Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENERAPAN METODE VCT (VALUE CLARIFICATION

TECHNIQUE) TERHADAP PENINGKATKAN PARTISIPASI


DAN HASIL BELAJAR PKn

Rakhmawati Khasanah dan Suharno


Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
rakhmawati22@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode VCT (Value
Clarifi­cation Technique) terhadap peningkatan partisipasi dan hasil belajar PKn siswa di SMP
N 3 Gamping dan SMP N 3 Godean. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau
(Quasi Experiment). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability
Sampling yaitu Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PKn de­
ngan menggunakan metode VCT berpengaruh positif terhadap peningkatan partisipasi dan hasil
belajar. Hasil perhitungan diperoleh nilai F=7,116 dan nilai signifikansinya adalah 0,002<0,005.
Maka terdapat pengaruh secara signifikan pembelajaran dengan menggunakan metode VCT ter­
hadap partisipasi dan hasil belajar siswa, atau terdapat perbedaan partisipasi dan hasil belajar
siswa secara signifikan antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kata kunci: VCT (Value Clarification Tehnique), Partisipasi, Hasil Belajar

Abstrak
This study was aimed to discover the effect of the application of VCT (Value Clarification
Tehnique) method on the increase of participation and study outcome of Civic Education subject in
3 Gamping Public Junior High Schools and 3 Godean Public Junior High Schools. The research was
a pseudo experiment (quasi experiment) research. The sample in this study was determined using
purposive sampling, a Nonprobability Sampling technique. The result of the research showed that
there was an increase of participation and the study outcome of the Civic Education subject with
the application of VCT method. The analysis showed that the participation and the study outcome
was better in the experiment class than in the control class. The calculation produces F =7.116 and
the significance value is 0.002<0.005. It was concluded that the use of VCT method had a significant
influence on students’ participation and study outcomes, or there was a difference between the
participation and the study outcomes of the students in the experiment class and the students the
control class.
Key words : VCT (Value Clarification Technique), Participation, Study Outcome

56
SOSIA Vol. 14, No. 1 Mei, 2017: 55-65

PENDAHULUAN jar rendah jauh dari KKM, akreditasi yang sama


Tidak dapat dihindari bahwa potret yaitu A, dan kedua sekolah tersebut mengguna­
pendidikan kita saat ini masih memandang kan kurikulum yang sama yaitu KTSP.
hakikat manusia seperti kertas kosong. Hal ini Tujuan dilakukan observasi adalah
sesuai dengan pandangan kaum empirisme un­tuk memperoleh jawaban atas masalah-­
seperti John Locke, kaum behavioris seperti masalah yang ada dan menambah pengetahu­
Watson dan Skiner yang dikutip dari (Adisusi­ an. Pada saat observasi peneliti menemukan
lo, 2012, p.47). Teori ini menganggap bahwa beberapa permasalahan misalnya proses pem­
siswa diibaratkan selembar kertas putih yang belajaran yang masih berpusat pada guru. Hal
tinggal menunggu goresan tinta saja. Seorang ini terjadi karena metode pembelajaran yang
individu ditentukan oleh masyarakat yang digunakan oleh guru masih kurang bervariasi
multikultur melalui keluarga, kelompok etnik, meskipun ada sekolahan yang telah menggu­
dan sosial budaya secara menyeluruh. Perma­ nakan metode pembelajaran yang bervariasi.
salahan terkait rendahnya partisipasi dan ha­ Pada kenyataannya, selama ini mata
sil belajar siswa yang disebabkan kebanyakan pelajaran PKn yang diajarkan di sekolah ma­
oleh kenakalan siswa itu sendiri. Sehingga per­ sih belum memberikan hasil yang memuas­
lu adanya optimalisasi perkembangan anak, kan baik dari segi hasil belajar siswa, maupun
karena selain krusial juga pada masa itu anak penginte­grasian nilai-nilai dalam pembelajaran
membutuhkan perhatian dan kasih sayang di kelas. Hal ini juga dialami di SMP N 3 Gam­
da­ri orang tua atau keluarga sehingga secara ping dan SMP N 3 Godean. Hasil belajar PKn
mendasar hak dan kebutuhan anak dapat ter­ yang diperoleh siswa masih rendah. Pemilihan
penuhi. metode pembelajaran di kelas juga belum me­
Sikap siswa yang bertindak kasar terse­ maksimalkan pengintegrasian nilai-nilai dalam
but merupakan cermin dari kondisi di lingkun­ pembelajaran. Berdasarkan data nilai rata-rata
gan sekitarnya. Akibatnya siswa tumbuh men­ ujian semester mata pelajaran PKn kelas VIII C
jadi pribadi yang terkekang sehingga untuk SMP N 3 Gamping dan SMP N 3 Godean hasil
mengekspresikannya maka siswa aktif di luar belajarnya masih rendah. Data menunjukkan
sekolah seperti terlibat tawuran. Setidaknya bahwa pada semester gasal tahun pelajaran
ruang kreativitas bagi siswa harus tersedia 2014/2015 hasil rata-rata nilai ujiannya masih
agar energi pelajar dapat tersalurkan secara banyak yang menunjukkan di bawah KKM 75,
positif. Sekolah hanya mengejar target kelulu­ seperti terlihat dalam tabel 1.
san dan mengajarkan intelektualitas dengan Tabel 1. Hasil Semeter Gasal Mata Pelajaran PKn
mengesampingkan pendidikan karakter. Perolehan Jumlah Perole-
Th Tempat
Seharusnya tugas sekolah adalah mena­ Siswa han Nilai
namkan nilai-nilai moral yang berlaku dalam Perolehan Jumlah
Nilai
masyarakat secara konkret kepada siswa, de­ Siswa
Terendah
ngan harapan dapat melahirkan tingkah laku SMP Di atas KKM 5
Ja­nu­ 58
dan memiliki moral atau karakter yang lebih N3 siswa
ari Nilai
baik. Observasi dilakukan di SMP N 3 Godean 2015
Gamp­ Di bawah KKM 26
Tertinggi
dan di SMP N 3 Gamping pada bulan Agustus ing siswa dari kes­
81
2014. eluruhan siswa
Alasan pemilihan kedua sekolah terse­ ada 31
but dijadikan sebagai tempat penelitian kare­ Di atas KKM 4 Nilai
na, kedua sekolah tersebut memenuhi untuk siswa Terendah
Janu­ SMP N
syarat uji homogenitas yaitu memiliki kemiri­ Di bawah KKM 27 58
ari 3 Gode­
pan karakteristik, materi pelajaran yang sama, 2015
siswa dari kes­ Nilai
an
6 kelas pararel, jumlah peserta didik yang eluruhan siswa Tertinggi
sama dalam 1 kelas yaitu 31, nilai hasil bela­ ada 31 80

