKNI

4. Terwujudnya KUMKM yang Jumlah KUMKM yang 300 KUMKM


difasilitasi kemitraan produksi difasilitasi Pengembangan
dan pemasaran serta kemitraan Kemitraan dan kerjasama
investasi dan rantai Nilai/Pasok Investasi

5. Meningkatnya Perlindungan Jumlah KUMKM yang 50.250 KUMKM


Usaha terhadap KUMKM difasilitasi dalam
perlindungan usaha dan
mendapatkan izin usaha
mikro kecil

6. Terwujudnya Fasilitasi Jumlah Koperasi dan UMKM 504 KUMKM


Kerjasama Ekonomi Bilateral yang difasilitasi kerjasama
dan Multilateral KUMKM serta ekonomi bilateral dan
Resi Gudang Koperasi multilateral serta jumlah
koperasi yang difasilitasi
sistem resi gudang

No Program Kerja Anggaran

1. Dukungan Layanan Manajemen dan Pelaksanaan Rp. 3.000.000.000,-


Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan
UKM

2. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Rp. 19.683.383.000,-

Jumlah Anggaran Rp. 22.683.383.000,-

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 12


2. Penetapan Kinerja Sekretaris Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha

NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Layanan Dukungan 1. Koordinasi perencanaan, 3 Layanan


Manajemen Eselon I penganggaran dan
pelaksanaan

2. Monev, data dan 3 Layanan


pengembangan aparatur

No Program Kerja Anggaran

1. Dukungan Layanan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Rp. 3.000.000.000,-


Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM

3. Asisten Deputi Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha

NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Terwujudnya 1. Fasilitasi Penerapan Early 500 KUMKM


Pemetaan Kondisi Warning System untuk
dan Peluang Usaha restrukturisasi usaha koperasi
dan UMKM

2. Fasiltiasi Penerapan 300 KUMKM


Standarisasi Restrukturisasi
Usaha Koperasi dan UMKM

3. Fasilitasi Penerapan Skema 150 KUMKM


Restrukturisasi Usaha
Koperasi dan UMKM

No Program Kerja Anggaran

1. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Rp. 3.105.000.000,-

4. Asisten Deputi Pendampingan Usaha

NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Meningkatnya daya 1. Meningkatnya Sistem 1 Laporan


saing Koperasi dan Layanan Usaha Terpadu
UMKM Melalui KUMKM
Layanan Usaha
2. Terciptanya Kerjasama 1 laporan
Pendampingan Usaha
KUMKM

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 13


NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET

3. Pengembangan SKKNI bagi 200 Orang


Pendamping UMKM

No Program Kerja Anggaran

1. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Rp. 6.546.375.000,-

5. Asisten Deputi Pengembangan dan Penguatan Usaha

NO SASARAN NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Koperasi dan 1. Pemantauan Kemitraan 50 Kemitraan


UMKM yang Koperasi dan UMKM
difasilitasi
2. Koperasi dan UMKM yang 150 KUMKM
kemitraan dan
difasilitasi Kemitraan
pemasaran serta
Produksi dan Pemasaran
kemitraan investasi
dan rantai 3. Koperasi yang diperkuat 100 KUMKM
nilai/pasok dalam kemitraan Rantai
Nilai/Pasok

No Program Kerja Anggaran

1 Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Rp. 1.933.808.000,-

6. Asisten Deputi Perlindungan Usaha

SASARAN
NO NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS

1. Meningkatnya 1. Koperasi dan UMKM 100 KUMKM


Pengembangan yang difasilitasi advokasi
Usaha Koperasi dan manajemen dan
UMKM yang keuangan
berkelanjutan
2. Koperasi dan UMKM 50 KUMKM
yang didampingi dalam
penanganan dampak
globalisasi

3. Koperasi dan UMKM 100 KUMKM


yang difasilitasi
penanganan dampak
bencana

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 14


SASARAN
NO NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS

4. Registrasi pengusaha 50.000 IUMK


skala mikro dan kecil

No Program Kerja Anggaran

1. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Rp. 4.264.200.000,-

7. Asisten Deputi Pengembangan Investasi Usaha

NO SASARAN No INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Kerjasama 1. Fasilitasi Koperasi dan UMKM 500 KUMKM


ekonomi bilateral dalam forum kerjasama ekonomi
dan multilateral
KUMKM serta resi 2. Fasilitasi Sistem Resi Gudang 4 Koperasi
Gudang Koperasi

3. Pemantauan Peluang Usaha 1 Laporan


dan Dampak Pemberlakuan
Kebijakan Kawasan
Perdagangan Bebas Bagi Daya
Saing KUMKM

No Program Kerja Anggaran

1 Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Rp. 2.422.176.000,-

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 15


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA


Capaian kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha merupakan hasil
perwujutan dari Dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2018 yang telah ditetapkan
pada awal tahun anggaran 2018, Dengan capaian sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1. Layanan dukungan Koordinasi 6 Layanan 6 Layanan 100%


manajemen eselon I perencanaan,
pelaksanaan dan
monev urusan
restrukturisasi usaha

2. Pemetaan kondisi dan Jumlah KUMKM yang 950 950 100%


peluang usaha KUMKM dipetakan kondisi dan KUMKM KUMKM
peluang usahanya

3. Terwujudnya Jumlah Pendamping 200 200 100%


Pengembangan SKKNI KUMKM yang difasilitasi Pendamping Pendamping
bagi Pendamping SKKNI
KUMKM
4. Terwujudnya KUMKM Jumlah KUMKM yang 300 300 100%
yang difasilitasi difasilitasi KUMKM KUMKM
kemitraan produksi dan Pengembangan
pemasaran serta Kemitraan dan
kemitraan investasi dan kerjasama Investasi
rantai Nilai/Pasok
5. Meningkatnya Jumlah KUMKM yang 50.250 50.250 100%
Perlindungan Usaha difasilitasi dalam KUMKM KUMKM
terhadap KUMKM perlindungan usaha dan
mendapatkan izin
usaha mikro kecil

6. Terwujudnya Fasilitasi Jumlah Koperasi dan 504 504 100%


Kerjasama Ekonomi UMKM yang difasilitasi KUMKM KUMKM
Bilateral dan Multilateral kerjasama ekonomi
KUMKM serta Resi bilateral dan
Gudang Koperasi multilateral serta
jumlah koperasi yang
difasilitasi sistem resi
gudang
Capaian Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha pada tahun 2018
seluruhnya tercapai 100 %, namun kondisi yang terjadi belum mencerminkan
keadaan ideal, hal ini disebabkan Perjanjian Kinerja yang telah disusun pada awal

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 16


tahun 2018 masih menggunakan indikator kegiatan yang bersifat output kegiatan.
Hal ini mengakibatkan kualitas kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha baru
dapat dinilai sebatas pelaksanaan kegiatan. Namun dalam pelaksanaanya Deputi
Bidang Restrukturisasi Usaha mencoba untuk lebih dari sekedar mencapai
indikator output yang telah dibuat. Adapun capaian kinerja dan analisis capaian
dilihat dari masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1 :
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan 6 Layanan 6 Layanan 100 %


monev urusan restrukturisasi usaha

Sasaran strategi layanan ini didukung oleh ketercapaian 6 layanan pada


Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha dengan tujuan utamanya untuk mewujudkan
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang Akuntable dan profesional enam
layanan ini berfungsi untuk mendukung keberadaan Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha, enam layanan ini meliputi layanan di bidang perencanaan meliputi
perencanaan program, pelaksanaan anggaran dan monitoring dan evaluasi di
Bagian umum meliputi bidang Keuangan, kepegawaian dan umum.
1. Layanan di bidang perencanaan program
Pada tahun 2018 Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah menyusun
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha (Renja) tahun 2019. Penyusunan RKP dan Renja ini
telah mengacu kepda Renstra Kementerian Koperasi dan UKM. Selain itu
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha juga bekerjasama dengan pihak ketiga
telah membuat Roadmap Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha tahun 2019 -
2023 dimana roadmap ini akan menjadi acuan Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha dalam menyusun progam-progam.
2. Layanan di bidang pelaksanaan anggaran
Layanan di bidang pelaksanaan anggaran, dicapai melalui penyusuan rencana
kegiatan dan anggaran tahun 2019, selain itu disusun pula Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK) Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang
menjadi acuan bagi pelaksanaan anggaran.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 17


