Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DOSEN PENGAMPU
Dr. Sudi Prayitno, M. Si.

DISUSUN OLEH
LISA ULANDARI E1R020068
MUH. SUBAKTI ATMAJA E1R020080
MULYA LESTARI E1R020086
MUTMAINNAH E1R020087

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Strategi Pembelajaran Matematika di Universitas Mataram.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Selain
itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu.

Masbagik, 19 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat .................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ....................................................................... 2
2.2 Sejarah Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ............................................................................ 2
2.3 Ciri-ciri Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ........................................................................... 3
2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ............................................................ 3
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ............................................ 5
2.6 Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika .................. 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 8
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pendidikan ialah
“homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang menekankan bahwa manusia
adalah makhluk sosial. Model pembelajaran Jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran
kooperatiff dimana siswa (bukan guru) yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
pelaksanaan pembelajaran. Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning
Technic Jigsaw” bahwa metode pembelajaran koopertif teknik Jigsaw tidak sama dengan
sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Dengan model pembelajaran Jigsaw, diharapkan dapat memfasilitasi keterlibatan siswa
dalam aktivitas belajar yang tinggi, serta siswa diharapkan mampu menunjukan kreativitasnya,
maka proses pembelajaran akan dirasakan mudah serta disenangi oleh siswa. Pendekatan ini
seperti menjadi jawaban dalam berbagai kegiatan mengembangkan pemahaman, kemampuan,
keterampilan dan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran, menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Di samping itu siswa juga
merasa dihargai dan diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka penulis berinisiatif untuk membuat
makalah dengan judul sebagai berikut: “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
2. Apa sejarah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
3. Apa ciri-ciri model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
4. Apa saja langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
5. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
6. Bagaiamana penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw dalam pembelajaran matematika?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Untuk mengetahui sejarah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
6. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam
pembelajaran matematika.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil pembahasan ini adalah dapat memberikan informasi
tentang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw serta penerapannya dalam pembelajaran
matematika agar bisa meningkatkan hasil belajar matematika.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Dari sisi etimologi, kata Jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau
memotong” dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle, yaitu sebuah teka teki yang
menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini mengambil pola cara
bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara
bekerja sama antar kelompok dengan silangan siswa kelompok lain (kelompok ahli) untuk
mencapai tujuan bersama.
Arends (2001) mengemukakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang secara heterogen, bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif serta
bertanggung jawab terhadap ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari/dikuasai
kemudian menyampaikan materi yang telah dikuasainya tersebut kepada kelompok yang lain.
Model ini diterapkan bila materi yang dikaji dalam bentuk narasi tertulis, misalnya kajian-
kajian sosial, sastra dan bagian sains yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan
keterampilan. Model ini mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Setiap
anggota kelompok memahami dan mendalami sesuatu, kemudian digabung menjadi satu
dengan anggota-anggota yang lain untuk memperoleh pemahaman yang utuh.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebuah model
belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil, seperti yang diungkapkan. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini setiap
siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok
ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap anggotanya diberi nomor kepala
1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok asal berkumpul pada suatu kelompok yang
disebut kelompok ahli.
2.2 Sejarah Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Teknik Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang pertama kali
diterapkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas pada tahun 1971 dan
dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya penelitian ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi
rasa kompetisi pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di
Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu
pun memunculkan intervensi dari sekolah-sekolah untuk menghilangkan masalah tersebut.
Didalam suatu kelas banyak pembelajar Amerika keturunan Afrika, keturunan Hispanik
(Latin), dan pembelajar kulit putih Amerika untuk yang pertama kalinya berada dalam sebuah
kelas bersamasama. Situasipun semakin memanas dan mangancam lingkungan belajar mereka.
Kemudian pada tahun 1971 Aronson dan teman-temannya menciptakan Jigsaw dan
mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Eksperimen ini terdiri dari membentuk
kelompok pembelajaran (kelompok Jigsaw) dimana tiap pembelajar tergantung kepada
anggota kelompoknya untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian.

2
Tanpa memandang ras, mereka digabungkan menjadi sebuah grup dan wajib berkerjasama
diantara anggotanya agar mencapai sukses akademik. Ketika dibandingkan dengan kelas
tradisional dimana pembelajar-pembelajar bersaing secara individu, pembelajar-pembelajar di
dalam kelas Jigsaw menunjukkan diskriminasi yang lebih rendah, timbulnya rasa percaya diri,
dan prestasi akademik yang meningkat. Akhirnya usaha keras Aronson dan teman-temannya
berhasil dengan sukses, maka kemudian metode Jigsaw ini diadaptasikan oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins.
2.3 Ciri-ciri Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Arends (2008: 13) menyatakan bahwa ciri-ciri Jigsaw yaitu sebagai berikut:
a. setiap anggota memiliki peran, tanggung jawab dalam belajar;
b. terjadinya hubungan langsung antara siswa dalam diskusi kelompok;
c. pembagian kelompok secara hitrogen yang artinya tidak membeda-bedakan dari segi
kecerdasan, jenis kelamin dan agama, tidak lebih dari 4-6 anggota;
d. saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi
pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain; dan
e. guru berinteraksi kepada kelompok diskusi saat diperlukan.
Disebutkan Kisworo dalam Permatasari (2010: 8-9), ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah:
a) Belajar bersama dengan teman.
b) Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman.
c) Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok.
d) Belajar dari teman yang berbeda kelompok.
e) Belajar dalam kelompok kecil.
f) Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat.
g) Keputusan tergantung pada siswa sendiri.
h) Siswa aktif.
2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe Jigsaw

NO LANGKAH-LANGKAH KETERANGAN

1 Presentasi kelas Guru membagi kelompok asal, menjelaskan materi


pengantar kemudian membagi materi pelajaran menjadi
sub-sub bagian materi yang harus dikuasai masing-
masing anggota kelompok asal.

2 Bekerja di kelompok ahli Anggota dari masing-masing kelompok asal yang


mendapat topik materi yang sama berkumpul dan

3
berdiskusi bersama (kelompok ini disebut kelompok
ahli).

3 Bekerja di kelompok asal Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk
mengajarkan kepada temannya apa yang telah dipelajari
pada kelompok ahli.

4 Kuis Peserta didik mengerjakan kuis atau tugas lain secara


individual yang berisi semua materi yang dipelajari.

5 Skor kemajuan individual Menghitung skor perkembangan yang didapatkan


dengan cara membandingkan skor dasar dengan skor
kuis melalui kriteria yang telah ditetapkan.

6 Penghargaan kelompok Skor kelompok diperoleh dari jumlah skor


perkembangan masing-masing anggota kelompok.
Kelompok mendapat penghargaan sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.

Kegiatan guru Langkah Kegiatan siswa


1. Siapkan materi Kajian materi Duduk dalam kelas
2. Bentuk kelompok Kelompok asal Berbagi tugas, setiap anggota
mengkaji materi yang
berbeda
3. Kelompokkan siswa Diskusi kelompok ahli Keluar dari kelompoknya
berdasarkan tugas menuju tim ahli
kajian materi
4. Bimbingan diskusi Diskusi dengan kelompok
lain
5. Kelompokkan siswa Laporan kelompok asal Kembali ke kelompok asal
pada kelompok asal
6. Bimbingan diskusi Setiap anggota menyajikan
kelompok materi yang sudah dikaji
kepada anggota lain
7. Guru memberikan Murid bertanya kepada guru
kesempatan pada tentang apa yang tidak
siswa yang lain untuk dimengerti
bertanya
8. Berikan kuis Kuis Ikuti kuis

4
9. Hitung skor kuis/ Penghargaan kelompok Menerima penghargaan
berikan penghargaan

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw


a) Kelebihan
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebagai berikut: (1) Dapat
menumbuhkan semangat kerja sama dan kegairahan dalam belajar bagi siswa, (2)
Meningkatkan motivasi, saling menghargai antara sesama siswa, (3) Memberikan peluang
untuk menyampaikan gagasan secara terbuka karena jumlah siswa yang terbatas dalam
setiap kelompok, (4) Melatih siswa agar mampu berkomunikasi secara efektif.
Menurut Shoimin kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga
dijelaskan dalam sebagai berikut: 1) memungkinkan murid dapat mengembangkan
kreativitas, kemampuan, dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri, 2)
hubungan antara guru dan murid dapat berjalan secara seimbang dan memungkinkan
suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan harmonis, 3) memotivasi
guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif, 4) mampu memadukan berbagai pendekatan
belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok, dan individual (2014:93).
b) Kekurangan
Beberapa hal yang bisa menjadi kekurangan aplikasi model pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw di lapangan adalah: a) Prinsip utama pembelajaran ini adalah peer
teaching, yaitu pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena
perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain,
b) apabila peserta didik yang tidak memiliki rasa percaya diri, sulit meyakinkan siswa
untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, c) butuh waktu yang cukup
dan persiapan yang matang sebelum model ini bisa berjalan dengan baik, d) siswa yang
aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskus, e) siswa
yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk
menjelaska materi apabila ditunjuk sebagai tanaga ahli, f) siswa yang cerdas cenderung
merasa bosan, g) pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan kelompok
yang anggotanya lemah semua, h) siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan
untuk mengikuti proses pembelajaran (Roy Killen dalam Hamdayama, 2014:89-90).
Sedangkan kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut
Shoimin adalah sebagai berikut: 1) jika guru tidak mengingatkan siswa agar selalu
menggunakan keterampilan keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing,
dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi, 2) jika anggota
kelompoknya kurang, akan menimbulkan masalah, 3) membutuhkan waktu yang lebih
lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu
untuk mengubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan (2014:93-94).

