Anda di halaman 1dari 19

SOP SISTEM PERNAFASAN

Dosen Pembimbing
Ns.Nuh Huda, M.Kep.,Sp.KMB

Oleh

Laila Ananda Rachmayani Santoso


NIM. 2010059

PRODI S-1 KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
TA. 2021/2022
SOP TERAPI O2
Terapi oksigen adalah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial
oksigen pasa inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal
Pengertian
kanul, simple mask, rbm mask dan nrbm mask.

1. Mengatasi hipoksemia/hipoksida
Tujuan 2. Untuk mempertahankan metabolism dan meningkatkan oksigen
3. Sebagai tindakan pengobatan
Terapi ini dilakukan pada penderita :
- Dengan anoksia atau hipoksia
- Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan
- Selama dan sesudah dilakukan narcose umum
Indikasi
- Mendapat trauma paru
- Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu
- Dalam keadaan coma

1. Tabung
2. Humidifier
3. Nasal kanule
4. Flow meter
5. Handscoon
Persiapan Alat
6. Plester
7. Gunting
8. Pinset
9. Kasa steril
10. Baki atau trolly yang berisi
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen (sesak nafas,
nafas cuping hidung, penggunaan otot pernafasan tambahan,
Persiapan
takikardi, gelisah, bimbang dan sianosis).
Perawat
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan.
1. Menyapa pasien (ucapkan salam)
Persiapan Pasien 2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Pesien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
Langkah Tahap Pra interaksi
Langkah  Pertama, anda harus mengidentifikasi kebutuhan pasien akan
oksigen. Yaitu mengukur respirasi rate dalam 1 menit, dan
mengukur saturasi oksigennya. Pastikan orang yang akan diberikan
terapi tepat sasaran.
 Lakukan cuci tangan yang benar, yaitu dengan 6 langkah dan 4
gerakan.
 Persiapkan peralatan yang telah disebutkan diatas, sesuaikan juga
dengan ketersediaan alat, dan kebutuhan pasien.
Tahap Orientasi
 Ucapkan salam kepada pasien, serta panggil nama pasien untuk
meningkatkan keakraban dan kepercayaan
 Jelaskan juga tujuan dilakukan tindakan dan berbagai hal tentang
informasi tindakan. Baik ketidaknyamanan dan manfaatnya.
 Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya tentang tindakan
yang akan dilakukan. Jika klien tidak mau diberikan tindakan,
jelaskan kembali manfaat dan dampak yang akan timbul. Jika
masih menolak, sebaiknya minta tanda tangan untuk persetujuan
penolakan tindakan. Hal ini akan berguna bagi anda, jika anda
mendapat masalah dengan hukum.
Tahap Kerja
 Atur posisi pasien senyaman mungkin, dalam hal ini, posisi yang
paling tepat adalah posisi semi fowler. Karena dengan posisi ini,
pernapasan akan terjadi secara maksimal.
 Pasang berbagai peralatan yang telah tadi disediakan. Hubungkan
antara oksigen dengan flow meter dan humidifier. Hubungkan juga
dengan selang oksigen.
 Nyalakan oksigen dengan aliran yang sudah sesuai dengan rencana
tindakan (advis).
 Periksa apakah oksigen mengalir dengan baik atau tidak.
 Sambungkan nasal kanul, kateter kanul, atau mask dengan selang
oksigennya.
 Pasangkan nasal kanul, kateter kanul, atau mask dengan hidung
pasien.
Catatan atau cara pemasangan :

Dalam pemberian oksigen dengan nasal kanul, masukan ujung lubang


nasal kanul tetap masuk kedalam 2 lubang hidung pasien. Selanjutnya
eratkan selang baik kebelakang kepala, atau mengikat ketelinga dan dagu.

Sedangkan untuk pemasangan oksigen dengan kateter nasal, yaitu ukur


terlebih dahulu jarak kateter dari hidung ke lubang telinga, lalu tandai area
tersebut dengan plester. Olesi ujung kateter dengan jely dan masukan ke
salah satu lubang hidung secara perlahan sampai masuk pada bagian yang
ditandai tadi. Untuk melihat letak selang, buka mulut klien dengan tong
spetel dan senter, lalu tarik sedikit agar tidak terlalu panjang, rekatkan
dengan plaster pada bagian hidung agar tidak lepas.