57
Rakhmawati Khasanah dan Suharno Pengaruh Penerapan Metode VCT (Value Clarification Technique)Terhadap Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar PKn

Kondisi seperti yang terjadi di atas ten­ disampaikan di dalam ruangan bukan hanya
tu akan berdampak langsung pada siswa. Pada untuk dimengerti saja namun untuk dihayati
saat observasi peneliti menemukan realita dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
bahwa masih banyak siswa yang kurang an­ Untuk mengubah sikap inilah maka bisa meng­
tusias dalam belajar. Kondisi ini terlihat dari gunakan pembelajaran salah satunya adalah
keaktifan siswa di dalam kelas, misalnya ku­ dengan menggunakan metode pendekatan
rang aktif dalam mengikuti pelajaran, mema­ VCT (Value Clarification Technique/ Teknik
hami penjelasan guru, bertanya kepada guru, Klarifikasi Nilai). Metode ini sendiri mempu­
menjawab pertanyaan guru. Kepatuhan terha­ nyai dua muatan yaitu transfer of knowledge
dap norma belajar, misalnya mengerjakan tu­ dan transfer of value. Menurut, (Lubis, 2008,
gas sesuai dengan perintah guru, datang tepat p. 15) pendekatan dalam metode VCT dilaku­
waktu, memakai pakaian sesuai dengan keten­ kan melalui stimulus terarah agar siswa diajak
tuan. Berpartisipasi dalam kegiatan persiapan mencari kejelasan isi pesan dalam nilai mo­
proses belajar, keaktifan siswa dalam pro­ ral. Melalui metode pembelajaran ini diharap­
ses pembelaja­ran, serta mencari jalan dalam kan dapat diberikan kebebasan dan tanggung
memecahkan permasalahan. Akibatnya hasil jawab untuk memilih nilai-nilai baik yang di­
belajar menjadi rendah atau nilai yang bagus miliki. Penggunaan metode pembelajaran VCT
kurang bisa dipertahankan. Masih rendah­nya dalam pembelajaran PKn ini bagi siswa dirasa
partisipasi dan hasil belajar PKn juga dise­ sangat tepat, karena mata pelajaran PKn lebih
babkan oleh masih dominannya pengajaran menitikberatkan pada ranah afektif. Penitik­
mengahafal daripada pembelajaran yang me­ beratan pada ranah afektif saja ternyata belum
nekankan pada kemampuan siswa untuk mem­ cukup, begitu juga dengan pendidikan nilai/
proses sendiri pemahaman suatu materi. moral atau karakter hanya sampai pada mo­ral
Kenyataan ini sangat mengejutkan kare­ knowing tidaklah cukup, sebab sebatas pada
na ternyata mata pelajaran PKn masih dirasa tahu atau memahami nilai-nilai atau moral tan­
sulit oleh siswa. Oleh sebab itu, maka peneli­ pa melaksanakannya, hanya akan menghasil­
ti melihat perlunya perubahan dalam proses kan orang cerdas, tetapi kurang bermoral. Pen­
pembelajaran PKn. Perubahan tersebut bisa didikan seharusnya dilanjutkan sampai pada
dilakukan dengan menjadikan siswa sebagai moral feeling. Moral feeling adalah aspek yang
subjek pembelajaran. Pembelajaran yang de­ lain yang harus ditanamkan kepada siswa yang
mikian ini dirasa akan lebih bermakna. Keber­ merupakan sumber energi dari diri manusia
maknaan itu diharapkan akan mempengaruhi untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prin­
motivasi siswa dalam belajar. Tujuannya yaitu sip moral. Namun, pendidikan nilai/moral atau
supaya partisipasi siswa dalam belajar mening­ karakter hanya tampak pada moral feeling saja
kat. Siswa yang tadinya bermalas-malasan, belumlah cukup, sebatas ingin atau mau, tan­
mengantuk, serta kurang berminat diharapkan pa disertai perbuatan nyata hanya akan meng­
akan antusias dalam belajar. Untuk mengopti­ hasilkan manusia munafik.
malkan hal ini bisa dilakukan dengan meman­ Menurut (Adisusilo, 2012, p.62) langkah
faatkan metode pembelajaran yang ada. PKn yang terpenting adalah sampai pada moral ac-
seharusnya mampu mengeksplorasi kemam­ tion. Moral action adalah bagaimana membuat
puan seseorang atau wilayah dalam diri se­ pengetahuan moral dapat disesuaikan menja­
seorang, dan salah satu hasilnya adalah sikap. di tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral
Sikap sendiri merupakan posisi seseorang ini merupakan hasil (outcome) dari dua kom­
atau keputusan seseorang sebelum berbuat, ponen karakter lainnya. Sikap belajar disini
sehingga sikap merupakan ambang batas se­ perlu sekali untuk ditingkatkan. Peningkatan
seorang antara sebelum melakukan suatu per­ sikap itu bisa dilihat dengan partisipasi siswa
buatan atau perilaku tertentu dengan berbuat dalam proses pembelajaran PKn.
atau berperilaku tertentu. Pembelajaran yang Metode pembelajaran VCT meliputi: (1)

