Anda di halaman 1dari 21

SISTEM REPRODUKSI PRIA

DISUSUN OLEH :

WAYAN DYEGO SATYAWAN

NIM: PO7120121086.

TINGKAT: 1 B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai waktu yang telah
ditentukan.Makalah dengan judul “Sistem Reproduksi pria” kami susun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Biomedik
Dasar di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

Dan seluruh teman-teman seperjuangan di Politeknik Kesehatan


Kemenkes Palembang. Besar harapan kami agar makalah ini dapat
memberi manfaat bagi seluruh umat Islamdi dunia, Khususnya
mahasiswa muslim di Politeknik Harapan Bersama. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Seperti peribahasa
Tak ada gading yang takretak.Oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Palembang, 18 Oktober 2021

WAYAN DYEGO SATYAWAN


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN

2. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak, atau melakukan
reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem
reproduksi. Sistem reproduksi melibatkan organ reproduksi. Tujuan utama
makhluk hidup melakukan reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya
agar tidak punah. Apa yang akan terjadi dengan manusia misalnya, jika
tidak bisa melakukan reproduksi? Tentu lama kelamaan manusia akan
punah.

Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus,


hipofisis bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses
biologis dasar termasuk perilaku seksual dipengaruhi oleh faktor emosi
dan sosiokultural masyarakat. Di sini, yang akan difokuskan adalah fungsi
dasar seksual sistem reproduksi di bawah kontrol syaraf dan hormon.

Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ


reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan
sepasang ovarium pada wanita. Gonad yang matang berfungsi
menghasilkan gamet (gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks,
khususnya testosteron pada pria dan estrogen & progesteron pada wanita.
Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia akan melalui saluran reproduksi
(sistem duktus). Pada wanita juga terdapat payudara yang termasuk organ
pelengkap reproduksi. Bagian eksternal sistem reproduksi sering juga
disebut genitalia eksternal.

Seiring perkembangan teknologi dan zaman, reproduksi juga merupakan


objek utama untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh,
manusia mengembangkan teknologi reproduksi berupa bayi tabung untuk
mengatasi masalah pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dan
juga inseminasi buatan pada hewan untuk memperoleh keturunan hewan
yang diinginkan. Selain perkembangan teknologi, kita juga sering
mendengar atau membaca informasi mengenai berbagai penyakit yang
berhubungan dengan sistem reproduksi. Berbagai penyakit sistem
reproduksi ini tentunya harus kita cegah agar manusia tetap dapat
memperoleh keturunan. Satu halyang pentingbagi generasi muda adalah
menjaga kesehatan reproduksi agar tidak terkena penyakit pada sistem
reproduksi.
I.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem dan kelenjar pada reproduksipria?

2. Apa saja hormon yang mempengaruhi


reproduksipria?
3. Apa saja gangguan penyakit yang bisa menyerang
reproduksipria?
4. Bagaimana pencegahan penyakit yang
menyerang sistem reproduksipria?
1.2 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas segala tentang
reproduksi pria, baik konsep reproduksi, alat reproduksi, hormon
reproduksi, penyakit reproduksi dan cara penyembuhannya.
BAB II. PEMBAHASAN

2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi pada Pria


2.1 Anatomi Sistem Reproduksi padaPria

Secara anatomi, sistem reproduksi pria terdiri dari genitalia


eksternal dan genitalia internal . Genitalia eksternal terdiri dari
penis dan skrotum, sedangkan genitalia internal terdiri dari testis
dan organ-organ penunjang fungsinya, yaitu epididimis, duktus
deferens (vas deferens), vesikula seminalis, duktus ejakulatorius,
glandula prostatica, dan glandula bulbouretralis
(glandulacowperi).