Pemasangan mask oksigen lebih simple, yaitu anda hanya perlu


memasangkan mask menutupi hidung dan mulut, lalu kaitkan tali
kebelakang kepala pasien.

 Kaji respon pasien terhadap tindakan yang telah dilakukan,


pengkajian dilakukan setelah 15 sampai 30 menit dari pemasangan.
Hal-hal yang perlu dikaji yaitu gerakan dada, respirasi rate,
kenyamanan, saturasi oksigen, dan sebagainya sesuai kebutuhan.
 Setelah 30 menit pemasangan, periksa kembali aliran dan cairan
humidifier, pastikan dalam tabung humidifier terisi air.
 Kaji pasien secara berkala untuk mengetahui adanya hipoxia,
cemas, gelisah, dan sebagainya.
 Kaji juga apakah terdapat iritasi pada hidung pasien. Berikan cairan
ataupun pelumas, untuk melemaskan membran mukosa.
 Catat Permulaan terapi oksigenasi dan hasil pengkajian

 Evaluasi kembali pasien setelah dilakukan tindakan, tanyakan juga


bagaimana respon pasien setelah diberikan tindakan.
 Hasil data yang terkumpul di dokumentasikan untuk kebutuhan
tindakan selanjutnya.
Evaluasi  Kontrak dengan pasien untuk tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
 Bereskan peralatan dan akhiri kegiatan
 Lakukan cuci tangan kembali setelah selesai tindakan

Gambar

Putrie Lalla. (2019). STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMASANGAN OKSIGEN O. Academia.edu.

https://www.academia.edu/36493144/STANDAR_OPERASIONAL

_PROSEDUR_PEMASANGAN_OKSIGEN_O

PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN (O2). (2012). Blogspot.com.


Referensi https://teguhsubianto.blogspot.com/2009/07/prosedur-pemberian-

oksigen-o2.html

Ari Amd.Kep. (2020, March 19). SOP pemberian dan pemasangan

Oksigen • Positif62. Positif62. https://positif62.com/sop-pemberian-

dan-pemasangan-oksigen/
SOP NEBULAIZER
Pengertian Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan
dahak dan melonggarkan jalan nafas
Tujuan 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan/ ekspektoran
2. Melonggarkan jalan nafas/ bronkodilator
3. Selaput lendir pada saluran nafas menjadi tetap lembab
4. Mengobati peradangan pada saluran pernafasan bagian atas
Indikasi Nebulasi dilakukan pada penderita yang mengalami:
a. Asma atau empisema
b. Bronkospasme akut
c. Produksi sekret berlebihan
d. Batuk disertai sesak napas
e. Epiflotitis
f. Iritasi kerongkongan
g. Radang selaput lendir saluran pernafasan bagian atas
h. Pneumonia

Kontraindikasi Nebulasi tidak dilakukan pada klien dengan:


a. Tekanan darah tinggi (autonomic hiperrefleksia)
b. Nadi yang meningkat atau takikardi
c. Riwayat reaksi yang tidak baik dari pengobatan
d. Trakeotomi
e. Fraktur di daerah hidung
f. Post pneumonectomy
Persiapan Alat
1. Main unit/ mesin
2. Air hose (selang)
3. Nebulizer kit (masker, mouthpiece, cup)
4. Obat-

5. Obat bronkodilator
6. Bengkok 1 buah
7. Tissue
8. Spuit 5 cc
9. Aquades
10. Tissue

Model Nebulizer Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer compressors). Memberikan


tekanan udara dari
pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair yang akan memecah cairan ke
dalam bentuk
partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke saluran
pernafasan.
b. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer) menggunakan gelombang
ultrasound untuk
secara perlahan mengubah dari bentuk obat cair ke bentuk uap atau
aerosol basah.
c. Nebulizer generasi baru (a new generation of nebulizer) digunakan
tanpa menggunakan
tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil, dioperasikan
dengan menggunakan
baterai dan tidak berisik.
Persiapan PasienM Memberi salam dan memperkenalkan diri
2.      Menjelaskan tujuan
3.      Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
4.      Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
5.      Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
B.     Persiapan Lingkungan

