Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SHADRY ANDRIANI
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Email: Shadryandriani17@gmail.com
ABSTRAK
Shadry Andriani, 2019. Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Meubel di Kecamatan
Manggala Kota Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Bapak Dr. Mustari, S.E., M.Si dan Bapak
Muhammad Dinar, S.E., M.S.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan usaha pengrajin meubel
di Kecamatan Manggala Kota Makassar serta untuk mengetahui besarnya keuntungan usaha
yang diperoleh pengrajin meubel di Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
mengkaji dan mendeskripsikan pendapatan usaha pengrajin meubel. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pengrajin usaha meubel yang ada di Kecamatan Manggala Kota
Makassar karena penelitian ini menggunakan data primer maka sampel penelitian
menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua yang menjadi populasi dijadikan sampel.
Adapun penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan
variabel-variabel yang diteliti melalui penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara dokumentasi dan angket.
Adapun teknik pengujian yang dilakukan antara lain pendapatan, penerimaan, analisis R/C
ratio serta analisis break event point.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pengrajin meubel yang ada di Kecamatan
Manggala memperoleh keuntungan dan sangat layak untuk diusahakan sebagai pendapatan
masyarakat setempat. Hal ini terlihat dari rasio penerimaan pengrajin meubel lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan selama masa periode atau masa produksi.
Industri Meubel merupakan salah seni yang cukup tinggi, sehingga industri
satu komoditi hasil kerajinan tangan yang meubel dalam negeri dikatakan memiliki
mempunyai peran cukup penting demi peranan cukup besar meskipun belum
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam digali secara maksimal. Para pengusaha
rangka meningkatkan kesejahteraan industri meubel melakukan pekerjaan
masyarakat. Selain itu, industri meubel dengan tujuan untuk memperoleh
juga salah satu komoditi ekspor Indonesia pendapatan demi kebutuhan hidup. Untuk
yang cukup penting sebagai penghasil pelaksanaannya diperlukan beberapa
devisa negara sesudah minyak dan gas, perlengkapan dan dipengaruhi oleh
sebagai home industri yang memiliki nilai beberapa faktor yang mempengaruhi
pendapatan industri meubel yang terdiri model atau barang yang bernuansa seni,
dari besarnya modal, jumlah tenaga kerja, unik, eksotis, motif dan kreasi.
pengalaman/skill, upah tenaga kerja, dan Usaha meubel ini merupakan salah
lama usaha. satu usaha mikro kecil dan menengah
Hubungan modal kerja, tenaga (UMKM) yang telah lama dikembangkan
kerja, upah, pengalaman/skill serta oleh masyarakat sebagai wadah
lamanya usaha terjadi apabila sebagian peningkatan kesejahteraan masyarakat.
dari pendapatan ditabung dan Usaha industri meubel dengan bahan baku
diinvestasikan kembali dengan tujuan utama kayu yang memiliki beragam
memperbesar output dan pendapatan macam seperti kayu jati, kayu bayam,
dikemudian hari. Penambahan tenaga kayu mahoni, kayu nyatoh, kayu pinus,
kerja, pengadaan pabrik baru, mesin-mesin kayu sungkai, kayu cedar, dan kayu ramin
canggih, peralatan dan bahan baku akan merupakan usaha tradisional yang telah
meningkatkan stok modal secara fisik berkembang sejak lama dan dilakukan
(yakni nilai riil atas seluruh barang modal secara turun temurun dalam melayani
produktif secara fisik). Dan hal ini lebih kebutuhan masyarakat di Kecamatan
jelas memungkinkan akan terjadinya Manggala dan sekitarnya maka tidak heran
peningkatan output di masa mendatang. jika kebutuhan masyarakat untuk barang-
Pembentukan usaha yaitu suatu barang yang menggunakan bahan dasar
kegiatan yang dilakukan dan kayu akan terus meningkat. Meskipun
dikembangkan oleh seseorang atau sudah banyak barang-barang yang
sekelompok dengan tujuan menghasilkan menggunakan bahan plastik, aluminium,
berbagai jenis barang dan jasa yang besi dan lain-lain, namun barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam menggunakan material kayu memiliki nilai
kehidupannya. Sehingga melalui usaha tersendiri dalam bidang seni dan
industri diharapkan bisa memajukan dan keindahan.
membangun kehidupan masyarakat dari
kemiskinan atas terbatasnya kebutuhan
ekonomi yang dimiliki. Karena usaha
industri juga merupakan suatu langkah
sebagai solusi yang tepat untuk digunakan
oleh masyarakat dalam berkreatifitas dan
menciptakan nilai produksi dengan model-
Tabel 2. Jumlah industri meubel di usaha pengrajin meubel mempunyai tujuan
Kecamatan Manggala.
utama yaitu mendapatkan laba yang
No Kelurahan Jumlah Persentase
sebesar besarnya dan mempertahankan
Industri (%)
atau semakin berusaha meningkatkannya.
