Cairan Dan Elektrolit

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh :

IRA HESTIKA FEBRIANI


433131520120091

S1 KEPERAWATAN REGULER
STIKES HORIZON KARAWANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Konsep Dasar

1. Pengertian / Deskripsi Kebutuhan

Cairan tubuh merupakan larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat

tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan

partikel- partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam

larutan..Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik

karenametabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam

beresponterhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan

yaitu keseimbangan antara intake dan output.Dimana pemakaian cairan pada

orang dewasa antara 1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh

dilakukan dengan mekanisme haus.Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh

melalui makanan,minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke

seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya

distribusi yang normal dariair tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian

tubuh. Keseimbangancairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang

lainnya; jika salah satuterganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya

2. Fisiologi System

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu sebagai berikut:

- Cairan Intraseluler (CIS), cairan yang berada di dalam sel di

seluruh tubuh. Cairan ini Menyusun sekitar 70% dari total cairan

2
tubuh. CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia

sel. Pada orang dewasa, CIS Menyusun sekitar 40% berat tubuh

yaitu 2/3 dari TBW. Contoh pria dewasa 70Kg CIS 25 Loter.

Sedangkan pada bayi 50% cairan tubuhnya adalah cairan

intraseluler

- Cairan ekstraseluler (CES), cairan yang berada di luar sel dan

menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa

CES Menyusun sekitar 20% berat tubuh. CES terdiri dari tiga

kelompok, yaitu:

a. Cairan intravaskuler, yaitu cairan di dalam system vaskuler

b. Cairan intersition, terletak diantara sel

c. Cairan transeluler, cairan sekresi khusus seperti cairan

serebrospinal, intrakuler dan cema

3. Faktor – Faktor Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Factor – factor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh antara lain:

- Umur, Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,

karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh,

metabolisme, dan berat badan.Infant dan anak-anak lebih mudah

mengalami gangguan keseimbangan cairandibanding usia dewasa.

Pada usia lanjut sering terjadi gangguankeseimbangan cairan

dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung

3
- Iklim, Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan

kelembabanudaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan

cairan tubuh dan elektrolitmelalui keringat. Sedangkan seseorang

yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan

cairan sampai dengan 5 L per hari.

- Diet, Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan

elektrolit. Ketika intakenutrisi tidak adekuat maka tubuh akan

membakar protein dan lemak sehinggaakan serum albumin dan

cadangan protein akan menurun padahal keduanyasangat

diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini

akanmenyebabkan edema

- Stress, Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah,

dan pemecahanglikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan

natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat

meningkatkan volume darah

- Kondisi Kesehatan, berpengaruh terhadap keseimbangan cairan

dan elektrolit di tubuh, misalnya trauma luka bakar akan

meningkatkan kehilangan air melalui IWL

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus.

Pusathaus dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal

darikondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari

penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan

volumedarah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan

sensasi hauswalupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan

4
segera hilang setelahminum sebelum proses absorbsi oleh tractus

gastrointestinal. Kehilangan cairantubuh melalui empat rute (proses) yaitu:

- Urine

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus

urinariusmerupakan proses output cairan tubuh yang utama.

Dalam kondisi normaloutputurine sekitar 1400-1500 ml per 24

jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang

yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap

harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkatmaka produksi

urine akan menurun sebagai upaya tetap

mempertahankankeseimbangan dalam tubuh

- IWL (Invisible Water Loss)

Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses

iniadalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi

atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.

- Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang

panas, responini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan

impulsnya ditransfer melaluisumsum tulang belakang yang

dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.

- Fases

Pengeluaran air melalui fases berkisar antara 100 – 200 Ml perhari

yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam kolon

5
4. Macam – macam Gangguan Volume Cairan

- Hipovolemia, Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air

dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka

berada pada cairan tubuh normal sehinggarasio elektrolit serum

terhadap air tetap sama (Brunner & suddarth, 2002), pengertian

hipovolemia yaitu sebagai berikut:

a) Suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstrakuler

(CES)

b) Penipisan volume cairan ekstrakuler (CES)

c) Kekurangan cairan di dalam bagian ekstrakuler (CES)

Hypovolemia ini dapat disebabkan oleh penurunan masukan,

keilangan cairan yang abnormal melalui kulit atau ginjal dan juga

perdarahan. Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan

cairandan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional

(isotonik).Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya,

gangguan inidiawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti

dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga

menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk

mengkompensasi kondisi ini,tubuh melakukan pemindahan cairan

intraseluler. Secara umum, defisitvolume cairan disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu kehilangan cairanabnormal melalui kulit, penurunan

asupancairan , perdarahan dan pergerakancairan ke lokasi ketiga (lokasi

tempat cairan berpindah dan tidak mudahuntuk mengembalikanya ke

lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat

6
berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura,

peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selainitu, kondisi tertentu,

seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi

akibat obstruksi saluran pencernaan

Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien

denganhipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope,

anoreksia,mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria.