Langkah Langkah Tahap Pra Interaksi


 Pertama, identifikasi kebutuhan klien akan nebulisasi.
 Lakukan Cuci tangan yang benar dengan 6 langkah 4 gerakan
 Siapkan peralatan yang dibutuhkan, pastikan obat yang digunakan
sesuai resep dokter.
Tahap Orientasi
 Beri salam kepada klien, dan pastikan untuk memanggil nama
klien, hal ini untuk mempererat kepercayaan dan membangun
hubungan.
 Selanjutnya, jelaskan tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
kepada klien. Pastikan menjelaskan prosedur tindakan dengan
bahasa yang jelas dan dimengerti oleh klien.
 Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya tentang prosedur
yang dilakukan, jika klien menolak tindakan yang akan dilakukan,
jelaskan kembali manfaat dan kerugian dari pemberian nebulisasi.
Tahap Kerja
 Pertama, pastikan klien mendapatkan privacy seperti menutup
gorden kamar tidur, menutup pintu dan sebagainya.
 Atur posisi klien, dimana posisi yang paling tepat dalam
melakukan nebulisasi adalah posisi duduk.
 Dekatkan berbagai peralatan didekat pasien (set nebulisasi dan
sebagainya), hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam
tindakan terapi nebulisasi.
 Langkah selanjutnya yaitu mengisi nebulator dengan aquades
sesuai takaran yang sudah ditentukan (umumnya 5 cc, namun tentu
disesuaikan dengan kebutuhan)
 Setelah itu, Masukan obat kedalam nebulator tersebut.
 Pasang mask menutupi seluruh hidung dan mulut klien.
 Setelah mask terpasang, hidupkan alat nebu, dan minta klien untuk
terus menghirup napas dalam.
 Setelah obat habis, (biasanya 15 menit atau sudah tidak terlihat
adanya uap). Matikan alat nebu, dan buka mask dari hidung /
mulut klien.
 Bersihkan mulut serta hidung klien dengan tisue yang telah tadi
siapkan.

Evaluasi  Evaluasi hasil tindakan atau perasaan klien seperti merasa lebih
lega dan sebagainya.
 Selanjutnya, dokumentasikan hasil terapi.
 Lakukan kontrak dengan klien perihal tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya.
 Pamit kepada klien, dan bersihkan peralatan yang telah digunakan
 Lakukan cuci tangan kembali.

Gambar

Referensi
Unknown. (2021, November 30). SOP NEBULIZER. Blogspot.com.

https://sopkeperawatan.blogspot.com/2014/05/sop-nebulizer.html

radenayu suciarianni. (2019). SOP NEBULIZER. Academia.edu.

https://www.academia.edu/11980258/SOP_NEBULIZER

Ari Amd.Kep. (2020, March 14). SOP Nebulisasi : Terapi Nebu atau

Inhalasi Uap • Positif62. Positif62. https://positif62.com/sop-

nebulisasi-terapi-nebu-atau-inhalasi-uap/#:~:text=SOP
%20Nebulisasi%20%3A%20Terapi%20Nebu%20%28Nebulizer

%29%20atau%20inhalasi,nebu%20bisa%20digunakan%20hanya

%20dengan%20menggunakan%20energi%20listrik.

SOP SUCTION
Pengertian Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan
jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri
Tujuan 1. Mempertahankan kebersihan jalan nafas
2. Membebaskan jalan nafas dari sekret atau lendir yang menumpuk
3. Mendapatkan sampel atau secret untuk tujuan diagnose
4. Untuk melepas sekret yang menghambat jalan nafas, untuk menjaga
ventilasi, untuk tujuan pemeriksaan diagnostik dan mencegah
infeksi yang disebabkan dari penumpukan sekret.
Indikasi 1. Terdengar adanya suara pada jalan nafas
2. Hasil auskultasi: ditemukan suara crackels atau ronkhi
3. Kelelahan
4. Nadi dan laju pernapasan meningkat
5. Ditemukannya mucus pada alat bantu nafas
6. Meningkatnya peak airway pressure pada mesin ventilator
7. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup
8. Pasien yang koma
9. Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot
pernapasan
10. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun yang tidak mampu
mengeluarkan sekret secara mandiri
Kontraindikasi 1. Pasien dengan stridor
2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebrospina
3. Pulmonary oedema
4. Post pneumonectomy
5. Phagotomy yang baru
Persiapan Alat 1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl atau air matang
3. Canule suction
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Kertas tissue