1 Antang 10 28
Meskipun persaingan antar usaha meubel
2 Tamangapa 11 31
cukup ketat tetapi mereka berusaha untuk
Raya
memberikan pelayanan yang terbaik
kepada para konsumen guna untuk
3 Borong 4 11
memaksimumkan pendapatannya.
4 Batua 3 8
Pendapatan dari industri meubel
5 Manggala 2 5,5
berdasarkan besar kecilnya kemampuan
6 Bangkala - -
produksi sehingga semakin besar modal
7 Bitowa 4 11
usaha maka semakin besar pula
8 Biring 2 5,5
kemampuan industri meubel memproduksi
Romang 36 100
suatu barang, akan tetapi sekalipun
Total
industri meubel ini di dukung dengan
Sumber : Olahan data primer, tahun 2018.
modal usaha yang besar akan tetapi tidak
Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa
didukung dengan tenaga kerja yang
industri meubel di atas merupakan salah
berpengalaman maka produksi industri
satu kelompok dari berbagai macam
meubel ini tidak akan pernah mendapatkan
industri yang perlu di bina, dibimbing dan
hasil yang memuaskan dan sangat
diarahkan untuk meningkatkaan taraf
berkorelasi dengan tingkat produksi dan
hidupya dan mampu meningkatkan
pendapatan industri meubel.
pendapatannya mengingat jumlah dan
Oleh karena itu, para pengrajin
kontribusi mereka yang cukup besar
sering dihadapkan pada persoalan tentang
terhadap retribusi daerah selain itu juga,
bagaimana mencapai keberhasilan usaha
keberadaan mereka sangat diperlukan oleh
melalui optimalisasi peningkatan
masyarkat. Usaha ini memang cukup
pendapatan yang dituangkan dalam
menarik dilihat dari sudut pandang
pemilihan kombinasi dari beberapa faktor-
kemandirian dalam menciptakan lapangan
faktor keputusan serta starategi pemasaran
kerja serta menyediakan barang dan jasa
masih belum kondusif disebabkan para
dan harga sesuai dengan kualitasnya dalam
pengrajin sebagian hanya memasarkan
lingkup usaha yang mencegah timbulnya
produknya ditempat produksi itu sendiri
pengangguran dan keresahan sosial. Para
atau disebut dengan tempat dimana
pengrajin membuatnya. Banyak faktor- mereka dapat mengembangkan usahanya
faktor yang diduga mempengaruhi dengan mengambil kebijaksanaan yang
pendapatan pengrajin, termasuk tepat. Berdasarkan pemikiran dan
diantaranya adalah modal, upah, tenaga permasalahan yang telah diuraikan di atas,
kerja, lama usaha, dan keahlian/Skill. maka penulis tertarik untuk mengadakan
Namun dari semua faktor-faktor penelitian dengan judul “Analisis
yang telah disebutkan diatas, berdasarkan Pendapatan Usaha Pengrajin Meubel di
hasil pengamatan dan wawancara Kecamatan Manggala Kota Makassar”.
mendahului yang dilakukan peneliti
dengan pengrajin selama kurang lebih dua II. TINJAUAN PUSTAKA DAN
minggu, rata-rata pendapatan pengrajin KERANGKA PIKIR
meubel yang ada di Kecamatan Manggala a. Tinjauan Pustaka
ini berkisar Rp. 5.000.000,00 hingga Rp. 1. Konsep Pendapatan
10.000.000,00 per bulan dan bahkan Menurut Sukirno (2000) “Pendapatan
sampai Rp. 50.000.000,00 per bulannya merupakan unsur yang sangat penting
tergantung dari banyaknya permintaan. dalam sebuah unsur perdagangan, karena
Hal demikian karena mereka memproduksi dalam melakukan suatu usaha tentu ingin
sesuai dengan permintaan pelanggan. mengetahui nilai atau jumlah pendapatan
Adapun diduga modal dan lama usaha yang diperoleh selama melakukan usaha
paling kuat berpengaruh terhadap tersebut. Dalam arti ekonomi, pendapatan
pendapatan pengrajin. Kedua faktor merupakan balas jasa atas penggunaan
tersebut merupakan faktor internal, dimana faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
modal usaha yang digunakan sebagian sektor rumah tangga dan sektor perusahaan
besar merupakan modal dari pemilik usaha yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga
sendiri dan lama usaha yang bervariasi serta keuntungan/profit.
