Anda di halaman 1dari 105

FARMAKOLOGI

ANTIBIOTIK
Farmakologi III
Ardilla Kemala Dewi, M.S.Farm, Apt
Penyakit infeksi

Bakteri Virus Jamur Parasit

Antibakteri Antivirus Antijamur

2
ANTIBIOTIC CLASSIFICATIONS

Penicillins Cephalosporins Carbapenems Monobactams

Tetracyclines Aminoglycosides Macrolides Fluoroquionolons

Sulfonamides &
Others
Trimethoprim
3
MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK
1. Senyawa yang menghambat sintesis dinding sel bakteri
2. Senyawa yang mempengaruhi fungsi subunit ribosom
30S atau 50S sehingga menyebabkan penghambatan
sintesis protein yang reversible
3. Senyawa yang berikatan dengan subunit ribosom 30S
dan mengubah sintesis protein, yang pada akhirnya
menyebabkan kematian sel
4. Senyawa yang mempengaruhi metabolisme asam
nukleat bakteri
5. Senyawa yang bekerja langsung pada membran sel
mikroorganisme, memengaruhi permeabilitas dan
menyebabkan kebocoran senyawa-senyawa intraseluler
6. Kelompok antimetabolit, yang memblok enzim yang
penting dalam metabolisme folat
4
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins
- Cephalosporins
B-Lactam
- Carbapenems
- Monobactams
- B-Laktamase Inhibitor + Antibiotic Combination (Clavulanic Acid +
Amoxicillin, Tazobactam + Piperacillin)
- Other Antibiotics (Bacitracin, Daptomycin, Vancomycin)

5
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins
Struktur dasar penisilin terdiri dari cincin tiazolidin
yang terhubung dengan cincin b-lactam, berikatan
dengan suatu rantai samping (R).
Inti penisilin:
Syarat struktur utama yang diperlukan untuk aktivitas
biologisnya. Transformasi metabolik atau perubahan
kimia pada bagian molekul ini menyebabkan
hilangnya aktivitas antibakteri.
Rantai samping:
Menentukan banyak karakteristik antibakteri dan
farmakologis jenis penisilin tertentu (spektrum,
stabilitas thd asam lambung, hipersensitivitas silang,
7
kerentanan thd b-laktamase).
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins
Berasal dari perkembangbiakan bakteri Penicillium notatum dan P.chrysogenum

Penisilin

Mudah dihidrolisis
penisilinase Penisilin Penisilin
alami semisintesis

Penisilin G
(benzilpenisilin)
8
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins
B-laktamase adalah
enzim yang dihasilkan
oleh hampir semua
bakteri gram (-).
Berfungsi
menghidrolisis cincin b-
laktam dari penisilin dan
sefalosporin (dapat
menghancurkan
aktivitas AB).

Ex: penisilinase.

9
1. CELL WALL INHIBITORS

10
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins

Mekanisme Kerja (Bakterisid):


1. Penicillin-binding proteins
2. Inhibition of transpeptidase
3. Production of autolysins

11
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins

Mekanisme Kerja (Bakterisid):


1. Penicillin-binding proteins
Penisilin mengaktifkan banyak protein
pada membran sel bakteri (yang terlibat
dalam sintesis dinding sel dan morfologi
bakteri).
Ex:
S.aureus 4 PBP, E.coli sedikitnya 7 PBP
Mencegah sintesis dinding sel, lisis.
12
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins

Mekanisme Kerja (Bakterisid):


2. Inhibition of transpeptidase
Transpeptidase adalah tahap akhir
sintesis peptidoglikan.

13
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins

Mekanisme Kerja (Bakterisid):


3. Production of autolysins
Khususnya bakteri gram (+) cocci
menghasilkan degradative enzim
(autolysins) yang berfungsi dalam proses
pemulihan dinding sel bakteri secara
normal.
Sehingga selain menghambat sintesis
dinding sel juga penghancuran dinding
sel yang ada. 14
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins

Mekanisme Resistensi:
1. B-lactamase activity
2. Decreased permeability to the drug
3. Altered PBPs

15
1. CELL WALL INHIBITORS

- Penicillins

Mekanisme Resistensi:
1. B-lactamase activity
2. Decreased permeability to the drug
Penetration AB , prevent reach target PBP
3. Altered PBPs
Modified PBP (lower affinity for b-lactam,
requiring clinically unattainable conc. to
effect inhibition of bacterial growth.

16
Antibacterial
Spectrum Penicillins

Extended-spectrum penicillins
Antistaphylococcal (Spectrum similar with penicillin Antipseudomonal Penicillins &
Natural penicillins
penicillins G but more effective against penicillins aminoglycosides
gram (-) bacilli)

Methicillin,Nafcillin,
Carbenicillin, Ticarcillin, Efek
Penicillin G Dicloxacillin Ampicillin & Amoxicillin Piperacillin (The most
(Penicillinase-resistant sinergisme
potent)
penicillin)

Respiratory infection
Cornerstone therapy Against Pseudomonas
Infection caused by Ampicillin drug of choice
for a number gram (+) aeruginosa.
penicillinase-producing gram (+) bacilli (Listeria
& gram (-) cocci, gram
staphylococci (MSSA) monocytogenes, gram (+)
(+) bacilli, spirochetes
cocci
17
CHEMICAL STRUCTURES AND MAJOR PROPERTIES OF VARIOUS PENICILLINS

R Non-Proprietary Major Properties


Name Absorption after oral Resistance to Useful antimicrobial
administration penicillinase spectrum
Penicillin G Variable No
(Poor)
Penicillin V Good No

Streptococcus species**, Enterococci**, Listeria, Neisseria meningitis,


many anaerobs (not Bacteroides fragilis)***, Spirochetes, Actinomyces,
Erysipelothrix spp., Pasteurella multocida***

**banyak yang resisten akibat modifikasi PBP

***banyak yang resisten akibat produksi b-laktamase 18


CHEMICAL STRUCTURES AND MAJOR PROPERTIES OF VARIOUS PENICILLINS

R Non-Proprietary Major Properties


Name
Absorption after oral administration Resistance to Useful antimicrobial
penicillinase spectrum
Methicillin Poor Yes
(Not given orally)

