Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENDEKATAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) METODE

PERCONTOHAN TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA SD

Diana Novita Sari Nst 1), Reinita 2), Mansur Lubis 3)


1)
Mahasiswa Universitas Negeri Padang, Indonesia
2)
Pembimbing 1, Universitas Negeri Padang, Indonesia
3)
Pembimbing 2, Universitas Negeri Padang, Indonesia
1)
diananovitasari.nst95@gmail.com, 2) reinita_reinita@yahoo.com, 3)mansurlubis1954@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan Value
Clarification Technique (VCT) metode percontohan terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
PKn. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen design dengan bentuk nonequivalen control group
design. Penelitian ini dilakukan di SDN 13 Cingkariang Kec.Banuhampu Kab.Agam pada kelas VA
sebagai kelas eksperimen dan VB sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 25 siswa.
Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji-t
untuk melihat pengaruh pedekatan VCT. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai pretest
sebesar 38,768 untuk kelas eksperimen dan 41,448 untuk kelas kontrol. Rata-rata nilai posttest sebesar
90,68 untuk kelas eksperimen dan sebesar 86,32 untuk kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji-t
diperoleh thitung sebesar 1,73 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,05 adalah sebesar 1,67722,
sehingga thitung > ttabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan VCT metode
percontohan berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa di kelas V SDN 13 Cingkariang.

Kata Kunci : Pendekatan Value Clarification Technique (VCT) metode percontohan, Hasil Belajar
Siswa, PKn

THE EFFECT OF VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) MODELING METHOD ON


THE STUDENTS’ LEARNING OUTCOME IN CIVIC EDUCATION

Abstract

This study aims to determine the effect of Value Clarification Technique (VCT) modeling
method on the studnts’ learning outcome in civic education. This study is a quasi-experimental design
with a non-equivalent control group. The research was conducted in elementary school Number 13
Cingkariang Banuhampu Sub-district of Agam District with class VA as the experimental class and
Class VB as the control class. Both classes have twenty five students. The data analysis technique
employed was the normality test and homogeneity test, which was then followed by a t-test to see the
effect of VCT. The results show that the average pretest score is 38,768 for the experimental class and
41,488 for the control class. The average posstest score is 90,68 for the experimental class and 86,32
for the control class. The result of the t-test shows that the tcount is 1,73 and the ttable on the significance
level of 0,05 is 1,6772, which means that tcount>ttable. Therefore, it is concluded that the Value
Clarification Technique modeling method affects the students’ learning outcome in civic education in
Elementary School Number 13 Cingkariang.

