Disusun oleh:
INFORMATIKA 1B
DOSEN PEMBIMBING
Aswin Try Juniarta, S.Or.,M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Dampak Olahraga Dan Cidera Olahraga”
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Olahraga. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Dampak Olahraga Dan Cidera Olahraga bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
A. DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF OLAHRAGA
Siapa saja, tak memandang usia, jenis kelamin, dan kemampuan fisiknya, bisa menikmati
dampak positif dari berolahraga teratur. Olahraga dapat memengaruhi kondisi fisik dan
mental jadi lebih baik apabila Anda melakukannya sesuai dengan anjuran.
Department of Health and Human Services, seperti dikutip dari Mayo Clinic
menganjurkan seseorang berolahraga aerobik selama 150 menit per minggu dengan intensitas
sedang atau 75 menit per minggu dengan intensitas tinggi. Selain itu, Anda juga disarankan
untuk menambahkan latihan kekuatan otot sebanyak 2 kali per minggu.
Jika mengikuti anjuran tersebut, adapun beberapa dampak positif olahraga yang bisa
Anda rasakan antara lain seperti berikut ini:
Olahraga dapat meningkatkan suasana hati Anda dan mengurangi perasaan depresi,
kecemasan, serta stres. Ini menghasilkan perubahan di bagian otak yang mengatur stres dan
kecemasan. Ini juga dapat meningkatkan sensitivitas otak untuk hormon serotonin dan
norepinefrin, yang menghilangkan perasaan depresi.
Selain itu, olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin, yang diketahui membantu
menghasilkan perasaan positif dan mengurangi persepsi nyeri. Selain itu, olahraga telah
terbukti mengurangi gejala pada orang yang menderita kecemasan. Hal ini dapat membantu
mereka lebih sadar akan kondisi mental mereka dan mempraktikkan gangguan dari ketakutan.
Menariknya, tidak masalah seberapa kuat olahraga Anda. Suasana hati dapat memperoleh
manfaat dari olahraga, tidak peduli intensitas aktivitas fisiknya.
Beberapa penelitian menunjukkan gaya hidup yang tidak aktif adalah faktor utama dalam
penambahan berat badan dan obesitas. Untuk memahami pengaruh olahraga terhadap
penurunan berat badan, penting untuk memahami hubungan antara olahraga dan pengeluaran
energi. Tubuh Anda menghabiskan energi dalam tiga cara, yakni mencerna makanan,
berolahraga, dan mempertahankan fungsi tubuh seperti detak jantung dan pernapasan.
Saat berdiet, pengurangan asupan kalori akan menurunkan tingkat metabolisme Anda,
yang akan menunda penurunan berat badan. Sebaliknya, olahraga yang teratur terbukti
meningkatkan laju metabolisme Anda, yang akan membakar lebih banyak kalori dan
membantu menurunkan berat badan.
Berlatih aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk mengurangi kehilangan otot
dan mempertahankan kekuatan seiring bertambahnya usia. Olahraga dapat membantu
membangun kepadatan tulang ketika Anda muda, selain membantu mencegah osteoporosis di
kemudian hari. Selain itu, penelitian telah menunjukkan menggabungkan latihan aerobik
dengan latihan resistensi (angkat beban) dapat memaksimalkan penurunan lemak dan
pemeliharaan massa otot, yang sangat penting untuk menjaga berat badan.
Olahraga dapat menjadi penambah energi bagi orang sehat, serta mereka yang menderita
berbagai kondisi medis. Sebuah studi menemukan enam minggu berolahraga secara teratur
mengurangi rasa lelah bagi 36 orang sehat yang telah melaporkan sering merasakan
kelelahan. Selain itu, olahraga dapat secara signifikan meningkatkan tingkat energi bagi
orang yang menderita sindrom kelelahan kronis (Chronic Fatigue Syndrome) dan penyakit
serius lainnya.
Tak hanya itu, olahraga tampaknya lebih efektif dalam memerangi CFS daripada
perawatan lain, termasuk terapi pasif seperti relaksasi dan peregangan atau tidak ada
perawatan sama sekali. Selain itu, olahraga telah terbukti meningkatkan tingkat energi pada
orang yang menderita penyakit progresif, seperti kanker, HIV/AIDS dan sklerosis ganda.