Persiapan 1. Persiapan lingkungan: data biografi pasien


Perawat 2. Bicarakan keinginan pasien, kekawatirannya, dan ketakutannya
dengan cara yang simpatik dan teliti
Persiapan 1. Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral
Pasien suction) dan posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)

2. Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi lateral menghadap


pelaksana tindakan(oral/nasal suction)
Langkah 1. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi
Langkah 2. Memberikan Oksigen 2 – 5 menit
3. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
4. Memakai sarung tangan
5. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
6. Memasukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10
cm)
7. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk
dewasa)
8. Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
9. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
10. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
11. Mengobservasi secret tentang warna, baud an volumenya

Evaluasi 1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan


2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
7. Nilai kepuasan klien dan betulkan cara penggunaannya
8. Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)
9. Kontrak waktu untuk kunjungan, selanjutnya

Gambar

Referensi
Ari Amd.Kep. (2020, March 18). SOP Tindakan Suction : Mengeluarkan

Sekret • Positif62. Positif62. https://positif62.com/sop-tindakan-


suction-mengeluarkan-sekret/#:~:text=Susunan%20SOP

%20%28Standar%20Operasional%20Prosedur%29%20suction

%20perlu%20dipelajari,akan%20mempercepat%20prosedur

%20tindakan%2C%20dan%20meningkatkan%20keselamatan

%20seseorang.

Ayu Wahyuni. (2019). SOP SUCTION. Academia.edu.

https://www.academia.edu/31859326/SOP_SUCTION
SOP WSD
Pengertian Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan tindakan yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan berupa darah atau pus dari rongga pleura ,
rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung
untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
Tujuan 1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorax.
2. Mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura.
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps.
4. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura
Indikasi 1. Pneumothoraks
2. Hemothoraks
3. Thorakotomi
4. Efusi Pleura
5. Emfiema

Kontraindikasi 1. Infeksi pada tempat pemasangan.


2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.

Persiapan Alat 1. Satu buah meja dengan satu set bedah minor
2. Botol WSD berisi  larutan bethadin yang telah diencerkan dengan
NaCl 0,9% dan  ujung selang terendam sepanjang dua cm.
3. Kasa steril dalam tromol
4. Korentang
5. Plester dan gunting
6. Nierbekken/kantong balutan kotor
7. Alkohol 70%
8. Bethadin 10%
9. Handscoon steril

Jenis Pemasangan 1. Pleuren Tube:


atau Lokasi Adalah digunakan untuk mengeluarkan cairan / udara dari rongga pleura,
Penempatan untuk mengembalikan tekanan negative intra pleura, memungkinkan
terjadinya ekspansi paru setelah adanya cairan transudat (infeksi) dan
eksudat (trauma).

a. Area pemasangan tube pada pleura yaitu pada: Bagian apex paru
(apical), Interolateral interkosta ke 1-2.
b. Fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
c. Bagian basal: Postero lateral interkosta ke 8-9
d. Fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga
pleura
2. Mediastinal Tube :
Adalah digunakan untuk mengalirkan cairan dari rongga mediatinum
setelah operasi jantung atau operasi lain di mediastinum.
Persiapan Pasien 1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
2. Memasang sampiran disekeliling tempat tidur
3. Membebaskan pakaian pasien bagian atas
4. Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan pasien
5.  Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.

Langkah Langkah
Pe
1. perawat mencuci tangan, kemudian memasang handscoon

2. Membuka set bedah minor steril

3. 3.      Membuka balutan dengan menggunakan pinset secara hati-


hati,  balutan kotor dimasukkan ke dalam nierbekken

4. 4.      Mendisinfeksi luka dan selang dengan bethadin 10%


kemudian dengan alkohol 70%
Menutup luka dengan kasa steril yang sudah dipotong tengahnya  
kemudian diplester

5. Selang WSD diklem

6. Melepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang botol


Ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian
selang WSD dihubungkan dengan selang penyambung botol WSD
yang baru
7. Klem selang WSD dibuka

8. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing pasien


cara batuk efektif
Latih dan anjurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari
melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah
pemasangan WSD

9. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian


membantu pasien dalam posisi yang paling nyaman

10. Membersihkan alat-alat dan botol WSD yang kotor, kemudian di


sterilisasi kembali
Membuka handscoon dan mencuci tangan

11. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan perawatan.