Keyword : The Value Clarification Technique (VCT) Modeling Method, Students’ Learning Outcome,
Civic Education.
PENDAHULUAN menjernihkan, memperjelas atau
mengklarifikasikan nilai-nilai hidupnya lewat
Pendekatan pembelajaran merupakan titik
value problem solving, diskusi, dialog dan
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
presentasi. Misalnya peserta didik dibantu
belajar mulai dari awal sampai akhir
menyadari nilai hidup mana yang sebaiknya
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
diutamakan dan dilaksanakan.
dapat tercapai dengan baik. Hal ini sejalan
VCT juga memberi penekanan pada usaha
dengan pendapat Taufik dan Muhammadi
membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan
(2011:39) yang menyatakan bahwa
perbuatan untuk meningkatkan kesadaran
“Pendekatan pembelajaran merupakan titik
tentang nilai-nilai mereka sendiri. Pendekatan
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
VCT memiliki beberapa bentuk, salah satu
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
bentuk dari pendekatan VCT adalah VCT
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
Percontohan.
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
Menurut Ahmad (dalam jurnal Reinita,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
2012:152) pendekatan VCT metode
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
percontohan merupakan “model VCT yang
tertentu”.
berupaya mengungkapkan nilai/sikap melalui
Pendekatan pembelajaran menjadi hal
contoh-contoh, cerita dan kasus sebagai media
yang paling penting dalam proses belajar
stimulus. Cerita dan kasus yang digunakan
mengajar di kelas. Guru harus bisa
harus mampu menyeret perasaan dan kejiwaan
mencocokkan pendekatan dengan materi
siswa dan menyentuh hati nurani siswa yang
pembelajaran agar siswa lebih mudah
pada akhirnya akan melahirkan argumen dan
memahaminya. Salah satu pendekatan yang
klarifikasi pendirian siswa”.
mudah untuk dipahami siswa dalam proses
Reinita dalam jurnalnya (2012:152)
pembelajaran yaitu pendekatan Value
menyatakan bahwa “dengan penggunaan
Clarification Technique (VCT).
pendekatan pembelajaran VCT Percontohan,
Pendekatan pembelajaran VCT
guru dapat memberikan pemahaman
merupakan suatu pendekatan inovatif yang
pengetahuan, pembinaan sikap, dan melatih
menekankan nilai/sikap sosial, budaya,
berprilaku melalui percontohan dari guru serta
personal, dan masyarakat. Adisusilo
pengalaman langsung siswa”.
(2012:141) mengemukakakn bahwa “VCT
Pendekatan VCT metode percontohan ini
merupakan pendekatan pendidikan nilai
sangat sesuai dengan konsep pembelajaran
dimana peserta didik dilatih untuk
PKn yang menitikberatkan pada penanaman
menemukan, memilih, menganalisis,
nilai, sikap, norma, dan moral. Pembelajaran
memutuskan, dan mengambil sikap sendiri
PKn merupakan salah satu mata pembelajaran
nilai-nilai hidup yang ingin
yang dipelajari oleh siswa di Sekolah Dasar
diperjuangkannya.” Peserta didik dibantu
(SD) yang menekankan pada pembentukan
e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD
Volume 1, Nomor 1, 03 Oktober 2018

nilai, sikap dan perilaku siswa agar menjadi denganpendekatan VCT metode percontohan
warga negara yang baik serta melaksanakan ini pembelajaran PKn akan lebih bermakna
hak dan kewajiban sebagai warga negara. dalam kehidupan sehari-hari serta dapat
Melalui pembelajaran PKn di SD meningkatkan hasil belajar PKn siswa di
diharapkan kepada siswa agar benar-benar sekolah. Oleh sebab itu, pedekatan VCT
dapat memahami, menghayati, dan percontohan ini sangat baik dan cocok sekali
mengamalkan dalam bentuk perilaku sehari- digunakan dalam pembelajaran PKn terutama
hari, baik sebagai individu, maupun anggota pada penanaman nilai, sikap dan perilaku
masyarakat. Apabila hal tersebut terlaksana peserta didik.
dengan baik tentunya akan memudahkan Berdasarkan observasi yang dilakukan
membentuk siswa yang memiliki kemampuan penelitipada tanggal 16 Juli 2018 di kelas V
berfikir kritis, rasional, beriman, dan memiliki SDN 13 Cingkariang Kec.Banuhampu
sikap peduli terhadap negaranya. Kab.Agam diketahui bahwa pelaksanaan
Hal tersebut sejalan dengan kurikulum proses pembelajaran PKn secara umum masih
BSNP Peraturan menteri pendidikan nasional cenderung menggunakan model konvensional.
No 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa tujuan Menurut Djamarah (dalam Isjoni 2007 : 25)
mata pembelajaran PKn adalah agar siswa “Model pembelajaran konvensional adalah
memiliki kemampuan : (1) Berpikir secara model pembelajaran tradisional atau disebut
aktif, rasional, dan kreatif dalam menanggapi juga dengan model ceramah, karena sejak dulu
isu kewarganegaraan (2) Berpartisipasi secara model ini telah dipergunakan sebagai alat
aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak komunikasi lisan antara guru dengan anak
secara cerdas dalam kegiatan kemasyarakatan, didik dalam proses belajar dan pembelajaran”.
berbangsa dan bernegara serta anti korupsi (3) Model pembelajaran konvensional yang
Berkembang secara positif dan demokrasi banyak digunakan didalam kelas adalah
untuk membentuk diri berdasarkan karakter- dengan metode ceramah, dimanasaat
karakter masyarakat Indonesia agar dapat pelaksanaannya guru lebih aktif dan lebih
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya dominan dalam menjelaskan materi secara
(4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain lisan dan tanya jawab . Kemudian di SD yang
dalam peraturan dunia secara langsung atau telah penelitiobservasi terlihat bahwa pada saat
tidak langsung dengan memanfatkan teknologi proses pembelajaran PKn masih kurangnya
informasi dan komunikasi. penggunaan media pembelajaran sehingga
Melalaui pendekatan pembelajaran VCT membuat siswa menjadi pasif dan jenuh dalam
metode percontohan, siswa akan belajar PKn mengikuti proses pembelajaran di kelas.
dalam konteks pengalaman nyata, yang Selain dari permasalahan di atas, pada
meliputi aplikasi keterampilan berfikir, saat proses pembelajaran PKn guru kurang
memecahkan masalah, apresiasi budaya, menstimulus pikiran dan perasaan serta kurang
apresiasi nilai moral (Putra, 2014:2). Maka mengarahkan siswa dalam menentukan
3|P a g e
e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD
Volume 1, Nomor 1, 03 Oktober 2018