Kurangnya aktivitas fisik secara teratur adalah penyebab utama penyakit kronis. Olahraga
teratur telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin, kebugaran kardiovaskular dan
komposisi tubuh, namun menurunkan tekanan darah dan kadar lemak darah. Sebaliknya,
kurang olahraga teratur, bahkan dalam jangka pendek, dapat menyebabkan peningkatan
lemak perut yang signifikan.
Adapun hal itu dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kematian
dini. Oleh karena itu, aktivitas fisik harian dianjurkan untuk mengurangi lemak perut dan
mengurangi resiko terserang penyakit ini.
Kulit Anda dapat dipengaruhi oleh jumlah stres oksidatif dalam tubuh Anda. Stres
oksidatif terjadi ketika pertahanan antioksidan tubuh tidak dapat sepenuhnya memperbaiki
kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas pada sel. Hal ini dapat merusak struktur
internal mereka dan merusak kulit Anda.
Meskipun aktivitas fisik yang intens dan melelahkan dapat berkontribusi terhadap
kerusakan oksidatif, olahraga moderat secara teratur dapat meningkatkan produksi
antioksidan alami tubuh Anda, yang membantu melindungi sel kulit. Dengan cara yang sama,
olahraga dapat merangsang aliran darah dan menginduksi adaptasi sel kulit yang dapat
membantu menunda penampilan penuaan kulit.
Olahraga teratur dapat meningkatkan fungsi otak dan melindungi daya ingat dan
keterampilan berpikir. Olahraga juga dapat meningkatkan denyut jantung, yang memicu
aliran darah dan oksigen ke otak Anda. Ini juga dapat merangsang produksi hormon yang
dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel otak.
Selain itu, pencegahan penyakit kronis yang di dapatkan lewat olahraga juga bermanfaat
bagi otak Anda, karena fungsinya dapat dipengaruhi oleh penyakit kronis tersebut. Olahraga
telah terbukti menyebabkan hippocampus, bagian dari otak yang vital untuk daya ingat dan
pembelajaran, tumbuh. Ini berfungsi untuk meningkatkan fungsi mental pada orang dewasa.
Kemudian, olahraga telah terbukti mengurangi perubahan pada otak yang dapat
menyebabkan penyakit alzheimer dan skizofrenia.
Olahraga yang teratur dapat membantu Anda rileks dan tidur lebih baik atau nyenyak.
Dalam hal kualitas tidur, penipisan energi yang terjadi selama latihan merangsang proses
penyembuhan selama tidur. Selain itu, peningkatan suhu tubuh yang terjadi selama latihan
dianggap meningkatkan kualitas tidur dengan membantu menurunkannya selama tidur.
Banyak penelitian tentang efek olahraga pada tidur telah mencapai kesimpulan yang
sama. Sebuah studi menemukan 150 menit aktivitas intensitas tingkat sedang hingga tinggi
per minggu dapat meningkatkan kualitas tidur hingga 65 persen. Yang lain menunjukkan
beraktivitas fisik selama 16 minggu meningkatkan kualitas tidur dan membantu 17 orang
penderita insomnia untuk tidur lebih lama dan lebih dalam daripada kelompok kontrol.
Akibatnya, membantu mereka merasa lebih bersemangat di siang hari.
Terlebih lagi, melakukan olahraga yang teratur juga bermanfaat bagi para lansia, yang
cenderung terpengaruh oleh gangguan tidur. Anda bisa fleksibel dengan jenis latihan yang
Anda pilih. Latihan aerobik saja atau latihan aerobik yang dikombinasikan dengan latihan
resistensi sama-sama dapat membantu kualitas tidur.
Olahraga telah terbukti meningkatkan gairah seks. Melakukan olahraga yang teratur dapat
memperkuat sistem kardiovaskular, meningkatkan sirkulasi darah, mengencangkan otot, dan
meningkatkan fleksibilitas. Itu semua dapat meningkatkan kualitas kehidupan seks Anda.
Aktivitas fisik dapat meningkatkan kinerja seksual dan kenikmatan seksual, serta
meningkatkan frekuensi aktivitas seksual.
Sekelompok wanita berusia 40-an mengamati bahwa mereka mengalami orgasme lebih
sering ketika mereka menjalani latihan olahraga berat, seperti lari cepat, dan latihan beban.
Selain itu, di antara 178 pria sehat, pria yang melaporkan lebih banyak jam olahraga per
minggu memiliki skor fungsi seksual yang lebih tinggi. Sebuah studi menemukan rutinitas
sederhana berjalan enam menit di sekitar rumah membantu 41 pria mengurangi gejala
disfungsi ereksi mereka sebesar 71 persen
Segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan memang bisa berakibat tidak baik,
termasuk olahraga. Kamu memang dianjurkan untuk berolahraga secara rutin untuk menjaga
tubuh tetap sehat dan kuat. Tapi, jangan juga berolahraga secara berlebihan, karena bisa
memberi dampak negatif pada tubuh.
Banyak orang yang berolahraga secara berlebihan agar target atau tujuannya cepat
tercapai. Padahal, itu adalah cara yang salah. Melakukan latihan fisik secara berlebihan justru
akan membuat tubuh terkuras dan berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Ada
dampak jangka panjang dan juga jangka pendek yang bisa kamu rasakan jika berolahraga
secara berlebihan.
1) Kelelahan
Olahraga secara berlebihan membuat tenaga habis terkuras dan tubuh akan
terasa lemas, mual, bahkan tidak ada tenaga lagi untuk melakukan aktivitas lainnya.
Jika kamu masih tetap melanjutkan berolahraga, maka kamu bisa mengalami sindrom
kelelahan kronis.
2) Nyeri Otot
3) Sakit Punggung
4) Susah Tidur
2) Osteoarthritis
4) Gangguan Menstruasi
Khusus untuk para wanita, tubuh yang kelelahan setelah berolahraga secara
berlebihan dapat membuat siklus menstruasi terganggu. Jika hal ini berlangsung lama,
maka bukan tidak mungkin risiko kemandulan meningkat.
5) Gangguan Seksual Pada Pria
Khusus untuk para pria, olahraga yang terlalu intens bisa memicu terjadinya
hipogonadisme, yaitu kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar
seksual berada di bawah jumlah normal. Akibatnya, pria akan mengalami kesulitan
ereksi, hingga infertilitas karena testis tidak dapat memproduksi jumlah sperma yang
cukup. Tubuh yang kelelahan akibat olahraga berlebihan juga bisa menurunkan gairah
seksual pria.
Sudah banyak penelitian yang menyebut bahwa olahraga memiliki manfaat baik bagi
kesehatan. Hanya saja yang harus dipahami adalah jenis olahraga dan frekuensi latihan
berubah seiring bertambahnya usia. Pasalnya, setiap kali usia bertambah, kebutuhan,
kekuatan, dan ketahanan tubuh terhadap aktivitas dan olahraga pun berbeda-beda.
Salah pilih olahraga akan membuat Anda tak akan mendapatkan manfaatnya. Tak cuma
itu, bisa-bisa tubuh malah jadi sakit dan cedera. Berikut panduan jenis dan lama waktu
berolahraga sesuai usia..
Pada anak-anak hingga usia 17 tahun harus beraktivitas fisik atau olahraga dengan
intensitas sedang hingga kuat setidaknya 60 menit/hari. Sebagai besar aktivitas harus
bersifat aerobik seperti jogging dan bersepeda
Pada orang dewasa sehat berusia 18 hingga 64 tahun harus beraktivitas fisik aerobik
intensitas sedang setidaknya 150-300 menit per minggu atau 75-150 menit aktivitas fisik
aerobik intensitas tinggi per minggu. Sebagai besar olahraga aerobik seperti bersepeda,
senam aerobik, dan jogging.
Pada orang dewasa sehat berusia 65 tahun ke atas memiliki rekomendasi yang sama
dengan mereka yang berusia 18 hingga 64 tahun. Aktivitas fisik tambahan setidaknya tiga
hari dalam seminggu dalam menekankan keseimbangan dan latihan kekuatan dapat
membantu mengcegah kelemahan.
Pada Wanita hamil dan pasca persalinan harus mendapatkan setidaknya 150 menit
perminggu aktivitas fisik aerobik intensitas sedang. Ibu hamil tentu harus memastikan bahwa
mereka terhidrasi,menghindari aktivitas beresiko, dan waspada terhadap tanda peringatan
yang memberi tahu mereka untuk berhenti beraktivitas.
e. Anak-anak dan dewasa memiliki Kondisi Kesehatan Tertentu Atau Disabilitas
Pada anak-anak dan dewasa yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, disabiltas dan
memiliki kesehatan kronis disarankan melakukan olahraga aerobik fisik intensitas sedang 150
sampai 300 menit perminggu atau setidaknya 75 sampai 150 menit perminggu olahraga
aerobik fisik intensitas berat. Olahraga aerobik untuk orang memiliki kondisi kesehatan
tertentu atau Disabilitas seperti mengayuh kursi roda, menggerakan kruk, dan mengayuh mini
cycle.
B. CIDERA OLAHRAGA
Baik Anda sedang bermain di lapangan luar ruangan, lapangan dalam ruangan, kolam
renang, maupun halaman belakang Anda, fakta bahwa tubuh Anda mengerahkan upaya pada
tingkat tertentu membuat tubuh Anda rentan terhadap cedera olahraga. Cedera dapat
bervariasi dari keseleo sederhana hingga memar kepala atau patah tulang. Setiap otot atau
tulang rawan cedera disebabkan oleh olahraga yang beragam. Beberapa cedera olahraga yang
paling umum adalah patah tulang, dislokasi, otot tegang, keseleo, dan sakit pada tulang
kering. Namun, terdapat dua jenis utama dari cedera olahraga: akut dan kronis. Cedera
olahraga akut adalah rasa sakit tiba-tiba dan atau ketidakmampuan untuk bergerak atau
tekanan pada bagian tungkai sementara cedera olahraga kronis terjadi dari waktu ke waktu
dan disebabkan oleh penggunaan dan kerusakan otot, sendi, atau tendon. Orang yang
menderita cedera kronis biasanya mengalami sakit ringan pada daerah yang terserang ketika
melakukan kegiatan fisik.
Cedera olahraga kecil atau ringan mungkin tidak memerlukan bantuan medis. Dalam
beberapa kasus, mengistirahatkan anggota tubuh yang terserang dan membiarkannya sembuh
sendiri dapat mengatasi masalah ini. Namun, kasus yang parah mungkin memerlukan operai.
Untungnya, perkembangan pada proses dan kemajuan bedah di bidang teknologi kesehatan,
seperti operasi rendah risiko, membuat beberapa tindakan lebih rendah risiko, yang membuat
pasien pulih dan dapat kembali lebih cepat melakukan olahraga pilihannya.
Penyebab pasti cedera olahraga bergantung pada jenis cederanya. Namun, sebagian besar
luka terjadi pada otot, ligamen, atau tendon. Organ tersebut akan sobek jika dibentangkan
terlalu jauh dan terlalu cepat. Sobekan yang parah memerlukan operasi, namun sobekan kecil
biasanya sembuh sendiri tanpa bantuan pertolongan medis atau obat penghilang rasa sakit
lainnya.
Tidak semua cedera olahraga muncul tiba-tiba. Cedera olahraga kronis muncul secara
perlahan seiring waktu. Misalnya, pelari sering memiliki risiko berbagai cedera yang sangat
ringan. Cedera ini berkembang secara perlahan dan disebabkan oleh tindakan yang berulang.
Penampilan fisik seseorang dan struktur tulangnya juga dapat menyebabkan cedera
olahraga. Beberapa sebab yang paling umum adalah panjang kaki yang tidak sama, kaki
datar, telapak kaki yang terlalu tinggi, kaki berbentuk O, dan kaki berbentuk X. Kondisi
structural, seperti lordosis pinggang, bengkok tulang paha, dan tempurung lutut terlalu tinggi
juga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang cedera olahraga.
Rasa sakit merupakan gejala umum berbagai cedera olahraga. Namun, tingkat rasa sakit
biasanya tidak menunjukan tingkat cedera. Misalnya, atlet terlatih untuk mengabaikan tingkat
rasa sakit tertentu dan banyak atlet melampaui pengalaman yang menyakitkan dengan
harapan dapat meningkatkan kemampuan atau ketahanan fisik mereka.
Selain rasa sakit, pembengkakan dan kemerahan pada daerah yang terserang adalah tanda
umum dari cedera olahraga. Ketika tanda ini muncul, penting untuk meminta dokter
memeriksa seberapa parah cederanya dan menjalani perawatan untuk mencegah kerusakan
permanen. Misalnya, banyak atlet amatir yang memilki kecenderungan untuk melampaui
batasnya meskipun tanda dan gejala cedera tendon muncul. Sayangnya, melanjutkan latihan
rutin tanpa memberikan waktu istirahat yang cukup untuk tendon pulih akan menyebabkan
kondisi yang disebut degenerasi mukoid, yaitu ketika materi berserat lentur menggantikan
tendon yang sobek.
Jika Anda mengalami sakit luar biasa tiba-tiba atau rasa sakit yang tidak kunjung pergi
setelah jangka waktu tertentu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter olahraga. Namun,
jika dokter olahraga tidak ada, dokter keluarga Anda dapat memeriksa kondisi Anda dan
memberikan perawatan, atau merujuk Anda ke dokter spesialis.
Konsultasi akan dimulai dengan sebuah konsultasi mengenai bagaimana cedera dapat
terjadi. Konsultasi kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda
patah tulang. Jika dokter meyakini bahwa kondisinya parah, pemeriksaan gambar, seperti
sinar-X untuk memeriksa struktur rangka dan memeriksa tanda-tanda kerusakan akan
dilakukan.
Jika Anda tidak memerlukan operasi, dokter akan memulai program perawatan yang
berdasarkan pada prinsip RICE (Rest, Ice, Compression, dan Elevation). Istirahat yang cukup
mencegah cedera memburuk sedangkan penggunaan es mengurangi rasa sakit dan
peradangan. Sementara itu, pengompresan dan mengangkat daerah cedera mencegah cairan
mengendap pada daerah cedera dan mengurangi pembengkakan.
Jika Anda memang memerlukan operasi, kebanyakan dokter olahraga lebih memilih
untuk menggunakan teknik rendah risiko untuk membatasi jumlah kerusakan dan
memungkinkan pemulihan berlangsung lebih cepat.
Bagaimanapun setiap orang yang berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dapat terkena
cedera olahraga. Mustahil untuk menyempurnakan keahlian tanpa membuat kesalahan seperti
halnya cedera olahraga yang tak terelakkan. Yang penting adalah tubuh diistirahatkan agar
pulih dari cedera dan belajar dari kesalahan sebelumnya untuk mencegah cedera serupa.
Cara lain untuk mencegah cedera adalah berlatih di bawah pelatih olahraga yang
memenuhi syarat. Pelatih memiliki pengetahuan luas dan mendapatkan pelatihan yang cukup,
yang dapat membantu Anda mempelajari postur tubuh dan metode yang tepat untuk
mendapatkan suatu keahlian serta membatasi risiko cedera. Pelatih juga dapat mendeteksi
tanda dan gejala dari cedera olahraga sebelum cedera menyebabkan kerusakan serius.
DAFTAR PUSTAKA
Healthline. (2017, Februari 10). Retrieved from Kompas ini 10 manfaat melakukan olahraga teratur:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tren/read/2020/10/18/085126665/ini-
10-manfaat-melakukan-olahraga-teratur
MerdekaDotCom. (2020, Desember 12). Retrieved from Merdeka.com Panduan Durasi Berolahraga
Untuk tiap Jenjang Usia: http://www.merdeka.com
Redaksi Halodoc. (2018, Maret 20). Retrieved from Halodoc 9 dampak negatif dari olahraga
berlebihan: https://www.halodoc.com/artikel/9-dampak-negatif-dari-olahraga-berlebihan