Anda di halaman 1dari 11

MENGAPLIKASIKAN PELAJARAN MATEMATIKA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI SD

TUGAS PROJECT

PEND. MM KELAS
TINGGI

OLEH :

KELOMPOK 9

Nama : 1.PUTRI MITAHUL JANNAH (1193311075)


2. QAULAN SYAKILA (1193311075)
3. RAHMA HIDAYANI (1193311099)
4. MARWAH SOPIAH (1193311077)
5.YOSI ESRA YANTI SARAGIH ( 1193311155)
Kelas : PGSD KELAS I 2019

Dosen Pengampu : ANDRI KRISTIANTO SITANGGANG,S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas
rahmat dan karuniaNya serta kesehatan, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas Projectini
yang berjudul “Mengaplikasikan Pelajaran Matematika Dalam Kehidupan Sehari-Hari di SD “
Project ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Pendidikan Matematika Kelas
Tinggi.

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Penulis menyadari bahwa tugas Project ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf. Karena itu penulis sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun untuk dapat
menyempurnakan tugas Project ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas Project ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 28 November 2021

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah...........................................................................................6
C. Tujuan ............................................................................................................ 6
D. Manfaat...........................................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 7

A. Hakikat Pelajaran Matematika .............................................................................. 7

B. Metode Penelitian..................................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 8

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 8

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 10

A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah merupakan jenjang awal untuk menanamkan
konsep dasar bagi anak, sebagai pembuka daya pikirnya dalam menghadapi jenjang berikutnya.
Sudah diketahui bahwa pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa
pada masa sekarang ataupun masa yang akan datang.Dalam pendidikan dasar (madrasah
ibtidaiyah atau sekolah dasar), faktor eksternal memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
memicu keinginan anak untuk belajar. Hal ini dikarenakan awal mula pembelajaran selalu
disampaikan oleh pendidik. Salah satu pembelajaran yang sampai saat ini masih menjadi hal
yang menakutkan bagi anak-anak yaitu belajar matematikam (Guru, Ibtidaiyah, Islam, &
Mataram, 2018).

Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, khususnya anak-anak diusia


sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah (SD/MI) sering mengalami kesulitan dalam menerima
pelajaran dari guru. Kesulitan yang mereka hadapi ini merupakan problema yang sering
menjadikan mereka kesulitan dalam memahami, dan mengaplikasikan atau dalam upaya
meningkatkan kemampuan mereka terhadap mata pelajaran yang dipandang
menakutkan(Nursalam, 2016). Khususnya mata pelajaran matematika, sering sekali mereka
mengalami kesulitan baik dalam memahami, maupun mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari.Matematika salah satu bidang studi yang selalu diajarkan pada setiap jenjang
pendidikan. Saat ini perolehan hasil belajar matematika masih dirasa belum optimal, bisa jadi
dikarenakan oleh faktor kemampuan siswa yang belum mampu memahami metode yang
diajarkan oleh guru atau metode yang diajarkan terlalu sulit dan rumit bagi siswa.

Sering sekali kita menemukan angka-angka atau bilangan-bilangan yang berhubungan


dengan Matematika. Tetapitidak sedikit orang-orang berasumsi bahwa pelajaran Matematika itu
sangat sulit untuk dipahami, walaupun begitu semua orang dituntut untuk mempelajarinya karena
Matematika merupakan salah satu sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari (Pebriana, 2017).Banyak kita temukan di lapangan bahwa sebagian besar siswa yang
memperoleh nilai matematika rendah salah satu factor penyebabnya adalah sikap negative

4
mereka terhadap matematika. Banyak siswa yang mengangap matematika itu sulit dimengerti,
matematika itu rumusnya banyak jadi sering lupa, matematika itu menakutkan karena jika tidak
bisa menjawab akan dihukum oleh guru, matematika itu sulit dan rumit karena selalu
berhubungan dengan angka, rumus dan hitung-menghitung dan banyak lagi alasan lainnya.
Emosi siswa akan banyak menentukan pada efektivitas belajar, suasana belajar yang tidak
menyenangkan dan kaku akan menghambat perkembangan siswa sebaliknya suasana belajar
yang aman, nyaman dan menyenangkan dapat mendorong energy positif siswa sehingga dapat
meningkatkan fungsi otak dan mengoptimalkan proses belajar serta meningkatkan kepercayaan
diri.Selain itu pembelajaran matematika juga tidak luput dari kecenderungan proses
pembelajaran yang berpusat pada guru. Kualitas guru sangat besar peranannya dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Maka perlu adanya tindakan yang nyata
dari seorang guru, baik itu cara mengajar yang ditunjukan dengan adanya berbagai macam
metode agar proses pembelajaran tidak monoton dan tidak membosankan.

Proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut idealnya dilakukan sesuai dengan
Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pembelajaran dimana pembelajaran
seyogyanya dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik (Romadiastri, 2017).Kondisi demikian itu tentu membuat proses pembelajaran
hanya dikuasai oleh guru. Sehingga minat siswa dalam pembelajaran matematika kurang yang
mengakibatkan pemahaman dan penguasaan materi cenderung rendah. Dan kondisi tersebut
akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk menelusuri apa saja masalah yang dihadapi para siswa sehingga mereka kesulitan
belajar matematika.Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini dibutuhkan para guru yang
mempunyai pemikiran yang maju dan kekinian supaya dapat meningkatkan kemampuan belajar
siswa dalam beberapa mata pelajaran. Sehingga akan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
menyenangkan dan lebih mendalam(Fadhly & Muhammad, n.d.).

5
B. Rumusan Masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja kesulitan belajar siswa ketika belajar materi penggunaan sifat-sifat operasi
hitung?
2. Apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar yang dialami siswa ketika belajar
matematika?

C. Tujuan
1. Untuk memenhi tugas mata kuliah konsep dasar matematika
2. Menambah pengetahuan tentang pengablikasian pelajaran matematika pada siswa SD
3. Mengetahui masalah siswa dalam mempelajari pelajaran matematika di SD

D. Manfaat
1. Melatih dalam berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah
2. Menabah wawasan tentang pengajaran matematika di SD

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat pelajaran Matematika

Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “manthenein”, yang artinya
“mempelajari”. Mungkin juga, kata tersebut erat hubungannya dengan kata Sanskerta “medha”
atau “widya” yang artinya “kepandaian”, “ketahuan”, atau “intelegensi”.18Kata “ilmu pasti”
merupakan terjemahan dari bahasaBelanda “wiskunde”. Kemungkinan besar bahwa kata “wis”
ini ditafsirkan sebagai “pasti”, karena di dalam bahasa Belanda ada ungkapan “wis an zeker”:
“zeker” berarti “pasti”.19Menurut Reseffendi, Matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif
yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur
yang terorganisasi, mulai dari unsur yangtidak terdefinisikan, ke unsuryang didefinisikan,
keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah suatu ilmu yang membutuhkan pemikiran yang cukup dalam
menyelesaikan masalah yang terdapat di dalamnya. Dengan belajar matematika seseorang
mengalami proses berpikir. Dan berpikir itu berguna dalam menyusun hubungan-hubungan
dengan lingkungan sekitarnya.

B. MetodePenelitian

Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu, dimana cara ilmiah disini berarti suatu kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Dalam penelitian ini,
metode yang digunakan adalah metode penelitian dengan wawancara.Penelitian ini berjuan
untuk mengetahui apa saja kah yang membuat pelajaran matematika tersebut menjadi dianggap
sulit dan bagaimana cara penyampaian materinya kepada siswa. Juga wawancara dengan siswa
secara langsung agar dapat memperoleh informasi yang sebenar-benarnya dan juga sesuai
dengan fakta yang ada. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV. Dan dengan adanya informasi
dari hasil wawancara siswa, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara professional sehingga dapat mengurangi kesulitan belajar
matematika siswa.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sudah diketahui bahwasanya matematika merupakan mata pelajaran yang mulai dari SD/MI
sudah diajarkan sampai nanti ke jenjang sekolah terakhir bahkan di perguruan tinggi nantinya.
Oleh sebab itu, pemahaman matematika oleh siswa sejak dini sangat berpengaruh bagi jenjang
selanjutnya.Berdasarkan wawancara yang dilaksanakan pada guru dan siswa di menemukan
gejala-gejala seperti masih banyaknya siswa yang belum bisa penjumlahan, pengurangan,
terutama perkalian dan pembagian dan siswa cenderung bersifat pasif pada saat kegiatan
pembelajaran di kelas. Sehingga pada saat mengerjakan soal mereka merasa kesulitan dan serta
hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM.Kebanyakan dari siswa yang kesulitan belajar
matematika adalah siswa laki – laki. Hal itu dikarenakan siswa laki- laki lebih sering
mengabaikan materi yang dijelaskan oleh guru, sehingga mereka tidak paham dan tidak dapat
menangkap penjelasan apa yang sudah disampaikan.Gejala-gejala seperti yang dikemukakan di
atas disebabkan oleh beberapa kemungkinan seperti kurangnya pendekatan atau pun pembinaan
oleh guru secara individual terhadap siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
Dam kurangnya perhatian serta pembinaan dari orang tua. Sudah semestinya hal ini dapat
diperbaiki apabila guru, wali kelas dan orang tua siswa bekerja sama mengatasi hal tersebut. Dari
pihak guru dapat memberikan solusi dengan cara mengulangi kembali penjelasan materi yang
belum dimengerti oleh siswa. Lalu, guru juga dapat melakukan pendekatan secara langsung
kepada siswa yang dianggap memiliki permasalahan dalam menerima pelajaran matematika.
Sedangkan permasalahan kurangnya perhatian dan pembinaan orang tua bisa diatasi dengan
lebih memperhatikan segala aktifitas anaknya dan juga berkomunikasi baik-baik ketika hendak
berbicara dengan anak.