nilai/sikap yang akan dipilih dalam kehidupan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atau


sehari-hari. Hal ini memiliki pengaruh kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”
terhadap rendahnya hasil belajar PKn siswa di Adapun kriteria/dasar pertimbangan yang
kelas V SDN 13 Cingkariang Kec.Banuhampu dibuat peneliti dalam penentuan sampel ini
Kab.Agam. adalah sebagai berikut:
a. Peneliti menggunakan sekolah yang
METODE PENELITIAN
masih menggunakan kurikulum KTSP.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
b. Pretest diberikan kepada kedua kelas
kuantitatif, dimana data yang dikumpulkan
yaitu kelas VA dan VB SDN 13
berupa angka-angka dengan analisis data
Cingkariang. Setelah didapatkan hasil
menggunakan statistik. Menurut Sugiyono
pre-test dari kedua kelas, dilakukan uji
(2012:34) “Penelitian kuantitatif digunakan
homogenitas dan normalitas. Hasilnya
apabila peneliti ingin mengetahui pengaruh
menunjukkan bahwa kelas VA dan VB
atau traeatment tertentu terhadap suatu
normal dan homogen.
permasalahan”. Jenis metode penelitian yang
c. Berdasarkan data primer yang
akan digunakan adalah penelitian eksperimen.
didapatkan di SDN 13 Cingkariang,
Penelitian ini menggunakan desain
jumlah siswa kelas V sebanyak 51 siswa
penelitian eksperimen yaitu quasi
yaitu kelas VA berjumlah 26 siswa dan
eskperimental design. Quasi eksperimen
kelas VB berjumlah 25 siswa. Oleh
design mempunyai kelompok kontrol, tetapi
karena itu peneliti akan menyamakan
tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol
jumlah siswa yang akan dijadikan
variabel-variabel luar yang mempengaruhi
sampel sehingga sampel yang diambil
pelaksanaan eksperimen. Dalam penelitian ini
pada penelitian ini berjumlah 50 siswa
akan digunakan desain quasi eksperimen
yaitu kelas VA berjumlah 25 siswa dan
bentuk nonequivalent control group design,
kelas VB berjumlah 25 siswa dan cara
yaitu desain eksperimen quasi yang
mengeluarkan siswa yang tidak akan
menggunakan pretes sebelum diberikan
dijadikan sampel yaitu dengan
perlakukan dan posttest setelah dilakukan
menggunakan sistem undian sehingga
perlakuan. Populasi dalam penelitian ini yaitu
terpilihlah siswa kelas V A yang
seluruh siswa kelas V SDN 13 Cingkariang
bernomor absen 8 untuk tidak dijadikan
Kec.Banuhampu Kab.Agam.
sampel.
Dalam penelitian ini, sampel diambil
d. Jumlah jenis kelamin siswa pada tiap
menggunakan teknik non probability sampling
kelas sama, yaitu kelas VA jumlah laki-
yaitu dengan jenis Purposive Sampling.
laki sebanyak 14 orang dan perempuan
Menurut Yusuf (2007:205) menjelaskan bahwa
sebanyak 11 orang, kelas VB jumlah
“Purposive Sampling merupakan teknik
laki-laki sebanyak 14 orang dan
penentuan sampel dimana sampel ditentukan
perempuan sebanyak 11 orang.
4|P a g e
e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD
Volume 1, Nomor 1, 03 Oktober 2018