Oxacillin
(R1=R2=H)
Cloxacillin Good Yes
(R1=C1, R2=H)
Dicloxacillin
R1=R2=Cl
Nafcillin Variable Yes

Indicated only for non-methicillin resistant strains of Staphylococcus aureus & S.


epidermidis. Compared to other penicillins, these penicillinase-resistantpenicillins lack
activity against Listeria monocytogenes & Enterococcus spp. 19
CHEMICAL STRUCTURES AND MAJOR PROPERTIES OF VARIOUS PENICILLINS

R Non-Proprietary Major Properties


Name
Absorption after oral administration Resistance to Useful antimicrobial
penicillinase spectrum
Ampicillin Good No
(R1=H)
Amoxicillin Excellent
(R1=OH)
Extends spectrum of penicillin to include sensitive strains of Enterobacteriaceae***
Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella, Shigella, Haemophilus influenza***, H.
pylori.
Superior to penicillin for treatment of Listeria monocytogenes & sensitive enterococci.
Amoxicillin most active of all oral b-lactams against penicillin-resistant Streptococcus
pneumoniae.

**banyak yang resisten akibat modifikasi PBP

***banyak yang resisten akibat produksi b-laktamase 20


CHEMICAL STRUCTURES AND MAJOR PROPERTIES OF VARIOUS PENICILLINS

R Non-Proprietary Major Properties


Name
Absorption after oral administration Resistance to Useful antimicrobial
penicillinase spectrum
Cabernicillin Poor
(R1=H) (Not given orally)
Cabernicillin indanyl Good No
(R1=5-indanol)
Ticarcillin Poor No
(Not given orally)
Less active than ampicillin against Streptococcus species, Enterococcus faecalis, Klabsiella, & Listeria
monocytogenes. Activity against Pseudomonas aeruginosa is inferior to that of piperacillin
Piperacillin Poor No
(Not given orally)
Extends spectrum of ampicillin to include Pseudomonas aeruginosa (some strains are resistant due to decreased
entry or active efflux), Enterobacteriaceae***, Bacteroides species

**banyak yang resisten akibat modifikasi PBP

***banyak yang resisten akibat produksi b-laktamase 21


PHARMACOKINETICS PENICILLINS

- Administration

i.v atau i.m Ticarcillin, piperacillin, ampicillin +


sulbactam, ticarcillin + clavulanic acid,
piperacillin + tazobactam

oral Penicillin V, amoxicillin, Stability (gastric acid)


amoxicillin + clavulanic acid
Severity of the infection
i.m Procaine penicillin G & benzathine penicillin
G
oral, i.v, atau Others
i.m
22
PHARMACOKINETICS PENICILLINS
Absorption Distribution Metabolism Excretion
Absorpsi penicillinase- B-lactam terdistribusi baik Tidak signifikan. Rute utama melalui sistem
resistant penicillin ke seluruh tubuh. sekresi tubular ginjal dan
berkurang dengan adanya Penicillins melewati barrier filtrasi glomerulus.
makanan. plasenta (tidak ada yang Penyesuaian dosis pada
Diberikan 30-60 menit a.c terbukti teratogen). kondisi gangguan ginjal.
atau 2-3 jam p.c. Penetrasi ke tulang atau CSF Probenesid menghambat
tidak adekuat untuk terapi sekresi penisilin di tubuli
kecuali dalam keadaan ginjal sehingga kadar AB
inflamasi. dalam darah tetap tinggi
dan efeknya lama.
Penisilin diekskresi ke ASI. 23
PHARMACOKINETICS PENICILLINS

24
ADVERSE REACTIONS PENICILLINS
Hypersensitivity
Penentu antigen utama pada hipersensitivitas penisilin adalah metabolitnya (asam penisiloat),
yang berx dengan protein dan berfungsi sbg hapten untuk menimbulkan rx imunitas.
±5%, mulai dari ruam maculopapular (paling umum terlihat pada hipersensitivitas ampisilin),
hingga angioedema (ditandai pembengkakan pada bibir, lidah, area periorbital) dan anafilaksis.
Cross-allergic rx terjadi diantara AB b-lactam.
Diarrhea
Akibat gangguan keseimbangan m.o normal usus.
Terutama pada AB spektrum luas.
Peradangan usus besar yang berkaitan dengan pertumbuhan yang berlebihan serta
dihasilkannya toksin oleh Clostridium difficile, akibat AB dapat terjadi (Kolitis pseudomembran).

Nephritis
Khususnya metisilin, berpotensi menyebabkan nefritis interstisial akut.

25
ADVERSE REACTIONS PENICILLINS
Neurotoxicity
Penisilin dapat mengiritasi jaringan saraf dan dapat memicu kejang jika di injeksi intratekal atau
jika tercapai kadar darah yang sangat tinggi.
Pasien dengan epilepsy memiliki risiko.
Penyesuaian dosis pada pasien disfungsi ginjal akan meminimalkan risiko kejang.

Hematologic Toxicities
Penurunan koagulasi dapat terlihat pada dosis tinggi piperacillin, ticarcillin dan nafcillin (penicillin
G, pada tingkat tertentu).
Monitoring pasien dengan risiko perdarahan.
Sitopenia, dapat terjadi pada pemberian terapi >2 minggu (monitor CBC tiap minggu).

Cation Toxicity
Penicillins umumnya diberikan dalam bentuk garam natrium/kalium.
Aqueous penicillin G: high potassium load
Ticarcillin: high sodium load
26
1. CELL WALL INHIBITORS

- Cephalosporins
Sefalosporin C memiliki rantai samping yang diturunkan
dari asam D-a-aminoadipate, yang dikondensasikan
dengan sistem cincin b-lactam dihidrotiazin (asam-7-
aminosefalosporanat).
Senyawa yang mengandung asam-7-
aminosefalosporanat relative stabil dalam asam encer
dan sangat resisten terhadap penisilinase.
Modifikasi pada posisi 7 cincin b-lactam berkaitan
dengan perubahan aktivitas antibakteri.
Substitusi pada posisi 3 cincin hidrotiazin berkaitan
dengan perubahan metabolisme dan sifat
farmakokinetik obat.
27
1. CELL WALL INHIBITORS

- Cephalosporins
Berasal dari jamur Cephalosporium acremonium.
Bekerja dengan mengganggu pembentukan peptidoglikan di dinding sel.
Cephalosporins

