Batuan Metamorf
Disusun Oleh:
Nama : Elvina Graciela Seuk Seran
NIM :1906100024
Semester/Kelas: l/B
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul ‘'Bahan Galian Ekonomis pada Batuan
Sedimen dan Struktur Sedimen’’ sesuai dengan waktu yang diberikan.
Penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan Mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Batu Sedimen
yang merupakan salah satu bagian dari pelajaran Geologi
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kesalahan –
kesalahan maupun kekurangan, baik dalam susunan kata – kata, kalimat maupun bahasanya,
karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengelaman penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pertambangan tentunya erat dengan istilah bahan galian. Bahan galian
adalah unsur-unsur kimia, mineral, bijih, termasuk batu-batu mulia yang merupakan
endapan. Proses penambangan bertujuan untuk mengambil dan mengeksploitasi bahan
galian yang bernilai ekonomis tersebut. Tujuan utama mempelajari suatu endapan
bahan galian adalah sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-
endapan baru, dan juga mengetahui struktur sedimennya.
Struktur sedimen juga merupakan bentuk-bentuk struktur dalam batuan
sedimen yang terjadi karena pada proses pada saat atau tidak lama setelah terjadinya
proses sedimentasi. Struktur sedimen sangat berguna bagi geologist, karena dengan
struktur sedimen ini kita dapat menafsirkan aspek-aspek seperti lingkungan sedimen
kuno, sejarah geologi, dan juga proses terjadinya permukaan bumi.
1) Batubara
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70% berat
volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonan termasuk
inherent moisture. Proses pembentukan batubara dimulai dari bahan organik, utamanya
yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora,
polen, damar, dan lain-lain. Selanjutnya, bahan organik tersebut mengalami berbagai
tingkat pembusukan (dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik
maupun kimia baik sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya
(Tirasonjaya, 2006).
Teori Insitu:
Teori ini menyatakan bahwa bahan-
bahan pembentuk lapisan batubara
terbentuk di tempat dimana tumbuhan asal
itu berada, setelah tumbuhan itu mati, dan
belum mengalami transportasi, segera
tertutup oleh lapisan sedimen dan
mengalami proses pembatubaraan (coalification). Jenis batubara yang terbentuk dengan
cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar
abunya relatif kecil.
Teori Drift:
Berdasarkan teori ini bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadi di
tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang.
Tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air (baca juga mengenai massa jenis air)
dan berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami proses
pembatubaraan (coalification). Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini
mempunyai penyebaran yang tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa tempat, dan
kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut
bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tumbuhan ke tempat
sedimentasi.
lingkungan pengendapan
Untuk mendapatkan batubara, maka lingkungan pengendapannya biasanya
berupa rawa dengan tingkat kelembapan tinggi.Kondisi demikian dapat terjadi
diantaranya di lingkungan paralik (pantai) dan limnik (rawa-rawa).
2) Minyak Bumi
dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat
pekat/gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan
setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber,
dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat
pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga
menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak
tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk
membuat plastik dan obat-obatan. Minyak bumi digunakan untuk memproduksi
berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia
Proses Terjadinya
Minyak bumi terjadi sejak zaman primer, sekunder, dan tersier. Minyak bumi
berasal dari mikroplankton yang terdapat di rawa-rawa, danau-danau, teluk-teluk,
maupun laut-laut dangkal. Setelah mati mikroplankton kemudian mengendap di dasar
laut bercampur dengan lumpur disebut lumpur sapropelium.
Bangkai plankton mendapat tekanan dari lapisan di atasnya dan panas dari
dalam bumi, maka terjadilah proses “destilasi alam” dan terurai menjadi minyak tanah
kasar. Cairan tersebut bercampur dengan pasir dan tanah liat (lempung) yang telah
membatu. Minyak bumi itu menyebar di dalam lempung disebut bitumineus (hasil
pembusukan organisme).
Minyak bumi dalam batuan tersebut mengalami proses migrasi, yaitu lempung berubah
seperti spon sehingga air terserap oleh pori-pori lempung. Minyaknya keluar mengalir di
antara butir-butir pasir di dekatnya. Itulah tempat lapisan minyak bumi. Pada lapisan
tersebut, minyak berada di atas lapisan air karena BJ (Berat Jenis) minyak lebih kecil dari
BJ air (=1).
3) Mangan
Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki
symbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam
mangan berwarna putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh
tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetic. Hal ini dapat
dilihat dari obital d yang terisi penuh pada konfigurasi electron. Mangan mempunyai
isotop stabil yaitu 55Mn.