Untuk menentukan kelas eksperimen dan Dari table 1 di atas diketahui


kelas kontrol yaitu dengan melakukan undian bahwa pada kelas eksperimen dan
karena cara undian dapat dilakukan apabila kelas kontrol sama-sama memiliki
jumlah anggota sampel sedikit (Heryanto,
jumlah siswa sebannyak 25 orang.
2014:16), setelah melakukan undian terpilih
Nilai pretest maksimum kelas
kelas VA sebagai kelas eksperimen (kelompok
eksperimen lebih rendah dari kelas
yang mendapatkan perlakuan berupa
kontrol dengan selisish 9,9.
pembelajaran dengan menggunakan
Selanjutnyanilai minimum pretest
pendekatan VCT metode percontohan) dan
kelas VB sebagai kelas control (kelompok kelas eksperimen lebih rendah dari
yang tidak mendapatkan perlakuan atau kelas kontrol dengan selisih 3,3.
melaksanakan pembelajaran secara Kemudian rentang kelas
konvensional, sebagaimana biasanya guru eksperimen 39,6 sedangkan rentang
melaksanakan pembelajaran). kelas kontrol 46,2. Panjang kelas
HASIL DAN PEMBAHASAN eksperimen 7 sedangkan panjang
1. Deskripsi Data Kelas Eksperimen dan
kelas kontrol 8 dengan selisih 1.
Kontrol
Dan banyak kelas eksperimen dan
a. Data pretest kelas eksperimen dan
kontrol banyak kelas kontrol sama-sama 6.
Data pretest diperoleh dari tes b. Data Postest Kelas Eksperimen dan

awal sebelum diberikan pembelajaran kontrol

dengan pendekatan Value Clarification Data postest diperoleh dari hasil

Technique (VCT) metode tes akhir setelah diberikan

percontohan,dan siswa kelas kontrol pembelajaran menggunakan

menggunakan model konvensional. pendekatan Value Clarification

Niai Pre-test kelas eksperimen dan Technique (VCT) metode percontohan

kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 1, pada kelas eksperimen dan model

berikut : konvensional pada kelas kontrol. Nilai

Tabel 1 Hasil pretest kelas eksperimen postest kelas eksperimen dan kelas

Deskripsi Hasil Pretest Hasil Pretest kontrol dapat dilihat pada tabel 2,
Kelas Kelas Kontrol berikut:
Eksperimen
N 25 25
Nilai 62,7 72,6
maksimun
Nilai 23,1 26,4
minimum
Rentang 39,6 46,2
Panjang kelas 7 8
Banyak kelas 6 6
5|P a g e
e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD
Volume 1, Nomor 1, 03 Oktober 2018