1st Gen 2nd Gen 3rd Gen 4th Gen 5th Gen

Cefixime
Cefadroxil Ceftobiprole
Cefaclor Cefotaxime
Cefalexin Cefepime Ceftaroline
Cefuroxime Ceftriaxone
Cefazolin Ceftolozane
Ceftazidime
28
Antibacterial Spectrum
Cephalosporins

1st Gen 2nd Gen 3rd Gen 4th Gen 5th Gen

Gram (+) cocci Gram (+) cocci Gram (+) cocci Broad-spectrum
Gram (+) cocci
Staphylococcus aureus Strep. Pneumoniae Streptococi Methicillin-resistant
Staphylococcus aureus
(Methicillin-resistant Strep. Pneumoniae Strep. Pyogenes Staphylococci Staphylococcus aureus
staphylococci are resistant) Strep. Pyogenes Anaerobic strepcocci (MRSA)
Staphylococcus epidermidis Anaerobic strepcocci Listeria
Strep. Pneumoniae
Aerobic Gram (-)
Gram (-) cocci Gram (-) cocci monocytogenes
Strep. Pyogenes Enterobacter species
Neisseria gonorrhoeae Neisseria gonorrhoeae Enterococcus faecalis
Anaerobic strepcocci E.coli
Gram (-) rods K.Pneumoniae
Enterobacter aerogenes Gram (-) rods P.Mirabilis
Gram (-) rods
Escherichia coli Enterobacter aerogenes P.Aeruginosa
Escherichia coli
Haemophilus influenzae Escherichia coli
Klabsiella pneumoniae
Klabsiella pneumoniae Haemophilus influenzae
Proteus mirabilis
Proteus mirabilis Klabsiella pneumoniae
Anaerobic organisms Proteus mirabilis
Bacteroides fragilis (cefoxitin, Pseudomonas aeruginosa
cefotetan) 29
1. CELL WALL INHIBITORS

Cephalosporins 1st Gen


Oral: Uncomplicated skin and soft tissue infections such as cellulitis and abscesses commonly
due to a staphylococci spp. or streptococci spp. Infection.
Clinicians can also use for bone, respiratory tract, genitourinary tract, biliary tract,
bloodstream infection, otitis media, and surgical prophylaxis.
In fact, cefazolin is the cephalosporin of choice for surgical prophylaxis.

30
1. CELL WALL INHIBITORS

Cephalosporins 2nd Gen


Indications for cefuroxime also include Lyme disease in pregnant women and children.
Treat respiratory infections such as bronchiolitis or pneumonia.
Other indications for 2nd-gen cephalosporins are similar to 1st-gen indications (bone,
respiratory tract, genitourinary tract, biliary tract, bloodstream infection, otitis media, and
surgical prophylaxis).

31
1. CELL WALL INHIBITORS

Cephalosporins 3rd Gen


Has extended gram-negative bacteria coverage often used to treat gram-negative infection
resistant to the first and second generation or other beta-lactams antimicrobials.
When given IV, 3rd-gen can penetrate blood brain barrier and cover bacteria in the cerebral
spinal fluid, especially ceftriaxone and cefotaxime.
Ceftriaxone, treat meningitis caused by H. influenza, Neisseria meningitidis, or Strep.
pneumoniae.
Ceftriaxone, treat gonorrhea and disseminated Lyme disease.
Ceftazidime, has Pseudomonas aeruginosa coverage.

32
ESBL
ESBL → dampak penggunaan sefalosporin generasi 3 yang terlalu banyak/sedikit/ panjang/sering.

ESBL (Extended-Spectrum Beta-Lactamase) → kuman yang sudah dimarker ESBL pasti resisten
terhadap sefalosporin generasi 3, biasanya kuman” gram (–) misal: Klebsiella, E.Coli

STOP Ceftazidim
Pencegahan ESBL
sebagai empiris

33
1. CELL WALL INHIBITORS

Cephalosporins 4th Gen


Cefepime (broad-spectrum), can penetrate the cerebral spinal fluid.
Cefepime has an additional quaternary ammonium group, which allows them to penetrate the
outer membrane of gram-negative bacteria better.
Similar to the activity of cefotaxime and ceftriaxone, cefepime can cover Streptococcus
pneumoniae and methicillin-sensitive Staphylococcus aureus (MSSA).
Similar to ceftazidime, cefepime can cover for Pseudomonas aeruginosa.
In addition to the gram (-) bacteria that 3rd gen covers (Neisseria spp., H. influenza, &
Enterobacteriaceae), cefepime can coverage against beta-lactamase-producing gram (-) bacilli.
Although effective against both gram (+) and gram (-) bacteria, cefepime is reserved for serious
systemic infection in patients who are likely to have multi-resistance organisms.
34
1. CELL WALL INHIBITORS

Cephalosporins 5th Gen


Ceftaroline (broad-spectrum), can cover susceptible gram-positive and gram-negative
organisms.
However, what makes it unique from the rest of the cephalosporins is that it has coverage
against methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Ceftaroline can also cover Listeria monocytogenes and Enterococcus faecalis.
However, ceftaroline does not cover Pseudomonas aeruginosa.

35
PHARMACOKINETICS CEPHALOSPORINS
.
Distribution Terdistribusi dengan baik ke cairan tubuh
Melewati plasenta

Cephalosporins
Kadar terapeutik yang adekuat di CSF (kecuali dalam kondisi inflamasi),
hanya dapat dicapai oleh beberapa cephalosporins tertentu

Ceftriaxon/ Cefazolin
cefotaxime Cefazolin efektif untuk sebagian besar op.bedah,
Pengobatan meningitis neonatal dan anak-anak termasuk bedah orthopedi (dapat menembus tulang)
Cefazolin dosis tunggal untuk profilaksis pre-op (t1/2 1.8 jam) dan aktivitasnya
yang disebabkan oleh H. influenzae
menangani S. aureus penghasil penisilinase.
Dosis cefazolin intraoperative tambahan mungkin diperlukan jika operasi >3 jam
36
PHARMACOKINETICS CEPHALOSPORINS

Elimination
Terjadi melalui sekresi tubular dan /atau
filtrasi glomerulus.
Ceftriaxone dieliminasi melalui empedu
lewat tinja (dapat digunakan pada
pasien dengan renal insufisiensi).