cenderung berpengaruh terhadap Menurut Karl E. Case & Ray C.
pendapatan pengrajin yang diperoleh saat Fair (2007 : 427), “Pendapatan
ini. Namun pada saat ini masih belum didefenisikan sebagai jumlah uang yang
diketahui berapa pendapatan pengrajin bisa dibelanjakan oleh suatu rumah tangga
meubel secara merata yang ada di selama satu periode tertentu tanpa
Kecamatan Manggala. Untuk itulah meningkatkan atau menurunkan asset
dengan diketahuinya pengaruh dari bersihnya. Uang yang diterima inilah yang
beberapa faktor-faktor tersebut terhadap akan menjadi tolak ukur kesejahteraan
pendapatan usaha meubel, diharapkan masyarakat. sesuai dengan yang
dikemukakan Samuelson dan Nordhaus atau dengan kata lain merupakan segala
(2002), dimana kondisi seseorang dapat pendapatan yang diperoleh oleh
diukur dengan menggunakan konsep perusahaan hasil dari penjualan
pendapatan yang menunjukkan jumlah produksinya kepada pedagang atau
seluruh uang yang diterima oleh seseorang langsung kepada konsumen.
atau rumah tangga selama jangka waktu Menurut Karl E. Case dan Ray C.
tertentu. Defenisi lain dari pendapatan Fair (2007 : 205-206) membagi
adalah jumlah penghasilan yang diperoleh penerimaan kedalam tiga jenis, yaitu :
dari hasil pekerjaan dan biasanya a. Penerimaan Total/ Total Revenue
pendapatan seseorang dihitung setiap (TR)
tahun atau setiap bulan. Dengan demikian, Penerimaan total adalah jumlah
pendapatan merupakan gambaran terhadap total yang di dapatkan perusahaan dari
posisi ekonomi keluarga dalam penjualan produknya, di rumuskan sebagai
masyarakat. Menyadari hal tersebut berikut :
maka sangat penting untuk meningkatkan TR = P x Q
pendapatan demi mencapai kesejahteraan Keterangan :
masyarakat. TR : Penerimaan Total
Berdasarkan paparan diatas tentang P : Harga Barang
konsep pendapatan, maka dapat Q : Jumlah Produksi
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan b. Penerimaan Rata-rata (Average
pendapatan adalah semua keuntungan baik Total Revenue / AR)
berupa uang atau lainnya yang diperoleh Penerimaan rata-rata adalah rata-
seseorang atau badan usaha atas jasa yang rata penerimaan dari per kesatuan produk
telah dilakukan dalam jangka waktu yang dijual atau di hasilkan, yang
tertentu. Jika dikaitakan dengan usaha diperoleh dengan jalan membagi hasil total
pengrajin meubel maka yang dimaksud penerimaan dengan jumlah satuan barang
dengan pendapatan adalah sejumlah yang dijual.
keuntungan yang berupa uang yang c. Penerimaan Marjinal (Marjinal
diterima oleh pengrajin meubel yang Revenue / MR)
dicapai dalam suatu periode tertentu. Penerimaan marjinal adalah
2. Konsep Penerimaan penerimaan tambahan yang diterima
Menurut Sukirno (2004: 13) perusahaan ketika perusahaan
penerimaan adalah sejumlah uang yang meningkatkan output sebanyak satu unit
diperoleh dari penjualan sejumlah output tambahan.