58
SOSIA Vol. 14, No. 1 Mei, 2017: 55-65

metode percontohan, (2) analisis nilai, (3) VCT Pola pembelajaran dengan metode VCT
daftar/matrik yang meliputi (a) daftar baik menurut A. Kosasih Djahiri 1985 (Tukiran,
buruk (b) daftar tingkat urutan (c) daftar ska­ 2012, p. 13) dianggap unggul untuk pembela­
la prioritas (d) daftar gejala kontinum (e) daf­ jaran afektif karena: (1) mampu membina dan
tar penilaian diri (f) daftar membaca pikiran mempribadikan (personalisasi) nilai moral,
orang lain tentang diri kita (g) perisai kepriba­ (2) mampu mengklarifikasi dan mengungkap­
dian diri, (4) VCT dengan kartu keyakinan, kan isi pesan nilai moral yang disampaikan, (3)
(5) VCT melalui teknik wawancara, (6) teknik mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas
yurisprudensi dan, (7) teknik inkuiri nilai. nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam ke­
Berdasarkan paparan di atas peneliti hidupan nyata, (4) mampu mengundang, meli­
memfokuskan penelitian ini pada metode VTC batkan, membina, dan mengembangkan poten­
dengan analisis nilai. Salah satu karakteristik si diri siswa terutama potensi afektualnya, (5)
VCT sebagai suatu metode dalam strategi pem­ mampu memberikan pengalaman belajar ber­
belajaran sikap adalah proses penanaman nilai bagai kehidupan, (6) mampu menangkal, me­
yang dilakukan melalui proses analisis nilai niadakan, mengintervensi, dan menyubversi
yang sudah ada sebelumnya dalam diri siswa berbagai nilai-nilai naif yang ada dalam sistem
kemudian menyelaraskannya dengan nilai- nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang,
nilai baru yang hendak ditanamkan. Nilai disini dan (7) menuntun dan memotivasi hidup layak
bisa dikaji dari materi yang disampaikan oleh dan bermoral tinggi.
guru dalam suatu proses pembelajaran. Menurut Harmin, Kirschenbaum, dan
Tujuan penggalian nilai ini adalah agar Simon (Soewandi, 2005, p. 111) bahwa anak-
siswa tidak hanya disuruh menghafal dan tidak anak muda tidak senang kalau penanaman
“disuapi” dengan materi saja melainkan diajari nilai-nilai dipaksakan terhadap mereka. Perlu
untuk menemukan, menghayati, mengembang­ mereka pelajari ialah keterampilan-keterampi­
kan dan mengamalkannya dalam kehidupan se­ lan yang berguna bagi mereka untuk mengem­
hari-hari. Cara yang bisa dilakukan adalah den­ bangkan nilai-nilainya. Oleh karena itu, akan
gan memberikan stimulus yang berisi kon­flik lebih efektif apabila mengajarkan proses pem­
nilai moral yang membingungkan dan mela­tih bentukkan nilai (process of valuing) pada saat
berfikir kritis dalam proses kognitif siswa. Se­ mengajarkan seperangkat nilai. Tujuan dari di­
lain itu, siswa juga terlibat dalam menyelidiki terapkannya metode pembelajaran VCT dalam
problema, mendiskusikan problema dalam proses pembelajaran PKn adalah agar siswa
kelompok kecil atau kelas dengan mendapat­ dapat melakukan perubahan sikap dan ting­
kan pola tuntunan dari guru. Setelah itu, siswa kah laku serta dapat menilai dan mengambil
menyimpulkan sendiri pandangan-pandangan keputusan terhadap suatu masalah, semakin
terhadap masalah yang dikajinya itu. Strategi mandiri, mampu mengambil keputusan sendiri
pembelajaran afektif dengan metode VCT ber­ tanpa campur tangan yang tidak perlu dari pi­
beda dengan srategi pembelajaran kognitif dan hak lain. Muara dari pendidikan ini adalah agar
keterampilan (psikomotor). Afektif berhubu­ terbentuknya pribadi-pribadi yang memiliki
ngan dengan niai (value) yang sulit diukur, oleh perkembangan budi pekerti atau moralitas se­
karena berkaitan erat dengan kesadaran se­ cara positif.
seorang yang tumbuh dalam dirinya. Kita tidak Dalam hidup dan berkehidupan pasti­
dapat menilai dan menyimpulkan bahwa sikap nya manusia selalu dihadapkan dengan situasi
seseorang anak itu baik, misalnya dilihat dari yang mengundangnya untuk membuat pilihan.
kebiasaan berbahasa atau sopan santun anak Tanpa keterampilan menentukan pilihan sendi­
tersebut, sebagai akibat dari proses pembela­ ri orang akan banyak mengalami kesulitan da­
jaran yang dilakukan oleh guru. Mungkin sikap lam perjalanan hidupnya. Di dunia pendidikan
tersebut terbentuk oleh kebiasaan dalam ke­ salah satu permasalahan yang ada sejak dulu
luarga dan lingkungan sekitar. salah satunya yaitu tentang Ujian Nasional

