Anda di halaman 1dari 11

6.

Entitas Akuntansi dan Pelaporan


A. Entitas Akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan
menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakan.
B. Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang
bertujuan umum. Yang terdiri dari:
1) Pemerintah Pusat
2) Pemerintah Daerah
3) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah
pusat;
4) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainnya,jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud diwajibkan menyajikan laporan keuangan.
C. Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu diperhatikan syarat
pengelolaan,pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap
aset,yurisdiksi,tugas dan misi tertentu,dengan bentuk pertanggungjawaban dan
wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lain.

7. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki.
A. Relevan (Relevance)
Laporan keuangan pemerintah daerah dikatakan relevan apabila informasi
yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan
keuangan. Informasi yang relevan harus:
1) Memiliki umpab balik (feedback value), artinya laporan keuangan harus
memuat informasi yang memungkinkan pengguna laporan untuk menegaskan
atau mengoreksi ekspetasinya di masa lalu:
2) Memiliki manfaat prediktif (Predictive value) artinya bahwa laporan
keuangan harus memuat informasi yang dapat membantu pengguna laporan
untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan
kejadian masa kini;
3) Tepat waktu (timeliness), artinya bahwa penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah harus memuat informasi yang selengkap mungkin, yaitu
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pembuatan
keputusan pengguna laporan.

Informasi yang melatarbelakangi setia[ butir informasi utama yang termuat dalam
laporan keuangan harus idungkapkan dengan jelas agar kekeliuran dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
B. Andal(reliable)
Informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah harus bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap
kenyataan secara jujur, serta dapat diverivikasi. Informasi yang andal harus
memenuhi karakteristik:
1) Jujur (representational faithfullness), artinya bahwa LKPD harus
memuat informasi yang menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharap
untuk disajikan;
2) Dapat diverifikasi (verifabillity), artinya bahwa LKPD harus memuat
informasi yang dapat diuji dan apabila dilakukan pengujian ulang oleh pihak
yang berbeda, hasilnya harus tetap menunjukan simpulan yang tidak jauh
berbeda.
3) Netral (Neutral), artinya bahwa LKPD harus memuat informasi yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan umum dan tidak blas pada
kebutuhan pihak tertentu.
C. Dapat DIbandingkan (Comparable)
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan pemerintah daerah akan
lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan pemerintah daerah lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan bila pemerintah daerah menetapkan
kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara
eksternal dapat dilakukan bila pemerintah daerah yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
D. Dapat dipahami (Understandable)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan garus dapat dipahami oleh
pengguna laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna laporan.

Gambar 1. Karakteristik Kualitatif laporan Keuangan


D.PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Menurut PP 71 tahun 2010, Prinsip Akuntansi dan pelapioran keuangan


dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat
standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan
keuangan dalam melakukan kegiatannya. Serta pengguna laporan keuangan
dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Delapan prinsip yang
digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yaitu:
1. Basis AKuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah
basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO. Beban, aset, Kewajiban, dan
ekuitas. Basis pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di
rekening kas. Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban
diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan
bersih telah dipenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari rekening kas umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak
luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas. Maka LRA
disusun berdasar basis kas, berarti pendapatan dan penerimaan pembiayaan
diakui saat jas diterima di rekening kas umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan; serta belanja Transfer dan pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat
kas dikeluarkan dari rekening kas umum Negara/Daerah. Namun, jika anggaran
disusun dan dilaksanakan berdasar basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis
akrual. Basis akrual untuk neraca berartu bahwa aset,kewajiban, dan ekuitas diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa mempehatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayarkan.

