Entitas Akuntansi Dan Pelaporan
Entitas Akuntansi Dan Pelaporan
Informasi yang melatarbelakangi setia[ butir informasi utama yang termuat dalam
laporan keuangan harus idungkapkan dengan jelas agar kekeliuran dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
B. Andal(reliable)
Informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah harus bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap
kenyataan secara jujur, serta dapat diverivikasi. Informasi yang andal harus
memenuhi karakteristik:
1) Jujur (representational faithfullness), artinya bahwa LKPD harus
memuat informasi yang menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharap
untuk disajikan;
2) Dapat diverifikasi (verifabillity), artinya bahwa LKPD harus memuat
informasi yang dapat diuji dan apabila dilakukan pengujian ulang oleh pihak
yang berbeda, hasilnya harus tetap menunjukan simpulan yang tidak jauh
berbeda.
3) Netral (Neutral), artinya bahwa LKPD harus memuat informasi yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan umum dan tidak blas pada
kebutuhan pihak tertentu.
C. Dapat DIbandingkan (Comparable)
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan pemerintah daerah akan
lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan pemerintah daerah lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan bila pemerintah daerah menetapkan
kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara
eksternal dapat dilakukan bila pemerintah daerah yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
D. Dapat dipahami (Understandable)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan garus dapat dipahami oleh
pengguna laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna laporan.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas. Maka LRA
disusun berdasar basis kas, berarti pendapatan dan penerimaan pembiayaan
diakui saat jas diterima di rekening kas umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan; serta belanja Transfer dan pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat
kas dikeluarkan dari rekening kas umum Negara/Daerah. Namun, jika anggaran
disusun dan dilaksanakan berdasar basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis
akrual. Basis akrual untuk neraca berartu bahwa aset,kewajiban, dan ekuitas diakui
dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa mempehatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayarkan.
4. Prinsip Periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang
digunakan adalah tahunan, namun periode bulanan, triwulanan, dan
semesteran juga dianjurkan.
5. Prinsip Konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa antar
periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak
berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang diapakai dapat diubah
dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan
informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan
penerapan metode ini diungkapkan dalam CALK.
16
17 TRANSFER PEMERINTAH xxx xxx xxx xxx
PUSAT LAINNYA
18 Dana otonomi khusus xxx xxx xxx xxx
19 Dana penyesuaian xxx xxx xxx xxx
20 Jumlah Transfer xxx xxx xxx xxx
Pemerintah Provinsi (18
s/d 19)
21
22 TRANSFER PEMERINTAH xxx xxx xxx xxx
PROVINSI
23 Pendapatan Bagi hasil xxx xxx xxx xxx
Pajak
24 Pendapatan Bagi hasil xxx xxx xxx xxx
lainnya
25 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 xxx xxx xxx xxx
s/d 24)
26 Total Pendapatan Transfer (15+20+32) xxx xxx xxx xxx
27
28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH xxx xxx xxx xxx
29 Pendapatan Hibab xxx xxx xxx xxx
30 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xxx
31 Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xxx
32 Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang sah xxx xxx xxx xxx
(29 s/d 31)
33 JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx xxx xxx
34
35 BELANJA xxx xxx xxx xxx
36 BELANJA OPERASIONAL xxx xxx xxx xxx
37 Belanja Pegawai xxx xxx xxx xxx
38 Belanja Barang xxx xxx xxx xxx
39 Bunga xxx xxx xxx xxx
40 Subsidi xxx xxx xxx xxx
41 Hibab xxx xxx xxx xxx
42 Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
43 Jumlah Belanja Operasional (37 s/d 42) xxx xxx xxx xxx
44
45 BELANJA MODAL xxx xxx xxx xxx
46 Belanja Tanah xxx xxx xxx xxx
47 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xxx xxx
48 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xxx xxx
49 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xxx xxx
50 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xxx xxx
51 Belanja Aset Tetap xxx xxx xxx xxx
52 Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) xxx xxx xxx xxx
53
54 BELANJA TAK TERDUGA xxx xxx xxx xxx
55 Belanja Tak Terduga xxx xxx xxx xxx
56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55 s/d 56) xxx xxx xxx xxx
57 Jumlah Belanja (43+52+56) xxx xxx xxx xxx
58
59 TRANSFER xxx xxx xxx xxx
60 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA xxx xxx xxx xxx
61 Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
62 Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xxx xxx
63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xxx
64 Jumlah Transfer/Bagi hasil kedesa (61 xxx xxx xxx xxx
s/d 63)
65 Jumlah Belanja Dan Transfer (57-64) xxx xxx xxx xxx
66
67 SURPLUS/DEFISIT (33-65) xxx xxx xxx xxx
68
69 PEMBIAYAAN xxx xxx xxx xxx
70
71 PENERIMAAN PEMBIAYAAN xxx xxx xxx xxx
72 Penggunaan SILPA xxx xxx xxx xxx
73 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xxx xxx
74 Hasil penjualan kekayaan daerah yang xxx xxx xxx xxx
Dipisahkan
75 Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintahan xxx xxx xxx xxx
Pusat
76 Pinjaman dalam Negeri-Pemerintah xxx xxx xxx xxx
Daerah Lain
77 Pinjaman Dalam Negeri- Lembaga xxx xxx xxx xxx
Keuangan Bank
78 Pinjaman Dalam Negeri- Lembaga xxx xxx xxx xxx
Keuangan Bank
79 Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi xxx xxx xxx xxx
80 Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya xxx xxx xxx xxx
81 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada xxx xxx xxx xxx
Perusahaan Negara
82 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xxx xxx xxx xxx
Perusahaan Daerah
83 Penerimaan Kembali Kepada Perusahaan xxx xxx xxx xxx
daerah lainnya
84 Jumlah penerimaan (72 s/d 83) xxx xxx xxx xxx
85
86 PENGELUARAAN PEMBIAYAAN xxx xxx xxx xxx
87 Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xxx xxx
88 Penyertaan Modal Pemerrintahan Daerah xxx xxx xxx xxx
89 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Pemerintahan Pusat
90 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Pemerintahan Daerah Lainnya
91 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Lembaga Keuangan Bank
92 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxx xxx xxx xxx
Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank
93 Pemabayran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Obligasi
94 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Lainnya
95 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan
Negara
96 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan
Daerah
97 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan
Daerah Lainnya
98 Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91)
99 Pembiayaan Neto
100
101 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67+33)