37
Administration
Cephalosporins

1st Gen 2nd Gen 3rd Gen 4th Gen 5th Gen

Cefmetazole, Cefotaxim,ceftazidim,
Cefazolin, Cefepime: Ceftaroline:
cefotetan, cefoxitin: ceftriaxon: parenteral
cephalothin, parenteral parenteral
cephapirin: parenteral parenteral
Cefdinir, cefixime,
Cefuroxime: cefpodoxime: oral
Cefadroxil &
cephalexin: oral parenteral or oral
A single i.m shot of
Cefprozil: oral ceftriaxone 125 or 250
Cephradine:
mg: effective
parenteral or oral
treatment of
uncomplicated
gonococcal infection
or its complications
(pelvic inflammatory
disease or epididymo-
orchitis) 38
ADVERSE REACTIONS CEPHALOSPORINS
Cephalosporins memiliki toksisitas rendah dan umumnya aman.
Reaksi merugikan yang paling umum:
mual, muntah, kurang nafsu makan, dan sakit perut.

Hypersensitivity
Reaksi hipersensitivitas jarang terjadi (lebih sering terjadi pada cephalosporins 1st & 2nd gen).
Reaksi alergi yang umum: ruam, gatal-gatal, dan bengkak.
Reaksi hipersensitivitas jarang menyebabkan anafilaksis.
Pasien yang alergi terhadap penisilin mungkin juga menunjukkan reaksi hipersensitif terhadap cephalosporins.
Reaktivitas silang (cross-reactivity) lebih umum pada cephalosporins 1st & 2nd gen karena memiliki gugus-R yang
lebih mirip dengan penisilin G.
Generasi ketiga dan seterusnya menunjukkan reaktivitas silang yang minimal
Drug-induce Immune Hemolytic Anemia (DIIHA)
Mekanisme: obat mengikat membran sel darah merah (hal ini tidak membahayakan sel darah merah itu sendiri
maupun pasien). Namun, jika pasien mulai membuat antibodi IgG melawan obat, antibodi tersebut akan
mengikat sel darah merah. Sistem imun akan bereaksi dengan sel darah merah yang abnormal sehingga terjadi
hemolisis.
Cefotetan dan ceftriaxone adalah dua cephalosporins yang paling mungkin menyebabkan DIIHA. 39
ADVERSE REACTIONS CEPHALOSPORINS
Disulfiram-like Reaction
Cephalosporins yang mengandung rantai samping methyltetrazolethiol dapat menghambat enzim aldehida
dehidrogenase sehingga terjadi penumpukan asetaldehida.
Cefamandole, cefoperazone, dan moxalactam adalah cephalosporins paling umum yang muncul dengan reaksi
ini.

Vitamin K Deficiency
Cephalosporins tertentu dapat menghambat vitamin K epoksida reduktase, mencegah produksi vitamin K yang
berkurang (aktif). Terjadi penurunan sintesis faktor koagulasi, dan pasien cenderung mengalami
hipoprotrombinemia.

Pseudomembranous Colitis
Sering dikaitkan dengan penggunaan klindamisin dan ampisilin.
Penggunaan cephalosporins juga merupakan penyebab umum kolitis pseudomembran, terutama 3rd gen.

40
CONTRAINDICATIONS CEPHALOSPORINS
Pasien riwayat hipersensitivitas atau mengalami reaksi anafilaksis terhadap penisilin atau
antimikroba beta-laktam lainnya.

Ceftriaxone KI pada neonatus hiperbilirubinemik. Dilaporkan bahwa ceftriaxone


menggantikan bilirubin dari ikatannya dengan albumin, meningkatkan konsentrasi
bilirubin bebas dan meningkatkan risiko jaundice pada neonatus.
Ceftriaxone bereaksi dengan larutan yang mengandung kalsium, dapat mengendap di
paru-paru dan ginjal bayi yang berusia <28 hari (dapat mengancam jiwa).

41
1. CELL WALL INHIBITORS

- Other B-Lactam Antibiotics


(Carbapenems)
Terdiri dari cincin b-lactam yang menyatu dan suatu sistem
cincin dengan 5 anggota. Strukturnya berbeda dari
penicillins karena atom Sulfur dari cincin tiazolidin telah
dieksternalisasi dan digantikan oleh atom karbon.
Memiliki spektrum yang lebih luas dari sebagian AB b-
lactam lainnya.
Ex: Imipenem, meropenem, doripenem, ertapenem.
Imipenem + cilastin untuk melindungi imipenem dari
metabolisme oleh dihidropeptidase di tubulus ginjal.

42
ANTIBACTERIAL SPECTRUM OF IMIPENEM

Gram (+) cocci


Staphylococcus aureus (methicillin-resistant Gram (-) cocci
staphylococci are resistant)
Gram (+) bacilli Neisseria gonorrhoeae (including
Staphylococcus epidermidis
Listeria monocytogenes penicillinase-producing strains)
Enterococcus faecalis
Neisseria meningitidis
Strep. Group A,B,C
Strep. pneumoniae

Gram (-) rods Anaerobic organisms


Clostridium species
Acinobacter species, Citrobacter species,
Enterobacter species, E. coli, Gardnerella Peptococcus species Other
vaginalis, Haemophilus influenzae, Peptostreptococcus species Actinomyces
Klebsiella species, Proteus species,
Providencia species, Pseudomonas Propionibacterium species Nocardia species
aeruginosa, Salmonella species, Serratia Bacteroides species
species
Fusobacterium species 43
PHARMACOKINETICS CARBAPENEMS
Imipenem+cilastin dan meropenem diberikan secara i.v dan berpenetrasi dengan baik ke jaringan
dan cairan tubuh termasuk CSF terutama bila di meningen ada inflamasi.
Diekskresi melalui filtrasi glomerulus.
Imipenem mengalami pembelahan oleh dihidropeptidase yang ada pada tubulus proksimal ginjal
membentuk metabolit inaktif yang bersifat nefrotoksik.
Kombinasi imipenem dan cilastin (inhibitor dihidropeptidase) melindungi imipenem sehingga
pembentukan metabolit toksik tidak terjadi.
Meropenem, ertapenem, doripenem tidak perlu dikombinasi cilastin.
Ertapenem dapat diberikan i.v atau i.m sehari sekali.