Namun demikian dalam IPSAP Nomor 02 tentang pengakuan pendapatan yang


diterima pada rekening kas Umum Negara/Daerah, dimungkinkan tidak semua
pendapatan dalam bentuk kas diterima RKUN/RKUD, terdapat pendapatan kas
yang diterima oleh entitas selain bendahara Umum Negara/Daerah (BUN/BUD),
bahkan ada yang langsung digunakan oleh Satuan Kerja (Satker) perangkat
daerah (SKPD). Demikian pula dalam IPSAP Negara/Daerah dan pengeluaran
pembiayaan yang dikeluarkan dari rekening kas umum Negara/Daerah dan
pengeluaran pembiayaan yang dikeluarkan dari rekening kas umum
Negara/Daerah, sehingga memungkinkan adanya oengakuan penerimaan
pembiayaan ditentukan oleh BUN/BUD sebagai pemegang otoritas dan bukan
semata-mata oleh RKUN/RKUD sebagai salah satu tempat penampungan.
2. Prinsip Nilai Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar
jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Nilai historis lebih dapat diandalkan dibanding penilaian lain karena lebih
obyektif dan dapat diverifikasi.
Prinsip Realisasi
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang telah diotorisasi melalui
anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar
utang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat LRA masih merupakan
laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui
setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas
Prinsip penandingan biaya pendapatan (Matching cost with revenue principle)
dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana akuntansi
komersial
.
3. Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
peristawa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitas. Apabila substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak berkonsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal
tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan
CALK.

4. Prinsip Periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang
digunakan adalah tahunan, namun periode bulanan, triwulanan, dan
semesteran juga dianjurkan.

5. Prinsip Konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa antar
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak
berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang diapakai dapat diubah
dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan
informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan
penerapan metode ini diungkapkan dalam CALK.

6. Prinsip Pengungkapan Lengkap


LKPD menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan pengguna.
Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditemukan
pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau CLAK.

7. Prinsip Penyajian Wajar


Laporan keuangan menyajikan dengan wajar LRA, LP-SAL, LO, LPE, Neraca,
LAK, dan CLAK. Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat
diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian
keadaan tertentu (konservatisma). Ketidakpastian seperti itu diakui dengan
mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan
sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung
unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian penggunaan
pertimbangan sehat tidak diperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan
tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau
rendah. Sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi,
sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak handal.
E. JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Untuk memenuhi
tujuan-tujuan tersebut. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi transfer pembiayaan
sisa lebih/kurang pelaksanaan anggarab saldo anggaran lebih,surplus/defisit
Laporan Operasional (LO), aset kewajiban ekuitas, ekuitas dan arus kas suatu
entitas pelaporan.
Sistem akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dapat dikelompokan dalam dua sub
sistem pokok berikut: (1) SKPD merupakan etitas akuntansi yang berkewajiban
menyusunan laporan keuangan dan menyampaikannya kepada kepala daerah
melalui PPKD oleh karena itu. SKPD menyelenggarakan sistem akuntansi-SKPD
untuk menghasilkan laporan keuangan SKPD yang terdiri dari
LRA,LO,NERACA,LPE, dan CaLK (2) sistem akuntansi pejabat pengelola keuangan
daerah (SA-PPKD) yang terbagi menjadi 2 yaitu: (a) SA-PPKD sebagai pengguna
anggaran (entitas akuntansi) yang akan menghasilkan laporan keuangan PPKD
yang terdiri dari LRA,PPKD,LP-SAL,LO-PPKD,Neraca PPKD, dan CaLK PPKD, dan
(b) SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan mencatat
transaksi resiprokalantara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan proses
konsolidasi laporan keuangan dari laporan keuangan dari laporan keuangan
seluruh SKPD dan laporan keuangan PPKD menjadi laporan keuangan pemda
yang terdiri dari LRA (laporan realisasi APBD) LP-SAL,LO,Neraca Pemda, LPE, LAK,
dan CaLK Pemda.
Jenis Laporan Keuangan SA-SKPD SA-SKPD (Konsolidasi)
Laporan Realisasi YA YA
Anggaran (LRA)
Laporan Operasional (LO) YA YA
Neraca YA YA
Laporan Perubahan YA YA
Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan-SAL TIDAK YA
Laporan Arus Kas TIDAK YA
Catatan Atas Laporan YA YA
Keuangan

Berikut ini adalah bentuk-Bentuk laporan keuangan komperhensif dan


dilaksanakan pada tingkatan konsolidasi di tingkatan PPKD.
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Untuk yang dicakup dalam laporan realisasi anggaran terdiri dari
Pendapatan,Belanja, Transfer, dan pembiayaan. Definisi diuraikan sebagai berikut:

A. Pendapatan adalah semua peneriman oleh bendahara Umum


Negara/Bendahara Umum periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi
hak pemerinyaj daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah.
Pendapatan terdiri daru pendapatan Asli daerah, Pendapatan Transfer, Lain-Lain
Pendapatan yang sah.

B. Belanja Adalah Semua pengeluaran oleh bendahara Umum Negara/Bendahara


Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran lebih dalam periode dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembiayaannya kembali
oleh pemerintah daerah. Belanja terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal, dan
tidak Terduga.

C. Transfer penerimaan atas pengeluaran oleh suatu entitas pelaporan lain


termasuk dari pertimbangan dan sebagai hasil.

D. Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh


pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya yang dalam pelanggaran perintah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit atau memanfaatkan surplus anggaran peneriman pembiayaan antaran lain
dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi Pengeluaran pembiayaan antara lain
digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pembelian pinjaman kepada
NO Uraian Anggaran Realisasi (%) Realisasi
20X1 20X1

1 Pendapatan xxx xxx xxx xxx


2 Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx xxx
(PAD)
3 Pendapatan Pajak xxx xxx xxx xxx
Daerah
4 Pendapatan Retribusi xxx xxx xxx xxx
Daerah
5 Pendapatan Hasil xxx xxx xxx xxx
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
6 Lain-Lain PAD yang sah xxx xxx xxx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli xxx xxx xxx xxx
Daerah (3 s/d 6)
8
9 Pendapatan Transfer xxx xxx xxx xxx
10 TRANSFER PEMERINTAH xxx xxx xxx xxx
PUSAT-DAMA
PERIMBANGAN
11 Dana bagi hasil pajak xxx xxx xxx xxx
12 Dana bagi hasil SDA xxx xxx xxx xxx
13 Dana ALokasi Umum xxx xxx xxx xxx
14 Dana ALokasi Khusus xxx xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan xxx xxx xxx xxx
Transfer Dana
Perimbangan (11 s/d 14)

16
17 TRANSFER PEMERINTAH xxx xxx xxx xxx
PUSAT LAINNYA
18 Dana otonomi khusus xxx xxx xxx xxx
19 Dana penyesuaian xxx xxx xxx xxx
20 Jumlah Transfer xxx xxx xxx xxx
Pemerintah Provinsi (18
s/d 19)
21
22 TRANSFER PEMERINTAH xxx xxx xxx xxx
PROVINSI
23 Pendapatan Bagi hasil xxx xxx xxx xxx
Pajak
24 Pendapatan Bagi hasil xxx xxx xxx xxx
lainnya
25 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 xxx xxx xxx xxx
s/d 24)
26 Total Pendapatan Transfer (15+20+32) xxx xxx xxx xxx
27
28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH xxx xxx xxx xxx
29 Pendapatan Hibab xxx xxx xxx xxx
30 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xxx
31 Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xxx
32 Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang sah xxx xxx xxx xxx
(29 s/d 31)
33 JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx xxx xxx
34
35 BELANJA xxx xxx xxx xxx
36 BELANJA OPERASIONAL xxx xxx xxx xxx
37 Belanja Pegawai xxx xxx xxx xxx
38 Belanja Barang xxx xxx xxx xxx
39 Bunga xxx xxx xxx xxx
40 Subsidi xxx xxx xxx xxx
41 Hibab xxx xxx xxx xxx
42 Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
43 Jumlah Belanja Operasional (37 s/d 42) xxx xxx xxx xxx
44
45 BELANJA MODAL xxx xxx xxx xxx
46 Belanja Tanah xxx xxx xxx xxx
47 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xxx xxx
48 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xxx xxx
49 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xxx xxx
50 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xxx xxx
51 Belanja Aset Tetap xxx xxx xxx xxx
52 Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) xxx xxx xxx xxx
53
54 BELANJA TAK TERDUGA xxx xxx xxx xxx
55 Belanja Tak Terduga xxx xxx xxx xxx
56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55 s/d 56) xxx xxx xxx xxx
57 Jumlah Belanja (43+52+56) xxx xxx xxx xxx
58
59 TRANSFER xxx xxx xxx xxx
60 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA xxx xxx xxx xxx
61 Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
62 Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xxx xxx
63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xxx
64 Jumlah Transfer/Bagi hasil kedesa (61 xxx xxx xxx xxx
s/d 63)
65 Jumlah Belanja Dan Transfer (57-64) xxx xxx xxx xxx
66
67 SURPLUS/DEFISIT (33-65) xxx xxx xxx xxx
68
69 PEMBIAYAAN xxx xxx xxx xxx
70
71 PENERIMAAN PEMBIAYAAN xxx xxx xxx xxx
72 Penggunaan SILPA xxx xxx xxx xxx
73 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xxx xxx
74 Hasil penjualan kekayaan daerah yang xxx xxx xxx xxx
Dipisahkan
75 Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintahan xxx xxx xxx xxx
Pusat
76 Pinjaman dalam Negeri-Pemerintah xxx xxx xxx xxx
Daerah Lain
77 Pinjaman Dalam Negeri- Lembaga xxx xxx xxx xxx
Keuangan Bank
78 Pinjaman Dalam Negeri- Lembaga xxx xxx xxx xxx
Keuangan Bank
79 Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi xxx xxx xxx xxx
80 Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya xxx xxx xxx xxx
81 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada xxx xxx xxx xxx
Perusahaan Negara
82 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xxx xxx xxx xxx
Perusahaan Daerah
83 Penerimaan Kembali Kepada Perusahaan xxx xxx xxx xxx
daerah lainnya
84 Jumlah penerimaan (72 s/d 83) xxx xxx xxx xxx
85
86 PENGELUARAAN PEMBIAYAAN xxx xxx xxx xxx
87 Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xxx xxx
88 Penyertaan Modal Pemerrintahan Daerah xxx xxx xxx xxx
89 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Pemerintahan Pusat
90 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Pemerintahan Daerah Lainnya
91 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Lembaga Keuangan Bank
92 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank
93 Pemabayran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Obligasi
94 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Lainnya
95 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan
Negara
96 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan
Daerah
97 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan
Daerah Lainnya
98 Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91)
99 Pembiayaan Neto
100
101 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67+33)

2. Laporan Perubahan Saldo Anggara Lebih (LPSAL)


Laporan Perubahan Saldo anggaran Lebih menyajikan informasi Kenaikan atau
penurunan Saldo anggaran lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laporoan tersebut terdiri dari saldo anggaran lebih, dikurangi
penggunaan Saldo Anggaran Lebih sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan
dijumlahkan dengan sisa Lebih atau Kurang Pembiayaan Anggaran, Koreksi
Kesalahan Pembukuan Tahun sebelumnya, dan lain lian.

Format LPSAL sebagai berikut:


Pemerintah Daerah
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
NO. Uraian 20X1 20X0
1. Saldo Anggaran Lebih Awal xxx xxx
2. Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Tahun Berjalan (xxx) (xxx)
3. Subtotal (1-2) xxx xxx
4. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) xxx xxx
5. Subtotal (3+4) xxx xxx
6. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya xxx xxx
7. Lain-lain xxx xxx
8. Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6+7) xxx xxx

Anda mungkin juga menyukai