Tabel 2 Hasil postest kelas eksperimen dan berbantu Microsoft Excel 2007 dengan
kelas kontrol taraf signifikansi 5% atau α = 0,05.
1) Normalitas pretest kelas
Deskripsi Hasil Hasil Postest
Postest Kelas Kontrol eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Tabel 3, Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas
Eksperimen
N 25 25 Eksperimen dan Kontrol
Nilai 100 100 L
maksimun N Hasil
L tabel
No Sampel (banyak Perhitun
Nilai 76 72 hitung α
siswa) gan
minimum 0,05
Rentang 24 28 Kelas
0,0320 0,
Panjang 4 5 1 Eksperi 25 Normal
2 1772
kelas men
Banyak 6 6 Kelas 0,0114 0,
2 25 Normal
kelas Kontrol 5 1772
Berdasarkan tabel 5, diketahui L
Dari tabel 2, di atas diketahui
hitung kelas eksperimen sebesar
bahwa pada kelas eksperimen dan 0,03202 dan Lhitung kelas kontrol
kelas kontrol sama-sama memiliki sebesar 0,01145 dengan jumlah sampel
jumlah siswa sebannyak 25 orang. masing-masing 25 orang. Pada taraf
Nilai maksimum postest kelas signifikansi α = 0,05 didapat nilai L
eksperimen dan kelas kontrol sama- tabel sebesar 0, 1772. Sehingga pada

sama memiliki nilai100. kelas eksperimen diperoleh L hitung <

Selanjutnya nilai minimum postest L tabel, (0,03202<0, 1772), dan untuk


kelas kontrol juga diperoleh L
kelas eksperimen lebih tinggi dari
hitung<L tabel (0,01145<0, 1772).
kelas kontrol dengan selisih 4.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
Kemudian rentang kelas
bahwa data pada kedua kelas
eksperimen 24 sedangkan rentang
berdistribusi normal.
kelas kontrol 28. Panjang kelas 2) Normalitas postest kelas
eksperimen 4 sedangkan panjang eksperimen dan kelas kontrol
kelas kontrol 5 dengan selisih 1. Tabel 4, Hasil Uji Normalitas Postest Kelas
Serta banyak kelas eksperimen dan Eksperimen dan Kontrol
banyak kelas kontrol sama-sama 6. N
L
(ban Hasil
2. Pengujian Prasyarat Analisis dan N L tabel
Sampel yak Perhitu
o hitung α
sisw ngan
Pengujian Hipotesis a)
0,05
a. Uji Normalitas Kelas 0,
0,0193
1 Eksperi 25 1772 Normal
Uji normalitas dalam penelitian 48
men
ini menggunakan uji Liliefors dengan Kelas 0,0383 0,
2 25 Normal
Kontrol 44 1772

6|P a g e
e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD
Volume 1, Nomor 1, 03 Oktober 2018

Berdasarkan table 4, diketahui L Berdasarkan tabel 5, diketahui


hitung kelas eksperimen sebesar Fhitung kelas eksperimen dan kelas
0,019348 dan L hitung kelas kontrol kontrol sebesar 1,17 dengan jumlah
sebesar 0,038344 dengan jumlah sampel masing-masing 25 orang. Pada
sampel masing-masing 25 orang. Pada taraf signifikansi α = 0,05 didapat
taraf signifikansi α = 0,05 didapat nilai Ftabel 1,98. Sehingga diperoleh
L tabel sebesar 0, 1772. Sehingga pada Fhitung < Ftabel, yakni (1,17<1,98).
kelas eksperimen diperoleh L hitung < Dengan demikian, dapat disimpulkan
L tabel, (0,019348 <0,1772), dan untuk bahwa data pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol juga diperoleh kelas kontrol memiliki varian yang
Lhitung<Ltabel (0,038344<0,1772). homogen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan 2) Homogenitas postest kelas
bahwa data pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal. Tabel 6 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas
b. Uji Homogenitas Eksperimen dan Kontrol
Uji homogenitas dalam penelitian F
F tabe Hasil
ini dilakukan untuk mengetahui N Sampe Varia Peng
N hitu lα
o l nsi ujian
apakah data untuk kelas eksperimen ng 0,0
5
dan kelas kontrol memiliki varian yang Kelas
1 Eksper 25 68,81
homogen atau tidak. Uji homogenitas imen 1,3 1,9 Hom
Kelas 1 8 ogen
dalam penelitian ini dilakukan dengan
2 Kontr 25 90,81
menggunakan uji-F berbantu Microsoft ol
Excel 2007 dengan taraf signifikansi Berdasarkan tabel 6, diketahui