Jadi, penerimaan adalah input) sedangkan dalam jangka panjang
keseluruhan hasil penjualan yang diterima semua faktor produksi dapat mengalami
oleh seseorang dari hasil produksinya perubahan yang artinya bahwa setiap
selama produksi tertentu. Jika dikaitkan produksi dapat ditambah jumlahnya kalau
dengan usaha pengrajin meubel, maka memang diperlukan.
penerimaan yang dimaksud adalah Produksi dapat dikatakan sebagai
pendapatan kotor penjual meubel, artinya kegiatan yang menghasilkan dan
pendapatan yang belum dikurangi biaya- menambah nilai guna barang atau jasa.
biaya yang digunakan. Soeharno (2009 : 4) dalam bukunya Teori
3. Konsep Produksi Mikro Ekonomi menyatakan bahwa :
Menurut Suhardi (2016 : 196) “Produksi merupakan kegiatan untuk
Produksi adalah kegiatan yang mengubah meningkatkan manfaat suatu barang.
input menjadi output/autcome untuk Untuk meningkatkan manfaat tersebut,
meningkatkan manfaat, bisa dilakukan diperlukan bahan-bahan yang disebut
dengan cara mengubah bentuk (form faktor produksi. Sesuai dengan asumsi
utility), memindahkan tempat (place bahwa sumber-sumber ekonomi (faktor
utility) atau dengan cara menyimpan (store produksi) yang bersifat jarang maka
utility). faktor-faktor produksi harus
Tujuan dari produksi itu tentunya dikombinasikan secara baik-baik atau
adalah untuk menghasilkan barang/jasa, secara efisien sehingga dicapai kombinasi
meningkatkan nilai guna barang/jasa, secara baik atau secara rendah”.
meningkatkan keuntungan, memperluas Dari beberapa pendapat ahli dapat
lapangan usaha, meningkatkan disimpulkan bahwa produksi yang
kemakmuran masyarakat, dan menjaga dimaksud dalam penelitian ini diartikan
kesinambungan usaha perusahaan. sebagai usaha atau kegiatan yang
Soekartawi (2002), mengatakan dilakukan oleh pengrajin meubel meliputi
bahwa “produksi adalah suatu kegiatan proses pengolahan kayu (bahan mentah)
yang mengubah input menjadi output”. sampai pada pengambilan hasil produksi
Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa (bahan jadi siap pakai) agar menghasilkan
dinyatakan dalam fungsi produksi. produk yang baik dan maksimal dengan
Analisis terhadap kegiatan produksi jalan mengkombinasikan berbagai macam
perusahaan dikatakan berada dalam jangka faktor produksi.
pendek apabila sebagian dari faktor 4. Faktor-faktor produksi
produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed a. Modal
Salah satu faktor yang sangat Organization (ILO) adalah penduduk usia
penting dalam usaha perdagangan adalah 15 tahun ke atas yang dikelompokkan ke
modal. Peran modal dalam suatu usaha dalam angkatan kerja dan bukan angkatan
sangat penting karena sebagai alat kerja.
produksi suatu barang dan jasa. Suatu Tenaga kerja merupakan faktor
usaha tanpa adanya modal sebagai salah yang penting dalam produksi. Tenaga
satu faktor produksinya tidak akan dapat kerja adalah penduduk dalam usia kerja
berjalan. yang siap melakukan pekerjaan, antara
Menurut Case and Fair (2007) lain, mereka yang sudah bekerja, mereka
Modal adalah barang yang diproduksi oleh yang sedang mencari kerja, mereka yang
sistem ekonomi yang digunakan sebagai bersekolah, dan mereka yang mengurus
input untuk memproduksi barang dan jasa rumah tangga. Sedangkan menurut
di masa depan serta tidak hanya terbatas pendapat Sumitro Djojohadikusumo
pada uang atau aset keuangan seperti (2005), bahwa tenaga kerja adalah semua
obligasi dan saham, tetapi barang-barang orang yang bersedia dan sanggup bekerja
fisik seperti pabrik, peralatan, persediaan dan mereka yang menganggur terpaksa
dan aset tidak berwujud. akibat tidak ada kesempatan kerja.
Sedangkan menurut Sadono Adapun pendapat menurut Sadono
Sukirno, (2015 : 6) “Modal merupakan Sukirno, (2015: 6), dimana tenaga kerja,
benda yang diciptakan oleh manusia dan faktor produksi ini bukan saja berarti
digunakan untuk memproduksi barang- jumlah buruh yang terdapat dalam
barang dan jasa-jasa yang mereka perekonomian. Pengertian tenaga kerja
butuhkan meliputi juga keahlian dan keterampilan
b. Tenaga Kerja yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan
Berdasarkan UU No. 13 tahun pendidikannya, tenaga kerja dibedakan
2003 tentang ketenagakerjaan, yang kepada tiga golongan berikut :
dimaksud dengan tenaga kerja adalah a) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga
“Setiap orang yang mampu melakukan kerja yang memiliki pendidikan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau cukup tinggi dan ahli dalam bidang
jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan tertentu seperti: dokter, akuntan,
sendiri maupun untuk masyarakat”. ahli ekonomi, dan insinyur.
Penduduk usia kerja menurut Badan b) Tenaga kerja terampil adalah
Pusat Statistik (2016) dan sesuai dengan tenaga kerja yang memiliki
yang disarankan oleh International Labor keahlian dari pelatihan atau
pengalaman kerja seperti: montir, termasuk tunjangan, baik untuk pekerja
tukang kayu dan ahli mereparasi sendiri maupun untuk keluarganya.
TV. Tenaga kerja merupakan salah satu
c) Tenaga kerja kasar adalah tenaga faktor produksi yang digunakan dalam
kerja yang tidak berpendidikan atau melaksanakan proses produksi. Dalam
rendah pendidikan dan tidak proses produksi, tenaga kerja memperoleh
memiliki keahlian dalam suatu pendapatan sebagai balas jasa dari usaha
bidang pekerjaan. yang telah dilakukannya yakni upah. Maka
Dari berbagai uraian di atas, dapat pengertian permintaan tenaga kerja adalah
disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha
setiap orang yang berada dalam usia kerja pada berbagai tingkat upah. Terdapat
dan mampu melakukan pekerjaan guna kenaikan tingkat upah rata-rata, maka akan
menghasilkan barang atau jasa. Tenaga di ikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja
kerja yang dimaksud dalam penelitian ini yang diminta, berarti akan terjadi
adalah Pengrajin usaha meubel yang ada di pengangguran. Atau kalau di balik, dengan
Kecamatan Manggala Kota Makassar. turunnya tingkat upah rata-rata akan
c. Upah diikuti oleh meningkatnya kesempatan
Menurut Undang-undang No. 13 kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa
Tahun 2003 yang dimaksud dengan Upah kesempatan kerja mempunyai hubungan
ialah penerimaan sebagai imbalan dari terbalik dengan tingkat upah.
pemberi kerja kepada penerima kerja d. Keahlian/Skill
untuk pekerjaan atau jasa yang telah atau Menurut Sadono Sukirno (2015 :
akan dilakukan. 6) mengemukakan bahwa Skill adalah
Sedangkan menurut Try Wahyu kemampuan pengusaha untuk mendirikan
Rejeki Ningsih (2009), upah adalah suatu dan mengembangkan berbagai kegiatan
penerimaan sebagai imbalan dari usaha. Faktor produksi ini berbentuk
pengusaha kepada pekerja untuk suatu keahlian dari kemampuan pengusaha
pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan untuk mendirikan dan mengembangkan
atau dinilai dalam bentuk uang yang berbagai kegiatan usaha. Keahlian
ditetapkan atas dasar suatu persetujuan keusahawan meliputi kemahirannya
atau peraturan perundang-undangan serta mengorganisasi berbagai sumber atau
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian faktor produksi tersebut secara efektif dan
kerja antara pengusaha dengan pekerja efisien sehingga usahanya berhasil dan
berkembang serta dapat menyediakan waktu yang sudah dijalani pengrajin dalam
barang dan jasa untuk masyarakat. menjalankan usahanya, waktu tersebut
Dari beberapa pendapat ahli dapat merupakan lamanya pengrajin dalam
disimpulkan bahwa keahlian/skill yang menekuni bidang usahanya. Untuk satuan
dimaksud dalam penelitian ini diartikan pengukuran lamanya usaha, peneliti
sebagai karyawan yang dikatakan telah menggunakan satuan tahun dan bulan. Hal
mahir atau memiliki kemampuan yang tersebut dimaksudkan agar mudah dalam
cukup kompeten dalam mengelola usaha memperoleh data bagi pengrajin yang baru
meubel tersebut dan biasanya menekuni bidang indusrti seperti meubel
keahlian/skill yang baik ditandai dengan maupun yang sudah lama menekuni di
lamanya sesorang tersebut bekerja karena bidang tersebut.
