Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Batuan Metamorf

Disusun Oleh:
Nama : Elvina Graciela Seuk Seran
NIM :1906100024
Semester/Kelas: l/B

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul ‘'Bahan Galian Ekonomis pada Batuan
Sedimen dan Struktur Sedimen’’ sesuai dengan waktu yang diberikan.
Penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan Mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Batu Sedimen
yang merupakan salah satu bagian dari pelajaran Geologi
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kesalahan –
kesalahan maupun kekurangan, baik dalam susunan kata – kata, kalimat maupun bahasanya,
karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengelaman penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua

Kupang, 2 Oktober 2019

Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pertambangan tentunya erat dengan istilah bahan galian. Bahan galian
adalah unsur-unsur kimia, mineral, bijih, termasuk batu-batu mulia yang merupakan
endapan. Proses penambangan bertujuan untuk mengambil dan mengeksploitasi bahan
galian yang bernilai ekonomis tersebut. Tujuan utama mempelajari suatu endapan
bahan galian adalah sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-
endapan baru, dan juga mengetahui struktur sedimennya.
Struktur sedimen juga merupakan bentuk-bentuk struktur dalam batuan
sedimen yang terjadi karena pada proses pada saat atau tidak lama setelah terjadinya
proses sedimentasi. Struktur sedimen sangat berguna bagi geologist, karena dengan
struktur sedimen ini kita dapat menafsirkan aspek-aspek seperti lingkungan sedimen
kuno, sejarah geologi, dan juga proses terjadinya permukaan bumi.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian bahan galian
 Apa saja bahan galian ekonomis pada batuan sedimen
 Bagaimana proses terjadinya bahan galian ekonomis batuan sedimen, serta
lingkungan pengendapannya
 Bagaimana struktur sedimen, cara terjadinya, dan kegunaannya.

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui pengertian bahan galian.
 Untuk mengetahui bahan galian ekonomis pada batuan sedimen.
 Untuk mengetahui proses terjadinya bahan galian ekonomis batuan sedimen,
serta lingkungan pengendapannya.
 Untuk mengetahui struktur sedimen, cara terjadinya, dan kegunaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan diperoleh dengan cara
pelepasan dari batuan induknya didalam kerak bumi, terdiri dari mineral-mineral.
Bahan galian atau deposit bahan galian banyak tersebar di Indonesia dari sabang
hingga merauke seperti emas, batubara, timah, tembaga sampai pasir. Semua ini
digunakan dalam kehidupan manusia saat ini. Berdasarkan UU no 11 tahun 1967, bahan
galian diartikan sebagai unsur-unsur kimia, mineral, bijih, dan segala macam batuan
berjenis mulia yang berasal dari endapan alami.

2.2 Bahan Galian ekonomis, proses terjadinya, serta lingkuang pengendapan


pada batuan sedimen.

1) Batubara
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70% berat
volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonan termasuk
inherent moisture. Proses pembentukan batubara dimulai dari bahan organik, utamanya
yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora,
polen, damar, dan lain-lain. Selanjutnya, bahan organik tersebut mengalami berbagai
tingkat pembusukan (dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik
maupun kimia baik sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya
(Tirasonjaya, 2006).

 Teori Terbentuknya Batubara


Terbentuknya batubara selalu dengan cara yang sangat kompleks dan
memerlukan waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) dibawah pengaruh
fisika, kimia ataupun juga dipengaruhi oleh proses-proses geologi (lihat disini tentang
ilmu geologi). Ada dua teori mengenai tempat terbentuknya batubara (Sukandarrumidi,
1995), yaitu Teori Insitu dan Teori Drift.
Gambar singkapan batubara.

Teori Insitu:
Teori ini menyatakan bahwa bahan-
bahan pembentuk lapisan batubara
terbentuk di tempat dimana tumbuhan asal
itu berada, setelah tumbuhan itu mati, dan
belum mengalami transportasi, segera
tertutup oleh lapisan sedimen dan
mengalami proses pembatubaraan (coalification). Jenis batubara yang terbentuk dengan
cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar
abunya relatif kecil.

Teori Drift:
Berdasarkan teori ini bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadi di
tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang.
Tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air (baca juga mengenai massa jenis air)
dan berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami proses
pembatubaraan (coalification). Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini
mempunyai penyebaran yang tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa tempat, dan
kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut
bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tumbuhan ke tempat
sedimentasi.