59
Rakhmawati Khasanah dan Suharno Pengaruh Penerapan Metode VCT (Value Clarification Technique)Terhadap Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar PKn

(UN). Sejak diterapkan pada tahun 2003, Ujian harapkan setelah menggunakan metode VCT
Nasional (UN) selalu menjadi masalah yang tak partisipasi dan hasil belajar siswa menjadi
habis untuk diperbincangkan. Pelaksanaan UN meningkat. Sikap dan perilaku siswa terken­
sebagai patokan kelulusan siswa menuai kri­ dali sehingga terbentuklah pribadi yang baik
tik dari berbagai kalangan. Bagi siswa tingkat yang dapat membawa ke generasi yang berk­
a­khir, UN menjelma jadi momok menakutkan arakter dan berintelektual tinggi. Oleh kare­
se­hingga mendorong timbulnya berbagai peri­ na itu pene­liti perlu untuk melakukan suatu
laku negatif yang mereka lakukan, mulai dari penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan
membawa contekan, mencontek teman, hingga Metode VCT Terhadap Peningkatkan Partisipa­
pergi ke dukun. Ketidaklulusan siswa menja­ si dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII C di
di persoalan yang cukup serius. Berbagai ka­ SMP N 3 Gamping dan SMP N 3 Godean.
sus muncul, mulai dari melampiaskan amarah
de­ngan membakar sekolah sampai ada yang METODE
bunuh diri. Tidak hanya siswa, guru pun juga Penelitian ini menggunakan desain pe­
terjebak perilaku negatif untuk menyelamat­ nelitian Eksperimen dengan pendekatan Quasi
kan nama baik sekolah, dengan membantu Experimental Design. Alasan peneliti memilih
memberikan jawaban pada siswa saat UN ber­ penelitian eksperimen karena suatu eksperi­
langsung. men dalam bidang pendidikan dimaksudkan
Kritik terhadap pelaksanaan UN ada­ untuk menilai pengaruh suatu tindakan ter­
lah salah satu pertimbangan untuk penentu­ hadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya
an kelulusan siswa. Materi yang keluar dalam pengaruh tindakan itu. Tindakan di dalam eks­
UN, semua materinya yang sangat umum. Jadi, perimen disebut treatmen yang artinya pem­
selama 3 tahun belajar, ternyata tidak semua berian kondisi yang akan dinilai pengaruh­nya.
materi yang diajarkan kepada siswa itu keluar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pe­
ujian. Kebanyakan UN hanya menonjolkan as­ ngaruh penerapan metode VCT (Value Clarifi­
pek kemampuan kognitif siswa saja, serta ku­ cation Technique) terhadap peningkatan parti­
rang diimbangi kemampuan psikomotorik dan sipasi dan hasil belajar PKn siswa yang berupa
afektif . Sistem UN yang berupa pilihan ganda penilaian sikap.
tidak mencerminkan kemampuan siswa. Jawa­ Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3
ban pilihan ganda bisa didapat melalui kode Godean sebagai kelas kontrol dan di SMP N 3
dengan teman di sebelah, hand phone yang Gamping sebagai kelas eksperimen. SMP N 3
disembunyikan di balik baju, atau kertas di da­ Godean, beralamat di Krapyak Sidoarum Gode­
lam kotak pensil, dan lain sebagainya. Adanya an, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istime­
faktor partisipasi belajar siswa yang ada di da­ wa Yogyakarta, dan SMP N 3 Gamping yang
lam kelas seharusnya dapat menjadikan faktor ber­alamat di Demakijo Sleman, Provinsi Dae­
penting dalam meningkatkan salah satu nilai. rah Istimewa Yogyakarta.
Penentuan nilai hasil ujian, seharusnya tidak Alasan pemilihan lokasi ini sebagai tem­
hanya diperoleh dari hasil akhir saja melain­ pat penelitian, karena mempunyai kemiripan
kan juga dari proses selama pembelajaran itu karakteristik antara kelompok eksperimen
berlangsung. Partisipasi belajar sendiri tidak dan kelompok kontrol, dari hasil observasi juga
hanya difungsikan hanya untuk menilai namun didapatkan bahwa lokasi ini dekat sehingga
juga untuk mendorong minat belajar siswa. memudahkan dalam penelitian dan kedua se­
Dari penjelasan di atas, dapatlah diketa­ kolah tersebut terdapat permasalahan yaitu sa­
hui dan dipahami bahwa untuk dapat menum­ ma-sama memiliki partisipasi dan hasil belajar
buhkembangkan nilai dan sikap melalui PKn siswa yang rendah pada mata pelajaran PKn.
secara formal di sekolah, diperlukan strategi Kedua sekolahan tersebut berada dalam satu
dan metode pembelajaran yang baik, tepat tu­ kabupaten yaitu Kabupaten Sleman dan memi­
juan, dan mencapai hasil yang maksimal. Di­ liki akreditasi sekolah yang sama bahwa kedua