3. Layanan di Bidang Monitoring dan Evaluasi
Layanan di bidang monitoring dan evaluasi lebih bersifat informasi kepada
beberapa pihak eksternal hasil kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha,
terkait dengan monitoring ini kegiatan yang mendukung ini antara lain:
a. Pemantauan dan Pelaporan Kinerja Bulanan Deputi Bidang Restrukturiasasi
usahaPemantauan dan pelaoran ini dilaksanakan untuk mengetahui capaian-
capaian kegiatan yang dilaksanakan oleh unit-unit Eselon II pada Deputi
Bidang Restrukturiasi Usaha selama tahun berjalan, kegiatan ini dilaksanakan
setiap awal bulan untuk memantau capaian kegiatan dibulan sebelumnya.
b. Penyampaian Laporan Kinerja Triwulan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha
Penyampaian laporan ini dilaksanakan secara berkala setiap triwulan kepada
bappenas, penyampaian ini dilaksanakan melalui aplikasi e-Monev Generasi
ke 3.0 bappenas dan Smart Kementerian Keuangan.
c. Penyusunan Dokumen Perjanjian dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LAPKIN)
d. Monitoring Nilai Realiasi Bersih (NRB) Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha

NRB merupakan salah bagian unsur pembentuk Neraca Keuangan


Kementerian Koperasi dan UKM. NRB yang ada di Deputi Bidang
Restrukturisasi meliputi dana-dana yang pernah disalurkan kepada koperasi
dan lembaga keuangan periode tahun 2001 dan 2007 yang masuk dalam
katagori dana bergulir. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
218/PMK. 05/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 99/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada
Kementerian Negara/Lembaga, bahwa pengelolaan dana bergulir yang
disalurkan sebelum tahun 2007 pengelolaannya dilaksanakan oleh
Kementerian Koperasi dan UKM dalam hal ini oleh Deputi yang menyalurkan
dana bergulir. Hasil monitoring NRB pada Deputi Bidang Restrukturisasi
disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 18


Nilai Realisasi Bersih (NRB) (Rp)
No Nama Program Dana Awal (Rp) Selisih Kurang
NRB 31 Desember NRB per 31
2017 Desember 2018
1 MAP melalui KSP/USP
Koperasi 232.750.000.000 32.315.837.578 27.180.485.965 5.135.351.613
2 MAP Melalui Lembaga
Modal Ventura 97.050.000.000 312.139.763 318.778.026 (6.638.263)
3 MAP Melalui Inkubator
5.000.000.000 11.542.674 11.542.674 -
4 Perkuatan Permodalan
KUKM di Kawasan 27.000.000.000 498.949.035 367.112.138 131.836.897
Industri
5 Bantuan Teknologi Tepat
Guna 3.997.850.000 1.477.148.400 1.261.148.400 216.000.000
6 Bantuan Teknologi
Produksi Bersih 2.740.000.000 1.412.100.000 1.412.100.000 -
7 Surat Utang Koperasi
(Dana Sekuriti Aset 17.761.850.000 530.833.240 530.833.240 -
KUKM)
8 Pendanaan Resi Gudang
24.000.000.000 - - -
9 Prospek Mandiri LK
2008 5.900.000.000 2.044.399.569 1.313.692.572 730.706.997

Jumlah 416.199.700.000 38.602.950.259 32.395.693.015 6.207.257.244

Tabel Perkembangan Nilai Realisasi Bersih Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018

Hasil penurunan nilai realisasi bersih ini tidak lepas dari upaya monitoring yang
dilaksanakan oleh Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha yang dilaksanakan
melalui Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi, Kab dan Kota, Bank Pelaksana
Dana Bergulir dan Koperasi Penerima dana bergulir sedangkan untuk proses
pengalihannya Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha bekerjasama dengan
LPDB-KUMKM.

4. Layanan Bidang Keuangan


Layanan di bidang Keuangan pada Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah
tercapai, yang dibuktikan dengan penghargaan dari KPPN Jakarta VI sebagai
Satker berkinerja baik ketiga kategori satker pengelola pagu anggaran di bawah
Rp. 100 Miliar . Pencapaian ini diukur oleh beberapa indikator keberhasilan
pengelolaan satker indikator-indikator tersebut dapat digambarkan dengan
sebagai berikut :
a. Pengelolaan Dana Uang Persediaan (UP)
Pengelolaan UP minimal dilaporkan kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Jakarta VI (KPPN Jakarta VI) sebulan sekali.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 19


Sampai dengan Triwulan III telah melakukan pengelolaan Uang Persediaan
sebanyak 25 kali putaran dengan status selalu tetap waktu.

Pengelolaan UP
Triwulan III 2018
4 4 4
3 3 3
2 2

b. Pendaftaran Data Kontrak


Setiap kegiatan yang bersifat kontraktual maupun kegiatan yang nilainya di
atas Rp. 50.000.000 harus melaporkan data kontrak kepada KPPN Jakarta
VI paling lambat 5 hari kerja setelah tanda tangan kontrak. Sampai dengan
Triwulan III sebanyak 18 kontrak disampaikan ke KPPN Jakarta VI, 16 data
kontrak atau 88,89% dilaporkan tepat waktu dan 2 data kontrak atau
11,11% terlambat dilaporkan.

DATA KONTRAK
Triwulan III 2018

0 6
0 0
1 3
2 2 0 0
1 1 1 1
0 0

Tepat Waktu Terlambat

c. Penyampaian Surat Perintah Membayar (SPM)


Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) untuk
mencairkan dana yang bersumber dari DIPA Petikan atau dokumen lain
yang dipersamakan yang disampaikan ke KPPN Jakarta VI. Sampai dengan
Triwulan III 2018 sebanyak 386 SPM disampaikan ke KPPN Jakarta VI.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 20


Sebanyak 376 SPM atau 97,41% diterima oleh KPPN Jakarta VI dan 10
SPM atau 2,59% SPM salah dan dikembalikan.

Penyampaian SPM
Triwulan III 2018

70
60
52
35 41 37 43
36
2
0 6 3 0 0 1 0 0 0

SPM Salah SPM Benar

d. Permintaan Pembayaran Hak Tagih


Penyelesaian tagihan kepada negara maksimal adalah 17 hari kerja.
Sampai dengan Triwulan III 2018 sebanyak 24 penyelesaian tagihan atas
18 kontrak yang sebelumnya sudah disampaikan kepada KPPN Jakarta VI.
Dari 24 tagihan sebanyak 23 tagihan atau 95,83% diselesaikan tepat waktu
dan 1 tagihan atau 4,17% terlambat.