 Proses Pembentukan Batubara


Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon
(Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung
antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu (lihat juga mengenai zaman
neozoikum). Kualitas dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan
serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses
awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (lihat disini apa itu tanah
gambut), yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignit) atau disebut pula
batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas
organik rendah (Raharjo, 2006).
Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia
(penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan
(peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan
dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu
tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini
melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi
humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach et
al, 1982).
Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses biologi, kimia,
dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang menutupinya,
temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut. Pada tahap
ini persentase karbon akan meningkat, sedangkan presentase hidrogen dan oksigen
akan berkurang. Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat
kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi
antrasit, antrasit, hingga meta antrasit. Meningkatnya peringkat batubara dari lignit
hingga berubah menjadi subbitumin dan antrasit disebabkan oleh kombinasi antara
proses fisika dan kimia serta aktifitas biologi (Stach et al., 1982).

 lingkungan pengendapan
Untuk mendapatkan batubara, maka lingkungan pengendapannya biasanya
berupa rawa dengan tingkat kelembapan tinggi.Kondisi demikian dapat terjadi
diantaranya di lingkungan paralik (pantai) dan limnik (rawa-rawa).

2) Minyak Bumi
  dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat
pekat/gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan
setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber,
dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat
pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga
menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak
tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk
membuat plastik dan obat-obatan. Minyak bumi digunakan untuk memproduksi
berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia
 Proses Terjadinya
Minyak bumi terjadi sejak zaman primer, sekunder, dan tersier. Minyak bumi
berasal dari mikroplankton yang terdapat di rawa-rawa, danau-danau, teluk-teluk,
maupun laut-laut dangkal. Setelah mati mikroplankton kemudian mengendap di dasar
laut bercampur dengan lumpur disebut lumpur sapropelium.
Bangkai plankton mendapat tekanan dari lapisan di atasnya dan panas dari
dalam bumi, maka terjadilah proses “destilasi alam” dan terurai menjadi minyak tanah
kasar. Cairan tersebut bercampur dengan pasir dan tanah liat (lempung) yang telah
membatu. Minyak bumi itu menyebar di dalam lempung disebut bitumineus (hasil
pembusukan organisme).
Minyak bumi dalam batuan tersebut mengalami proses migrasi, yaitu lempung berubah
seperti spon sehingga air terserap oleh pori-pori lempung. Minyaknya keluar mengalir di
antara butir-butir pasir di dekatnya. Itulah tempat lapisan minyak bumi. Pada lapisan
tersebut, minyak berada di atas lapisan air karena BJ (Berat Jenis) minyak lebih kecil dari
BJ air (=1).

 Tempat Endapan Minyak Bumi


Ada empat tempat terjadinya akumulasi (terkumpulnya) minyak, yaitu:
 pada punggung sebuah lipatan (antiklin);
 pada sebuah lapisan perangkap (stratigraphic trap);
 pada lapisan bawah sebuah patahan (fault);
 pada bagian atas sebuah kubah garam (salt dome).

3) Mangan
Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki
symbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam
mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh
tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetic. Hal ini dapat
dilihat dari obital d yang terisi penuh pada konfigurasi electron. Mangan mempunyai
isotop stabil yaitu 55Mn.

 Proses terbentuk
Proses terbentuknya mangan dapat terjadi akibat kontak metasomatisme.
Endapan mangan dapat terbentuk melalui beberapa proses yaitu proses hidrotermal
( sirkulasi air panas) ,cebakan sedimenter (setiap konsentrasi lokal mineral yang
terbentuk oleh proses sedimentasi).Endapan mangan juga dapat terbentuk dalam
lingkungan batuan vulkanik (tuff) setempat dalam gamping (kapur).Endapan mangan
sedimenter merupakan endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan mempunyai nilai
ekonomis. “Manganese Oolites” dan “Manganese Shales” terbentuk dilingkungan laut.
Pirolusit merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mn,dapat pula terbentuk
karena proses pelapukan bijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu.
Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandungdalam kerak bumi. Bijih
mangan utama adalah pirolusitdan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida
danterbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Manganmempunyai warna abu-
abu besi dengan kilap metaliksampai submetalik, kekerasan 2 – Mangan berkomposisi
oksidalainnya namun berperan bukan sebagai mineral utamadalam cebakan bijih adalah
bauxit, manganit, hausmanit,dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi
karbonatadalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisisilika.Cebakan mangan
dapat terjadi dalam beberapa tipe,seperti cebakan hidrotermal, cebakan sedimenter,
cebakanyang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, cebakanmetamorfosa, cebakan
laterit dan akumulasi residu.Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk
tujuanmetalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja,sedangkan penggunaan mangan
untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering,keramik dan gelas,
kimia, dan lain-lain.