dianggap sebagai salah satu penunjang Berdasarkan beberapa faktor
untuk memperoleh pendapatan yang produksi, dapat disimpulkan bahwa
maksimal. Pengrajin meubel harus memiliki modal,
e. Lama Usaha tenaga kerja, upah, kemampuan/skill, dan
Lama usaha juga dapat diartikan lama usaha dalam mengelola usaha
sebagai lamanya waktu yang sudah meubelnya. Pengrajin meubel juga mampu
dijalani pedagang dalam menjalankan membuat perencanaan yang dapat
usaha. Lamanya suatu usaha dapat diartikan sebagai suatu proses pemikiran
menimbulkan pengalaman berusaha, dan penentuan secara matang dari hal-hal
dimana pengalaman dapat mempengaruhi yang akan dikerjakan dimasa mendatang
pengamatan seseorang dalam bertingkah dalam rangka pencapaian tujuann yang
laku (Sukirno, 2006). Ada suatu asumsi maksimal.
bahwa semakin lama seseorang 5. Harga
menjalankan usahanya maka akan Menurut Gregory Mankiw (2003
semakin berpengalaman orang tersebut. :93), “ Harga adalah suatu penentu dari
Sedangkan pengalaman kerja itu sendiri kuantitas yang ditawarkan”. Harga dan
merupakan proses pembentukan kuantitas yang ditawarkan memiliki
pengetahuan atau keterampilan tentang hubungan positif yang dinamakan hukum
metode suatu pekerjaan karena penawaran, yaitu semakin tinggi harga
keterlibatan dalam pelaksanaan tugas semakin banyak jumlah barang yang
pekerjaan. bersedia ditawarkan. Sebaliknya semakin
Di dalam penelitian ini yang rendah tingkat harga, semakin sedikit
dimaksud dengan lama usaha adalah lama jumlah barang yang bersedia ditawarkan.
Sedangkan menurut Karl E. Case dan Ray Untuk lebih jelasnya, menurut Sadono
C. Fair (2007 : 49), “Harga adalah jumlah Sukirno (2015 : 209) ada beberapa
yang dijual oleh suatu produk per unit, dan klasifikasian dalam biaya produksi sebagai
mencerminkan berapa yang bersedia berikut:
dibayarkan oleh masyarakat”. Harga input, a. Biaya tetap (fixed cost)
tenaga kerja, tanah, dan modal Biaya tetap adalah biaya yang
menentukan berapa banyak biaya jumlah totalnya tetap dalam kisaran
pembuatan suatu produk. perubahan volume kegiatan tertentu. Tetap
Dari pengertian- pengertian diatas, besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi
maka dapat disimpulkan harga adalah nilai oleh kondisi usaha jangka panjang.
jual dari suatu produk yang mampu b. Biaya variabel (variable cost)
dibayarkan oleh konsumen dan juga dapat Yaitu biaya yang jumlahnya
dikatakan sebagai penentu dalam hal berubah-ubah sesuai dengan jumlah
jumlah barang yang akan disediakan. produk yang dhasilkan, semakin besar pula
6. Konsep Biaya jumlah variabelnya. Biaya variabel per
Menurut Firdaus dan Wasilah unit tetap adanya volume kegiatan atau
(2012: 22) mendefinisikan biaya sebagai produksi. Seperti biaya bahan baku dan
pengeluaran-pengeluaran atau nilai upah tenaga kerja yang dibayarkan sesuai
pengorbanan untuk memperoleh barang jumlah produk dihasilkan.
atau jasa yang berguna untuk masa yang c. Biaya total (total cost)
akan datang. Sedangkan pengertian biaya Biaya total adalah keseluruhan
menurut Supriyono (2011: 12) adalah jumlah biaya produksi yang dikeluarkan.
harga perolehan yang dikorbankan atau Biaya yang tetap yang harus ditanggung
digunakan dalam rangka memperoleh oleh suatu perusahaan tertentu itu bukan
penghasilan (revenue) yang akan dipakai hanya berkenaan dengan satu jenis ongkos
sebagai pengurang penghasilan. atau biaya saja tetapi terdiri dari beberapa
Sedangkan menurut Sukirno (2010) jenis biaya. Biaya total adalah biaya yang
“Biaya produksi dapat didefenisikan dikeluarkan untuk memproduksi seluruh
sebagai semua pengeluaran yang output dan semua bersifat variabel. Dapat
dikeluarkan oleh perusahaan untuk dirumuskan sebagai berikut:
memperoleh faktor-faktor produksi dan TC = TFC + TVC
bahan-bahan mentah yang akan digunakan Keterangan :
untuk menciptakan barang-barang yang TC : Biaya total
akan diproduksi oleh perusahaan tersebut”. TFC : Biaya tetap
TVC : biaya tidak tetap Dari pengertian-pengertian biaya
d. Biaya total rata-rata (average total diatas, maka disimpulkan bahwa biaya
cost) merupakan keseluruhan pengorbanan yang
Biaya total rata-rata adalah biaya dikeluarkan dalam sebuah proses produksi
total dibagi dengan output atau jumlah tertentu.