44
1. CELL WALL INHIBITORS

- Other B-Lactam Antibiotics


(Monobactams)
B-lactam monosiklik yang diisolasi dari Chromobacterium violaceum.
Ex: Aztreonam (i.v atau i.m)
Spektrum antimikroba sempit (tidak memiliki aktivitas terhadap m.o
gram (+) dan anaerob).
Aktivitas antimikroba: Enterobacteriaceae, P.aeruginosa.
Aztreonam resisten terhadap sebagian besar b-lactamase kecuali ESBL.
Efek samping: flebitis, ruam kulit, abnormal tes fungsi hati.
Potensi imunogenik rendah dan menunjukkan sedikit cross-reactivity
antibody yang diinduksi oleh b-lactam lainnya (dapat menjadi alternatif
pasien yang alergi dan tidak dapat diberikan penicillins atau cephalosporins) 45
1. CELL WALL INHIBITORS

B-Lactamase Inhibitors
Molekul yang dapat mengikat b-laktamase dan
menginaktivasinya, sehingga mencegah perusakan antibiotic
b-lactam yang merupakan substrat untuk enzim ini.
Ex: clavulanic acid, sulbactam, tazobactam mengandung cincin
b-lactam tetapi tidak memiliki aktivitas antibakteri yang
signifikan.

46
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

- Tetracyclines
- Aminoglycosides
- Macrolides
- Other Antibiotics (Chloramphenicol,
Clindamycin, Linezolid)

47
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

- Tetracyclines
Terdiri dari 4 cincin campuran dengan sistem ikatan
ganda.
Klortetrasiklin dihasilkan dari Streptomyces aureofacies.
Oksitetrasiklin dihasilkan dari Streptomyces mimosus.
Tetrasiklin dihasilkan secara semisintetik dari
klortetrasiklin.
Demeklosiklin adalah produk salah satu galur mutan
Strep. Aureofaciens.
Metasiklin, doksisiklin, minosiklin merupakan turunan
semisintetik.

48
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

- Tetracyclines
Mekanisme Kerja:
Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri dengan
berikatan pada ribosom bakteri 30 S dan mencegah
masuknya tRNA aminoasil ke sisi akseptor pada
kompleks mRNA-ribosom.
Seny. ini memasuki bakteri gram (-) dengan cara difusi
pasif melalui saluran hidrofil yang dibentuk oleh protein-
protein porin membran sel luar, dan transport aktif
melalui sistem energy-dependent yang memompa
semua tetrasiklin melintasi membran sitoplasma.
Permeasi ke gram (+) juga energy-dependent.

49
ANTIBACTERIAL SPECTRUM TETRACYCLINES
Broad-spectrum
Bacteriostatic

50
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

- Tetracyclines
Mekanisme Resistensi:
1. Berkurangnya akumulasi tetrasiklin akibat penurunan influx antibiotik atau diperolehnya jalur
efluks yang energy-dependent
2. Berkurangnya akses tetrasiklin ke ribosom karena adanya protein-protein pelindung ribosom
3. Inaktivasi tetrasiklin secara enzimatik.

Mikoorganisme yang resisten terhadap satu senyawa tetrasiklin juga resisten terhadap tetrasiklin
lainnya.

51
PHARMACOKINETICS TETRACYCLINES

Absorption
Sebagian besar tetrasiklin incompletely absorbed di
saluran GI. Kebanyakan absorpsi terjadi di lambung dan
bagian atas usus halus.
Absorpsi saat perut kosong:
Klortetrasiklin 30%
Oksitetrasiklin,, demeklosiklin, tetrasiklin (60-80%)
Doksisiklin 95%
Minosiklin 100%

52
PHARMACOKINETICS TETRACYCLINES

Absorption
Absorpsi tetrasiklin terganggu dengan adanya kation
divalent dan trivalent dengan membentuk kelat yang tidak
dapat diabsorpsi.
Ex:
Susu (ion kalsium)
Antasid (Mg, Al)
Sediaan yang mengandung besi (Fe2+)

53
PHARMACOKINETICS TETRACYCLINES

Distribution
Terdistribusi luas ke seluruh tubuh, serta ke dalam jaringan-jaringan dan sekreta termasuk urin
dan prostat.
Terakumulasi di sel-sel retikuloendotelium hati, limpa, sumsum tulang belakang, tulang, gigi,
dan enamel gigi.
Penetrasi ke sebagian besar cairan dan jaringan lainnya sangat baik
Konsentrasi dalam cairan synovial dan mukosa sinus maksilari mendekati konsentrasinya dalam
plasma.
Tetrasiklin melintasi plasenta dan memasuki sirkulasi janin dan cairan amnion.
Kons. relative tinggi di ASI.

54
PHARMACOKINETICS TETRACYCLINES

Elimination
Semua tetrasiklin terkonsentrasi di hati, sebagian dimetabolisme dan dikonjugasi membentuk
glukuronida terlarut.
Parent drug dan metabolinya disekresikan ke dalam empedu.
Hampir semua tetrasiklin direabsorpsi di usus melalui sirkulasi enterohepatik dan masuk ke urin
melalui filtrasi glomerulus.
Obstruksi saluran empedu dan hepatic atau disfungsi ginjal dapat meningkatkan t1/2.
Doksisiklin dapat diberikan pada pasien gangguan ginjal karna diekskresikan melalui empedu ke
dalam tinja.

55
ADVERSE REACTIONS TETRACYCLINES
Gastric Discomfort
Semua tetrasiklin menyebabkan iritasi GI dengan tingkat yang bervariasi pada beberapa orang
(setelah pemberian obat secara oral).
Rasa terbakar dan rasa sakit pada epigastric, ketidaknyamanan abdomen, mual dan muntah.
Minum obat bersama makanan (kecuali produk susu)

Effects on Calcified Tissues


Deposisi di tulang dan gigi primer terjadi selama kalsifikasi pada anak yang dalam masa
pertumbuhan.
Kemungkinan terjadi akibat kemampuan obat membentuk kelat dan pembentukan kompleks
tetrasiklin-kalsium ortofosfat.
Menyebabkan perubahan warna dan pertumbuhan terhambat sementara.
Fatal Hepatotoxicity
Terjadi pada wanita hamil yang menerima tetrasiklin dosis tinggi, terutama jika mengalami
pielonefritis.