 Lingkungan pengendapan mangan


Endapan mangan dapat terbentuk melalui beberapa proses yaitu proses
hidrotermal ( sirkulasi air panas) ,cebakan sedimenter (setiap konsentrasi lokal mineral
yang terbentuk oleh proses sedimentasi).Endapan mangan juga dapat terbentuk dalam
lingkungan batuan vulkanik (tuff) setempat dalam gamping (kapur)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

2.3 Struktur Sedimen


Struktur batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Struktur Primer (sygenetic); struktur yang terbentuk bersama dengan pembentukan batuan
sedimen itu sendiri :
a) Struktur Fisika;
struktur yang terbentuk karena proses fisika (berupa arus/gelombang) Bedding, Cross-
bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding, Lamination. Tidak ada kenampakan
struktur; Massif. Berdasar kenampakannya di permukaan batuan; Ripple marks, Tool marks,
Flute cast, Mud cracks, Rain print. Karena proses deformasi; Load cast, Convolute structure.
b) Struktur Biologi; struktur yang terbentuk karena aktivitas organisme biologis. Track, Trail
(jejak), Burrow (galian), Cast, Mold (cetakan)
c) Struktur Kimia; struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi. Nodule, Konkresi.

2. Struktur Sekunder (epigenetic); struktur yang terbentuk setelah terbentuknya batuan sedimen
tersebut, seperti fault, fold, jointing.

Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain;

1) Cross-Bedding

Cross_bedding

Perlapisan Silang-Siur (Cross-Bedding), batuan


sedimen berstruktur ini memperlihatkan struktur
perlapisan yang saling potong memotong. Terbentuk karena pengaruh perubahan energi
ataupun arah arus pada saat sedimentasi berlangsung.

 Proses terjadi Cross-Bedding


fitur yang terjadi pada berbagai skala, dan teramati pada konglomerat dan batupasir.
Hal ini mencerminkan pengangkutan kerikil dan pasir oleh arus yang mengalir di atas permukaan
sedimen (misalnya di saluran sungai). Pasir di saluran sungai atau lingkungan pesisir ketika cross-
bedding terbentuk, pasir diangkut seperti pasir-gundukan seperti gelombang pasir, di mana
sedimen bergerak naik terkikis sepanjang lereng upcurrent, dan terendapkan kembali di lereng
downcurrent. Setelah beberapa bedforms bermigrasi melewati area, dan jika ada sedimen
diendapkan daripada tererosi, akan ada penumpukan cross-bedding lapisan batu pasir.

 Kegunaannya
cross-bedding menunjukkan arah transportasi dan aliran arus. Gaya dan ukuran cross-
bedding dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan arus,dan orientasi cross-bedding
memungkinkan penentuan arah paleoflow. Cross-bedding juga dapat diproduksi ketika angin
bertiup di atas permukaan pasir dan menciptakan bukit pasir.

2) Graded-Bedding

Graded bedding

Struktur Perlapisan Bergradasi (Graded-Bedding), memiliki ciri-ciri ukuran butir


penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual, yaitu makin ke atas ukuran butir yang
semakin halus, dimana pada proses pembentukkannya butiran yang lebih besar terendapkan
terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus terendapkan di atasnya.

 Proses terjadinya graded bedding


Graded bedding merupakan struktur perlapisan sedimen yang menunjukkan perbedaan fragmen
atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini terbentuk
karena adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan sedimen
tersebut. Sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu mengendap
dibandingkan dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga struktur graded
bedding akan selalu menunjukkan struktur perlapisan yang semakin keatas lapisan tersebut
ukuran butir yang dijumpai akan semakin kecil.

 Kegunaan
Mengidentifikasikan strata yang naik ke atas dari sedimen klasik bertekstur kasar dipangkalan
mereka menjadi material bertekstur lebih halus. Stratifikasi dapat ditandai dengan tajam
sehingga satu lapisan terlihat jelas dari lapisan di atas dan dibawahnya. Kegunaannya juga yakni
dapat mengetahui variasi ini dihasilkan dari kecepatan bahan pengangkut dan berat bahan yang
diangkut.

3) Lamination/Laminasi
Lamination

Merupakan Struktur Perlapisan (Bedding) dengan


ketebalan masing-masing lapisan (bed thickness) yang
kurang dari 1 cm.