Evaluasi 1.      1. Evaluasi keadaan umum :

a. Observasi keluhan pasien

b. Observasi gejala sianosis

c. Observasi tanda perdarahan dan rasa tertekan pada dada

d. Observasi apakah ada krepitasi pada kulit sekitar selang WSD

e. Observasi tanda-tanda vital.

2.      2. Evaluasi ekspansi paru meliputi :

a. Melakukan anamnesa

b. Melakukan Inspeksi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD

c. Melakukan Palpasi  paru setelah selesai melakukan perawatan WSD

d. Melakukan Perkusi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD

e. Melakukan Auskultasi paru setelah selesai melakukan perawatan


WSD

f. Foto thoraks setelah dilakukan pemasangan selang WSD dan 


sebelum selang WSD di lepas.
3.Evaluasi WSD meliputi :

a. Observasi undulasi pada selang WSD

b. Observasi fungsi suction countinous

c. Observasi apakah selang WSD tersumbat atau terlipat

d. Catat jumlah cairan yang keluar dari botol WSD

e. Pertahankan ujung selang dalam botol WSD agar selalu berada 2 


cm di bawah Pertahankan agar botol WSD selalu lebih rendah dari
tubuh

f. Ganti botol WSD setiap hari atau bila sudah penuh

Gambar

Referensi
radenayu suciarianni. (2019). SOP NEBULIZER. Academia.edu.

https://www.academia.edu/11980258/SOP_NEBULIZER

https://www.facebook.com/URL-PROFILE-FB. (2018). Seputar Kuliah

Kesehatan: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD). Seputar Kuliah

Kesehatan.

https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/07/standar-

operasional-prosedur-sop.html

Slamet Fadli. (2017). SOP Pemasangan Water Seal Drainage (WSD).


Blogspot.com.

https://kumpulansopkeperawatan.blogspot.com/2017/07/sop-

pemasangan-water-seal-drainage-wsd.html

Aprelea Noni. (2018, January 7). Pemasangan WSD (Water Seal

Drainage) / Chest Tubes. Blogspot.com; Blogger.

http://smartcoass.blogspot.com/2018/01/pemasangan-wsd-water-

seal-drainage.html

SOP TRAKEOSTOMI
PENGERTIAN Trakeostomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan dengan
membuat lubang pada trakea (batang tenggorokan) di depan leher, untuk
selanjutnya memasangkan tabung guna membantu pernapasan. Proses
bicara, makan, dan minum akan terpengaruh akibat trakeostomi.
TUJUAN 1. Mencegah obstruksi jalan nafas
2. Sarana untuk mengangkat sekret
3. Meningkatkan kerja paru
4. Mencegah infeksi
5. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakeostomi
INDIKASI 1. Tumor laring
2. Injuri/trauma berat
3. Obstruksi jalan nafas
4. Memasang alat bantu pernafasan (respirator)
5. Mengeluarkan sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara
fiisologis, misalnya pada pasian dalam keadaan koma
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas seperti
rongga mulut, sekitar lidah, dan faring.

kontraindikasi Infeksi pada tempat pemasangan, dan gangguan pembekuan darah yang
tidak terkontrol, seperti hemofili.    
Jenis tindakan 1.     1.  Surgical trakeostomy
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang
operasi.Insisi dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5
cm.    
2.      2. Percutaneous Tracheostomy
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat
darurat.Dilakukan pembuatan lubang diantara cincin trakea satu dan dua
atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka
penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar.
Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.
3.      3. Mini tracheostomy
Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi
mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator.

PERSIAPAN 1. Tali pengikat trakeostomi


ALAT 2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida (H202), spuit
10cc.
3. Stetoskop
4. Suction set
5. Set ganti balut steril
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%
8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting
9. sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort (kalau perlu)

PERSIAPAN Atur posisi terlentang atau semifowler.