60
SOSIA Vol. 14, No. 1 Mei, 2017: 55-65

sekolahan tersebut memiliki kriteria akreditasi Teknik pengumpulan data pada peneli­
A, sama-sama memiliki jumlah kelas VIII ada 6 tian ini adalah data kuantitatif, yang diperoleh
kelas paralel dengan jumlah siswa sama yaitu dari hasil penelitian secara objektif terhadap
31, serta kedua sekolah terebut menggunakan subjek penelitian. Sebelum peneliti membuat
kurikulum yang sama yaitu KTSP. instrumen penelitian, terlebih dahulu yang per­
Populasi dalam penelitian dipilih secara lu disusun kisi-kisi umum yaitu sebuah tabel
acak atau random yaitu siswa kelas VIII SMP yang menunjukkan kaitan antara variabel yang
N 3 Gamping dan SMP N 3 Godean. Sedangkan diteliti dengan sumber data yang akan diambil,
untuk penentuan kelas yang akan diteliti dalam metode, dan instrumen yang akan digunakan.
penentuan sampel menggunakan teknik Non- Teknik yang digunakan adalah dengan obser­
probability Sampling yaitu purposive Sampling. vasi, tes, dan dokumentasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini ber­ Instrumen pengumpulan data yang
dasarkan tujuan atas pertimbangan yang sesu­ digunakan adalah dengan lembar observasi
ai dengan maksud dan tujuan dari penelitian. dan tes hasil belajar siswa. Uji hipotesis yang
Sampel yang digunakan dalam peneli­ digunakan dalam penelitian ini adalah meng­
tian ini tidak bisa dilakukan secara acak sebab gunakan MANOVA dan uji beda t-test yang di­
sudah terkelompok dalam bentuk kelas. Sam­ gunakan untuk menentukan dua sampel yang
pel dalam penelitian yaitu VIII C SMP N 3 Gode­ tidak berhubungan memiliki rata-rata yang
an yang terdiri dari 6 kelas paralel yaitu kelas A berbeda.
dengan jumlah 32 siswa, kelas B de­ngan jumlah
32 siswa, kelas C dengan jumlah 31 siswa, ke­ HASIL DAN PEMBAHASAN
las D dengan jumlah 32 siswa, kelas E de­ngan Penelitian ini adalah penelitian kuasi
jumlah 32 siswa, dan kelas F berjumlah 32 eksperimen yang dilakukan selama 1 bulan (4
siswa, sedangkan jumlah keseluruhan ada 191 kali pertemuan) sejak tanggal 14 Februari-17
siswa kelas VIII di SMP N 3 Godean. Sehingga Maret 2015, dengan durasi 2 x 40 menit setiap
didapat­kan SMP N 3 Godean sebagai kelom­ kali pertemuan. Materi pelajaran yang menja­
pok kelas kontrol dan SMP 3 Gamping sebagai di fokus penelitian ini adalah mata pelajaran
kelompok kelas eksperimen. Sekolah yang di­ Pendidikan Kewarganegaraan dengan kompe­
jadikan kelompok eksperimen yaitu yang dike­ tensi dasar menjelaskan pentingnya kehidupan
nai perlakuan, adalah SMP N 3 Gam­ping yang demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa,
terdiri dari 6 kelas paralel yaitu kelas A de­ngan dan bernegara.
jumlah 32 siswa, kelas B de­ngan jumlah 32 Penelitian dilakukan di dua sekolah ya­
siswa, kelas C dengan jumlah 31 siswa, kelas D itu SMP N 3 Gamping dan SMP N 3 Godean.
dengan jumlah 30 siswa, kelas E de­ngan jum­ Pada sekolah tersebut diperoleh jumlah kelas
lah 31 siswa, dan kelas F berjumlah 30 siswa paralel yang terdiri dari 6 kelas yaitu kelas A,
sedangkan jumlah keseluruhan ada 186 siswa B, C, D, E, dan F. Pada kedua sekolah tersebut
kelas VIII di SMP N 3 Gamping. diperoleh kelas yang sama yaitu pada kelas 8 C
Kedua kelompok tersebut diberi taha­ yang memiliki nilai hasil belajar yang rendah.
pan perlakuan sama, yaitu pertama diberi tes Instrumen yang berupa angket digunakan un­
awal, kemudian diberi pembelajaran PKn, dan tuk menilai sikap afektif siswa yang terdiri dari
terakhir diberikan tes akhir. Dalam memberi­ 20 butir pernyataan diberikan sebelum pelak­
kan pembelajaran, kedua kelompok sama-­ sanaan pembelajaran atau yang disebut dengan
sama mendapatkan pembelajaran PKn. Hanya Pre-Test dan pada akhir pelaksanaan pembela­
saja kelompok eksperimen mendapatkan per­ jaran atau Post-test. Untuk kelas eksperimen
lakuan dengan menggunakan metode VCT. Se­ dilakukan di kelas 8 C di SMP N 3 Gamping dan
dangkan untuk pembelajaran PKn pada kelom­ kelas kontrol di SMP N 3 Godean pada tahun
pok kontrol masih menggunakan pendekatan ajaran 2014-2015. Hal yang sama dilakukan
konvensional (yaitu pendekatan yang masih pada instrumen angket untuk mengukur sikap
sering digunakan guru). dari partisipasi siswa yang terdiri dari 25 butir
61
Rakhmawati Khasanah dan Suharno Pengaruh Penerapan Metode VCT (Value Clarification Technique)Terhadap Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar PKn