 Proses terjadinya

Laminasi disebabkan oleh perubahan siklik dalam penyediaan sedimen. Perubahan ini
dapat terjadi pada ukuran butir, persentase tanah liat, kandungan mikrofosil, kandungan bahan
organik atau kandungan mineral dan sering mengakibatkan perbedaan yang menonjol dalam
warna antara lamina.

Laminasi dapat terjadi sebagai struktur paralel (paralel laminasi) atau di set berbeda
yang membuat sudut satu sama lain (cross-laminasi). Hal ini dapat terjadi pada berbagai jenis
batuan sedimen, dari batu pasir kasar untuk serpih halus, batulempung atau bahkan di
evaporites.

Karena laminasi adalah struktur halus, laminasi mudah rusak karena bioturbation
(aktivitas menggali organisme) segera setelah pengendapan. Laminasi berkembang pada
sedimen berbutir halus ketika partikel berbutir halus menetap, yang hanya bisa terjadi dalam air
yang tenang. Laminasi dalam batu pasir sering terbentuk dalam lingkungan pesisir, di mana
energi gelombang menyebabkan pemisahan antara butir ukuran yang berbeda.

 Kegunaannya
Untuk mengetahui aliran yang datang dari hulu dan mengerosi pada sisi stros side, menyuplai
butir yang kemudian didepositkan di lee-side sehingga terjadi migrasi bedfrom. aliran akan
mengalami pemisaan di flow saparation point, dimana dititik ini momentum mengarah lurus
kehilir ada aliran yang menuju attachment point yang mmengerosi upstream side, dan yang
berputar dibagian trough yang kemudian mendepositkan hasil erosi di stoss sideada lee-side
(downstream side) membentuk cross laminae.

4) Inverted Graded-Bedding
5) Inverted_graded_bedding_sch

Normalnya, struktur graded-bedding memperlihatkan


perubahan gradual butiran yang semakin ke atas
semakin halus. Akan tetapi karena suatu pengaruh
tertentu, perubahan gradual butiran yang terbalik
(makin ke bawah semakin halus) dapat terbentuk pada
suatu batuan sedimen dan menyebabkan suatu
kenampakan struktur Bergradasi Terbalik (Inverted
Graded-Bedding).

 Proses terjadinya inverted graded-bedding


Mekanisme sieving kinetic adalah mekanisme yang dapat terjadi dimekanisme gravity flow yaitu
grain flows mekanisme pergerakan sedimen granule diakibatkan oleh gravitasi dari sediment itu
sendiri. Bergerak bersamaan dan terjadi sortasi pada saat mekanisme pergerakannya, dimana
butir halus bukannya berada naik ke atas dari suatu masa grain yang bergerak melainkan turun
ke bawah menjadi zona yang memudahkan grain meluncur. Sedangkan grain yang relative lebih
bergerak ke atas diakibatkan buoyangcy faktor massa grain yang dense

 Kegunaannya
Mengetahui faktor dari berat dan volume dari fragmen (sortasi dari komponen yang lainnya)
serta density dari massa yang bergerak.

6) Load Cast

Load_cast

Merupakan struktur batuan


sedimen yang berupa lekukan di
permukaan ataupun bentukan
tak beraturan karena pengaruh
suatu beban di atas batuan
tersebut.

 Proses terjadinya load cast


Load cast terbentuk selama deformasi lunak tak lama setelah penguburan sedimen, sebelum
sedimen mengeras. Mereka dapat dibuat ketika lapisan sedimen yang lebih padat diendapkan
diatas sedimen yang kurang padat. Susunan ini secara gravitasi tidak stabil yang mendorong
pembentukan ketidakstabilan Rayleigh-taylor jika sedimen menjadi mencair. (misalnya, oleh
goncangan gempa yang dipaksakan). Setelah sedimen dapat mengalir, ketidakstabilan
menciptakan lobus dan tombol ‘’gantung” dari beban yang dilemparkan saat gumpalan sedimen
yang lebih padat turun kelapisan yang kurang padat.

 Kegunaannya
Load cast berkembang pada satu kasus dan tidak berarti kenampakan tersebut dapat
menunjukkan kondisi pada lapisan dasar. Jika satu arus turbinit mengikuti “heels” yang lainnya,
maka kondisinya akan lebih mendukung untuk terjadinnya load cast padahal jika ada suatu
kekeliruan waktu yang cukup berarti dan dewatering pada lapisan yang lebih rendah, maka load
cast tidak akan terbentuk.
7) Flute Cast

Flute_cast

Suatu struktur
batuan sedimen yang berupa
gerusan di permukaan
lapisan batuan karena
pengaruh suatu arus.