5% atau α = 0,05. Fhitung kelas eksperimen dan kelas

1) Homogenitas pretest kelas kontrol sebesar 1,31 dengan jumlah

eksperimen dan kelas control sampel masing-masing 25 orang. Pada

Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas taraf signifikansi α = 0,05 didapat

Eksperimen dan Kontrol Ftabel 1,98. Sehingga diperoleh


Fhitung < Ftabel, yakni (1,31<1,98).
F
tab Dengan demikian, dapat disimpulkan
Var F Hasil
el bahwa data pada kelas eksperimen dan
No Sampel N ians hitu Peng
α
i ng ujian
0,0 kelas kontrol memiliki varian yang
5
homogen.
Kelas 153
1 Eksperi 25 ,59 c. Uji Hipotesis
1,1
men 5 1,9 Hom Uji hipotesis dilakukan terhadap
7
180 8 ogen
Kelas nilai postest kelas eksperimen dan
2 25 ,66
Kontrol
5
kelas kontrol. Berdasarkan uji
7|P a g e
e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD
Volume 1, Nomor 1, 03 Oktober 2018

prasyarat analisis data, diketahui Sejalan dengan data kelas


bahwa data postest untuk kedua eksperimen di atas, tes awal pada kelas
kelompok berdistribusi normal dan kontrol diperoleh rata-rata 41,448
memiliki varian yang homogen. dengan nilai tertinggi 72,6 dan nilai
Sehingga dapat dilakukan pengujian terendah 26,4 serta data berdistribusi
hipotesis dengan menggunakan uji t normal. Sementara Postest atau tes akhir
separated variance. digunakan untuk mengukur sejauh mana
Tabel 7 Hasil Uji-t Postest Kelas Eksperimen kemampuan peserta didik setelah
dan Kelas Kontrol diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil
Varia t postest di kelas kontrol diperoleh rata-
nsi t tab Hasil
N Rata- rata 86,32 dengan nilai tertinggi 100 dan
Data hitu el Peng
o rata
ng α ujian terendah 72 serta data berdistribusi
0,05
Ekspe 68,81 Hipot normal.
1 90,68
rimen 1,67 esis
1,73 Data pretest kelas eksperimen dan
Kontr 90,81 722 diteri
2 86,32 ma
ol kelas kontrol terbukti berdistribusi
Berdasarkan tabel 7, diketahui nilai t
normal. Selanjutnya dilakukan Uji
hitung sebesar 1,73 dan t tabel 1,67722
homogenitas menggunakan uji Hartley
pada taraf signifikasi α = 0,05. Karena
dengan ketentuan jika nilai
1,73>1,67722 maka Ho ditolak, dan Ha
signifikansinya F (max)hitung ≤
diterima (ada pengaruh penggunaan
F(max)tabel maka dapat dikatakan varian
pendekatan Value Clarification
data sama yang dilakukan terhadap
Technique (VCT) metode percontohan
hasil pretest kelas eksperimen dan kelas
pada Pembelajaran PKn di Kelas V SDN
control. Hasil F hitung sebesar 1,17
13 Cingkariang.
sedangkan F tabel pada taraf signifikansi
Pretest atau tes awal yang dilakukan
1,98. Dengan demikian dapat
di kelas eksperimen diperoleh rata-rata
disimpulkan bahwa data pretest kedua
38,768 dengan nilai tertinggi 62,7 dan
kelas memiliki variansi yang homogen.
nilai terendah 23,1 serta data pretest
Uji Hartley juga dilakukan terhadap
berdistribusi normal. Sementara Postest
data posttest kedua kelas, berdasarkan
atau tes akhir digunakan untuk
hasil pengujian postes kelas eksperimen
mengukur sejauh mana kemampuan
dan kelas kontrol diperoleh F hitung
peserta didik setelah diberikan
sebesar 1,31 sedangkan F tabel pada
perlakuan. Hasil postest di kelas
taraf signifikansi 1,98. Jadi dapat
eksperimen diperoleh rata-rata 90,68
disimpulkan Fhitung < Ftabel yang
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai
berarti data postest kedua kelas
terendah 76 serta data berdistribusi
memiliki variansi yang homogen.
normal.
8|P a g e
e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD
Volume 1, Nomor 1, 03 Oktober 2018