5
2.6 Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika
Dalam penerapan Jigsaw, peserta didik dibagi berkelompok dengan 3 s. d. 6 anggota
kelompok belajar heterogen (kelompok ini disebut sebagai kelompok asal). Materi
pembelajaran diberikan kepada peserta didik dalam bentuk teks. Setiap anggota kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan yang diberikan guru.
Sebagai contoh, dalam pembelajaran matematika, jika materi yang diajarkan adalah
“sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV)”, maka dalam kelompok tersebut ada yang
bagian mempelajari penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik, ada yang
mempelajari penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi, dan ada
mempelajari penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.
Anggota dari kelompok lain yang mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi
tentang topik tersebut. Kelompok ini di sebut dengan kelompok ahli. Dengan demikian
terdapat kelompok ahli grafik, ahli subtitusi, dan ahli eliminasi. Selanjutnya anggota kelompok
ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan kepada anggota kelompok asal yang lain
apa yang telah dipelajari di dalam kelompok ahlinya. Setelah proses diskusi tersebut selesai
dilakukan, kemudian peserta didik diberi kuis secara individual mengenai semua materi yang
telah dipelajari. Penskoran dalam Jigsaw ini sama dengan penskoran pada STAD.
Selain itu, contoh penerapan model jigsaw untuk siswa SMP pada materi Persamaan Linier
Satu Variabel di kelas VII SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, yaitu:
Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan awal yaitu mempersiapkan siswa untuk
belajar, kemudian siswa melakukan kegiatan rutin dan kemudian guru melakukan apersepsi,
menginformasikan tujuan serta langkah-langkah pembelajaran.
1. Guru Mendeskripsikan Persiapan
Guru menampilkan slide dengan deskripsi yang terjadi dalam kehidupan. Kemudian guru
mengingatkan kembali kepada siswa tentang konstanta dan variabel.
2. Guru memberikan permainan tentang persamaan linear satu variabel
Guru memberikan permainan yaitu diskusi dalam kelompok tentang persamaan linear satu
variabel dengan memberikan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan.
Sebelumnya, siswa diberi penguatan dengan bermain game secara demonstrasi.
3. Konfimasi
Siswa dibagikan kedalam beberapa kelompok. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Siswa mengerjakan
LKS sesuai dengan masalah yang telah ditentukan. Guru memberikan arahan kepada
siswauntuk mengisi LKS.
4. Refleksi
Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik. Guru memberikan tambahan / masukan
untuk melengkapi jawaban yang masih dirasa kurang. Siswa pada
tahap ini melakukan presentasi di depan kelas.
5. Evaluasi
Guru memberikan tes individu sebagai tes kemampuan pengetahuan setiap peserta didik.

6
Soal yang diberikan soal yang berhubungan topik yang dipelajari hari itu Siswa di dalam
kelas tidak pasif sangat aktif dengan kegiatan yang diberikan. Semua siswa tidak ada yang
duduk termenung mengenang nasib dan yang jalan-jalan tidak jelas. Terjadi interaksi sosial
yang sangat tinggi antara siswadengan guru dan antara siswa dengan peserta didik.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu model pembelajaran alternatif yang
berasaskan gotong royong dimana siswa dikelompokkan dalam sebuah grup dan setiap siswa
bertugas mempelajari suatu materi yang nantinya akan didiskusikan terhadap siswa lain. Tipe
ini mensyaratkan adanya kelompok asal dan kelompok ahli. Banyaknya kelompok ahli
tergantung pada banyaknya sub materi yang akan dibahas. Anggota kelompok asal
didelegasikan ke kelompok ahli untuk membahas materi tertentu. Setelah diskusi kelompok
ahli selesai, berikutnya anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya untuk
menjelaskan kepada anggota yang lain dalam kelompok asalnya.
3.2 Saran
a. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw perlu dilakukan terutama oleh pengajar
karena dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Guru atau peneliti yang ingin menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
hendaknya mempersiapkan secara matang materi yang akan disampaikan dan mampu
mengelola kelas sehingga hasil dapat dicapai secara maksimal.
c. Hendaknya metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat diterapkan dalam setiap
pembelajaran yang sesuai, karena selain dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar,
peserta didik juga akan mendapatkan variasi pembelajaran sehingga mengurangi
kejenuhan dan meningkatkan semangat peserta didik dalam belajar.

8
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ramli. (2017). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pada Mata Pelajaran Kimia Di Madrasah Aliyah. Lantanida Journal, 5(1), 13-28.
Arends, R. I. (2008). Learning To Teach, Belajar Untuk Mengajar Edisi ketujuh/jilid I, Buku Satu.
Pustaka Belajar: Yogyakarta.
Arends, Richard I. (2000). Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill
Companies, Inc.
Barkah, Januar. (2018). “Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw terhadap Minat Belajar Sejarah
Peserta didik di SMK Kharismawita Jakarta Selatan”. Jurnal Candrasangkala, Vol. 4, No.
1. Hal 21-25.
Dazrullisa, D. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
Meningkatkan Kreatifitas dan Motivasi pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel di
Kelas VII SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh. MAJU: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 2(1). Hal 1-9.
Haliza, Wida. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Melatih Berpikir Kritis
Siswa Dalam Upaya Membangun Karakter Peserta Didik. Universitas Lambung
Mangkurat: Banjarmasin.
Kurniawan, A. P. (2015). Strategi pembelajaran Matematika: buku perkuliahan Program S-1
Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel
Surabaya. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai