Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.B DENGAN DIAGNOSA CARSINOMA MAMMAE DI RUANGAN


MERAK

RSPAU dr.S.HARDJOLUKITO

DISUSUN OLEH :

ISNI AZIZAH ARIFIN

191539

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

TAHUN 2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA CARSINOMA


MAMMAE

Yogyakarta, September 2021

Praktikan

Isni Azizah Arifin

191539

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

(………………………………………………..)

2
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
LAPORAN PENDAHULUAN. ..................................................................................... 4
A. Konsep Penyakit. ................................................................................................ 4
1. Definisi. ..................................................................................................... 4
2. Etiologi. ..................................................................................................... 4
3. Klasifikasi. ................................................................................................. 6
4. Patofisiologi............................................................................................... 7
5. Tanda dan gejala. ..................................................................................... 7
6. Pemeriksaan penunjang. .......................................................................... 7
7. Penatalaksanaan. ..................................................................................... 9
8. Pencegahan. ........................................................................................... 11
9. Komplikasi............................................................................................... 11
B. Asuhan Keperawatan. ...................................................................................... 11
1. Pengkajian. ............................................................................................. 11
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. ....................................... 12
3. Intervensi (SIKI/SLKI).............................................................................. 12
C. Daftar Pustaka.................................................................................................. 16

3
LAPORAN PENDAHULUAN.
A. Konsep Penyakit.
1. Definisi.
Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolankanker tidak terkontrol, maka sel sel
kanker bisa bermetastase pada bagian-bagian tubuh yang lain. Metastase
bisa terjadi pada kCelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang
belikat. Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru, hati kulit dan
bawah kulit.(Erik T, 2005).
Ca Mamae merupakan keganasan pada jaringan payudara yang
dapat berasal dariepitel ductus maupun lobulusnya. (Kemenkes, 2017).
Ca Mamae biasanya terdeteksi pada saat dilakukan pemeriksaan,
sebelum gejala berkembang, atau setelah wanita memperhatikan benjolan.
Sebagian besar massa terlihatsaat terjadi benjolan di payudara dimana
awalnya bersifat jinak dan terus berkembang danmenyebar sehingga tidak
terkendali. Analisi mikroskopis payudara diperlukan untukdiagnosis definitis
dan untuk mengetahui tingkat penyebaran (in situ atau invasif) dan ciri jenis
penyakitnya. Analisis mikroskopis jaringan didapat melalui biopsi jarum atau
bedah.Biopsi didasarkan pada klinis pasien individu faktor, ketersediaan
perangkat biopsi, dansumber daya tertentu (American Cancer Soxiety,
2015)

2. Etiologi.
Menurut ( Aji, 2010),penyebab Ca mammae yaitu:
a) Genetika.
 Adanya kecenderungan pada suatu keluarga tertentu yang lebih
banyak mengalami gangguan kanker payudara daripada anggota
keluarga sehat yang lain.
 Pada kembar suatu dari monozygote, dan juga terdapat kanker
penyakit yang sama.
 Tardapat kesamaan dan juga lateralisasi pada kanker buah dada
dan juga pada keluarga terdekat dari orang yang menderita kanker
payudara itu.

4
 Seseorang dengan klinifelter akan menapat kemungkinan lebih dari
66 kali dari pada seorang pria normal atau dari jumlah angka
terjadinya 2%.
b) Hormon.
 Kanker payudara yang umumnya sering terjadi pada wanita.
 Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang usianya
diatas 35 tahun.
 Saat ini pengobatan dengan menggunakan terapi hormon yang
hasilnya sangat memuaskan.
c) Virogen.
Yaitu yang Baru dilakukan percobaan atau experimennya pada seorang
manusia dan hasilnya belum terbukti.
d) Makan.
Yaitu yang Terutama makanan yang sangat banyak mengandung dan
terkandung lemak.
e) Radiasi daerah dada.
Terapi ini sudah cukup lama diketahui oleh orang, tspi radiasi juga akan
dapat menyebabkan kejadian mutagen.

Menurut (Tasripiyah,2012), factor resiko kanker payudara yaitu:

a) Usia seseorang yang diatas umur 40 tahun.


b) Mempunyai riwayat kanker pada payudara oleh individu atau
keluarganya.
c) Mengalami Menstruasi pada saat usia yang muda/usia dini.
d) Menopause pada seseorang usia lanjut.
e) Seseorang yang Tidak mempunyai anak dan bisa juga mempunyai anak
yang pertama pada usia yang sudah lanjut.
f) Dalam Penggunaan bahan esterogen ekserogen dengan jangke
panjang.
g) Seseorang yang memounyai Riwayat penyakit fibrokistik.
h) Mengalami Kanker endometrial, dan kanker ovarium atau bisa juga
kanker kolon.

5
3. Klasifikasi.
Menurut Putra (2015), kanker payudara dibedakan menjadi beberapa
stadium klinis berikut :
a) Stadium I.
Pada stadium ini, benjolan kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan
tidak bisa dideteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis
dibutuhkan dalam stadium ini agar sel kanker tidak menyebar dan tidak
berlanjut pada stadium selanjutnya. Kemungkinan, 70% pasien bisa
sembuh total pada stadium ini.
b) Stadium II.
Pada stadium ini, besarnya benjolan bisa mencapai 2 sampai 5 cm dan
tingkat penyebarannya sudah meluas sampai ke daerah ketiak.
Meskipun benjolan sudah mencapai 5 cm bisa jadi belum menyebar ke
mana-mana. Kemungkinan, 30-40% pasien bisa sembuh. Untuk
mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran,
biasanya dilakukan operasi. Dan, setelah operasi dilakukan penyinaran
untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tersisa.
c) Stadium IIIA.
Sebanyak 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini. Benjolan
sudah berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar hingga ke kelenjar
limfa.
d) Stadium IIIB.
Pada stadium ini, penyebaran sel kanker meliputi seluruh bagian
payudara bahkan bisa mencapai kulit dinding dada, tulang rusuk, dan
otot dada serta telah menyerang kelenjar limfa secara menyeluruh.
Apabila sudah demikian, tidak ada cara lain selai n operasi
pengangkatan payudara.
e) Stadium IV.
Pada stadium ini, sel-sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh
lainnya, seperti tulang, paru-paru, hati, dan otak. Sel-sel kanker tersebut
juga bisa menyerang kulit dan kelenjar limfa yang ada di dalam batang
leher sama seperti yang terjadi di stadium III. Tindakan yang harus
dilakukan adalah dengan mengangkat payudara (Putra, 2015).

6
4. Patofisiologi.
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi
pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasi sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun
untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter1 cm). Pada ukuran itu kira-kira
seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma
mamae bermetastase dengan penyebran langsung ke jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Anoname 2, 2002).

5. Tanda dan gejala.


Menurut (Tasripiyah,2012) tanda dan gejala Ca mammae antara lain yaitu
sebagai berikut ini :
a) Adanya benjolan yang terasa sangat keras di bagian payudara.
b) Bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam atau sering terasa sangat
sakit terus menerus), mengeluarkan cairan/ darah.
c) Ada banyak perubahan pada permukaan kulit payudara yaitu
diantaranya terlihat berkerut, seperti iritasi, dan juga seperti kulit jeruk.
d) Adanya benjolan-benjolan kecil.
e) Payudara terasa panas,memerah dan bengkak.
f) Adanya luka di bagian payudara yang sulit untuk disembuhkan.
g) Teraa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan penyebab sakit karena mengalami
kanker, tapi juga tetap harus di waspada).
h) Terasa akan sangat gatal pada bagian didaerah sekitar seputaran
putting.
i) Benjolan yang sangat keras itu tidak akan bisa bergerak atau (terfiksasi)
dan hanya saja biasanya pada awal-awalnya mengalami itu tidak ada
terasa rasa sakit. Apabila sebuah benjolan itu kanker, maka awalnya
biasanya hanya saja terdapat pada 1 payudara.

6. Pemeriksaan penunjang.
Menurut Wang (2012) dalam buku Onkologi Klinis, ada beberapa cara yang
bisa dilakukan dalam menunjang diagnosis kanker payudara :
a) Mamografi.

7
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Kelebihan mamografi adalah dapat menampilkan nodul
yang sulit dipalpasi atau terpalpasi atipikal menjadi gambar, dapat
menemukan lesi mammae yang tampa nodul namun terdapat bercak
mikrokalsifikasi, dapat digunakan untuk analisis diagnostic dan rujukan
tindak lanjut. Ketepatan diagnosis sekitar 80 %.
b) USG.
Transduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat
membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga
dapat mengetahui pasokan darahnya serta kondisi jaringan sekitarnya,
menjadi dasar diagnosis yang sangat baik.
c) MRI Mammae.
Karena tumor mammae mengandung densitas mikrovaskuler (MVD

= microvasculer density ) abnormal, MRI mammae dengan kontras


memiliki sensitivitas dan spesifitasitas tinggi dalam diagnosis karsinoma
mammae stadium dini.
d) Pemeriksaan laboraturium.
Dewasa ini belum ada petanda tumor spesifik untuk kanker mammae.
CEA (Carsino Embrionik Antigen) memiliki nilai positif bervariasi 20 -70
%, antibodi monoklonal CA15-3 angka positifnya 33-60 %, semuanya
dapat untuk referensi diagnosis dan tindak lanjut.
e) Pemeriksaan sitologik.
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi (Wang, 2011).

Menurut Suryono dan Roischa (2015), deteksi dini untuk menentukan ada
tidaknya Kanker payudara didalam tubuh seorang perempuan dapat
dilakukan dengan tiga cara yang paling umum, yakni :

a) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Sebaiknya SADARI dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali,


untuk mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada
payudara. Pemeriksaan payudara sendiri sangat dianjurkan kepada
masyarakat karena hampir 86 % benjolan dipayudara ditemukan oleh

8
penderita sendiri. American cancer society dalam proyek screening
kanker payudara menganjurkan kepada perempuan dengan usia
tertentu untuk melakukan SADARI.

b) Pemeriksaan mamografi.

Mamografi adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar X terhadap


payudara. Screening kanker payudara dengan mamografi dianjurkan
untuk perempuan usia lebih dari 40 tahun dengan risiko standar.
Sedangkan, untuk perempuan dengan risiko tinggi, mamografi
sebaiknya dimulai pada usia 25 tahun atau pada usia lima tahun lebih
muda dari anggota keluarganya yang termuda yang mempunyai, riwayat
kanker payudara.

c) Pemeriksaan biopsi.

Biopsi payudara merupakan tindakan untuk mengambil contoh jaringan


payudara dan dilihat di bawa lensa mikroskop untuk mengetahui adanya
sel kanker payudara. Biasanya, biopsi payudara dilakukan untuk
mengetahui lebih lanjut benjolan payudara yang ditemukan saat
pemeriksaan dengan mamografi/USG. Hasil biopsi payudara akan
memberikan jawaban jaringan payudara pada benjolan merupakan
bersifat kanker ganas (malignant) / kanker jinak (benign) (Suryono dan
Roischa, 2008 dalam Putra 2015)

7. Penatalaksanaan.
a) Penatalaksanaan medis.
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara secara
medis diantaranya : (tasripiyah,2012)
a. Pembedahan.
Pada sebagian besar pasien, terapi bedah bertujuan untuk
mengangkat tumor, (meminimalkan resiko rekurensi lokal) dan
untuk menentukan stadium dari tumor. Ada 3 cara pembedahan
atau operasi payudara yaitu :
 Mastektomi Radikal atau disebut (lumpektomi), yaitu operasi
mengangkat sebagian dari keseluruhan kulit
payudara.mingikuti Operasi ini harus selalu diikuti dengan
pemberian-pemberian terapi. Biasanya lumpektomi

9
direkoendasikan pada orang yang tumornua besar tidak lebih
dari 2cm dan pada letaknya selalu di pinggir payudara.
 Mastektomi Total atau disebut (masetomi), yaitu sebuah
operasi yang dilakukan pengangkatan seluruh isi dari
payudara saya, tatapi bukan untuk mengangkat kelenjar yang
ada di ketiak.
 Dengan cara metode Modified Mastekromi Radikal, yaitu
sebuah operasi yang dilakukan untuk pengangkatan seluruh
dari isi payudara, dan juga jaringan di payudara dan di atas
tulang dada, seluruh selangka san tulang iga, dan juga
beserta benjolan yang di sekitar ketiak.
b. Kemoterapi.
Kemoterapi merupakan tarapi sistematik yang selalu digunakan
apabila adanya penyebaran sistemik dan sebagian terapi ajuvan,
yang kemoterapi ajuvan ini diberikan kepada pasien pemeriksaan
histopatolik pasca bedah mastektomi ditemukan suatu
metastasis di suatu atau di beberapa kelenjar.
c. Radioterapi.
Yaitu Radioterapi yang berfungsi untuk penderiita kanker
payudara dan biasanya juga digunakan sebagai alat terapi yang
kuratif dengan cara mempertahankan mammae dan bisa juga
sebagai alat terapi tambahan atau terapi paliatif.
d. Terapi hormonal.
Yaitu sebuah Pertumbuhan pada kanker payudara yang sangat
bergantung kepada suatu suplai hormone estrogen, dan juga
oleh karena itu terapi ini adalah tindakan berfungsi untuk
mengurangi dalam pembentukan hormone yang dapat
menghambat laju dari perkembangan semua sel kanker itu, akan
tetapi terapi hormonal itu biasanya disebut juga dengan sebuah
terapi anti estrogen karna terapi ini system kerjanya terapi ini
sangat menghambat atau juga dapat menghentikan kemampuan
dari hormone estrogen yang sudah ada di dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara.
b) Penatalaksanaan keperawatan.