Tergantung jeniskehilangan cairan hipovolemia dapat disertai ketidak

seimbangan asam basa,osmolar/elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat

menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada

kondisi hipolemia adalahdapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf

simpatis (peningkatanfrekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung)

dan tahanan vaskuler), rasahaus, pelepasan hormon antideuritik (ADH),

dan pelepasan aldosteron.Kondisi hipovolemia yang lama menimbulkn

gagal ginjal akut

- Hipervolemia (kelebihan volume cairan), yaitu Keadaan dimana

seorang individu mengalamiatau berisiko mengalami kelebihan

cairan intraseluler atau interstisial.(Carpenito, 2000). Kelebihan

volume cairan mengacu pada perluasanisotonok dari CES yang

disebabkan oleh retensi air dan natrium yangabnormal dalam

proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka secaranormal

berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada

peningkatankandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya

menyebabkan peningkatan air tubuh total

7
- Hiponatremia dan hypernatremia, Hyponatremia yaitu kekurangan

sodium pd cairan extrasel maksudnyaterjadi perubahan tekanan

osmotic sehingga cairan bergerak dari extrasel keintrasel

mengakibatkan sel membengkak. Sedangkan hypernatremia

yaitukelebihan sodium pada cairan extrasel sehingga tekanan

osmotic extraselmeningkat mengakibatkan cairan intrasel keluar

maka sel mengalamidehidrasi

- Hipokalemia dan hiperkalemia, Hipokalemia adalah kekurangan

kadar potasium dalam cairan extraselsehingga potasium keluar

dari sel mengakibatkan hidrogen dan sodiumditahan oleh sel maka

terjadi gangguan (perubahan) pH plasma. Sedangkanhyperkalemia

yaitu kelebihan kadar potasium pada cairan ektrasel, hal ini jarang

terjadi, kalaupun ada hal ini sangat membahayakan kehidupan

sebabakan menghambat transmisi impuls jantung dan

menyebabkan serangan jantung.

- Hipokloremia dan hiperkloremia, Hipokloremia yaitu penurunan

kadar ion klorida dalam serum, kondisi inidisebabkan oleh

kehilangan sekresi gastrointestinal yang berlebihan.Hiperkloremia

yaitu peningkatan kadar ion klorida dalam serum, kondisi inikerap

dikaitkan dengan hipernatremia, khususnya saat terdapat dehidrasi

danmasalah ginjal.

8
B. Konsep Keperawatan dengan Gangguan Kebutuhan

1. Pengkajian focus

a. Riwayat Kesehatan

- Asupan cairan dan makanan

- Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

- Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostaris cairan

dan eletrolit

- Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat menganggu

status cairan

- Status perkembangan

- Factor psikologis

b. Pemeriksaan Fisik data Fokus

- Berat badan, Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan

penambahan atau pengeluaran 1 liter cairan, Pengukuran berat

badan dilakukan setiap hari pada waktu yang samadengan

menggunakan pakaian yang beratnya sama

- Keadaan Umum, Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada,

pernapasan, dan tekanandarah serta tingkat kesadaran

- Asupan cairan meliputi cairan oral, parental, makanan yang

mengandung air dan iritasi kateter

- Pengukuran keluaran cairan

Urin : Volume, kejernihan

Fese: JUmlah dan konsistensi

9
Muntah

Tube drainage

- Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar

200cc

c. Laboratorium Penunjang

- Pemeriksaan elektrolit serum, untuk mengetahui kadar natrium,

kalium, klorida, ion bikarbonat

- Pemeriksaan darah lengkap, meliputi jumlah sel darah merah,

hemoglobin, hematrokit

- Ph dan berat jenis urin, menunjukan kemampuan ginjal untuk

mengatur konsentrasi urin. Normalnya ph urine adalah 4,5 – 8 dan

berat jenisnya 1,003 – 1,030

- Analisan gas darah, biasanya yang diperiksa pH,PO2,Hco3

2. Diagnosa Keperawatan Utama

- Kekurangan volume cairan, kondisi ketika individu, yang tidak

menjalani puasa, mengalami atau resikomemgalami resiko

dehidrasi vascular, interstisial, atau intravascular.