56
ADVERSE REACTIONS TETRACYCLINES
Phototoxicity
Tetrasiklin, demeklosiklin, dan doksisiklin dapat menyebabkan reaksi fotosensitivitas kulit yang
ringan hingga parah pada pengobatan pasien yang terpapar sinar matahari.

Vestibular Problems
Pusing, mual, dan muntah terutama terjadi pada pemberian minosiklin, yang terkonsentrasi di
endolymph telinga dan mempengaruhi fungsi.
Doksisiklin juga dapat menyebabkan efek vestibular.
Pseudotumor Cerebri
Peningkatan tekanan intrakranial dan penonjolan fontanel yang jelas yang ditandai dengan sakit
kepala dan penglihatan kabur, terjadi pada bayi muda. Jarang terjadi pada orang dewasa.
Penghentian terapi dapat mengembalikan kondisi normal.
Superinfections
Overgrowth candida (ex: di vagina) atau resistant staphylococci (di usus) dapat terjadi.
Pseudomembranous colitis akibat overgrowth Clostridium difficile telah dilaporkan.

57
CONTRAINDICATIONS TETRACYCLINES
Tetrasiklin dapat memperburuk uremia pada pasien dengan gangguan ginjal dengan cara
menghambat sintesis protein dan mendorong efek katabolic
Efek samping pada ginjal yang ditimbulkan doksisiklin lebih sedikit.
Hindari pada wanita hamil / menyusui dan anak < 8 tahun.

58
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

Aminoglycosides

Mekanisme Kerja (Bakterisid):


(A) Aminoglikosida berikatan pada subunit ribosom 30S dan mengganggu inisiasi sintesis protein dengan
menempatkan kompleks ribosom 30S-50S pada kodon awal (AUG) mRNA.
Sewaktu kompleks 30S-50S meneruskan translasi lengkap mRNA dan memisah, kompleks inisiasi yang
abnormal (monosom streptomycin) berakumulasi, dan memblok translasi mRNA.
Aminoglikosida yang berikatan dengan subunit 30S juga menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA,
sehingga menyebabkan (B) penghentian dini translasi dengan pemisahan kompleks ribosom dan protein yang
disintesis tidak sempurna atau (C) pemasukan asam amino yang salah, menghasilkan protein yang abnormal
59
(tidak berfungsi).
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

Aminoglycosides
Mekanisme Resistensi:
Obat diinaktivasi oleh enzim mikroba
melalui proses fosforilasi, adenilasi,
asetilasi gugus hidroksil atau
aminospesifik.
Amikasin lebih tahan terhadap enzim
penginaktivasi karena memiliki rantai
molekul samping yang bersifat
melindungi.

60
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

Aminoglycosides

Amikacin Gentamicin Neomycin Streptomycin Tobramycin

61
ANTIBACTERIAL SPECTRUM OF AMINOGLYCOSIDES
Gram (-) rods
Gram (+) cocci Brucella species (gentamicin + doxycycline)
Francisella tularensis (gentamicin)
Enterococcus species (gentamicin + ampicillin)
Klabsiella species (gentamicin + antipseudomonal penicillin)
Strep. Agalactiae (gentamicin + ampicillin)
Pseudomonas aeruginosa (tobramycin + antipseudomonal penicillin)
Yersinia pestis (streptomycin + doxycycline)

Infection due to enterococci


Enterococci are intrinsically resistant to many antibiotic classes and may require two synergistic antibiotics for effective therapy.
Recommended therapy is with gentamicin or streptomycin + vancomycin atau b-lactam (ex ampicillin).
Tularemia
Tularemia is acquired during rabbit hunting season by hunters skinning infected animals.
Pneumonic tularemia results from infection by the respiratory route or by bacteremic seeding of lungs.
Gentamicin is effective in treating this rare lymphoid disease.
Infection due to Pseudomonas aeruginosa
P. aeruginosa rarely attacks healthy individuals, but can cause infection under special circumstances, for example, in
immunocompromised patients, and in burn victims.
62
Treatment includes tobramycin alone or in combination with an antipseudomonal penicillin (piperacillin or ticarcillin).
PHARMACOKINETICS AMINOGLYCOSIDES

Absorption
Struktur polikationik yang sangat polar mencegah absorpsi yang
adekuat setelah pemberian oral. Sehingga obat diberikan secara
parentral (kecuali neomisin).
Severe nephrotoxicity dihubungkan dengan pemberian parentral
neomisin sehingga penggunaan terbatas secara topical untuk infeksi
kulit atau oral untuk pre-op (bowel prior to surgery).

63
PHARMACOKINETICS AMINOGLYCOSIDES

Distribution
Kadar yang dicapai di sebagian besar jaringan rendah dan penetrasi ke sebagian besar cairan
tubuh bervariasi.
Konsentrasi tinggi terakumulasi di korteks ginjal dan endolymph dan perilymph telinga bagian
dalam.
Melewati plasenta dan dapat terakumulasi dalam plasma janin dan cairan amniotic.

Elimination
Dieksresikan melalui filtrasi glomerulus ke urin.
Penyesuaian dosis pada pasien gangguan ginjal.