Proses terbentuk
Proses terbentuknya mangan dapat terjadi akibat kontak metasomatisme.
Endapan mangan dapat terbentuk melalui beberapa proses yaitu proses hidrotermal
( sirkulasi air panas) ,cebakan sedimenter (setiap konsentrasi lokal mineral yang
terbentuk oleh proses sedimentasi).Endapan mangan juga dapat terbentuk dalam
lingkungan batuan vulkanik (tuff) setempat dalam gamping (kapur).Endapan mangan
sedimenter merupakan endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan mempunyai nilai
ekonomis. “Manganese Oolites” dan “Manganese Shales” terbentuk dilingkungan laut.
Pirolusit merupakan salah satu anggota kelompok senyawa Mn,dapat pula terbentuk
karena proses pelapukan bijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu.
Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandungdalam kerak bumi. Bijih
mangan utama adalah pirolusitdan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida
danterbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Manganmempunyai warna abu-
abu besi dengan kilap metaliksampai submetalik, kekerasan 2 – Mangan berkomposisi
oksidalainnya namun berperan bukan sebagai mineral utamadalam cebakan bijih adalah
bauxit, manganit, hausmanit,dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi
karbonatadalah rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisisilika.Cebakan mangan
dapat terjadi dalam beberapa tipe,seperti cebakan hidrotermal, cebakan sedimenter,
cebakanyang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, cebakanmetamorfosa, cebakan
laterit dan akumulasi residu.Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk
tujuanmetalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja,sedangkan penggunaan mangan
untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering,keramik dan gelas,
kimia, dan lain-lain.
2. Struktur Sekunder (epigenetic); struktur yang terbentuk setelah terbentuknya batuan sedimen
tersebut, seperti fault, fold, jointing.
Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain;
1) Cross-Bedding
Cross_bedding
Kegunaannya
cross-bedding menunjukkan arah transportasi dan aliran arus. Gaya dan ukuran cross-
bedding dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan arus,dan orientasi cross-bedding
memungkinkan penentuan arah paleoflow. Cross-bedding juga dapat diproduksi ketika angin
bertiup di atas permukaan pasir dan menciptakan bukit pasir.
2) Graded-Bedding
Graded bedding
Kegunaan
Mengidentifikasikan strata yang naik ke atas dari sedimen klasik bertekstur kasar dipangkalan
mereka menjadi material bertekstur lebih halus. Stratifikasi dapat ditandai dengan tajam
sehingga satu lapisan terlihat jelas dari lapisan di atas dan dibawahnya. Kegunaannya juga yakni
dapat mengetahui variasi ini dihasilkan dari kecepatan bahan pengangkut dan berat bahan yang
diangkut.
3) Lamination/Laminasi
Lamination
Proses terjadinya
Laminasi disebabkan oleh perubahan siklik dalam penyediaan sedimen. Perubahan ini
dapat terjadi pada ukuran butir, persentase tanah liat, kandungan mikrofosil, kandungan bahan
organik atau kandungan mineral dan sering mengakibatkan perbedaan yang menonjol dalam
warna antara lamina.
Laminasi dapat terjadi sebagai struktur paralel (paralel laminasi) atau di set berbeda
yang membuat sudut satu sama lain (cross-laminasi). Hal ini dapat terjadi pada berbagai jenis
batuan sedimen, dari batu pasir kasar untuk serpih halus, batulempung atau bahkan di
evaporites.
Karena laminasi adalah struktur halus, laminasi mudah rusak karena bioturbation
(aktivitas menggali organisme) segera setelah pengendapan. Laminasi berkembang pada
sedimen berbutir halus ketika partikel berbutir halus menetap, yang hanya bisa terjadi dalam air
yang tenang. Laminasi dalam batu pasir sering terbentuk dalam lingkungan pesisir, di mana
energi gelombang menyebabkan pemisahan antara butir ukuran yang berbeda.
Kegunaannya
Untuk mengetahui aliran yang datang dari hulu dan mengerosi pada sisi stros side, menyuplai
butir yang kemudian didepositkan di lee-side sehingga terjadi migrasi bedfrom. aliran akan
mengalami pemisaan di flow saparation point, dimana dititik ini momentum mengarah lurus
kehilir ada aliran yang menuju attachment point yang mmengerosi upstream side, dan yang
berputar dibagian trough yang kemudian mendepositkan hasil erosi di stoss sideada lee-side
(downstream side) membentuk cross laminae.
4) Inverted Graded-Bedding
5) Inverted_graded_bedding_sch
Kegunaannya
Mengetahui faktor dari berat dan volume dari fragmen (sortasi dari komponen yang lainnya)
serta density dari massa yang bergerak.
6) Load Cast
Load_cast
Kegunaannya
Load cast berkembang pada satu kasus dan tidak berarti kenampakan tersebut dapat
menunjukkan kondisi pada lapisan dasar. Jika satu arus turbinit mengikuti “heels” yang lainnya,
maka kondisinya akan lebih mendukung untuk terjadinnya load cast padahal jika ada suatu
kekeliruan waktu yang cukup berarti dan dewatering pada lapisan yang lebih rendah, maka load
cast tidak akan terbentuk.
7) Flute Cast
Flute_cast
Suatu struktur
batuan sedimen yang berupa
gerusan di permukaan
lapisan batuan karena
pengaruh suatu arus.
Bentuk yang kurang reguler menyerupai load cast tetapi mempunyai bentuk
yang lebih reguler dan juga menunjukan bukti jelas dari asal proses erosinya, seperti
pembagian dari laminasi di subjacent lempung atau silt.laminasi mungkin akan
tererosi berbeda sehingga pasir yang mengisi tersebut akan memperlihatkan ‘jejak”
yang membentuk Flute cast yang terpahat, sebagai perbandingan laminasi
berasosiasi dengan load cast pembentukannya tidak bergantung pada struktur
melainkan terbentuk oleh erosi. Beberapa pengisi dari struktur flute adalah
penyebab dari pembebanan dan deformasi, seperti load casted. Flute mark
merupakan contoh yang bagus dari struktur yang sangat hebat merupakan tipe yang
yang sulit untuk diklasifikasikan.Gr4-14
Walaupun flute mungkin berasosiasi dengan saluran (alur) yang bukan merupakan
peraturannya, biasanya mereka eksklusif.
Flutte tampaknya merupakan produk dari arus local yang terputar, ukurannya sangat
bergantung pada ukuran dari putaran, kemudian mungkin menjadi rumgsi dari
kekuatan arus, ketika kondisi arus sangat tepat untuk memproduksi satu putaran
maka akanberkenbanng tteapt di lapangan dari semacam vortices. Ada banyak
factor yang tidak dikenal yang mengontrol ukuran, bentuk dan keruangan dari flute
(Allen,1826,fig 1-2) menyediakan klasifikasi yang menyeluruh untuk bermacam –
macam kelompok flute.
Kegunaannya
Flute merupakan paling umum dan paling brguna untuk produksi arus sole marks,
bentuk mereka adalah pemandu yang tepat atas direksi dari aliran arus, dan
walaupun tidak eksklusif flute merupakan produk dari arus turbidit yamg paling
berkarakteristik dari fasies flysch.
8) Mud_cracks
Mud cracks
Proses terjadinya
Mud craks berkembang di material kohesif yang mengalami penyusutan pada sat
kehilangan kandungan air, umumnya lempumg mengilustrasikan ini dengan sangat
baik. Material berbutir yang non kohesiv seperti pasir tidak bias diharapkan untuk
membuat mud crak, namun pola polygonal dari ridges yang terangkat hadir dibagian
dari beberapa batu pasir, struktur ini dibuuuuat secara nyata oleh masukan dari pasir
yang melewati permukaan mud crack, pengisian pasir didalam kerak tersebut
menjadi bagggian dari hamparan lapisan pasir itu sendiri. Shale biasanya
terlapukan, meninggalkan cast dari kerak yang telah terisi menyambung pada
lapisan batu pasir iu sendiri.
Kegunaannya
Mengetahui masukan dari pasir yang melewati permukaan mud crack, pengisian
pasir didalam kerak tersebut menjadi bagggian dari hamparan lapisan pasir itu
sendiri.
9) Wash Out
Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari erosi tiba-tiba
karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya.
10) Stromatolite
Stromatolite
Tool_marks
Struktur ini hampir sama dengan flute cast, namun bentuk gerusan pada permukaan/lapisan
batuan sedimen diakibatkan oleh gesekan benda/suatu objek yang terpengaruh arus.
Rain_drop
13) Burrow
Burrow
Struktur kenampakan pada lapisan batuan sedimen berupa lubang atau galian hasil dari suatu aktivitas
organisme.
14) Trail
Trail
15) Track
Lithified_dino_tracks
flame_structure
Flame structure, kenampakan struktur yang seperti lidah/kobaran api. Struktur ini dapat terbentuk
ketika suatu sedimen yang belum terlitifikasi sempurna terbebani oleh suatu lapisan sedimen yang lebih
berat di atasnya.