 Batasan karakteristik:

a) Ketidak cukupan asupan cairan per oral

b) Balance negative antara asupan dan keluaran

c) Penurunan berat badan

d) Kulit mukosa kering

10
e) Peningkatan natrium serum

f) Penurunan hauan urine

g) Penurunan turgor

h) Haus

 Factor yang berhubungan:

a) Berhubungan dengan haluaran urin berlebih, sekunder

akibat diabetes

b) Berhubungan dengan peningkatan pemeabilitas kapiler dan

kehilangan cairan melalui evaporasi akibat luka bakar

c) Berhubungan dengan kehilangan cairan akibat demam dan

luka

d) Mual dna muntah

e) Motivasi untuk minum

- Kelebihan volume cairan, Kondisi ketika individu mengalami atau

beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau

interstisial.

 vatasan karakteristik

a) edama

b) kulit tegang

c) asupan melebihi haluaran

d) sesak napas

e) kenaikan berat badan

11
 factor yang berhubungan:

a) berhubungan dengan gangguan mekanisme cairan akubat

gagal jantung

b) preload, penurunan kontraskilitas dan curah jantung

c) hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid plasma

d) berhubungan dengan aliran balik vena

e) retensi natrium dan air

f) kelebihan asupan natrium atau cairan

g) rendahnya asupan protein pada diet lemak, malnutrisi

- Gangguan keseimbangan elektrolit

 Batasan karakteristik:

a) Perubahan kadar kalium

b) Aritmia

c) Kram tungkai

d) Mual

e) Hipotensi

 Factor yang berhubunganL

a) Kerusakan jaringan akibat trauma panas

b) Pengeluaran kalium berlebih

c) Gangguan regulasi elektrolit akibat kerusakan ginjal

12
3. Perencanaan Keperawatan

- Kekurangan volume cairan, tujuannya untuk menyeimbangkan


volume cairan sesuia dengan kebutuhan tubuh

Kriteria Hasil Intervensi Rasional


a. Terjadi a. Kaji cairan a. Membuat
peningkatan yang disukai klien lebih
asupan cairan client dalam kooperatif
min diet b. Mempermud
2000ml/hari b. Rencanakan ah untuk
b. Menjelaskan target memantau
perlunya pemberian kondisi klien
meningkatkan asupan cairan c. Pemahaman
asupan cairan untuk setiap sif tentang alas
pada saat stress c. Kaji an tsb
atau cuaca pemaahaman membantu
panas tentang alas an klien dalam
c. Mempertahank mempertahank mengatasi
an berat jenis an hidrasi gangguan
urine dalam d. Catat asupan d. Untuk
batas normal dan haluaran mengontrol
d. Tidak e. Pantau asupan aspuan
menunjukan per oral min e. Untuk
tanda dehidrasi 1500 ml/24 mengetahui
jam perkembanga
f. Pantau n status
haluaran cairan kesehatan
1000 –
1500ml / 24
jam
g. Pantau berat
jenis urine

- Kelebihan volume cairan, bertujuan kebutuhan cairan klien dapat


terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh klien

Kriteria hasil intervensi Rasional


a. Klien a. Kaji asupan a. Mengontrol
menyebutkan diet dan asupan klien
factor penyebab kebiasaan b. Konsumsi
dan metode yang garam yang
pencegahan mendorong berlebih
b. Memperlihatka terjadinya meningkatkan

13
n penurunan retensi cairan tekanan daran
edema b. Anjurkan klien c. Makanan
ntuk yang
menurunkan menggunakan
konsumsi penyedap rasa
garam dan pengawet
c. Menghindari d. Meningkatka
makanan n air jadi
kaleng tubuh akan
d. Mengkonsums lebih cepat
i makan tanpa merasa haus
garan
e. Kaji tanda
venostatis dan
bendungan
vena

DAFTAR PUSTAKA

IRAWAN, I. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA ANAK USIA
TODDLER DENGAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANDAR 1 KABUPATEN BATANG.
Mardiana, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastroenteritis Dengan
Masalah Keperawatan Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Diruang Asoka Rsud Bangil Pasuruan (Doctoral dissertation, Stikes Insan
Cendekia Medika Jombang).
RAHMAN, T. S. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK.
Wahyudi, A. S., & Wahid, A. (2016). Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra
Wacana Media.

14

Anda mungkin juga menyukai