2.1.1Genitalia eksternal

a. Penis

Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars


occulta dan pars libera. Pars occulta yang disebut juga radiks
penis atau pars fiksa adalah bagian penis yang tidak bergerak,
terletak dalam spatium perinea superfisialis. Pars occulta
merupakan jaringan erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis
dan bulbus penis.Crus penis melekat pada bagian kaudal
sebelah dalam dari ramus inferior ossis ischii ventral dari tuber
iskiadum.Masing-masing crus penis ini tertutup oleh muskulus
ischiokavernosus dan selanjutnya kaudal dari simfisis pubis,
kedua crus penis tersebut bergabung disebut sebagai corpora
kavernosapenis.Sedangkan,

bulbus penis terletak antara kedua crus penis dalam


spatium perinea superfisialis. Fascies superiror
melekat pada fasia diafragma urogenital inferior,
sedangkan fascies lateralis dan inferior tertutup oleh
muskulus bulbokavernosus. Ke arah kaudal berubah
menjadi korpus spongiosum penis yang juga ikut
membentuk korpus penis.

b. Skrotum

Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan


subkutis yang terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis
pubis.Skrotum juga terbagi atas dua bagian dari luar oleh
raphe scrota dan dari dalam oleh septum skrotum
scrota.Masing-masing skrotum membungkus testis, epididimis,
dan sebagai funikulus spermatikus.Skrotum sinistra lebih
rendah rendah daripada dekstra.Lapisan skrotum terdiri atas
lapisan cutis dan lapisan subcutis.
Lapisan cutis merupakan lapisan kulit yang sangat tipis
mengandung pigmen lebih banyak daripada kulit sekitarnya
sehingga lebih gelap warnanya.Terdapat sedikit rambut, tetapi
memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang lebih
banyak.Yang kedua dalah lapisan subcutis disebut juga tunika
dartos.Lapisan ini terdiri atas serabut-serabut otot polos dan
tidak didapatkan jaringan lemak.Lapisan subcutis melekat erat
pada jaringan cutis superficial dan merupakan lanjutan dari
fasia superfisialis dan fasia penis superfisialis.

2.1 Genitalia internal

1. Testis

Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua


buah, biasanya testis sebelah kiri lebih berat dan lebih
besar daripada yang kanan. Testis terletak di dalam
skrotum dan dibungkus oleh tunica albuginea, beratnya 10-
14 gram, panjangnya 4 cm, diameter anteroposterior
kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar eksokrin
(sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan
spermatozoa, dan disebut juga kelenjar endokrin karena
menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia
eksterna. Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira
200 sampai 400.Pada bagian dalam lobulus- lobulus
tersebut terletak jaringan parenkim yang membentuk tubuli
seminiferi kontorti. Pada waktu mencapai mediastinum
testis, tubulus-tubulus ini berubah menjadi tubuli seminiferi
recti, jalannya kurang lebih 20 – 30 tubulus di mana
mereka membentuk anyaman sehingga disebut rete testis
(halleri). Dari rete ini keluar kurang lebih 15 – 20 duktus
efferentes yang masuk ke dakam kaput epididimis.