Selanjutnya pengujian hipotesis pada konvensional memperoleh nilai rata


penelitian ini dilakukan dengan Uji-t 86,32. Jadi rata-rata nilai kelas
separated variance dikarenakan hasil eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
data kelas eksperimen dan kelas kontrol kontrol dengan selisih nilai 4,36.
berdistribusi normal dan homogen. 4. Hasil uji hipotesis didapat bahwa thitung >
Berdasarkan pengujian diperoleh hasil ttabel, yaitu 1,73 >1,67722 yang dibuktikan
nilai thitung > dari ttabel, yaitu 1,73 > dengan taraf signifikan α 0,05 yang
1,67722 sehingga Ho ditolak dan Ha berarti terdapat pengaruh yang signifikan
diterima, sehingga dapat disimpulkan pada pendekatan Value Calrification
bahwa penelitian ini dapat memberikan Technique (VCT) metode percontohan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil terhadap hasil belajar peserta didik pada
belajar siswa. pembelajaran PKn di kelas V SDN 13
SIMPULAN Cingkariang Kec.Banuhampu Kab.Agam.
1. Berdasarkan analisis data dari penelitian DAFTAR RUJUKAN
serta pengujian hipotesis yang dilakukan Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-
Karakter Konstrutivisme dan VCT
dapat disimpulkan bahwa Pendekatan
sebagai Inovasi Pendekatan
Value Clarification Technique (VCT) Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
metode percontohan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar PKn Isjoni. 2007. Paradigma Pembelajaran
Bermakna. Pekanbaru: Falah
siswa di Kelas V SDN 13 Cingkariang Production.
Kec.Banuhampu Kab.Agam khususnya
Putra, Dewa Made Arta. 2014. Vol.2 No.1
pada KD 1.3 Menunjukkan Contoh- Pengaruh Model Pembelajaran Value
contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Clarification Technique (VCT)
Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa
NKRI. Kelas V.
2. Hasil analisis data pretest, kelas Reinita. 2012. Vol.XII No.1. Peningkatan
eksperimen memperoleh rata-rata 38,768 Proses Pembelajaran PKN Melalui
Penggunaan Pendekatan Pembelajaran
dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata Nilai Di Kelas II sekolah Dasar
41,448. Dengan demikian dari data pretest Pembangunan UNP.
kedua kelas diketahui bahwa rata-rata Sudjana,Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses
kelas kontrol lebih besar dari rata-rata Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
kelas eksperimen dengan selisih 2,68.
3. Hasil analisis data posttest, nilai rata-rata Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kelas eksperimen yang menggunakan Kualitatif, dan R&D. Bandung:
pendekatan Value Calrification Technique Alfabeta.

(VCT) metode percontohan memperoleh Taufik, Muhammadi. 2011. Mozaik


Pembelajaran Inovatif. Padang:
nilai rata-rata 90,68 dan kelas kontrol
Sukabina Press.
yang menggunakan pembelajaran
9|P a g e

Anda mungkin juga menyukai