64
ADVERSE REACTIONS AMINOGLYCOSIDES
Ototoxicity
Ototoksisitas (vestibular dan koklear) berkaitan langsung dengan tingkat plasma tertinggi dan
durasi terapi. Antibiotik berakumulasi dalam endolymph dan perilymph pada telinga bagian
dalam (toksisitas berkaitan dengan jumlah sel rambut yang rusak pada organ korti).
Nephrotoxicity
Retensi aminoglikosida oleh sel tubular proksimal mengganggu proses yang dimediasi oleh
kalsium dan mengakibatkan kerusakan ginjal (ringan dan dapat diperbaiki hingga nekrosis
tubular akut parah yang irreversible).
Neuromuscular Paralysis
Paling sering terjadi pada pemberian aminoglikosida intraperitonial atau intrapleural dosis besar.
Mekanisme: penurunan pelepasan asetilkolin dari ujung saraf prejunctional dan sensitivitas
postsynaptic site. Pasien dengan miastenia gravis sangat berisiko.
Dapat ditangani dengan pemberian Ca gluconate / neostigmine.
Allergic Reactions
Dermatitis kontak, reaksi umum pada pemberian topikal neomisin

65
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

Macrolides
Mekanisme Kerja:
Makrolida adalah senyawa bakteriostatik yang menghambat
sintesis protein dengan cara berikatan secara reversible dengan
subunit-subunit ribosom 50S pada organisme yang peka.
Eritromisin menghambat pada tahap translokasi, rantai peptide
yang sedang terbentuk dan untuk sementara waktu menempati
sisi A pada reaksi transferase, tidak dapat pindah ke sisi P atau
sisi donor.
Makrolida dapat mengikat dan menyebabkan perubahan
konformasional yang mengakhiri sintesis protein dengan
mengganggu transpeptidase dan translokasi secara tidak
langsung.
66
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

Macrolides
Mekanisme Resistensi:
1. Efluks obat melalui mekanisme pompa aktif.
2. Produksi enzim metilase yang dapat diinduksi atau konstitutif yang memodifikasi target di
ribosom, menyebabkan berkurangnya pengikatan obat.
3. Hidrolisis makrolida oleh esterase yang dihasilkan Enterobacteriaceae.

67
2. PROTEIN SYNTHESIS INHIBITORS

Macrolides

Azithromycin Clarithromycin Erythromycin

68
ANTIBACTERIAL SPECTRUM OF MACROLIDES

69
PHARMACOKINETICS MACROLIDES

Administration
Absorpsi adekuat dengan pemberian oral.
Basa eritromisin dihancurkan oleh asam lambung, dapat
diberikan tablet salut enteric atau bentuk antibiotik yang
diesterifikasi.
Klaritromisin, azitromisin stabil terhadap asam lambung.
Makanan mengganggu penyerapan eritromisin dan
azitromisin, sebaliknya meningkatkan penyerapan
klaritromisin.
Pemberian eritromisin i.v dihubungkan dengan kejadian
tromboflebitis yang tinggi (<1% pada i.v azitromisin)

70
PHARMACOKINETICS MACROLIDES

Erythromycin Clarithromycin Azithromycin

Oral absorption Yes Yes Yes

T1/2 (hours) 2 3.5 >40


Conversion to an active No Yes Yes
metabolite

Percent excretion in urine 15 50 12

71
ADVERSE REACTIONS MACROLIDES
Epigastric Distress
Umum terjadi.
Eritromisin > klaritromisin, azitromisin

Cholestatic Jaundice
Terutama disebabkan oleh eritromisin estolat dan jarang disebabkan oleh eritromisin etilsuksinat
atau stearate.
± setelah 10-20 hari pengobatan, diawali dengan gejala mual, muntah, kram abdomen.

Ototoxicity
Ketulian sementara (eritromisin dosis tinggi).

72
CONTRAINDICATIONS MACROLIDES
Pasien dengan disfungsi hepatic.
Eritromisin, azitromisin terakumulasi di hati.

73
INTERACTIONS MACROLIDES

74
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones
Mekanisme Kerja:
Fluoroquinolones memasuki bakteri melalui difusi pasif porin di membran luar.
Di dalam sel, fluoroquionolones menghambat replikasi DNA bakteri dengan mengganggu aksi
DNA gyrase (topoisomerase II) dan topoisomerase IV selama pertumbuhan dan reproduksi
bakteri.

Topoisomerase IV DNA Gyrase


Main target in most Gram (+) bacteria Main target in most Gram (-) bacteria
Decatenates DNA for separation into daughter cells Removes positive super helical twists in the DNA
during DNA replication ahead of replication
Can act as topoisomerase IV in organisms that lack
Top IV (such as M.tuberculosis, T.pallidum, H.pylori)
75
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones
Mekanisme Resistensi:
1. Altered target
Mutasi pada DNA gyrase bakteri dikaitkan dengan penurunan afinitas terhadap
fluroquinolones.
Mutasi pada topoisomerase IV.

2. Decreased accumulation
Penurunan konsentrasi obat intraseluler di dalam sel bakteri terkait dengan dua
mekanisme.
- Penurunan jumlah protein porin di membran luar sel yang resisten, sehingga
mengganggu akses obat ke topoisomerase intraseluler.
- Berkaitan dengan efflux system energy-dependent dalam membran sel.
76
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

The Structure-Activity Relationships (SAR) of Fluoroquinolones


The antibacterial
activity of quinolones
is improved by
modifications of
different substituents
in different positions.

The color of the


groups in the bracket
correlates with the
type of activities.

77
Blaskovich MAT, Ziora ZM, Thu D. 2019. Quionolones Antibiotic. doi: 10.1039/c9md00120d
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones

1st Gen 2nd Gen 3rd Gen 4th Gen

Ciprofloxacin
Nalidixic acid Norfloxacin Levofloxacin Moxifloxacin
Ofloxacin

78
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones

79
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones

80
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones

81
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones

82
3. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR

Fluoroquinolones

83
PHARMACOKINETICS FLUOROQUINOLONES

The structure–pharmacokinetic relationship of quinolones


The pharmacokinetics of
quinolones is improved
by modifications of
different substituents in
different positions.

The color of the groups


correlates with the color
of a pharmacokinetic
property.

84
Blaskovich MAT, Ziora ZM, Thu D. 2019. Quionolones Antibiotic. doi: 10.1039/c9md00120d
PHARMACOKINETICS FLUOROQUINOLONES

85
PHARMACOKINETICS FLUOROQUINOLONES

Absorption
Pemberian oral norfloxacin 35-70%.
Ciprofloxacin, levofloxacin, moxifloxacin, ofloxacin
85-95%.
Penyerapan obat terganggu dengan pemberian
bersama obat yang mengandung kation dengan
membentuk komplek kelat.
Ex: sukralfat, antasida (Al/Mg), suplemen makanan
yang mengandung Fe, Zn, Ca, dll.
Fuloroquionolones dengan t1/2 terpanjang
(levofloxacin dan moxifloxacin) dapat diberikan 1x
sehari.
86
PHARMACOKINETICS FLUOROQUINOLONES

Elimination
Most fluoroquinolones diekeskresikan di ginjal.
Moxifloxacin diekskresikan terutama oleh hati.

87
ADVERSE REACTIONS FLUOROQUIONOLONES

88
ADVERSE REACTIONS FLUOROQUIONOLONES

The structure–toxicity relationship of quinolones


The toxicity of
quinolones is altered by
modifications of
different substituents in
different positions.

The color of the groups


in the bracket correlates
with the type of toxicity.

89
Blaskovich MAT, Ziora ZM, Thu D. 2019. Quionolones Antibiotic. doi: 10.1039/c9md00120d
CONTRAINDICATIONS FLUOROQUINOLONES
Fluoroquinolones dapat menyebabkan prolong QTc interval.
KI dengan pasien aritmia atau sedang dalam terapi antiaritmia dan tidak dimonitoring
aktif.

90
INTERACTIONS FLUOROQUINOLONES

91
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR

- Sulfonamides
- Trimethoprim

92
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR

- Sulfonamides
Nama generic turunan para-
aminobenzosulfonamida (sulfanilamida).
Sebagian besar senyawa relative tidak larut air,
garam natriumnya mudah larut.
Sifat penting: sulfur yang terikat langsung pada
cincin benzen.
Substitusi pada gugus amida NH2 memberikan
efek yang bervariasi pada aktivitas antibakteri.
Substitusi inti aromatic pada N1 menghasilkan
senyawa-senyawa yang sangat poten.

93
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR

- Sulfonamides & Trimethoprim


Mekanisme Kerja:
Sulfonamid, analog struktur dan antagonis kompetitif PABA sehingga mencegah penggunaan
PABA untuk sintesis asam folat oleh bakteri (inhibitor kompetitif enzim dihidropteroat sintase).
Trimetoprim, inhibitor kompetitif enzim dihidrofolat reductase.

94
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR

- Sulfonamides
Mekanisme Resistensi (perubahan kandungan enzimatik sel bakteri):
1. Afinitas sulfonamida yang lebih rendah pada enzim yang menggunakan PABA yaitu
dihidropteroat sintase
2. Menurunnya permeabilitas bakteri atau terjadinya efluks obat secara aktif
3. Jalur metabolic alternatif untuk sintesis metabolit esensial
4. Peningkatan produksi metabolit esensial atau antagonis obat

95
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR

- Sulfonamides
Golongan Sulfonamida T1/2 serum (jam)
Cepat diabsorpsi dan Sulfisoksazol 5-6
diekskresi Sulfametoksazol 11
Sulfadiazin 10

Sangat sedikit diabsorpsi, Sulfasalazin


aktif di lumen usus

Digunakan secara topical Sulfasetamida


Silver Sulfadiazin
Kerja lama Sulfadoksin 100-230 (7-9 hari)
96
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR

- Antibacterial Spectrum Sulfonamides


Enterobacteria pada saluran urin & Nocardia.
Sulfadiazin + inhibitor dihidrofolat reductase (pirimetamin), toksoplasmosis.

- Antibacterial Spectrum Trimethoprim


Similar sulfametoksazol.
Lebih kuat 20-50x lebih kuat dari sulfonamida.
Infeksi saluran kemih akut, prostatitis bakteri, vaginitis.

97
PHARMACOKINETICS SULFONAMIDES
Absorption Distribution Metabolism Excretion
Absorpsi cepat di GI Terikat pada protein Terutama di hati. Filtrasi glomerulus.
(kecuali yang memiliki plasma (terutama Turunan metabolic Dieliminasi dari dalam
efek local pada usus). albumin), ditentukan oleh utama: N-4-sulfonamida tubuh sebagian dalam
Dosis oral diabsorpsi 70- sifat hidrofobisitas obat terasetilasi. bentuk yang tidak
100%, ditemukan dalam dan nilai pKa. Bersifat merugikan karna berubah dan sebagian
urin setelah 30 menit pH fisiologis, pKa tinggi, produk yang dihasilkan berupa produk metabolit.
diminum. derajat ik.protein rendah. tidak memiliki aktivitas Sebagian besar diekskresi
Absorpsi utama di usus Terdistribusi ke seluruh antibakteri tetapi masih dalam urin (t1/2
halus, beberapa di jaringan tubuh, berpotensi toksik untuk tergantung fungsi ginjal).
lambung. berpenetrasi baik ke CSF. mengendap pada pH Sedikit dieliminasi dalam
Mudah melewati plasenta netral atau asam. feses, empedu, air susu.
dan masuk ke sirkulasi Menyebabkan kristaluria,
janin. berpotensi merusak
98
ginjal.
ADVERSE REACTIONS SULFONAMIDES
Crystalluria
Dapat berpotensi nefrotoksik.
Risiko kristaluria > dengan kelarutan yang lebih kecil.
Hidrasi yang memadai dan alkalinisasi urin dapat mencegah risiko.

Hypersensitivity
Ruam, angioedema, dan sindrom steven-johnson.

Hemopoietic Disturbances
Anemia hemolitik ditemukan pada pasien dengan defisiensi glukosa 6-fosfat dehydrogenase.
Granulositopenia, trombositopenia.

99
ADVERSE REACTIONS SULFONAMIDES
Kernicterus
Dapat terjadi pada bayi baru lahir.
Dapat menggantikan bilirubin dari ikatannya dengan albumin serum.

10
0
ADVERSE REACTIONS TRIMETHOPRIM
Defisiensi Asam Folat
Megaloblastik anemia, leukopenia, granulositopenia, terutama pada pasien hamil.

10
1
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR
Efek sinergis sulfametoksazol dan trimethoprim
dalam menghambat pertumbuhan Eschericia
coli.

10
2
4. FOLATE SYNTHESIS INHIBITOR
Antibacterial Spectrum Cotrimoxazole (sulfametoksazol dan trimethoprim)

10
3
REFERENSI
Dasar Farmakologi Terapi Goodman & Gilman
Pharmacology 5th Ed. Lippincott
Bui T & Preuss CV. 2020. Cephalosporins.
Statpearls-publishing
Blaskovich MAT, Ziora ZM, Thu D. 2019.
Quionolones Antibiotic. DOI: 10.1039/C9MD00120D
Question …….…

YOUR NAME

10
5

Anda mungkin juga menyukai