Adapun hasil wawancara peneliti kepada siswadan guru di SD tentang apa saja yang
menurut mereka membuat kesulitan belajar matematika. Sebagimana yang dikemukakan tentang
kesulitan belajar matematika, ia mengungkapkan bahwa:
Menurut saya mata pelajaran matematika itu sangat sulit untuk dipahami dan dimengerti, karena
terlalu banyak pembagian-pembagian dan perkalian. Seperti materi aproksimasi penggunaan

8
satuan berat sampai-sampai ketika pembelajaran berlangsung saya suka bergurau dengan teman.
Dan juga saya sering mendapatkan nilai yang rendah yaitu berkisar 40 sampai 60an. Apalagi
pada saat guru menyampaikan materi terlalu cepat. Sehingga ketika guru memberikan tugas saya
terkadang menyontek punya teman supaya lebih cepat selesai. Kemudian yang dikemukakan
tentang kesulitan belajar matematika, ia mengungkapkan bahwa:Pelajaran matematika adalah
pelajaran yang susah dan saya tidak senang ketika belajar matematika. Dan juga gurunya dalam
menyampaikan materi juga terlalu cepat dan tidak berulang-ulang. Sampai-sampai pada saat
pembelajaran berlangsung saya tidak memperhatikan melainkan asyik bercerita dengan teman
sebangku dan sering menyontek punya teman ketika diberikan tugas oleh guru. Apalagi nilai
yang sering dapatkan juga rendah yaitu 40 sampai 70

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswadan guru di SD mengenai


kesulitan belajar matematika yaitu bahwa pada saat guru menyampaikan materi guru tersebut
melihat ketidakmampuan siswa dalam penguasaan konsep penjumlahan dan perkalian,
ketidakmampuan siswa dalam berhitung, dan ketidakmampuan dalam memahami Sampai-
sampai ketika guru memberikan tugas, siswa sering mencontek temannya. Namun, ketika dilihat
dari dari beberapa hasil observasi yang dilakukan peneliti tidak melihat penggulangan terhadap
materi yang diajarkan sehingga membuat siswa sulit untuk memahami dan mengerti. Dalam
pembelajaran matematika, pemecahan masalah menjadi bagian yang paling sulit dalam pelajaran
matematika.

9
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Masih banyak siswa-siswi di SD yang mengalami kesulitan belajar matematika
dikarenakan mereka sering mengabaikan penjelasan guru.
2. Salah satu penyebab siswa kurang paham adalah karena guru menjelaskan ateri
dengan cepat dan tidak mengulang penjelasannya.
3. Siswa mendapat nilai rendah untuk mata pelajaran matematika bahkan di bawah
KKM.
4. Para siswa sebagian besar kurang operasi hitung pembagian dan perkalian.
5. Kesulitan yang dialami siswa yaitu ketidakmampuan siswa dalam penguasaan
konsep secara benar, ketidakmampuan siswa dalam berhitung, dan
ketidakmampuan siswa dalam memahami perkalian. Sehingga kesulitan tersebut
berdampak pada hasil belajar siswa.
B. SARAN

Dalam mengajarkan pelajaran matematika hendaknya guru sebagai tenaga pendidik lebih
memahami karakteristik siswanya dengan melihat gaya belajar yang digunakan oleh siswa
agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik.dan ada baiknya guru dalam mengajar
menggunakan media pembelajaran agar siswa lebih memahami pelajaran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fadhly Muhammad.Dalam Pembelajaran Matematika Sd/Mi, P. Ibtidaiyah, M.Islam& Mataram


(2018).

Fobia dalam Pembelajaran Matematika di Pendidikan Dasar. 10(1),1–12.


Nursalam,(2016).

DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA: STUDI PADA SISWA SD/MI DI


KOTA MAKASSAR. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 19(1), 1–15.
https://doi.org/10.24252/lp.2016v19n1a1.

Pebriana, P. H. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Menerapkan Pendekatan


Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (Pmri) Pada Siswa Kelas V Sdn 003 Bangkinang.

Jurnal Pendidikan Matematika 78 Retrievedfrom


http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/cendekia/article/view/99/52Romadiastri, Y. (2017).

11

Anda mungkin juga menyukai