Pembayaran Tagihan

1
0 0 0
0
0 4 4 4 4
3
0 2 0
1 1
0

Tepat Waktu Terlambat

e. Penyampaian Rekonsiliasi Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara


Penyampaian Rekonsiliasi Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara
sampai dengan Triwulan III 2018 selalu tepat waktu.
f. Rekon Mandiri (E-rekon) dan Laporan Keuangan
e-Rekon-LK adalah aplikasi berbasis web yang dikembangkan dalam
rangka proses rekonsiliasi data transaksi keuangan dan penyusunan

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 21


Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga tahun 2016. Rekonsiliasi
dilakukan mandiri dengan menggunakan aplikasi yang sudah dibuat oleh
Direktorat Jendral Perbendaharaan Kementerian Keuangan pada alamat
website http://e-rekon-lk.djpbn.kemenkeu.go.id/login. Jadwal Rekonsiliasi
dilakukan setiap bulan sesuai surat dari dirjen perbendaharaan. Sampai
dengan Triwulan III Tahun 2018 rekon dilakukan untuk bulan April sampai
September 2018 dan telah dilakukan sebanyak 10 kali rekonsiliasi. Data
rekon benar sebanyak 6 atau 60% dan 4 salah atau 40%.

Rekonsiliasi Mandiri dengan KPPN Jakarta VI


Triwulan III 2018

2
1 1
0 0 0
1 1 1 1 1 1
0 0 0

Rekon Benar Rekon Salah

Sampai dengan Triwulan III 2018 telah menyusun laporan keuangan sebanyak
3 kali, yaitu laporan keuangan Tahun 2017, Laporan Keuangan Semester I
Tahun 2018 dan Laporan Keuangan Triwulan III Tahun 2018

5. Layanan di Bidang Kepegawaian


Layanan yang terkait dengan kepegawaian antara lain memfasilitasi pegawai di
lingkungan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha antara lain untuk memberikan
pendidikan dan pelatihan baik itu yang diberikan oleh Satker Kementerian
Koperasi dan UKM maupun dari Internal Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha.
Selain itu layanan di bidang ini memfasilitasi pegawai yang mengalami
kenaikan pangkat, gaji berkala dan lain-lain.
6. Layanan di Bidang Umum
Layanan di bidang ini antara lain terkait dengan penyediaan peralatan kantor,
kegiatan Inventarisasi Kekayaan milik Negara, Kegiatan Pengarsipan dan

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 22


Layanan lain yang terkait dengan pelayanan internal Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha.

Sasaran Strategis 2
Pemetaan Kondisi dan Peluang Usaha KUMKM
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah KUMKM yang dipetakan kondisi 950 950
100 %
dan peluang usahanya KUMKM KUMKM

Capaian Kinerja
Indikator Kinerja dari sasaran strategis ini adalah jumlah KUMKM yang dipetakan
kondisi dan peluang usahanya dengan target 950 KUMKM. Realisasi kinerja yang
dicapai pada tahun ini mencapai 100%, realisasi ini sama dengan capaian kinerja
tahun 2017 namun dengan jumlah target yang berbeda yaitu 450 KUMKM.
Pencapaian indikator kinerja ini masih bersifat output kegiatan dikarenakan dalam
pelaksanaan restrukturisasi kinerja usaha KUMKM memerlukan waktu yang cukup
panjang oleh karena itu hasil dari restrukturisasi yang telah dilakukan bisa dilihat
pada program tahun mendatang. Adapun cara yang dipakai dalam pencapaian
kinerja ini diperoleh melalui kegiatan Sosialisasi, Pendampingan dan Bimbingan
Teknis.
Kegiatan Pendukung dan Analisis Keberhasilan Kinerja
1. Penerapan Aplikasi EWS Bagi KUMKM

Sebagai langkah dalam melaksanakan pemetaan dan kondisi Usaha KUMKM,


pada tahun 2017 Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha telah menyusun aplikasi
Early Warning System (EWS) bagi KUMKM, sejalan dengan telah berfungsinya
aplikasi tersebut pada tahun 2018 dilaksanakan Sosialisasi pemanfaatan
aplikasi bagi Koperasi dan UMKM. Target dari penerapan aplikasi EWS sendiri
sebesar 500 KUMKM, target pencapaian 500 KUMKM ini dilaksanakanmelalui
kegiatan kerjasama dengan PT. Bunga Dewi sebagai perusahaan jasa
konsultan. Selain itu dalam rangka implementasi aplikasi EWS bagi KUMKM
dilakukan Sosialisasi dan Uji Coba Penerapan Aplikasi EWS Kepada UMKM di 9
Lokasi. : Prov. Bengkulu (Sosialisasi), Prov. Lampung (Sosialisasi), Prov. Bali
(Sosialisasi), Prov. Sulut (Sosialisasi), Prov. NTT (Sosialisasi), Cianjur Prov.
Jabar (Uji Coba), Surakarta Prov. Jateng (Uji Coba), Prov. Banten (Uji Coba),
Kota Batu Prov. Jatim (Uji Coba).

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 23


2. Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Restrukturisasi Usaha
SOP merupakan langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan resterukturisasi
usaha, penerapan SOP Resrukturisasi Usaha sangat penting bagi Koperasi dan
UMKM yang akan melaksanakan kegiatan restrukturisasi usaha. Untuk
memberikan gambaran kepada pelaku usaha dan para pendamping KUMKM di
lapangan pada tahun 2018 dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Standarisasi
Pelaksanaan Restrukturisasi Usaha dengan jumlah peserta 300 KUMKM.

3. Penerapan Skema Restrukturisasi Usaha


Skema restrukturisasi usaha merupakan bentuk/cara yang akan dilakukan oleh
koperasi dan UMKM untuk melakukan penataan usaha. Pemilihan skema
restrukturisasi usaha yang tepat terhadap kondisi koperasi dan UKM akan
menentukan kondisi ideal setelah penataan usaha Koperasi dan UMKM. Untuk
memberikan solusi restrukturisasi bagi koperasi dan UMKM pda tahun 2018
dilaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Penerapan Skema Restrukturisasi
Usaha Koperasi dan UMKM bertujuan untuk memberikan pemahaman secara
umum maupun teknis melalui temu konsultasi lapangan, selain itu dilakukan pula
bimtek bagi para pendamping dan pembina KUMKM dalam rangka menuntun
KUMKM melakukan penataan kinerja Koperasi dan UMKM. Target dari bimtek
ini ada 150 KUMKM mampu menerapkan skema restrukturisasi usaha.

Sasaran Strategis 3
Terwujudnya Pengembangan SKKNI bagi Pendamping KUMKM
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Jumlah Pendamping KUMKM yang 200 200


100 %
difasilitasi SKKNI Pendamping Pendamping

Capaian Kinerja
Indikator Kinerja dari sasaran Strategis ini adalah jumlah pendamping KUMKM yang
difasilitasi SKKNI dengan target 200 Pendamping. Realisasi kinerja yang dicapai
pada tahun ini mencapai 100%, realisasi ini sama dengan capaian kinerja tahun
2017 namun dengan jumlah target yang berbeda. Fokus Pencapaian Indikator ini
adalah tersedianya pendamping bidang KUMKM yang memiliki kompetensi dalam
kegiatan pendampingan kepada KUMKM.
Kegiatan Pendukung dan Analisis Keberhasilan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 24