10
1. Mempertahankan integritas karingan yang adekuat (kulit, membrane
mukosa).
2. Mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
3. Memperagakan toleransi aktivitas yang meningkat dan keletihan
yang menurun.
4. Penderita dapat menunjukan citra tubuh dan harga diri.

8. Pencegahan.
Ada dua metode deteksi dini sebagai cara pencegahan kanker payudara
yang dikutip dari WHO, yaitu:
a) Melakukan diagnosis dini pada wanita yang merasakan gejala awal
kanker payudara dan melakukan perawatan sedini mungkin.
b) Skrining atau tes kanker payudara pada wanita yang tidak merasakan
gejala apapun, yang bertujuan untuk mengidentifikasi individu dengan
kanker.
Berikut beberapa perubahan gaya atau pola hidup dan upaya lainnya yang
perlu Anda jalani untuk menghindari kanker payudara :
a) Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
b) Menghindari minuman beralkohol dan merokok.
c) Berolahraga secara teratur.
d) Menjaga berat badan ideal.
e) Membatasi penggunaan dosis dan durasi terapi hormon.
f) Menghindari pill KB pada kondisi tertentu.
g) Mengurangi stress.
h) Melakukan deteksi dini secara rutin (SADARI).

9. Komplikasi.
Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Karsinoma
payudara bermetastase dengan penyebarab langsung ke jaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang
paling sering untuk metastase yang jauh atau sistemik adalah paru paru,
pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra dan panggul), adrenal dan hati.
Tempat yang lebih jarang adalah otak, tiroid, leptomeningen, mata,
perikardium dan ovarium.( Irianto , 2015).

B. Asuhan Keperawatan.
1. Pengkajian.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dari proses
keperawatan dari pengkajian ini dapat kita lihat perbedaan kasus dengan
teori yaitu: Menurut Benson, dkk (2009) faktor resiko sedang terjadi pada

11
wanita yang telah mengalami menopause > 50 tahun, menurut penelitian
teori ini mendukung kasus yang terjadi pada Ny.B dimana usianya 52 tahun.
Menurut Ralph, dkk, (2009) faktor kehamilan pertama >35 tahun
merupakan faktor resiko untuk terjadi kanker ca mamae, menurut penelitian
keadaan pasien tidak sejalan dengan teori karena pasien melahirkan anak
pertama umur 28 tahun ada riwayat ca mamae pada ibu/saudari (Adra, Dkk,
2013) menurut peneliti keadaan pasien sejalan dengan teori tersebut
dimana Ny Y.G memiliki riwayat keluarga dimana ibumya juga menderita
penyakit yang sama yaitu ca mamae Menurut Daniele, Dkk (2000) tujuan
dilakukan biopsy adalah untuk menentukan bila ada masa maligna dan jenis
atau grade ca mamae.
Menurut Haryanto (2009) tindakan biopsy (pembedahan disertai
pengambilan jaringan untuk diteliti dibawah mikroskop) merupakan salah
satu diagnosis dari penentuan penyakit ca mamae. Dengan cara ini
benjolan yang ada didalam payudara akan terdeteksi dengan sifat-sifatnya
baikitu tumor jinak maupun tumor ganas. Menurut peneliti hal ini sama
dengan keadaan pasien dimana pada tanggal 29 Mei 2019 dilakukan
biopsy.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.
a) Nyeri akut b.d agen cedera fisik (pre-operasi) (D.0077).
b) Ansietas b.d krisis situasional (D.0080).
c) Resiko infeksi b.d efek prosedur invasi (D.0142)
d) Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi (D.0111).
e) Gangguan intregitas kulit b.d perubahan sirkulasi (D.0129).
f) Pola nafas tidak efektif b.d ekspansi paru menurun (D.0005).
g) Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh
(D.0083).

3. Intervensi (SIKI/SLKI).
a) Nyeri akut b.d agen cedera fisik.

12
b) Ansietas b.d krisis situasional.

c) Resiko infeksi b.d efek prosedur invasi.

13
d) Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi.

e) Gangguan intregritas b.d perubahan sirkulasi.

14
f) Pola nafas tidak efektif b.d ekspansi paru menurun.

g) Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh.

15
C. Daftar Pustaka.
http://repository.poltekkes.kaltim.ac.id/1047/1/KTI%20Amalia%20Rosida.pdf

http://eprints.ums.ac.id/25950/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2147/1/KTI%20%20%20SUGENG%202%20
fIXS.pdf
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/915/AINUL%20Y
AQIN%20AKX16008%20%20%282019%29-1-
71.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://www.academia.edu/40432903/Laporan_Pendahuluan_Ca_Mammae

16

Anda mungkin juga menyukai