2. Epididimis

Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk


seperti huruf C, terletak pada fascies posterior testis dan
sedikit menutupi fascies lateralis.Epididimis terbagi menjadi
tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan kauda
epididimis.Kaput epididimis merupakan bagian terbesar di
bagian proksimal, terletak pada bagian superior testis dan
menggantung.Korpus epididimis melekat pada fascies
posterior testis, terpisah dari testis oleh suatu rongga yang
disebut sinus epididimis (bursa testikularis) celah ini dibatasi
oleh epiorchium (pars viseralis) dari tunika vagianlis.Kauda
epididimis merupakan bagian paling distal dan terkecil di
mana duktus epididimis mulai membesar dan berubah jadi
duktus deferens.
3. Duktus deferens (Vas Deferens) Merupakan lanjutan dari
duktusepididimis.
4. Vesikulaseminalis Adalah organ berbentuk kantong
bergelembung-gelembung yang menghasilkan
cairan seminal. Jumlahnya ada dua, di kiri dan
kanan serta posisinya tergantung isi vesika urinaria.
Bila vesika urinaria penuh, maka posisinya lebih
vertical, sedangkan bila kosong lebih horizontal.
Vesika seminalis terbungkus oleh jaringan ikat
fibrosa dan muscular pada dinding dorsal vesika
urinaria. Duktusejakulatorius Merupakan gabungan
dari duktus deferens dan duktus ekskretorius
vesikula seminalis, menuju basis prostat yang
akhirnya bermuara ke dalam kollikus seminalis
pada dinding posterior lumen uretra.
5. Glandulaprostatica Merupakan organ yang terdiri
atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar. Terletak di
dalam cavum pelvis sub peritoneal, dorsal
symphisis pubis, dilalui urethra pars prostatica.
Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah
apeks, basis fascies lateralis, fascies anterior, dan
fascies posterior. Glandula prostatica mempunyai
lima lobus yaitu anterior, posterior, medius dan dua
lateral.
6. Glandula bulbuorethralis (Glandula cowperi)
Glandula bulbuorethralis berbentuk bulat dan
berjumlah dua buah. Letaknya di dalam otot sfingter
uretrae eksternum pada diafragma urogenital,
dorsal dari uretra pars membranasea.

2.3 Fisiologi Sistem Reproduksi padaPria

1. GenitaliaEksternalis
a. Penis
Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada
vagina wanita.
b. Skrotum
Berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi testis
dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu
testis.

2. GenitaliaInternalis
a. Testis
Berfungsi sebagai penghasil sperma dan
mensekresikanhormon testosteron.
b. Epididimis
Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis,
sebagai pematangan motilitas.
c. Duktus deferens (VasDeferens)
Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis ke
duktus ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen yang
berfungsi unutk mendorong sperma keluar dari dukrus
ejakulatorius danuretra.
d. Vesikulaseminalis
Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi
sperma yang dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang
merangsang motilitas saluran reproduksi pria untuk
membantu mengeluarkan sperma, menghasilkan sebagian
besar cairan semen, menyediakan precursor (proses
biologis) untuk pembekuan semen.
e. Duktusejakulatorius
Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens menuju
ke basis prostat.
f. Glandulaprostatic.
Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan
sekresi vagina yang asam, memicu pembekuan semen
untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina pada saat
penis dikeluarkan.
g. Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi)
Berfungsi mengeluarkan mucus
untukpelumasan.Spermatogenesis adalah proses
gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan
meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sprema
biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat
menyimpan sperma sementara terletak di vas deferens.
Berikut adalah tahap-tahap spermatogenesis:
h. Spermatogonium
Spermatogonium merupakan tahap pertama pada
spermatogenesis yang dihasilkan olehtestis. Spermatogoium
terbentuk dari 46 kromosom dan 2Nkromatid.
i. Spermatosit primer
Spermatosit primer merupakan mitosis dari
spermatogonium.Pada tahap ini tidak terjadi
pembelahan.Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom
dan 4N kromatid.
j. Spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari
spermatosit primer.Pada tahap ini terjadi pembelahan
secara meiosis.Spermatosit sekunder terbentuk dari 23
kromosom dan 2N kromatid.
k. Spermatid
Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder.
Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang
kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N
kromatid.
l. Sperma
Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari
spermatid.Pada tahap ini terjadi diferensiasi.Sperma
terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan
merupakan tahap.

2.4 Hormon pada Sistem Reproduksi Pria

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu


testoteron, L H (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating
Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan. Testoteron disekresi
oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus.Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel
germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis
untuk membentuk spermatositsekunder. Testosteron adalah zat
androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak
ginjal.Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari
atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.Testosteron adalah hormon
steroid dari kelompok androgen.Penghasil utamanya adalah testis
pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis
distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11
mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25
tahun, lalu menurun drastic pada usia 40 tahun .DHEA (dehidro-epi-
androsteron) dan androstendion merupakan prekursor testosteron
yang dibentuk oleh anakginjal. Testosteron dihasilkan oleh hormon LH
yang dilepaskan kelenjar pituitari.Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh
testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH.Saat
jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan
tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu
menghentikan produksi LH.Hanya ketika jumlah testosteron menurun
produksi LH dimulai lagi.LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan
memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan
jumlahtestosteron.

