n
kisaran perubahan volume kegiatan tertentu TFC =∑ FC biaya yang di perhitungkan sebagai
i=1
biaya tetap adalah biaya penyusutan alat. Besarnya biaya penyusutan alat dihitung dengan
Pb−Ps
rumus D= .
t
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya tidak tetap meliputi
n
biaya bahan baku dan bahan penolong, dihitung dengan rumus TVC =∑ VC dan
i=1
VC =Pxi . Xi. Biaya total adalah nilai seluruh yang dikeluarkan baik biaya tetap maupun
variabel. Biaya total dapat dihitung dengan rumus TC = TFC + TVC.
Penerimaan adalah semua pendapatan yang diterima pengusaha dalam kaitannya
dengan jumlah yang dilakukannya. Penerimaan biasanya diperoleh dari jumlah produksi
dikalikan harga produk dipasaran. Makin besar jumlah produksi maka makin besar pula
penerimaan yang akan didapatkan. Penerimaan merupakan perkalian anatara yang dihasilkan
dengan harga jual, dapat dirumuskan TR = P x Q.
Analisis keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya
yang digunakan. Semakin tinggi keuntungan yang didapat, maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut berkembang dengan baik. Keuntungan merupakan selisih antara
penerimaan dan semua biaya, dapat dirumuskan sebagai berikut π=TR−TC.
Analisis break event point bertujuan menemukan satu titik balik dalam unit maupun
rupiah yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik tersebut,
berarti belum diperoleh keuntungan atau dengan kata lain tidak untung/ tidak rugi sehingga
dikala penjualan melebihi break event point maka mulailah keuntungan diperoleh. Sasaran
break even point tidak lain mengetahui pada tingkat volume beberapa titik impas berada.
Analisis break even point pun digunakan untuk membantu pemilihan jenis produk atau proses
mengidentifikasi produk atau proses yang mempunyai total biaya terendah untuk suatu
volume harapan.
Analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan penjualan.
Rumus break even point (BEP) untuk single product adalalah BEP (rupiah) = FC/ (1- VC).
Rumus break even point untuk multiple product adalah BEP(rupiah) = FC/ (1- (TVC/TR)).
Pengertian umum dari efisiensi adalah perbandingan anatara masukan dan keluaran.
Efisiensi atau tidaknya suatu usaha agroindustri ditentukan oleh besar kecilnya hasil dan
besarnya biaya yang diperlukan unruk mendapatkan hasil itu. Efisiensi suatu agroindustri
biasa ditentukan deng menghitng per cost ratio yaitu imbangan antara penerimaan usaha
agroindustri dengan total biaya produksinya. Usaha untuk meningkatkan efisiensi umumnya
dihubungkan dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan
biaya tertentu akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Menurut Soekartawi (1995),
bahwa R/C ratio atau return cost ratio adalah perbandingan (nisbah) antara penerimaan
TR
dengan biaya produksi. R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut R/C ratio =
TC
Pengertian rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial sedangkan rasio
keuangan adalah suatu cara untuk menganalisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu
laporan keuangan hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk dapat menintrepretasikan
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
BAB IX
Manajemen risiko agribisnis
Jenis risiko terdiri dari risiko produksi, risiko harga atau risiko pasar, risiko keuangan/
kredit, risiko kelembagaan, teknologi risiko, dan personal risiko. Dalam membahas
bagaimana merancang kebijakan manajemen resiko yang tepat, hal ini berguna untuk
memahami strategi mekanisme yang digunakan oleh produsen untuk menangani risiko.
Strategi risiko terdiri dari strategi informal dan strategi formal.
Strategi indormal diidentifikasi sebagai pengaturan yang melibatkan individu atau
rumah tangga atau kelompok-kelompok seperti masyarakat atau desa, sementara pengaturan
formal berbasis pasar dan kegiatan umum disediakan mekanisme. Berfokus The Ex ante atau
klasifikasi ex post pada titik pada waktu dimana reaksi terhadap risiko terjadi : sebelum
terjadinya peristiwa merugikan potensial (ex ante) atau setelah acara tersebut telah terjadi (ex
post). Diantara reaksi ex ante, juga dapat berguna untuk menyoroti perbedaan anatar on-farm
strategi dan risiko-berbagai strategi.
Informal mekanisme: ex ante startegi informal di tandai dengan adanya diversifikasi
sumber pendapatan dan pilihan strategi produksi pertanian. Satu strategi produsen dapat
diterapkan untuk mnghindari risiko. Dalam banyak kasus, kemiskinan membuat orang sangat
menolak risiko, sering menghindari kegiatan yang memerlukan resiko tetapi juga bisa
membawa keuntungan pendapatan yang lebih besar. Formal mekanisme: mekanisme
manajemen risiko formal dapat diklasifikasikan sebagai publik yang disediakan atau pasar
based. Tindakan pemerintahan memainkan peran penting dalam manajemen risiko pertanian
baik ex ante dan ex post. Ex ante pendidikan dan layanan yang diberikan oleh penyeluruhan
pertanian untuk membantu membiasakan produsen dengan konsekuensi risiko dan membantu
mereka dalam mengadopsi strategi untuk menghadapi risiko.
Asuransi merupakan mekanisme formal yang digunakn di banyak negara untuk
berbagi risiko produksi. Asuransi pertanian adalaha suatu lembaga ekonomi formal yang
berfungsi mengelola risiko yang dihadapi oleh petani. Manajemen resiko harga, salah satu
cara produsen secara tradisional mengantisipasi harga yaitu dengan perjanji yang menetapkan
harga tertentu untuk pengiriman di masa depan. Pengaturan ini adalah dikenal sebagi forward
dan memungkinkan produsen untuk mengunci harga tertentu, sehingga mengurangi resiko,
tetapi juga mendahului kemungkinan manfaat dari penyimpangan harga positif.
Dalam COSO ERM risiko memiliki berberapa komponen dan proses di dalamnya
yaitu lingkungan internal (internal evironment), penentuan sasaran (objective setting),
identifikasi peristiwa (event identification), penilaian risiko (risk assessment), tanggapan
risiko (risk response) aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi
(information and communication), dan pemantauan (monitoring).
Manajemen risiko dilakukaan melalui proses-proses yaitu langkah identifikasi risiko,
langkah analisa risiko, langkah pengelolaan risiko, langkah implementasi manajemen risiko,
dan langkah monitoring resiko. Mengelola risiko dalam agribisnis ada alat dalam resiko
produksi yaitu stabiltas usaha, diversifikasi, asuransi, kapasitas produksi tambahan,
pembagian sewa, kebiasaan pertanian dan makanan, pengadaan input, alat dalam risiko pasar,
penyebaran penjualan, penjualan kontrak, hedging, pilihan komoditas, dan fleksbilitas.