1. Pengembangan SKKNI Bagi KUMKM

Penyusunan Standar Kompetensi


Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
bidang Pendamping UMKM
merupakan rumusan kemampuan
kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian, serta sikap kerja
yang relevan dengan pelaksanaan
tugas dan syarat jabatan yang di
tetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Program
SKKNI telah dimulai tahun 2016 yang diawali dengan Kegiatan Prakonvensi
RSKKNI-1 dan RSKKNI-2. Tujuan dari kegiatan Prakonvensi adalah
merumuskan RSKKNI Bidang Pendamping Usaha KUMKM melalui serangkaian
kegiatan diskusi, lokakarya dan kajian dengan berbagai kalangan diantarannya
para pakar, akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Serta
mendatangkan narasumber dari Direktorat Standarisasi Kompetensi dan
Program Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan.
RSKKNI-2 yang telah disepakati
secara aklamasi dan telah
diperbaiki oleh tim perumus
diidentifikasi menjadi Rancangan
SKKNI-3. RSKKNI-3 disampaikan
oleh Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha kepada
Kementerian Ketenagakerjaan
untuk ditetapkan sebagai SKKNI
dengan dilengkapi berita acara
konvensi serta dokumen pendukungnya (berita acara konvensi). Standar
Kompetensi Kerja NasionaI Indonesia (SKKNI) Bidang Pendamping UMKM
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Ketenaga-kerjaan No : 181 Tahun 2017
tanggal 19 Juni 2017.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 25


Sebagai penjabarannya telah diterbitkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
No. 04 Tahun 2018 tentang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia bidang
Pendamping UMKM.
Kompetensi Pendamping UMKM terdiri atas profesi pengelola lembaga
pendamping dan profesi konsultan pendamping UMKM. Masing-masing profesi
tersebut terdiri atas 4 jenjang berada pada jenjang 3, 4, 5, dan 6 dari 9 jenjang
KKNI.
Dalam rangka pelaksanaan uji kompetensi profesi konsultan pendamping UMKM
pada tahun 2018 telah disiapkan berbagai perangkat diantaranya :
a. Penyiapan 10 Modul Pendidikan dan Pelatihan Khusus untuk Jenjang 4 dari
60 unit Kompetensi yang terdapat dalam SKKNI bidang Pendamping UMKM.
b. Penyiapan 1 Lembaga Sertifikasi Profesi yang mendapat lisensi dari BNSP.
c. Uji Kompetensi bagi 20 calon Fasilitator dan seluruhnya dinyatakan
kompeten.
d. Uji Kompetensi bagi 20 calon Asesor dan seluruhnya dinyatakan kompeten.
e. Uji Kompetensi bagi 200 orang Konsultan Pendamping dan 161 orang
dinyatakan kompeten, diantaranya 61 orang Konsultan Pendamping PLUT-
KUMKM dari 70 orang Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM yang
mengikuti.

Jumlah yang belum


No Uraian Jumlah modul Realisasi
selesai
1 Baru 32 10 22
2 Adopsi 28 28 0
60 38 22

Tabel Realisasi Penyusunan Modul Pendamping Bidang KUMKM

No Uraian Jumlah Realisasi Keterangan

1 Fasilitator 20 20 100 %
2 Assesor 20 20 100 %

Tabel Realisasi Uji Kompetensi Fasilitator dan Assesor

No Lokasi Jumlah Peserta Kompeten Belum Kompeten

1. Kab. Bogor 40 36 4
2. Prov. Sulsel 40 39 10
3. Kota Surakarta 40 39 1
4. Prov. Kalbar 40 32 8
5. Kota Malang 40 24 16
200 161 39

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 26


Tabel Hasil Uji Kompetensi Pendamping Bidang KUMKM

2. Pendampingan Usaha Melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT-


KUMKM)

Program PLUT-KUMKM telah dirintis sejak tahun 2013 dan sampai dengan tahun
2018 telah terbentuk dan beroperasi sebanyak 61 PLUT-KUMKM. Untuk
mendukung layanan terhadap 61 PLUT-KUMKM pada tahun 2018 dilaksanakan
serangkaian kegiatan antara lain sebagai berikut :
1. Sosialisasi PLUT-KUMKM
Sosialisasi dengan tujuan memberikan pemahaman kepada stakeholder yang
menangani pembinaan Koperasi dan UKM, Bappeda, Kadin daerah, HIPMI,
Dekopinda, Lembaga Pengabdian Masyarakat, Perguruan Tinggi setempat
Konsultan Pendamping KUMKM (Konsultan BDS, KKMB) dan Pengurus
IWAPI sehingga pembangunan Gedung PLUT-KUMKM dapat dimanfaatkan
oleh seluruh lapisan masyarakat. Kegiatan telah dilaksanakan di 5 (lima)
Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai penerima program PLUT-KUMKM TA 2018
diantaranya Kabupaten Kendal, Provinsi Sumatera Barat, Kota Batam,
Kabupaten Jembrana dan Kota Pasuruan.

2. Peningkatan Kapasitas Pendamping PLUT-KUMKM


Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah mengedukasi para pendamping
PLUT-KUMKM mengenai beberapa hal berikut :
a. Meningkatkan kapasitas pendamping PLUT-KUMKM untuk memenuhi
KPI yang telah ditentukan.
b. Meningkatkan kapasitas pendamping PLUT-KUMKM khususnya dalam
memberikan jasa konsultasi dan pendampingan kepada KUMKM yang
membutuhkan bantuan pelayanan.
c. Membekali kompetensi dasar dan strategi pada pendamping PLUT-
KUMKM dalam mendukung pengembangan mitra dan calon KUMKM
yang dilayani. Kompetensi dasar dan strategi yang akan diberikan pada
pelatihan pendampingan ini terkait : Kemampuan komunikasi yang baik,
Kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh mitra dan calon
KUMKM yang dilayani, Kemampuan memahami berbagai isu baik
operasional maupun non-operasional yang dialami oleh mitra dan calon

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 27


KUMKM yang dilayani, dan Kemampuan mengedukasi KUMKM terkait
hal-hal dasar dalam pengembangan usaha KUMKM.
3. Forum Koordinasi dan Solusi Pengelola PLUT-KUMKM
Kegiatan ini merupakan
forum pertemuan yang
kedua setelah
sebelumnya
dilaksanakan pada bulan
Maret 2018 di Hotel IBIS
Jakarta. Forum ini
diharapkan menjadi
sarana meningkatkan
temu solusi dalam meningkatkan profesionalisme konsultan pendamping
UMKM dalam memperkuat peran dan fungsi PLUT-KUMKM.
Tujuan kegiatan ini adalah :
a. Mengevaluasi kinerja kelembagaan dan kinerja konsultan pendamping
dalam rangka optimalisasi peran dan fungsi PLUT-KUMKM.
b. Mengevaluasi capaian target program kerja PLUT-KUMKM sebagaimana
ditugaskan dalam Keputusan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Nomor:
02/KEP/Dep.4/I/2018 tanggal 19 Januari 2018 tentang Petunjuk Teknis
Program PLUT-KUMKM tahun 2018.
c. Memberikan rekomendasi terhadap tata kelola pendampingan melalui
PLUT-KUMKM. Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen terus
mendorong penguatan peran pendamping dalam meningkatkan
produktivitas dan daya saing KUMKM.
4. Monitoring Hasil Pendampingan PLUT-KUMKM melalui SIM-CIS PLUT-KUMKM
Hasil Pendampingan selama tahun 2018 yang telah dilaksanakan oleh konsultan
pendamping PLUT-KUMKM, sebagaimana merujuk kepada Keputusan Deputi
Bidang Restrukturisasi Usaha Nomor : 02/Kep/Dep.4/I/2018 tentang Petunjuk
Teknis Program Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah tahun 2018 dapat digambarkan sebagaimana tabel berikut:
5. Dalam rangka meningkatkan peran fungsi PLUT-KUMKM, pada tahun 2018
dilaksanakan penambahan jumlah PLUT-KUMKM sebanyak 5 unit. Pelaksanaan
Pembangunan Gedung PLUT-KUMKM ini dilaksanakan melalui Melalui Tugas

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 28


Pembantuan. Sebaran PLUT-KUMKM ini yaitu di Provinsi Sumatera Barat, Kota
Batam, Kabupaten Kendal, Kota Pasuruan dan Kabupaten Jembrana.

Sasaran Strategis 4
Terwujudnya KUMKM yang difasilitasi kemitraan produksi dan pemasaran serta
kemitraan investasi dan rantai Nilai/Pasok
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah KUMKM yang difasilitasi
Pengembangan Kemitraan dan Kerjasama 300 KUMKM 300 KUMKM 100 %
Investasi

Capaian Kinerja
Indikator Kinerja dari sasaran strategis ini adalah jumlah KUMKM yang difasilitasi
Pengembangan Kemitraan dan kerjasama Investasi dengan target 300 KUMKM.
Target 300 KUMKM tersebut terdiri atas target pemantauan kemitraan Koperasi dan
UMKM sebesar 50 Kemitraan, target Koperasi dan UMKM yang difasilitasi
Kemitraan Produksi dan Pemasaran sebanyak 150 KUMKM, target Koperasi yang
diperkuat dalam Kemitraan Rantai nilai/Pasok sebesar 100 KUMKM. Realisasi
kinerja yang dicapai pada tahun ini mencapai 100%, realisasi ini sama dengan
capaian kinerja tahun 2017 namun dengan jumlah target yang berbeda. Fokus dari
sasaran kegiatan ini adalah terjalinnya Kemitraan antara usaha mikro kecil
menengah dengan usaha besar, serta meningkatnya penguatan di bidang kemitraan
usaha.
Kegiatan Pendukung dan Analisis Keberhasilan Kinerja
1. Fasilitasi Kemitraan Produksi dan Pemasaran

Dalam rangka memperkuat jejaraing dan pemasaran produk Koperasi dan


UMKM, perlu adanya sinergi antara UMKM dengan para pelaku usaha
menengah dan besar, dari sinergi ini diharapkan akan membantu pelaku UMKM
untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan ekonomi. Salah satu hal yang
dilakukan untuk mendorong terjadinya sinergi antara UMKM dengan usaha besar
adalah dengan memfasilitasi pelaku usaha kecil dan menengah bermitra dengan
usaha besar.

Pada tahun 2018, asdep pengembangan dan penguatan usaha membantu para
pelaku usaha untuk mewujudkan sinergi tersebut dengan memfasilitasi pelaku
usaha dalam kegiatan Temu mitra UMKM dengan pengusaha menengah besar,

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 29


adapun target yang ingin dicapai adalah memfasilitasi sebanyak 150 orang
pelaku usaha bermitra dengan usaha menengah besar. Lokasi kegiatan
difokuskan di 3 titik yaitu padang Sumatera Barat, Surakarta Jawa Tengah dan
Malang Jawa Timur

2. Penguatan Rantai Nilai/Pasok


Penguatan Kemitraan rantai nilai pasok adalah kemitraan yang dilakukan dari
hulu ke hilir, dalam hal ini KUKM mendapatkan pendampingan atau pembinaan
dari usaha mitra sehingga terwujud manfaat kemitraan kedua belah pihak yaitu
meningkatnya produktivitas, efisiensi, jaminan kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas; menurunkan resiko kerugian; memberikan sosial benefit yang cukup
tinggi yang pada gilirannya dapat meningkatkan ketahanan ekonomi secara
nasional. Dalam rangka mencapai indikator kinerja tersebut dilakukan kegiatan-
kegiatan antara lain : Temu Konsultasi Penguatan Kemitraan KUMKM Berbasis
Rantai Nilai/ Pasok. Pemberdayaan KUMKM dapat dilakukan melalui optimalisasi
program kemitraan yang berbasis Rantai Nilai/Pasok. Untuk itu diperlukan
adanya kerjasama antara Dinas Koperasi dan UKM dengan para pemangku
kepentingan yang dilaksanakan Kegiatan Temu Konsultasi Penguatan Kemitraan
KUMKM di 4 Lokasi yaitu Kabupaten Pacitan (Jawa Timur), Kota Solo (Jawa
Tengah), Kota Palembang (Sumatera Selatan) dan Kota Malang (Jawa Timur)
dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 200 orang (gender laki-laki
sebanyak 56 orang dan gender perempuan 144 orang).
3. Pemantauan Kemitraan Usaha
Dalam Rangka Pemantauan Kemitraan Usaha dengan tujuan untuk
mendapatkan data dan informasi tentang kemitraan usaha. Kegiatan yang
dilakukan antara lain Kegiatan Temu Konsultasi dilasanakan di 4 (empat) lokasi
yaitu Kota Banjarmasin (Provinsi Kalimantan Selatan), Kota Surakarta (Provinsi
Jawa Tengah), Jogyakarta (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Kota
Mataram (Provinsi Nusa Tenggara Barat) dengan jumlah peserta yang hadir
sebanyak 160 orang

Sasaran Strategis 4 :
Meningkatnya Perlindungan Usaha terhadap KUMKM

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 30


Jumlah KUMKM yang difasilitasi dalam 50.250 50.250 100 %
perlindungan usaha dan mendapatkan izin KUMKM KUMKM
usaha mikro kecil

Capaian Kinerja
Indikator kinerja dari sasaran strategis ini adalah Jumlah KUMKM yang difasilitasi
dalam perlindungan usaha dan mendapatkan izin usaha mikro kecil dengan target
50.250 KUMKM. Target 50.250 KUMKM terdiri dari terbitnya 50.000 lembar Izin
Usaha Mikro Kecil, 100 UMKM difasilitasi bantuan penguatan terdampak bencana,
100 KUMKM yang difasilitasi advokasi manajemen dan keuangan serta 50 UMKM
mendapat pendampingan penanganan dampak globalisasi. Realisasi kinerja yang
dicapai pada tahun ini mencapai 100%, realisasi ini sama dengan capaian kinerja
tahun 2017.

Kegiatan pendukung dan analisis pencapaian kinerja

1. Failitasi Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)


Sesuai Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014, IUMK merupakan bentuk
legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk
izin usaha mikro dan kecil dalam bentuk satu lembar. Penerbitan naskah IUMK
dilakukan oleh Camat yang mendapatkan pendelegasian kewenangan dari
Bupati/Walikota
Tujuan IUMK bagi usaha mikro dan kecil adalah ; a. Mendapatkan kepastian dan
perlindungan dalam berusaha dilokasi yang telah ditetapkan. b. Mendapatkan
pendampingan untuk pengembangan usaha, c. Mendapatkan kemudahan dalam
akses pembiayaan ke lembaga keuangan bank daan non-bank, d. Mendapatkan
kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
lembaga lainnya.
Implementasi Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 telah berlangsung
selama 4 (empat) tahun berjalan yaitu dimulai pada tahun 2015. Selama kurun
waktu tersebut berbagai langkah telah dilakukan untuk mewujudkan perizinan
bagi usaha mikro dan kecil, diantaranya MOU antar instansi/lembaga terkait yang
langsung disertai dengan perjanjian kerjasama, koordinasi, sosialisasi kedaerah
dan pendampingan pada PUMK.
Dari target yang diharapkan sejak tahun 2015 yaitu sebanyak 500.000 naskah
IUMK, berdasarkan data monitoring melalui aplikasi IUMK, selama kurun waktu 4

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 31


(empat) tahun berjalan pencapaian penerbitan IUMK secara nasional sampai
tanggal akhir tahun 2018 sebagai berikut :
a. Jumlah Peraturan Bupati atau Walikota (Perbub/Perwali) tentang
pendegelasian kewenangannya kepada Camat, sebagai persyaratan utama
penerbitan IUMK telah terbit sebanyak 326 peraturan (62.85%) dari 514
Kabupaten/Kota nasional, sehingga masih terdapat 188 Kabupaten/Kota yang
belum menerbitkan peraturan.
b. Jumlah capaian penerbitan IUMK oleh Camat sebanyak 312.421 Naskah
(60,18%) atau dengan kata lain pelaku usaha mikro dan kecil (PUMK) yang
telah mendapatkan IUMK sebanyak 312.421 UMK
Pada tahun 2018 IUMK ditargetkan terbit 50.000 lembar. Target ini dilaksanakan
melalui 2 metode kegiatan yaitu pemberian insentif kepada pendamping IUMK
untuk melakukan pendataan kepda UMK agar mempunyai IUMK, yang kedua
melalui Bimtek Update IUMK yang dilaksanakan di beberapa lokasi.

2. Fasilitasi KUMKM Dampak Bencana


a. Kredit KUMKM
Beberapa daerah yang terkena bencana alam, erupsi gunung merapi dan
tsunami seperti di Bali, NTB, Sulawesi Tengah, berdampak kepada
keberlangsung usaha KUMKM di wilayah tersebut, khususnya terkait dengan
KUMKM yang memiliki pinjaman kepada lembaga keuangan telah dilakukan
koordinasi dalam rangka melakukan restrukturisasi dengan hasil sebagai
berikut :
1) Prov Bali, jumlah debitur KUR 24,955 unit dengan outstanding Rp 2,2
triliun telah direstrukturisasi sebanyak 84 debitur dengan outstanding 61
miliar.
2) Prov NTB, jumlah debitur KUR 12,214 unit dengan outstanding Rp 227
miliar telah direstrukturisasi sebanyak 6,365 debitur dengan outstanding
107,9 miliar. Sedangkan, jumlah debitur non KUR sebanyak 11,682 unit
dengan outstanding Rp 1,17 triliun telah direstrukturisasi sebanyak 4,457
unit dengan outstanding Rp. 634,6 miliar.
3) Prov Sulteng, jumlah debitur KUR 57,443 unit dengan outstanding Rp 1,32
triliun telah direstrukturisasi sebanyak 9,805 debitur dengan outstanding
283,3 miliar. Sedangkan, jumlah debitur non KUR sebanyak 43,467 unit

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 32


dengan outstanding Rp 3,82 triliun telah direstrukturisasi sebanyak 12,520
unit dengan outstanding Rp. 2,38 triliun.
4) Prov. Banten, jumlah debitur KUR 1.077 unit dengan outstanding Rp 16,3
miliar. Sedangkan, jumlah debitur non KUR sebanyak 411 unit dengan
outstanding Rp 39,4 miliar.
5) Prov. Lampung, jumlah debitur KUR 82 unit dengan outstanding Rp 2,9
miliar. Sedangkan, jumlah debitur non KUR sebanyak 99 unit dengan
outstanding Rp 6 miliar.
b. Realisasi Kegiatan Penanganan Dampak Bencana oleh Kementerian
Koperasi dan UKM Tahun 2018.
1) Memberikan bantuan pemerintah 450jt kepada 100 KUKM yang
terdampak bencana di 3 Kabupaten di Aceh (Pidie, Pidie Jaya, dan
Bireun)
2) Menyelenggarakan berbagai kegiatan Bimbingan Teknis di Prov. NTB
a) Pelatihan anyaman berbahan baku ketak bagi 30 UMK.
b) Pelatihan pengolahan pembuatan dodol bagi 30 UMK.
c) Pelatihan pengolahan gula dan dodol bagi 30 UMK.
d) Pelatihan pengolahan ubi dan pisang bagi 30 UMK.
e) Pelatihan pengolahan jambu mete dan keripik pisang bagi 30 UMK.
f) Motivasi Usaha bagi 50 UMK.

3. Fasilitasi Advokasi Manajemen dan Keuangan


Kegiatan Advokasi Manajemen Keuangan diperuntukkan bagi Koperasi dan
UKM mengalami permasalahan dibidang manajemen dan keuangan. Fokus
Advokasi pada aspek yang disoroti adalah yang berkaitan dengan struktur
keuangan, struktur kelembagaan dan struktur manajemen. Bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah Bimbingan Teknis Advokasi Usaha Koperasi dan UKM dengan
tujuan untuk memperkuat/membimbing/pembekalan KUKM dibidang Manajemen
dan Keuangan. Adanya bimbingan Teknis diharapkan Koperasi dan UKM agar
dapat tumbuh dan berkembang menjadi pelaku usaha yang tangguh, produktif
dan berdaya saing.

Pengembangan advokasi manajemen dan keuangan melalui advokasi usaha


dilaksanakan di 3 (tiga) Kabupaten/kota yaitu Padang (Sumbar), Malang (jatim)
dan Banjarmasin (Kalsel). Pada ke tiga kota tersebut dilaksanakan “Bimbingan

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 33


Teknis Advokasi Manajemen dan Keuangan”, dengan bekerjasama Dinas yang
membidangi Koperasi dan UKM setempat, perbankan dan Perguruan Tinggi
serta praktisi. Dipilihnya 3 (tiga) Kabupaten/kota tersebut, dikarenakan sudah
mempunyai produk unggulan di bidang ekonomi kreatif dari masing-masing
daerah. Disamping itu juga dilaksanakan Advokasi Kewirausahaan di Kabupaten
Bandung.

4. Fasilitasi Perlindungan Usaha dan Mitigasi dampak Globalisasi


Era globalisasi membuka peluang pasar produk dalam negeri ke pasar global
secara kompetitif, dan sebaliknya membuka peluang masuknya produk global ke
pasar dalam negeri. Sehubungan dengan hal tersebut KUMKM menghadapi
tantangan yang semakin berat, tidak hanya dari dalam negeri namun adanya
arus barang dari luar negeri. Menghadapi persaingan global, KUMKM perlu
didorong untuk peningkatan produktifitas dan daya saingnya dengan
memanfaatkan sumber daya lokal khususnya produk unggulan yang berorientasi
ekspor.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan


KUMKM yang menghasilkan produk unggulan daerah dan potensial untuk
dikembangkan dipasar dalam negeri maupun pasar ASEAN. Untuk itu
pemberdayaan KUMKM antara lain melalui pendampingan terintegrasi dari hulu
sampai hilir, lintas Kedeputian dan Kementerian/Lembaga Instansi terkait.

Pada tahun 2018 Bidang Fasilitasi Mitigasi Resiko Usaha Dampak Globalisasi
melaksanakan kegiatan:

a. Temu Konsultasi dalam rangka Penanganan dampak Kebijakan


Perdagangan Bebas

b. Pendampingan bagi KUMKM dalam rangka penanganan dampak kebijakan


perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA).

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Temu Konsultasi dalam rangka
Penanganan Dampak Kebijakan Perdagangan Bebas adalah:

a. Meningkatkan pemahaman KUMKM dalam menghadapi tantangan dan


memanfaatkan peluang usaha dari implementasi perdagangan bebas;

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 34


b. Meningkatkan sinergitas antara pelaku usaha (KUMKM) dengan stakeholders
dalam pengembangan dan pemasaran produk KUMKM sehingga produk
KUMKM makin kompetitif di pasar global;

c. Mendorong pelaku usaha melakukan ekspor sendiri tidak melalui


perantara/pengusaha besar sehingga nilai tambah lebih besar diperoleh.

Adapun pendampingan bagi KUMKM dalam rangka penanganan dampak


kebijakan perdagangan bebas MEA dilaksanakan di 6 Wilayah (Kota Batam,
Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi D.I. Yogyakarta, Provinsi Bali, Provinsi
Kalimantan Barat dan Provinsi Sulawesi Selatan) dengan waktu pelaksanaan
pendampingan selama 3 bulan, dengan target Koperasi dan UMKM dampinga
sebanyak 50.

Pendampingan diprioritaskan pada KUMKM yang memiliki usaha dengan produk


unggulan lokal dan mempunyai potensi untuk dikembangkan seperti kerajinan,
makanan dan minuman, fashion dan lainnya. Bidang pendampingan pada
KUMKM meliputi standarisasi produk, kemasan, pemasaran, akses pembiayaan
dan penerapan Tehnologi Informasi.

Sasaran Strategis 6 :
Terwujudnya Fasilitasi Kerjasama Ekonomi Bilateral dan Multilateral KUMKM
serta Sistem Resi Gudang Koperasi

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Jumlah Koperasi dan UMKM yang


difasilitasi kerjasama ekonomi bilateral dan 504 504
100 %
multilateral serta jumlah koperasi yang KUMKM KUMKM
difasilitasi sistem resi gudang

Capaian Kinerja
Indikator kinerja dari sasaran strategis ini adalah jumlah Koperasi dan UMKM yang
difasilitasi kerjasama ekonomi bilateral dan multilateral serta jumlah koperasi yang
difasilitasi sistem resi gudang dengan target 504 KUMKM. Target 504 KUMKM terdiri
dari 500 UMKM yang difasilitasi kegiatan kerjsama investasi dan temu bisnis, 4
koperasi yang difasilitasi untuk mendapat sertifikat sebagai pengelola gudang.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 35


Realisasi kinerja yang dicapai pada tahun ini mencapai 100%, realisasi ini sama
dengan capaian kinerja tahun 2017.

Kegiatan pendukung dan analisis pencapaian kinerja

1. Fasilitasi Kerjasama Investasi

Permasalahan yang dihadapi oleh KUMKM tidak hanya berasal dari dalam
lingkungan KUMKM sendiri, tetapi juga lingkungan eksternal. Dinamika
perekonomian global dan perubahan kebijakan negara lain ikut mempengaruhi
kondisi KUMKM di Indonesia terutama dari potensi pasar. Tren perekonomian
yang cenderung menurun membuat kondisi KUMKM semakin sulit sehingga
Pemerintah mengeluarkan berbagai macam kebijakan untuk mendorong
percepatan roda perekonomian. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah
mendorong investasi di berbagai sektor dan KUMKM tidak luput dari perhatian
investasi tersebut. Investasi kemitraan KUMKM dapat dilakukan dengan menjalin
pola-pola kemitraan antara KUMKM dengan berbagai macam stakeholders
seperti usaha besar, lembaga keuangan mapun penyedia jasa pemasaran online
(e-commerce). Pentingnya investasi usaha KUMKM dipercacaya dapat
meningkatkan kapasitas usaha sekaligus memberikan banyak informasi dalam
rangka penguatan daya saing untuk berkompetisi di pasar lokal maupun global.
Selama tahun 2018 dilakukan kegiatan Temu Bisnis Peningkatan Kerjasama
Investasi KUMKM dengan mempertemukan 500 peserta KUMKM sektor
agribisnis, kerajinan dan pengolahan makanan dan para calon mitra untuk diajak
kerjasama usaha. Adapun tujuan dari kegiatan ini dapat dirinci sebagai berikut :
a. Peningkatan wawasan dan pemahaman peserta tentang pengembangan
investasi usaha;
b. Menjalin sinergi kerjasama antar peserta, dan antara peserta dengan
narasumber dalam rangka peningkatan kapasitas bisnis melalui pemanfaatan
metode-metode yang strategis;
c. Mendorong Koperasi dan UMKM untuk memanfaatkan peluang pemasaran
yang besar setelah diberlakukannya kawasan perdagangan bebas dan
ekonomi ASEAN.
Temu bisnis antara UMKM dengan usaha besar mencapai realisasi 100% dari
taget KUMKM yang difasilitasi temu bisnis dengan pelaksanaan di 10 (sepuluh)
daerah, yaitu ; (1) Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, (2) Kabupaten

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 36


Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, (3) Kabupaten Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau, (4) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, (5) Provinsi
Bangka Belitung, (6) Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta, (7) Kabupaten
Magelang, Provinsi Jawa Tengah, (8) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat,
(9) Provinsi Sumatera Selatan, dan (10) Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa
Tengah.
Selama pelaksanaan Kegiatan Temu Bisnis Tahun 2018 telah terjadi proses
kerjasama beberapa KUMKM peserta temu bisnis dengan usaha besar sebagai
narasumber :
a. Di Kota Bukittinggi, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Semarang dengan PT Tanihub Indonesia
dalam kerjasama pengembangan produksi dan pemasaran hasil pertanian;
b. Di Kabupaten Bandung dengan PT Crowde dalam kerjasama pengembangan
produksi dan pemasaran hasil pertanian;
c. Di Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang, dan Provinsi Sumatera
Selatan dengan PT Sriboga Flour Mills dalam kerjasama dan pembinaan
UMKM olahan makanan berbasis tepung terigu;
d. Di Kabupaten Bintan dan Provinsi Bangka Belitung dengan PT Bulog dalam
rangka kerjasama pemasaran kebutuhan bahan pokok melalui Rumah
Pangan Kita (RPK);
e. Selain itu juga beberapa UMKM telah mengakses kredit KUR melalui
narasumber dari perbankan daerah di Kabupaten atau Provinsi
diselenggarakan nya kegiatan temu bisnis.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah kurangnya kualitas rekrutmen dari Dinas
Koperasi dan UKM di Provinsi atau Kabupaten/Kota dalam pemanggilan peserta
kegiatan yang kriterianya telah kami sampaikan pada waktu koordinasi awal
sebelum pelaksanaan kegiatan temu bisnis. Sehingga harapan untuk terjadinya
kerjasama antara UMKM peserta temu bisnis dengan usaha besar yang telah
datangkan kurang optimal. Pada tahun berikutnya akan lebih diintensifkan
komunikasi dengan Dinas Koperasi dan UKM daerah agar efektivitas dari tujuan
kegiatan ini tercapai dengan hasil yang maksimal.
2. Fasilitasi Sistem Resi Gudang bagi Koperasi
Permasalahan umum para petani di Indonesia adalah jatuhnya harga pada saat
musim panen raya. Para petani tidak dapat menyimpan hasil panen lebih lama

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 37


karena sudah kehabisan biaya dan tidak punya gudang yang memadai. Kondisi
ini dimanfaatkan para tengkulak dan rentenir untuk mengambil untung besar.
Para petani terpaksa harus menjual hasil panennya dengan harga yang rendah
karena terdesak kebutuhanhidup. Mencermati kondisi tersebut, Pemerintah
berusaha mencari jalan keluar bagi para petani dengan mencanangkan program
SistemResi Gudang (SRG). Pemerintah bersama dengan DPR telah
mengeluarkan UU No.9 tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang.
Pada tahun 2018 dilakukan berbagai upaya untuk mendorong koperasi agar
dapat menjadi pengelola gudang, diantaranya melalui :
1. Sosialisasi Pemanfaatan SRG bagi Koperasi dan UKM
Sosialisasi Pemanfaatan SRG bagi KUKM bertujuan untuk memberikan
informasi, membuka wawasan dan meningkatkan kesadaran para pengurus
Koperasi, petani, Poktan, Gapoktan, UKM dan apatur dinas terkait tentang
pentingnya pemanfatan SRG. Sosialisasi juga bertujuan untuk mendorong
Koperasi yang potensial untuk menjadi Pengelola Gudang SRG.
Tahun 2018 Sosialisasi pemanfaatan SRG diberikan kepada 250 peserta
(pengurus dan anggota Koperasi, petani dan aparatur dinas) di 5 Lokasi
(Pekalongan, Pemalang, Lima puluh Kota, Barito Kuala, Bangka Belitung)
yang merupakan sentra produksi komoditas SRG, terutama komoditas gabah
dan lada bekerjasama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (BAPPEBTI).
2. Bimbingan Penguatan Kelembagaan dan Usaha Bagi Koperasi Calon
Pengelola SRG.
Bimbingan Penguatan Kelembagaan dan Usaha bagi Koperasi Calon
Pengelola Gudang SRG yang bertujuan untuk membuka wawasan dan
kesadaran kepada para pengurus Koperasi dan aparatur Dinas Daerah
tentang proses berkoperasi yang baik sesuai aturan dan perkembangan yang
ada, memberikan bimbingan pengelolaan Koperasi yang baik dan benar
menurut aturan Good Cooperative Governance (GCG) serta untuk
mendorong Koperasi untuk menjadi Pengelola Gudang SRG yang
profesional. Pelaksanaan kegiatan ini diberikan kepada 240 pesertadi 6
Lokasi (Cianjur, Cirebon, Sumedang, Karawang, Pandeglang dan
Tasikmalaya) yang menjadi sentra komoditas unggulan, yaitu gabah dan
garam.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 38


Adapun capaian kinerja tahun 2018 adalah dengan ditetapkannya 4 Koperasi
yang menjadi pengelola Gudang SRG.

NO NAMA KOPERASI ALAMAT SK PERSETUJUAN TANGGAL

1 Koperasi Asosiasi Jalan Fatmawati Desa Tolengas 04/BAPPEBTI/Kep- 8 Jan 2018


UPJA Sumedang Kecamatan Tomo Kabupaten SRG/SP/PG/01/2018
Jaya Sumedang Propinsi Jawa Barat

2 Koperasi Produsen Desa Raci Kec. Batangan Kab. Pati 35/BAPPEBTI/Kep- 23 Mei 2018
Mutiara Laut Prov. Jawa Tengah SRG/SP/PG/05/2018
Mandiri

3 Koperasi Produsen Jalan Raya Jangga - Terisi Desa 41/BAPPEBTI/Kep- 8 Jun 2018
Garam, Rezeki Jangga Kec. Losarang Kab. SRG/SP/PG/06/2018
Agung Indramayu Provinsi Jawa Barat

4 Koperasi Lada Jalan Manunggal Desa Beluluk Kec. 50/BAPPEBTI/Kep- 6 Jul 2018
Bangka Belitung Pangkalan Baru Kab. Bangka Tengah SRG/SP/PG/07/2018
Provinsi Kep. Bangka Belitung

Tabel Koperasi yang ditetapkan sebagai pengelala Gudang Tahun 2018

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 39


B. Realisasi Anggaran
1. Satker Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha

Realiasi
Jumlah
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Anggaran (Rupiah) %

1. Layanan dukungan Koordinasi perencanaan, 3.000.000.000 2.984.727.650 99.49


manajemen eselon I pelaksanaan dan monev
urusan restrukturisasi
usaha

2. Pemetaan kondisi dan Jumlah KUMKM yang 3.029.985.000 3.000.515.900 99.03


peluang usaha KUMKM dipetakan kondisi dan
peluang usahanya

3. Terwujudnya Jumlah Pendamping 6.188.861.000 6.104.047.950 98.63


Pengembangan SKKNI KUMKM yang difasilitasi
bagi Pendamping SKKNI
KUMKM

4. Terwujudnya KUMKM Jumlah KUMKM yang 2.315.075.000 2.287.777.900 98.92


yang difasilitasi difasilitasi Pengembangan
kemitraan produksi dan Kemitraan dan kerjasama
pemasaran serta Investasi
kemitraan investasi dan
rantai Nilai/Pasok

5. Meningkatnya Jumlah KUMKM yang 4.207.286.000 4.185797.742 99.49


Perlindungan Usaha difasilitasi dalam
terhadap KUMKM perlindungan usaha dan
mendapatkan izin usaha
mikro kecil

6. Terwujudnya Fasilitasi Jumlah Koperasi dan 3.942.176.000 3.926.802.148 99.61


Kerjasama Ekonomi UMKM yang difasilitasi
Bilateral dan Multilateral kerjasama ekonomi
KUMKM serta Resi bilateral dan multilateral
Gudang Koperasi serta jumlah koperasi yang
difasilitasi sistem resi
gudang

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 40


2. Satker Pembangunan Gedung PLUT-KUMKM Melalui Tugas Pembantuan

Realisasi Anggaran
No. Satker PLUT-KUMKM Pagu Anggaran
(Rupiah) %

1. Dinas Perindustrian, Koperasi, 2.600.000.000 2.390.814.410 91,95


Usaha Kecil Dan Menengah
Kabupaten Kendal

2. Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro 2.600.000.000 2.310.405.506 88,86


Kota Batam

3. Dinas Perindustrian, 2.600.000.000 2.209.474.957 84,98


Perdagangan, Dan Koperasi
Kabupaten Jembrana

4. Dinas Koperasi Dan Usaha Kecil 2.600.000.000 2.162.528.186 83,17


Menengah Provinsi Sumatera
Barat

5. Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro 2.600.000.000 1.884.820.012 72,49


Kota Pasuruan

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 41


BAB IV
PENUTUP

1. Laporan Kinerja Deputi Bidang Restrukturisasi terdiri atas 6 (enam) sasaran


strategis dengan 6 (enam) indikator kinerja. Laporan Kinerja Instansi yang telah
tersusun belum menggambarkan kondisi ideal mengingat dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan kinerja 2018 adalah Perjanjian Kinerja Tahun 2018
yang masih bersifat output kegiatan. Atas hasil pencapaian kinerja tahun 2018,
pada tahun yang akan datang, akan lebih ditekankan penyusunan perjanjian
kinerja yang mengarah ke pencapaian outcome dan impact.

2. Secara keseluruhan sasaran strategis Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha


tercapai 100 %, dengan realisasi anggaran yang dicapai mencapai 99,15,
meningkat dibandingkan realisasi anggaran tahun 2017.

3. Keberhasilan atas pencapaian target dari kegiatan atau sasaran yang ditetapkan
adalah tidak lepas dari peran serta semua pihak yang terlibat didalamnya.
Keberhasilan tersebut merupakan cerminan dari telah berjalannya sistem kerja
yang berlaku dan didukung oleh suasana kerja yang dinamis dan bersifat
kekeluargaan. Keberhasilan yang telah dicapai di lingkungan Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha tentunya membawa dampak kepada peningkatan mutu
pelayanan dan kesejahteraan para pelaku Koperasi dan UMKM.

Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Tahun 2018 42

Anda mungkin juga menyukai