pernyataan yang dilakukan oleh guru mata pe­ Berdasarkan hasil analis data statistik
lajaran tersebut dalam menilai selama proses deskriptif, seperti yang ditunjukkan pada ta­
pembelajaran berlangsung. bel di bawah secara keseluruhan nilai terting­
Data dalam penelitian ini terdiri dari gi untuk hasil belajar yang dicapai oleh siswa
nilai hasil belajar dan nilai partisipasi belajar kelas eksperimen adalah 17 siswa dengan ka­
siswa. Nilai hasil belajar didapatkan dari pre- tegori sangat tinggi dan nilai terendahnya ada­
test post-test, sedangkan nilai partisipasi siswa lah kate­gori rendah dan sedang dengan jumlah
didapatkan dari penilaian guru ketika proses siswa masing-masing 2.
pembelajaran berlangsung. Skor pre-test di­ Tabel 3. Persentase Partisipasi Belajar Siswa
gunakan untuk mengetahui kemampuan awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
hasil belajar afektif siswa, sedang skor post-test Partisipasi Belajar
untuk mengetahui kemampuan akhir hasil be­ Skor Kategori Eksperimen Kontrol
lajar pendidikan kewarganegaraan siswa. 6,4516129 16,1290323
0-60 Rendah 2 5
Berdasarkan hasil analisis data statistik (6%) (6%)
deskriptif, seperti yang ditunjukkan pada tabel 61-70 Sedang 2
6,4516129
18
58,0645161
di bawah ini secara keseluruhan nilai tertinggi (7%) (58%)
untuk partisipasi belajar yang dicapai oleh sis­ 32,2580645 25,8064516
71-85 Tinggi 10 8
(32%) (26%)
wa kelas eksperimen adalah 17 siswa de­ngan
kategori tinggi dan nilai terendahnya ada­ 86- Sangat 54,8387097
17 0 0 (0%)
100 Tinggi (55%)
lah sangat tinggi namun tidak ada siswa yang
mendapatkannya.
Tabel 2. Partisipasi Belajar Siswa Kelas Eksperi-
Sedangkan secara keseluruhan nilai
mendan Kelas Kontrol tertinggi untuk hasil belajar yang dicapai oleh
Partisipasi Belajar
siswa kelas kontrol adalah 18 siswa dengan
kategori sedang dan nilai terendahnya adalah
Skor Kategori Eksperimen Kontrol
dengan kategori sangat tinggi dengan jumlah
9,67741935 19,3548387
0-60 Rendah 3 6 siswa 0 atau tidak ada yang mendapatkannya.
(10%) (19%)
35,483871 19,3548387
61-70 Sedang 11 6
(10%) (19%)
54,8387097 35,483871
71-85 Tinggi 17 11
(55%) (35%)
86- Sangat 25,8064516
- 0 8
100 Tinggi (26%)

Sedangkan secara keseluruhan nilai


tertinggi untuk hasil belajar yang dicapai oleh
siswa kelas kontrol adalah 11 siswa dengan
kategori tinggi dan nilai terendahnya adalah
dengan kategori rendah dan sedang dengan
jumlah siswa masing-masing 6.
Gambar 2. Persentase Partisipasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

Data tes yang diberikan kepada kelas


eksperimen dan kelas kontrol baik itu meng­
gunakan penilaian partisipasi dan hasil belajar
yang memiliki kesamaan pada kriteria ketun­
tasan minimum atau KKM, maka berdasarkan
hasil penelitian dan analisis statistik deskrip­
Gambar 1. Partisipasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

62
SOSIA Vol. 14, No. 1 Mei, 2017: 55-65

tif, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.10 siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
di bawah ini secara keseluruhan nilai terting­ cukup bervariasi. Hal tersebut dapat dijelaskan
gi yang dicapai oleh siswa adalah pada kelas sebagai berikut: (1) Penerapan metode VCT
eks­perimen. Pada penilaian partisipasi belajar terhadap peningkatan partisipasi belajar PKn
kelas eksperimen didapatkan peningkatan se­ siswa kelas VIII C di SMP N 3 Gamping.
banyak 26 siswa yang nilai KKMnya berada di Data tentang nilai partisipasi belajar
atas 75 sedangkan pada penilaian partisipasi PKn siswa tersebut diperoleh dengan cara
pada kelas kontrol hanya didapatkan 16 siswa memberikan angket yang berjumlah 25 per­
yang mendapatkan nilai di atas 75. nyataan. Angket tersebut diberikan kepada
Tabel 4. Partisipasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen guru sebagai pedoman untuk pemberian skor
dan Kelas Kontrol kepada siswa yang dilakukan selama proses
Nilai Eksperimen Kontrol pembelajaran. Untuk mengetahui data tentang
KKM Partisipasi Hasil Belajar Partisipasi Hasil Belajar nilai partisipasi belajar siswa, maka digunakan
≤ 75 5 21 15 29 rerata skor dari sumber penilaian siswa itu
≥ 75 26 10 16 2 sendiri baik pada kelas eksperimen dan ke­
las kontrol. Penskoran untuk skala partisipasi
Pada penilaian hasil belajar kelas eks­ belajar dalam penelitian ini memiliki rentang
perimen juga didapatkan peningkatan seba­ antara 0-100. Berdasarkan rerata skor dibuat
nyak 20 siswa yang nilai KKMnya berada di lima kategori yaitu: rendah (0-60), sedang (61-
atas 75 sedangkan pada penilaian hasil belajar 70), tinggi (71-85), dan sangat tinggi (86-100).
pada kelas kontrol hanya didapatkan 2 siswa Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan
yang mendapatkan nilai di atas 75. bahwa rata-rata hasil pengukuran partisipasi
belajar siswa kelas eksperimen paling banyak
adalah pada kategori tinggi yaitu sebanyak 17
atau 55%, sedangkan hasil analisis statistik
deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata ha­
sil pengukuran partisipasi belajar siswa kelas
kontrol paling banyak adalah pada kategori
tinggi yaitu sebanyak 11 atau 35%.
Dari data hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil dari partisipasi belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol mengalami pe­
ningkatan yang berupa jumlah nilai dari siswa.
Hasil partisipasi belajar di kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada hasil partisipasi di kelas
Gambar 3. Partisipasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol.
Kontrol Penerapan metode VCT terhadap pe­
ningkatan hasil belajar belajar PKn siswa kelas
Secara individu siswa pada kelas eks­ VIII C di SMP N 3 Gamping. Data tentang hasil
perimen dan kelas kontrol dikatakan telah belajar PKn siswa tersebut diperoleh dengan
tuntas belajarnya jika memperoleh nilai hasil cara memberikan angket yang berjumlah 20
belajar KKM 75. Melihat dari data di atas maka pernyataan. Angket yang diberikan berupa pe­
dapat disimpulkan bahwa partisipasi dan hasil nilaian pre-test dan post-test guna mengetahui
belajar siswa dengan menggunakan metode nilai awal dan akhir dari siswa. Untuk mengeta­
VCT yang dilaksanakan pada kelas eksperimen hui data tentang nilai hasil belajar siswa, maka
lebih unggul daripada kelas kontrol. digunakan rerata skor dari sumber penilaian
Hasil analisis deskriptif memperlihat­ siswa itu sendiri baik pada kelas eksperimen
kan bahwa nilai partisipasi dan hasil belajar dan kelas kontrol. Penskoran untuk skala hasil