produksi yang dihasilkan. Dapat 6. Analisis Break Event Point (BEP)
dirumuskan sebagai berikut : Analisis pulang pokok (break event
point) merupakan suatu keadaan dimana
AC =
usaha dijalankan tidak mengalami
Keterangan : kerugian dan tidak pula mengalami
AC : Biaya rata-rata keuntungan (impas). Dalam hal ini jumlah
TC : Biaya total penerimaan sama dengan jumlah
Q : Jumlah produksi pengeluaran.
1. Biaya tetap rata-rata (average fixed Menurut Soekartawati (2006)
cost) Biaya tetap rata-rata merupakan bahwa “hal yang harus diperhatikan ialah
biaya tetap yang dibagi jumlah output. di dalam analisis Break Event Point,
(FC/Q). bahwa biaya produksi yang dikeluarkan
2. Biaya variabel rata-rata (average diklasifikasikan ke dalam biaya tetap dan
variable cost) Biaya variabel rata-rata juga dalam biaya variabel”. Dimana harga
merupakan biaya yang dibagi jumlah jual serta biaya produksi adalah faktor
output. (VC/Q) yang berpengaruh dalam analisis Break
e. Biaya marginal (marginal cost) Event Point.
Marjinal adalah kenaikan biaya Dalam suatu operasi perusahaan,
produksi yang dikeluarkan untuk harga jual serta biaya produksi seringkali
menambah produksi sebanyak satu unit. akan mengalami perubahan. Perubahan
Dapat dirumuskan sebagai berikut : harga jual akan dapat mengakibatkan
perubahan total pada penerimaan,
MC =
sedangkan perubahan pada biaya tetap atau
Keterangan : juga biaya variabel akan mengakibatkan
MC : Biaya Marjinal perubahan total biaya.
TC : Perubahan biaya total Menurut Soekartawati (2006)
Q : Perubahan kuantitas (jumlah Untuk mengetahui analisis pulang pokok
produk) (break event point) maka dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai FC = Biaya tetap
berikut : VC = Biaya variabel
a) BEP Penjualan dalam Rp. P = Harga jual
BEP Penjualan (Rp) =
B. Kerangka Pikir
Untuk lebih jelasnya kerangka
pikir dalam penelitian ini diuraikan dalam
b) BEP dalam Unit
bentuk skema sebagai berikut :
BEP unit =
Keterangan :
Usaha Pengrajin
Meubel
Pendapatan
Analisis Pendapatan
Analisis R/C Ratio
Analisi BEP (Break
Event Point)
Rekomendasi
=
= =
= 1 = Rp. 2.417.853
2). BEP Penjualan dalam Rp. 3. Jendela
BEP unit =
=
=
= Rp. 2.806.970
2. Pintu =
a. Biaya Tetap Unit : = = 7
Rp. 2.379.167 2). BEP Penjualan dalam Rp.
BEP unit =
=
=
=
=
= Rp. 2.605.984
= 2 4. Kuseng
2). BEP Penjualan dalam Rp.
a. Biaya Tetap Unit : =
BEP Penjualan (Rp) = Rp. 1.529.464
= =
= 3 = Rp. 2.619.226
2). BEP Penjualan dalam Rp.
145.675
=
1). BEP dalam Unit
= Rp. 1.552.755
BEP unit =
5. Meja & Kursi
Rp. 2.569.500
=
b. Biaya Variabel unit : = Rp.
= 6
40.789 2). BEP Penjualan dalam Rp.
1). BEP dalam Unit
BEP Penjualan (Rp) =
BEP unit =
=
=
= =
= 2
=
= Rp. 9.307.085
2). BEP Penjualan dalam Rp.
7. Rak Buku
BEP Penjualan (Rp) =