2.5 Penentuan Jenis Kelamin Anak Hasil Fertilisasi

Pembentukan jenis kelamin anak hasil fertilisasi tergantung ada atau


tidak adanya determinan maskulin selama periode kritis
perkembangan embrio.Perbedaan terbentuknya anak dengan jenis
kelamin pria atau wanita dapat terjadi setelah melalui 3 tahap, yaitu
tahap genetik, gonad, dan fenotip (anatomi) seks.Tahap genetik
tergantung kombinasi genetik pada tahap konsepsi.Jika sperma yang
membawa kromosom Y bertemu dengan oosit, terbentuklah anak laki-
laki, sedangkan jika sperma yang membawa kromosom X yang
bertemu dengan oosit, maka yang terbentuk anak
perempuan.Selanjutnya tahap gonad, yaitu perkembangan testes atau
ovarium.Selama bulan pertama gestasi, semua embrio berpotensi
untuk menjadi pria atau wanita, karena perkembangan jaringan
reproduksi keduanya identik dan tidak berbeda. Penampakan khusus
gonad terlihat selama usia 7 minggu di dalam uterus, ketika jaringan
gonad pria membentuk testes di bawah pengaruh sex- determining
region kromosom Y (SRY), sebuah gen yang bertanggung jawab pada
seks determination. SRY menstimulasi produksi antigen H-Y oleh sel
kelenjar primitif.Antigen H-Y adalah protein membran plasma spesifik
yang ditemukan hanya pada pria yang secara langsung membentuk
testes dari gonad.Pada wanita tidak terdapat SRY, sehingga tidak ada
antigen H-Y, sehingga jaringan gonad baru mulai berkembang setelah
9 minggu kehamilan membentuk ovarium.

Tahap fenotip tergantung pada tahap genetik dan gonad.Diferensiasi


membentuk sistem reproduksi pria diinduksi oleh androgen, hormon
maskulin yang disekresi oleh testes.Usia 10-12 minggu kehamilan,
jenis kelamin secara mudah dapa dibedakan secara anatomi pada
genitalia eksternal.

Meskipun perkembangan genitalia eksterna pria dan wanita tidak


berbeda pada jaringan embrio, tetapi tidak pada saluran
reproduksi.Dua sistem duktus primitif, yaitu duktus Wolffian dan
Mullerian menentukan terbentuknya pria atau wanita.Pada pria duktus
Wolffian berkembang dan duktus Mullerian berdegenerasi, sedangkan
pada wanita duktus Mullerian yang berkembang dan duktus Wolffian
berdegenerasi.Perkembangannya tergantung ada atau tidak adanya
dua hormon yang diproduksi oleh testes fetus yaitu testosteron dan
Mullerian-inhibiting factor.Testosteron mengiduksi duktus Wolffian
menjadi saluran reproduksi pria (epididimis, duktus deference, duktus
ejakulatorius, dan vesika seminalis). Testosteron diubah menjadi
dihydrotestosteron (DHT) yang bertanggungjawab membentuk penis
dan skrotum. Pada wanita, duktus Mullerian berkembang menjadi
saluran reproduksi wanita (oviduct, uterus, dan vagina), dan genitalia
eksterna membentuk klitoris dan labia.

2.6 Kesehatan Reproduksi Pria

Kesehatan reproduksi secara umum didefinisikan sebagai


kondisi sehat dari sistem. Dengan pengetahuan yang cukup
tentang kesehatan reproduksi, diharapkan remaja dapat
memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung
mengenai proses reproduksi pada dirinya. Pengetahuan
dasar yang harus dimiliki agar seseorang.

Analisis semen yang normal biasanya mempunyai


komposisi sebagai berikut:
volume semen sekali ejakulasi 2-5ml
Konsentrasisel spermatozoa 20Juta/ml
Jumlah sel spermatozoa 50-400 juta
perejakulasi
persentase sel 50%
spermatozoamotil
persentase bentuk sel 60%
spermatozoa

Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan terhadap hal-hal lain untuk
menentukan fertilasi seorang pria sebagai berikut:

 keadaan penis harus dapat berereksi secarapenuh


 keadaan konsentrasi hormon testoren
harus normal, sebab libido seksualitas pria
terhadap wanita ditentukan oleh hormon ini.
 tidak menderita penyakitkelamin.

2.7 Andropause pada pria

Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria


setengah baya. Pria yang mengalami menopause biasanya
mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan ereksi
pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.

Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai


pada usia 45 tahun. Meski menopause pada pria bisa terjadi,
menopause pada pria bisa dibilang langka. Kadar testosteron rendah
ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah, dan tak
bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom yang tidak
terkait dengan testostero rendah.

Penyebab menopause pada pria / andropause adalah: Faktor


lingkungan. Bisa berupa pencemaran/ polusi lingkungan, pengaruh
bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang
tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan,
ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan polamakan.

2.8 Penyakit pada organ reproduksi pria


Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang
disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon
androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya
dapat dilakukan dengan terapi hormon.

a. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis


untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu
bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon
human chorionic gonadotropin untuk merangsangtestoteron.

b. Sifilis (Raja singa) Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri


Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan
seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik
atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh
saraf, dankulit.

c. Kanker Prostat Kanker prostat adalah kanker yang menyerang


kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam
kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker
prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun keatas.

d. HIV/AIDS Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit


AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan
kondisi tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah,
padahal hal tersebut belum tentu benar, penyakit AIDS hanya
dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secara langsung,
seperti transfusi darah dan hubungan seksual. AIDS akan
menyerang sistem kekebalan tubuhsehingga dalam waktu yang
lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya,
penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu
atautifus.

2.9 Pencegahan untuk mencegah penyakit pada


reproduksi pria
Sistem reproduksi pria juga perlu dijaga untuk mencegah
infertilitas ketidak suburan). Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menjaga kesehatan pada sistem
reproduksi pria adalah sebagai berikut:
1. melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar
kelainan dapat segera ditangani lebih awal.
2. melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak
menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis
tidakkepanasan.
3. mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur
yang sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma.
4. menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan
bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit menular seksual,
dan menciptakan ketenanganpsikis.
5. menghindari minuman berakohol danrokok.

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Sistem reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi luar dan reproduksi
dalam. Organ reproduksi luar terdiri dari penis (zakar) dan skrotum.Organ
reproduksi dalam terdiri dari testis, vas eferentia, epididimis, vas
diferentia, ductus ejaculatorius, dan saluran uretra.Kelenjar pada
reproduksi pria antara lain vesicula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar
cowperi, dan kelenjar litteri.Hormon pada reproduksi pria yakni testeron,
LH, FSH, estrogen, hormon pertumbuhan, DHEA, dan 17- estradiol.
Gangguan penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi
pria antara lain Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis,
Epididimitis, Anorkidisme, Hyperthropic prostat, Hernia inguinalis, Kanker
testis,Impotensi, Infertilitas (kemandulan), Orkitis, Sifilis (Raja Singa),
Gonorhoe (kencing nanah) , Kanker Prostat , Herpes,HIV/AIDS.
3.2 Saran

Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh


semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang
tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan
secara bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang
diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan.
Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan
dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggungjawab.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom LS, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom
KD.(2005). Williams Obstetrics 22nd Edition.United States of
America: McGraw-Hill Companies. Inc.

Guyton & Hall.(2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC.

Mashudi,Sugeng. (2011). Anatomi dan FisiologiDasar.Jakarta : Salemba


Medika.

Syaifuddin.(2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa


Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


SarwonoPrawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai