Anda di halaman 1dari 5

BAB VII

Pembiayaan perusahaan agribisnis


Ada tiga sumber yang dapat digali manager untuk memperoleh dana yang diperlukan
guna mengoperasikan agribisnis yaitu investasi atau penanaman modal oleh para pemilik,
peminjaman, dana yang berasal dari laba penyusutan. Alasan peningkatan sumber daya
keuangan adalah untuk memperbesar pendapatan dan laba dengan mengadakan bisnis
tambahan. Dalam konteks akuntansi modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau ekuitas
pemilik saham bisnis. Ada dua tipe modal asing dan modal sendiri.
Modal asing ini terutama memerhatikan kepentingannya sendiri, yaitu kepentingan
kreditor. Modal ini tidak berpengaruh terhadap penyelenggaraan perusahaan. Modal ini,
mempunyai beban bunga tetap, tanpa memandang adanya keuntungan atau tidak. Modal ini
hanya turut sementara waktu bekerja sama dalam perusahaan. Modal ini mempunyai hak
untuk didahulukan (prefferent right) sebelum modal sendiri di dalam likuidasi.
Modal sediri, modal ini berkepentingan terhadap kesinambungan, kelancaran, dan
keselamatan perusahaan. Modal yang dengan kekuasaannya mampu mempengaruhi politik
perusahaan. Modal yang berhak atas laba sesudah pembayaran bunga kepada modal asing.
Modal yang digunakan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak
tertentu lamanya. Modal yang jaminan, dan haknya adalah setelah modal asing di dalam
likuidasi.
Pada dasarnya ada empat jenis tipe modal yaitu pinjaman jangka pendek (1 tahun atau
kurang), pinjaman jangka menengah (1-5 tahun), pinjaman jangka panjang (lebih dari 5
tahun), dan modal ekuitas (tidak dibatasi waktu). Besarnya biaya rill yang harus ditanggung
perusahaan tergantung pada besarnya bunga, persyaratan jangka waktu lunas, pengendalian
usaha yang tidak bebas berupa saldo minimal, dan tarif pajak. Rumus untuk bunga sederhan
yaitu % bunga yang dibayar + Jumlah Pinjaman- Suku Bunga Tahunan. Sedangkan rumus
pinjaman yang didiskontokan yaitu Jumlah modal yang tersedia= Jumlah Pinjaman- Jumlah
Bunga yang dibayar.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan agribisnis untuk melunasi pinjaman
yaitu laba operasi pada tahun tersebut dan penyusutan. Beberapa alat lain yang
mempengaruhi kemampuan agribisnis untuk melunasi pinjaman adalah anggaran kas dan
laporan keuangan proforma. Faktor penunjang yang mempengaruhi kemampuan agribisnis
untuk melunasi pinjaman (dana pelunasan hutang dapat dihitung setinggi mungkin jika) yaitu
tidak ada penanaman modal yang akan menarik diri dalam menghadapi masa sulit, rasio
solvensi cukup baik, atau jumlah modal kerja besar, banyak sekali aktiva tetap yang dapat
dijual, dan resiko yang terkandung dalam aktiva yang dibeli kecil.
Dua alat atau teknik lain memainkan peranan penting dalam pembiayaan perusahaan
agribisnis, yakni anggaran kas dan laporan keuangan pro forma. Modal dari sumber eksternal
adalah modal yang berasal dari luar perusahaan. Sumber modal tersedia untuk setiap
agribisnis antra lain: bank komersial, perusahaan asuransi, lembaga keuangan komersial,
kredit dagang dan leasing atau penyewaan. Sumber modal lainnya agribisnis dapat membuka
banyak sumber modal lainnya, termasuk obligasi (bonds), surat hutang (debentures), dan
wesel bayar (promissory notes).
Syarat- syarat pemilihan bank adalah merupakan bank yang progresif, jenis kredit
yang ditawarkan, ukuran bank yang diperlukan, pegawai yang berbobot, kebijakan bank,
persiapan dalam meminjam.
Modal internal adalah modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Modal
internal di dalam suatu perusahaan sebagai berikut; modal ekuitas, saham biasa, saham
preferen, penyusutan (depreciations).
BAB VIII
Manajemen keuangan agribisnis
Tujuan umum organsasi adalah memaksimumkan laba, bukan sebagai penyediaan
bimbingan yang diperlukan untuk memeriksa kemajuan. Setiap perusahaan selalu
membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk
mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk
pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dan atersebut perusahaan agribisni harus
mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling
murah.
Dengan demikian, manajemen keuangan atau sering disebut pembelajaan dapat
diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha-usaha
mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Pada hakekatnya masalah manajemen keuangan
adalah menyangkut masalah keseimbangan finansial didalam perusahaan yaitu mengadakan
keseimbangan anatar aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan kualitatif
daripada aktiva & pasiva tersebut sebaik-baiknya.
Peran manajemen keuangan dalam perusahaan yaitu bertanggungjawab terhap tiga
keputusan pokok manajemen keuangan (pemerolehan (acquitition), pembiayaan/
pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva secara efisien.
Fungsi manajemen keuangan yaitu pertama fungsi penggunaan dana yang terdiri dari
keputusan investasi/ capital budgeting/ investment decition, pembelajaan aktif, bagaimana
menggunakan dana secara efisien, dan alokasi ke AL (aktiva lancar) & AT (aktiva tetap).
Kedua fungsi mendapatkan dana terdiri dari keputusan pembelanjaan/ Financing decision,
pembelanjaan pasif, bagaimana memperoleh dan yang paling efisien (murah), dan tercermin
di neraca sisi pasiva.
Biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Berdasarkan perilaku dalam
hubungan dengan perubahan volume, kegiatan biayaa dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam

n
kisaran perubahan volume kegiatan tertentu TFC =∑ FC biaya yang di perhitungkan sebagai
i=1

biaya tetap adalah biaya penyusutan alat. Besarnya biaya penyusutan alat dihitung dengan

Pb−Ps
rumus D= .
t
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya tidak tetap meliputi

n
biaya bahan baku dan bahan penolong, dihitung dengan rumus TVC =∑ VC dan
i=1

VC =Pxi . Xi. Biaya total adalah nilai seluruh yang dikeluarkan baik biaya tetap maupun
variabel. Biaya total dapat dihitung dengan rumus TC = TFC + TVC.
Penerimaan adalah semua pendapatan yang diterima pengusaha dalam kaitannya
dengan jumlah yang dilakukannya. Penerimaan biasanya diperoleh dari jumlah produksi
dikalikan harga produk dipasaran. Makin besar jumlah produksi maka makin besar pula
penerimaan yang akan didapatkan. Penerimaan merupakan perkalian anatara yang dihasilkan
dengan harga jual, dapat dirumuskan TR = P x Q.
Analisis keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya
yang digunakan. Semakin tinggi keuntungan yang didapat, maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut berkembang dengan baik. Keuntungan merupakan selisih antara
penerimaan dan semua biaya, dapat dirumuskan sebagai berikut π=TR−TC.
Analisis break event point bertujuan menemukan satu titik balik dalam unit maupun
rupiah yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik tersebut,
berarti belum diperoleh keuntungan atau dengan kata lain tidak untung/ tidak rugi sehingga
dikala penjualan melebihi break event point maka mulailah keuntungan diperoleh. Sasaran
break even point tidak lain mengetahui pada tingkat volume beberapa titik impas berada.
Analisis break even point pun digunakan untuk membantu pemilihan jenis produk atau proses
mengidentifikasi produk atau proses yang mempunyai total biaya terendah untuk suatu
volume harapan.
Analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan penjualan.
Rumus break even point (BEP) untuk single product adalalah BEP (rupiah) = FC/ (1- VC).
Rumus break even point untuk multiple product adalah BEP(rupiah) = FC/ (1- (TVC/TR)).
Pengertian umum dari efisiensi adalah perbandingan anatara masukan dan keluaran.
Efisiensi atau tidaknya suatu usaha agroindustri ditentukan oleh besar kecilnya hasil dan
besarnya biaya yang diperlukan unruk mendapatkan hasil itu. Efisiensi suatu agroindustri
biasa ditentukan deng menghitng per cost ratio yaitu imbangan antara penerimaan usaha
agroindustri dengan total biaya produksinya. Usaha untuk meningkatkan efisiensi umumnya
dihubungkan dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan
biaya tertentu akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Menurut Soekartawi (1995),
bahwa R/C ratio atau return cost ratio adalah perbandingan (nisbah) antara penerimaan

TR
dengan biaya produksi. R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut R/C ratio =
TC
Pengertian rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial sedangkan rasio
keuangan adalah suatu cara untuk menganalisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu
laporan keuangan hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk dapat menintrepretasikan
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
BAB IX
Manajemen risiko agribisnis
Jenis risiko terdiri dari risiko produksi, risiko harga atau risiko pasar, risiko keuangan/
kredit, risiko kelembagaan, teknologi risiko, dan personal risiko. Dalam membahas
bagaimana merancang kebijakan manajemen resiko yang tepat, hal ini berguna untuk
memahami strategi mekanisme yang digunakan oleh produsen untuk menangani risiko.
Strategi risiko terdiri dari strategi informal dan strategi formal.
Strategi indormal diidentifikasi sebagai pengaturan yang melibatkan individu atau
rumah tangga atau kelompok-kelompok seperti masyarakat atau desa, sementara pengaturan
formal berbasis pasar dan kegiatan umum disediakan mekanisme. Berfokus The Ex ante atau
klasifikasi ex post pada titik pada waktu dimana reaksi terhadap risiko terjadi : sebelum
terjadinya peristiwa merugikan potensial (ex ante) atau setelah acara tersebut telah terjadi (ex
post). Diantara reaksi ex ante, juga dapat berguna untuk menyoroti perbedaan anatar on-farm
strategi dan risiko-berbagai strategi.
Informal mekanisme: ex ante startegi informal di tandai dengan adanya diversifikasi
sumber pendapatan dan pilihan strategi produksi pertanian. Satu strategi produsen dapat
diterapkan untuk mnghindari risiko. Dalam banyak kasus, kemiskinan membuat orang sangat
menolak risiko, sering menghindari kegiatan yang memerlukan resiko tetapi juga bisa
membawa keuntungan pendapatan yang lebih besar. Formal mekanisme: mekanisme
manajemen risiko formal dapat diklasifikasikan sebagai publik yang disediakan atau pasar
based. Tindakan pemerintahan memainkan peran penting dalam manajemen risiko pertanian
baik ex ante dan ex post. Ex ante pendidikan dan layanan yang diberikan oleh penyeluruhan
pertanian untuk membantu membiasakan produsen dengan konsekuensi risiko dan membantu
mereka dalam mengadopsi strategi untuk menghadapi risiko.
Asuransi merupakan mekanisme formal yang digunakn di banyak negara untuk
berbagi risiko produksi. Asuransi pertanian adalaha suatu lembaga ekonomi formal yang
berfungsi mengelola risiko yang dihadapi oleh petani. Manajemen resiko harga, salah satu
cara produsen secara tradisional mengantisipasi harga yaitu dengan perjanji yang menetapkan
harga tertentu untuk pengiriman di masa depan. Pengaturan ini adalah dikenal sebagi forward
dan memungkinkan produsen untuk mengunci harga tertentu, sehingga mengurangi resiko,
tetapi juga mendahului kemungkinan manfaat dari penyimpangan harga positif.
Dalam COSO ERM risiko memiliki berberapa komponen dan proses di dalamnya
yaitu lingkungan internal (internal evironment), penentuan sasaran (objective setting),
identifikasi peristiwa (event identification), penilaian risiko (risk assessment), tanggapan
risiko (risk response) aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi
(information and communication), dan pemantauan (monitoring).
Manajemen risiko dilakukaan melalui proses-proses yaitu langkah identifikasi risiko,
langkah analisa risiko, langkah pengelolaan risiko, langkah implementasi manajemen risiko,
dan langkah monitoring resiko. Mengelola risiko dalam agribisnis ada alat dalam resiko
produksi yaitu stabiltas usaha, diversifikasi, asuransi, kapasitas produksi tambahan,
pembagian sewa, kebiasaan pertanian dan makanan, pengadaan input, alat dalam risiko pasar,
penyebaran penjualan, penjualan kontrak, hedging, pilihan komoditas, dan fleksbilitas.

Anda mungkin juga menyukai