63
Rakhmawati Khasanah dan Suharno Pengaruh Penerapan Metode VCT (Value Clarification Technique)Terhadap Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar PKn

belajar dalam penelitian ini memiliki ren­tang siswa menyimak dan memperhatikan dengan
antara 0-100. Berdasarkan rerata skor di­buat seksama. Pada saat proses pembelajaran pe­
lima kategori yaitu: rendah (0-60), sedang neliti menampilkan tayangan video mengenai
(61-70), tinggi (71-85), dan sangat tinggi (86- kartun pemilihan presiden di Indonesia sesuai
100). Pada hasil penelitian statistik deskriptif dengan topik materi terkait tentang demokra­
menunjukkan bahwa rata-rata hasil penguku­ si. Siswa sangat antusias dan aktif dalam ber­
ran hasil belajar siswa kelas eksperimen pa­ diskusi serta dalam mempresentasikan tugas
ling banyak adalah pada kategori sangat tinggi kelompok, mereka senang dan semangat da­
yaitu sebanyak 17 atau 55%, sedangkan hasil lam bertanya, mengemukakan pendapat, serta
analisis statistik deskriptif menunjukkan bah­ memberikan tanggapan. Sebagai penghargaan
wa rata-rata hasil pengukuran hasil belajar kepada siswa yang aktif berpartisipasi dalam
siswa kelas kontrol paling banyak adalah pada proses pembelajaran maka diberikanlah re-
kategori sedang yaitu sebanyak 18 atau 58%. ward. Selain itu, metode pembelajaran VCT
Dari data hasil penelitian menunjukkan bah­ memiliki beberapa keunggulan atau manfaat
wa penelitian pada kelas eksperimen dan kelas seperti berikut ini, yakni: mampu membina
kontrol mengalami peningkatan yang berupa dan mempribadikan nilai dan moral, mampu
meningkatnya nilai dari siswa. mengklarifikasi dan mengungkapkan isi dari
Berdasarkan besarnya pengaruh selisih pesan materi yang disampaikan, mampu me­
rata-rata skor dan jumlah siswa antara kelas nilai kualitas nilai moral diri siswa serta moral
ekperimen dan kelas kontrol, sebagai kelas dalam kehidupan nyata, dan mampu memberi­
eksperimen yaitu kelas yang dilaksanakannya kan pengalaman belajar dalam berbagai ke­
perlakuan dengan pembelajaran menggunakan hidupan. Pembelajaran dengan menggunakan
metode VCT, maka dapat disimpulkan bahwa metode VCT ini bertujuan untuk meningkatkan
peningkatan rerata skor dan jumlah tersebut partisipasi dan hasil belajar dari siswa. Metode
pada kelas eksperimen disebabkan karena VCT dianggap sangat cocok diterapkan dalam
penggunaan metode pembelajaran VCT dalam pembelajaran PKn, karena mata pelajaran PKn
proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan mengemban misi untuk membina nilai, moral,
kajian teori yang sudah dikemukakan bahwa sikap perilaku siswa, disamping membina ke­
metode VCT memiliki keunggulan yang men­ cerdasan (knowledge) siswa.
dukung keberhasilan pembelajaran. Metode Proses pembelajaran yang berlangsung
VCT dikatakan lebih efektif atau lebih ber­ dengan baik akan mendukung keberhasilan
pengaruh terhadap partisipasi dan hasil bela­ dari suatu pembelajaran. Maka dari itu, peneli­
jar siswa karena dengan metode ini diberikan tian ini bertujuan untuk meningkatkan partisi­
penanaman nilai yang lebih ditekankan kepada pasi dan hasil belajar dari siswa. Berdasarkan
siswa dan terkesan lebih menarik dalam pro­ hasil pengamatan peneliti bahwa siswa le­bih
ses pembelajaran. Pengaruh positif tersebut termotivasi dalam mengikuti proses pem­
diantaranya adalah: menyimak atau memper­ belaja­ran dengan menggunakan metode VCT,
hatikan penjelasan guru, antusias atau aktif karena siswa diberikan kebebasan untuk
dalam berdiskusi, semangat dalam bertanya, mencari bahan atau materi yang sesuai serta
berani mengemukakan pendapat, berani mem­ mengklarifikasinya bersama teman-temannya.
berikan tanggapan, lebih termotivasi, serta Selain ini dengan menggunakan meode VCT
lebih menghargai ketika proses pembelajaran ini siswa merasa senang dan bisa menggali ke­
berlangsung. mampuannya.
Pada saat proses pembelajaran ber­ Berdasarkan hasil analisis deskriptif
langsung siswa dapat lebih kritis mengenai ka­ dan pengujian hipotesis di atas dapat disim­
sus yang disajikan oleh peneliti dan kasus yang pulkan bahwa meningkatnya partisipasi dan
dicari oleh siswa sendiri. Hal tersebut disebab­ hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penera­
kan karena pada saat peneliti menerangkan pan metode VCT dalam proses pembelajaran.

