ADBI4336/Hukum Ketenagakerjaan
Soal no 1
Sumber: https://money.kompas.com/read/2020/11/02/201543326/pengusaha-
kenaikan-upah-minimum-menimbulkan-masalah-baru
Bila diteliti lebih jauh, penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta
menghilangkan problem gaji dan upah. Berikan analisis anda, mengapa
penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta menghilangkan problem
gaji/upah ini!
Jawab:
Umr dan Umd merupakan sebuah ketentuan upah dari pemerintah yang diberikan pelaku
usaha kepada buruh. Namun hal ini masih juga bermasalah terhadap gaji buruh karena
1. biaya hidup buruh yang beragam sehingga terkadang umr dan umd tidak cukup untuk
biaya hidup mereka
2. beberapa pengusaha menolak karena beberapa pekerja memiliki pekerjaan yang
mudah sedangkan gaji tinggi harus tetap dibayar
3. masih kurangnya pelatihan pekerja untuk meningkatkan kualitas pekerjaannya
4. umr dan umd tidak sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan misalnya pekerjaannya
terlalu berat tetapi gajinya tidak seberapa.
pah minimun bagi pekerja sangat penting bagi kedua belah pihak baik pengusaha dan juga
para pekerja dengan adanya penetapan upah minimum maka akan terjalin kerjasama yang
sehat antar keduanya. manfaat penetapan upah minimum antara lain :
Soal no 2
Angel bekerja pada perusahaan Distribusi Buku sekolah. Sebelum diterima bekerja
di perusahaan tersebut, Angel telah menandatangani Surat Pernyataan tidak akan
hamil selama masa percobaan 2 tahun. Namun setelah 1 tahun bekerja Angel yang
baru saja menikah hamil. Atas dasar permasalahan tersebut Angel di PHK dari
perusahaan tempat ia bekerja
Jawab:
Menurut saya Bisa, bisa saja di benarkan karena Aturan yang mengatur tentang jam kerja
dapat kita lihat dalam Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan) dalam pasal 77 dan 76. Disebutkan dalam pasal 77 bahwa untuk waktu satu
minggu kerja bisa diadakan untuk 6 (enam) hari atau 5 (lima) hari kerja. Kalau memilih satu
minggu dengan 6 (enam) hari kerja maka perhari nya adalah 7 (tujuh) jam; sedangkan untuk
satu minggu dengan 5 (lima) hari kerja maka perhari nya adalah 8 (delapan) jam. Sektor-
sektor usaha atau pekerjaan tertentu dapat diadakan pengecualian, yang diatur lebih lanjut
dalam Keputusan Menteri yang terkait.
Dalam UU Ketenagakerjaan dikenal dua bentuk hubungan kerja yaitu hubungan kerja dengan
waktu tidak tertentu dan hubungan kerja dengan waktu tertentu. Hubungan kerja waktu tidak
tertentu biasanya disebut juga sebagai pekerjaan tetap atau yang saudara sebut sebagai
kontrak permanen. Perjanjian kerja waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui
(ps.59 ayat 3) dengan jangka waktu diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya
boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun (ps.59 ayat 4).
Ketentuan tentang perpanjangan dan pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu ini tatacara
diatur dalam ayat 5 dan 6 ps.59 UU Ketenagakerjaan. Ayat 5 menyatakan bahwa Pengusaha
yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling lama 7
(tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan
maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan. Dan ayat 6 nya
menyebutkan bahwa pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah
melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu
tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1
(satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun. Bila ketentuan dalam perpanjangan dan
pembaharuan ini tidak dilakukan atau dilanggar, maka akan berakibat demi hukum perjanjian
kerja waktu tertentu (kontrak) berubah menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu (tetap/
kontrak permanen).
Soal no 3
Husni bekerja pada perusahaan PT. Mundur Selalu sebagai Design grafis dengan
skema Perjanjian Kerja Waktu Tertentu selama 2 tahun. Setelah 2 tahun perjanjian
kerja Husni berakhir, dan Husni menuntut diangkat sebagai karyawan tetap. Atas
permasalahan tersebut, Husni membuat pengaduan ke Dinas Ketenagakerjaan
daerah setempat.
Jawab:
pasal 154A ayat (1) UU 13/2003 jo. UU 11/2021 dan pasal 36 PP 35/2021 juga mengatur
berbagai alasan PHK dapat dilakukan/diperbolehkan.