PASIEN
LANGKAH 1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien
LANGKAH 2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman (supine atau
semifowler)
3. Membentangkan handuk didada klien
4. Menjaga kebutuhan privacy klien
5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau
6. Menutup sampiran
7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih
8. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk
pembersihan trakeostomi.
a. Meletakkan perlak paling bawah
b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat, jangan menyentuh bagian
dalam mangkuk
c. Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk, jangan sampai
menetes ke perlak
d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi
hidrgen peroksida
e. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi
hidrogen peroksida
f. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas
kasa pertama, dan normal salin pada kasa kedua, sedangkan kasa
ketiga dibiarkan kering.
g. Jika trakeostomi menggun
h. Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang diperlukan
dengan menggandakan lingkar leher dan menambah 5 cm dan
gntung tali pada panjang tersebut.
9. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah
mengguanakan skort, kaca mata pelindung, dan handscoen steril
10. Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen
steril yang baru. Pertahankan agar tangan dominan tetap steril
sepanjang prosedur dilakukan.
11. Membersihkan kanule dalam
12. Mengganti kanule dalam sekali pakai ( disposible inner-canule)
a. Buka dan lepaskan kanul dalam dengan menggunakan tangan yang
tidak dominan dengan hati-hati
b. Lakukan teknik penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan)
c. Mengeluarkan kanul dalam baru steril dari bungkusnya dan
siramkan normal salin steril pada kanul baru tersebut. biarkan
normla salin menetes dari kanul dalam.
d. Memasang kanul dalam dengan hati-hati dan cermat dan kunci
kembali agar tetap pada tempatnya
e. Menghubungkan kembali klien dengan sumber oksigen

13. Membersihkan dalam tak disposable


a. Lepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan dan
masukkan kanule tersebut ke dalam mangkuk berisi hidrogen
peroksida
b. Membersihkan kanule dalam dengan menggunakan sikat (tangan
dominan memegang sikat dan tangan yang tidak dominan
memegang kanul)
c. Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida
dan tuangkan normal saline pada kanula sampai semua bagian
kanula terbilas dengan baik. Biarkan normal saline menetes dari
kanule dalam.
d. Memasang kembali kanule dalam dan kunci
e. Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen

14. Membersihkan bagian luar/sekitar kanula dan kulit sekitarnya dengan


menggunakan hidrogen peroksida, lalu bilas dengan Nacl dan
keringkan dengan kasa
15. Mengganti tali pengikat trakeostomi:
a. Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara
memasang tali yang baru
b. Menyisipkan tali yang baru pada salah satu
sisi faceplate. Melingkarkan kedua ujung bebasnya mengelilingi
bagian belakang leher klien ke sisi lainnya faceplate dan ikat
dengan kuat tetapi tidak ketat. Gunting tali trakeostomi yang lama
16. Memasang kasa mengelilingi kanul luar dibawah tali pengikat
dan faceplate. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat
tidak terlalu ketat tetapi pipa trakeostomi tertahan dengan aman pada
tempatnya.
17. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakeostomi:
a. memakai hanscoen
b. jika terdapat klem pada pipa cuff lepaskan klemnya dan
sambungkan dengan spuit
c. meminta klien menghirup nafas dalam (biasanya 5cc). Amati
kesulitan bernafas\
18. Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman tempat tidur dan
atur kembali ketinggian tempat tidur.
19. Rapikan peralatan
20. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.

EVALUASI Dokumentasi
1. Form lembar catatan perkembangan terintegrasi
2. Form observasi tanda-tanda vital

GAMBAR

REFERENSI
https://www.facebook.com/URL-PROFILE-FB. (2018). Seputar Kuliah

Kesehatan: STANDAR OPERASIOANL PROSEDUR (SOP)


PERAWATAN TRACHEOSTOMY (TRACHEOSTOMY CARE).

Seputar Kuliah Kesehatan.

https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/07/standar-operasioanl-

prosedur-sop_20.html

Unknown. (2018, October 29). MAKALAH PERAWATAN DAN SOP

TRAKEOSTOMI. Blogspot.com; Blogger.

https://fitrilestari2679ners.blogspot.com/2018/10/makalah-
perawatan-dan-sop-trakeostomi.html

https://www.facebook.com/PROFIL-FACEBOOK. (2018, March

27). Trakeostomi: Indikasi, Prosedur, dan Komplikasi. Medkes.

https://www.medkes.com/2018/03/trakeostomi-indikasi-prosedur-

dan-komplikasi.html

Anda mungkin juga menyukai