64
SOSIA Vol. 14, No. 1 Mei, 2017: 55-65

De­ngan demikian, tujuan penerapan metode wa penelitian pada kelas eksperimen dan kelas
VCT untuk meningkatkan partisipasi dan hasil kontrol mengalami peningkatan yang berupa
belajar siswa serta membuat proses pembela­ jumlah nilai dari siswa. (4) Rata-rata penguku­
jaran menjadi lebih menarik dan mengesankan ran hasil belajar siswa kelas eksperimen paling
bagi siswa dapat terwujud dan terpenuhi. Hasil banyak adalah pada kategori sangat tinggi yaitu
penelitian ini telah membuktikan bahwa pem­ sebanyak 17 atau 55%, sedangkan hasil belajar
belajaran dengan menggunakan metode VCT siswa kelas kontrol paling banyak adalah pada
le­
bih berpengaruh positif, lebih efektif atau kategori sedang yaitu sebanyak 18 atau 58%.
lebih baik dibandingkan dengan pembelaja­ Dari data hasil penelitian menunjukkan bah­
ran de­ngan menggunakan metode konvensio­ wa penelitian pada kelas eksperimen dan kelas
nal ter­hadap peningkatan partisipasi dan hasil kontrol mengalami peningkatan yang berupa
belajar siswa di SMP. Oleh karena itu, metode meningkatnya nilai siswa. (5) Melalui metode
pembelajaran VCT dapat dijadikan sebagai VCT, akan memudahkan dalam mengungkap
salah satu metode pembelajaran yang dapat sikap, nilai dan moral siswa terhadap suatu ka­
digunakan dalam pembelajaran PKn di SMP. sus yang disajikan oleh guru.
Selain itu dengan diterapkannya metode VCT
dapat (1) meningkatkan kesadaran siswa ten­ UCAPAN TERIMA KASIH
tang suatu nilai, (2) membina kesadaran siswa Kami ucapkan terima kasih kepada civi­
tentang nilai-nilai yang dimiliki, (3) menanam­ tas SMP N 3 Gamping dan SMP N 3 Godean atas
kan nilai-nilai tertentu secara rasional, (4) me­ dukungan moral dan semangat. Kami juga me­
latih cara menilai, menerima, dan mengambil ngucapkan terima kasih kepada para informan
keputusan suatu persoalan, dan (5) mengajar­ yang terlibat dalam penelitian ini. Terima kasih
kan siswa untuk berfikir kritis. kepada redaksi yang telah mempublikasikan
artikel hasil penelitian ini sehingga penelitian
SIMPULAN ini dapat dibaca oleh berbagai kalangan.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
maka diperoleh kesimpulan sebagai be­rikut: DAFTAR PUSTAKA
(1)Terdapat pengaruh positif penerapan Adisusilo, S. 2012. Pembelajaran nilai-nilai
metode pembelajaran VCT terhadap pening­ karakter konstruktivisme dan VCT sebagai
katan partisipasi belajar PKn kelas VIII di SMP inovasi pendekatan pembelajaran afektif. Ja­
N Kabupaten Sleman, dengan nilai signifikansi karta: Rajawali Press.
0,05. (2) Terdapat pengaruh positif penerapan Lubis, M. 2008. Evaluasi pendidikan nilai
metode pembelajaran VCT terhadap peningka­ perkembangan moral keagamaan maha-
tan hasil belajar PKn kelas VIII di SMP N Ka­ siswa PTAIN. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
bupaten Sleman, dengan nilai signifikansi 0,05. Offset.
(3) Rata-rata hasil pengukuran partisipasi be­ Soewandi, S. 2005. Perspektif pembelajaran
lajar siswa kelas eksperimen paling banyak berbagai bidang studi. Yogyakarta: Univer­
adalah pada kategori tinggi yaitu sebanyak 17 sitas Sanata Darma.
atau 55%, sedangkan hasil partisipasi belajar Tukiran, T., Faridli, E.M., Harmianto, S., 2012.
siswa kelas kontrol paling banyak adalah pada Metode-metode pembelajaran inovatif.
kategori tinggi yaitu sebanyak 11 atau 35%. Bandung: Alfabeta.
Dari data hasil penelitian menunjukkan bah­

65

Anda mungkin juga menyukai