Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan
enzim.
Berbeda dengan anabolisme yang memerlukan energi. Proses katabolisme justru menghasilkan energi dalam
bentuk ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas.
Dari pengertian katabolisme diatas, salah satu contoh reaksi katabolisme yang terjadi dalam tubuh adalah nasi
yang kita makan sehari-hari.
Nasi mengandung karbohidrat dan karbohidrat diubah menjadi energi dalam bentuk ATP melalui reaksi
katabolisme.
Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam
bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan elektron berenergi tinggi NADH2 (Nikotilamid
adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).
TAHAPAN KATABOLISME
Secara umum, tahap katabolisme terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1.Glikolisis
2.Dekarboksilasi oksidatif
3.Siklus asam sitrat
4.Transpor elektron
5.Siklus krebs
Respirasi sel adalah metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH) dari molekul-
molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak dan protein).
Respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari respirasi dapat
diartikan sebagai pernapasan.
Respirasi sebenarnya terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga mikroorganismi
uniseluler.
PERNAPASAN VS RESPIRASI
Pernapasan sangat identik dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, sedangkan respirasi tidak
selalu melibatkan oksigen.
Proses Katabolisme
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami senyawa energi tinggi (SET) sebagai unit penyimpan
energi kimia pada organisme hidup. Contoh SET adalah molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan
bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP
membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok
kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang
demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan
oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol
oleh khamir Saccharomyces cerevisiae.
Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria.
A.Glikolisis
Glikogenolisis, perubahan glikogen menjadi glukosa. Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan
oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen
fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah
glukagon dan adrenalin.
Glikolisis, pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen. Glikolisis adalah
serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu
proses metabolisme yang paling umum kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam
hampir seluruh bentuk organisme.
B.Siklus Krebs
Siklus krebs adalah tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama orang yang menemukan reaksi
tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali
dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke
mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.
C.Transpor elektron
Transpor elektron adalah satu-satunya reaksi katabolisme yang menghasilkan karbon dioksida (CO2).
Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah elektron dan H+ bereaksi dengan
oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32
ATP.
Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul khusus, seperti Flavo
protein, ko-enzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3.
Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine Mono Nukleotida),
selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H yang diambil dari lingkungan sekitarnya.
Sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O.
Jadi hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan respirasi. Produk sampingan
respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada
pernapasan hewan tingkat tinggi. Ketiga proses respirasi dapat diringkas sebagai beriku.
D.Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang dilepaskan oleh oksidasi
nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi air.
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir semuanya menjalankan
fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk
mendapatkan energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.
E.Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah proses Perubahan Piruvat menjadi Asetil koezim – A.
F.Fermentasi
Fermentasi adalah proses pembebasan energy tanpa oksigen.