 Proses terjadinya flute cast

Bentuk yang kurang reguler menyerupai load cast tetapi mempunyai bentuk
yang lebih reguler dan juga menunjukan bukti jelas dari asal proses erosinya, seperti
pembagian dari laminasi di subjacent lempung atau silt.laminasi mungkin akan
tererosi berbeda sehingga pasir yang mengisi tersebut akan memperlihatkan ‘jejak”
yang membentuk Flute cast yang terpahat, sebagai perbandingan laminasi
berasosiasi dengan load cast pembentukannya tidak bergantung pada struktur
melainkan terbentuk oleh erosi. Beberapa pengisi dari struktur flute adalah
penyebab dari pembebanan dan deformasi, seperti load casted. Flute mark
merupakan contoh yang bagus dari struktur yang sangat hebat merupakan tipe yang
yang sulit untuk diklasifikasikan.Gr4-14

Walaupun flute mungkin berasosiasi dengan saluran (alur) yang bukan merupakan
peraturannya, biasanya mereka eksklusif.
Flutte tampaknya merupakan produk dari arus local yang terputar, ukurannya sangat
bergantung pada ukuran dari putaran, kemudian mungkin menjadi rumgsi dari
kekuatan arus, ketika kondisi arus sangat tepat untuk memproduksi satu putaran
maka akanberkenbanng tteapt di lapangan dari semacam vortices. Ada banyak
factor yang tidak dikenal yang mengontrol ukuran, bentuk dan keruangan dari flute
(Allen,1826,fig 1-2) menyediakan klasifikasi yang menyeluruh untuk bermacam –
macam kelompok flute.
 Kegunaannya
Flute merupakan paling umum dan paling brguna untuk produksi arus sole marks,
bentuk mereka adalah pemandu yang tepat atas direksi dari aliran arus, dan
walaupun tidak eksklusif flute merupakan produk dari arus turbidit yamg paling
berkarakteristik dari fasies flysch.

8) Mud_cracks

Mud cracks

Bentuk retakan-retakan (cracks) pada lapisan


lumpur (mud) yang umumnya berbentuk
polygonal.

 Proses terjadinya
Mud craks berkembang di material kohesif yang mengalami penyusutan pada sat
kehilangan kandungan air, umumnya lempumg mengilustrasikan ini dengan sangat
baik. Material berbutir yang non kohesiv seperti pasir tidak bias diharapkan untuk
membuat mud crak, namun pola polygonal dari ridges yang terangkat hadir dibagian
dari beberapa batu pasir, struktur ini dibuuuuat secara nyata oleh masukan dari pasir
yang melewati permukaan mud crack, pengisian pasir didalam kerak tersebut
menjadi bagggian dari hamparan lapisan pasir itu sendiri. Shale biasanya
terlapukan, meninggalkan cast dari kerak yang telah terisi menyambung pada
lapisan batu pasir iu sendiri.
 Kegunaannya
Mengetahui masukan dari pasir yang melewati permukaan mud crack, pengisian
pasir didalam kerak tersebut menjadi bagggian dari hamparan lapisan pasir itu
sendiri.

9) Wash Out

Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari erosi tiba-tiba
karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya.

10) Stromatolite
Stromatolite

Stromatolite adalah struktur


lapisan batuan sedimen dengan
susunan berbentuk lembaran mirip
terumbu yang terbentuk sebagai
hasil dari aktivitas cyanobacteria.

11) Tool Marks

Tool_marks

Struktur ini hampir sama dengan flute cast, namun bentuk gerusan pada permukaan/lapisan
batuan sedimen diakibatkan oleh gesekan benda/suatu objek yang terpengaruh arus.

12) Rain Print

Rain_drop

Rain print atau rain marks


merupakan suatu
kenampakan/struktur pada
batuan sedimen akibat dari
tetesan air hujan.

13) Burrow

Burrow
Struktur kenampakan pada lapisan batuan sedimen berupa lubang atau galian hasil dari suatu aktivitas
organisme.

14) Trail

Trail

Kenampakan jejak pada batuan sedimen


berupa seretan bagian tubuh suatu
makhluk hidup/organisme.

15) Track

Lithified_dino_tracks

Seperti struktur trail, track merupakan kenampakan


jejak berupa tapak kaki suatu organisme.

16) Mud Cracks

17. Flame Structure

flame_structure

Flame structure, kenampakan struktur yang seperti lidah/kobaran api. Struktur ini dapat terbentuk
ketika suatu sedimen yang belum terlitifikasi sempurna terbebani oleh suatu lapisan sedimen yang lebih
berat di atasnya.

Anda mungkin juga menyukai