Anda di halaman 1dari 2

KUALITAS KIMIA TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix

Japonica) PADA PEMBERIAN DAUN AFRIKA (Vernonia Amygdalina)


DALAM AIR MINUM
Chemical Quality of Quail Eggs (Coturnix coturnix Japonica) on Africa Leaves
(Vernonia Amygdalina) Supplementation in Drinking Water

I Hasbullah1), DM Suci), Z Wulandari 3)


1
Mahasiswa, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fapet IPB, D241600
22, Semester VIII
2
Dosen Pembimbing Utama, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fapet IPB, Ir. MS
3
Dosen Pembimbing Anggota, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternak
an, Fapet IPB, Dr. S.TP. M.Si

Usaha peternakan burung puyuh merupakan salah satu jenis usaha peternakan
yang saat ini banyak dikembangkan. Keunggulan usaha peternakan burung puyuh
adalah waktu produksinya yang cepat, modal yang dibutuhkan relatif kecil, dan
tidak memerlukan lahan yang luas (Maheswari et al. 2017). Namun terdapat
beberapa kendala yang ditemui dalam pelaksanaan usaha peternakan burung
puyuh yang salah satunya adalah burung puyuh yang mudah mengalami stres
(Subekti 2012). Umumnya stres yang terjadi pada ternak unggas adalah stres
oksidatif, yaitu keadaan saat kadar radikal bebas lebih tinggi dari jumlah antioks
idan dalam tubuh. Stres oksidatif terjadi akibat adanya cekaman panas yang diala
mi oleh ternak. Peningkatan stres oksidatif berdampak pada kerusakan lipid
membran, kerusakan protein, karbohidrat dan DNA. Daun afrika merupakan
tanaman obat di Indonesia yang berpotensi dapat menangkal radikal bebas. Daun
afrika mengandung senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
antioksidan seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tripenoid, dan tanin (Sukmawati
et al. 2017). Efektivitas antioksidan dari flavonoid dilaporkan beberapa kali lebih
kuat dibandingkan vitamin C dan E, dalam fungsinya menetralkan radikal bebas
(Dillasamola dan Linda 2016).Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui efektivitas pemberian daun afrika dalam menanggula
ngi kondisi stres oksidatif pada burung puyuh dan pengaruhnya terhadap kualitas
kimia telur yang dihasilkan.
Ternak yang digunakan pada penelitian adalah puyuh petelur Coturnix
coturnix japonica yang berumur 8 minggu sebanyak 120 ekor yang ditempatkan
pada kandang koloni dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan dengan masing-masing
ulangan terdiri dari 8 ekor puyuh betina. Perlakuan yang digunakan untuk setiap
satuan percobaan (per ekor per hari) dalam penelitian ini adalah perlakuan kontrol
tanpa jus daun afrika (P0), penambahan 3 ml ekor -1 hari-1 jus daun afrika (P1), dan
penambahan6 ml ekor-1 hari-1 jus daun afrika (P2). Rancangan percobaan yang
akan digunakan untuk pemeliharaan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data
proksimat dan MDA diolah dengan analisis ragam (Analysis of Variance =
ANOVA) menurut metode Steel dan Torrie (1993) kemudian dilakukan uji lanjut
kontras ortogonal untuk melihat interaksi dan pemberian superscript.
Berdasarkan hasil analisis fitokimianya, daun afrika memiliki kandungan f
lavonoid, tanin dan saponin yang tinggi, sedangkan pada jus daun afika kandunga
n flavonoid dan saponinnya yang lebih tinggi, kadar tanin mengalami penurunan p
ada jus daun afrika. Menurut Dillasamola dan Linda (2016), kandungan flavonoid
pada daun afrika mampu mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan stres
oksidatif. Efektivitas antioksidan pada flavonoid lebih tinggi dibandingkan denga
n vitamin C dan E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian daun afrika d
alam air minum tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar prot
ein, kadar lemak dan karbohidrat kuning telur puyuh. Hasil analisis kadar air pada
kuning telur puyuh menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara perla
kuan jus daun afrika dengan kontrol. Kadar air kuning telur puyuh pada penelitian
ini berkisar 48.44% - 48.71% dengan rataan dari semua perlakuan yaitu 48.60%.
Hasil analisis kadar abu pada kuning telur puyuh menunjukkan tidak terdapat perb
edaan yang signifikan antara perlakuan jus daun afrika dengan kontrol. Kadar abu
pada penelitian ini adalah 1.79% - 1.82% dengan rataan dari setiap perlakuan adal
ah 1.81%. Kadar protein kuning telur pada penelitian ini tidak memberikan perbed
aan yang signifikan antara perlakuan jus daun afrika dengan kontrol. Kadar protei
n yang didapatkan yaitu 14.31% - 14.72% dengan rataan dari semua perlakuan ad
alah 14.48%. Kadar lemak kuning telur puyuh pada penelitian ini tidak memberik
an perbedaan yang signifikan antara perlakuan jus daun afrika dengan kontrol yait
u berkisar 27.26% - 28.33% dengan rataan dari semua perlakuan yaitu 27.80%. K
adar karbohidrat kuning telur puyuh pada perlakuan kontrol memberikan perbedaa
n yang signifikan (P<0.05) dengan perlakuan jus daun afrika yaitu 6.43%, sedang
kan pemberian jus daun afrika pada taraf 3 ml ekor -1 hari-1dan 6 ml ekor-1 hari-1 tid
ak memberikan perbedaan yang signifikan yaitu 7.99% dan 7.52%. Kadar karbohi
drat perlakuan kontrol memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan perl
akuan jus daun afrika. Kadar MDA pada perlakuan kontrol yaitu 3.15±0.81 mg k
g-1, dan pada perlakuan pemberian jus daun afrika 3 ml ekor -1hari-1 dan 6 ml ekor-1
hari-1 berturut-turut yaitu 1.90±0.83 mg kg-1 dan 2.01±0.35 mg kg-1. Hasil penelitia
n menunjukkan bahwa pemberian jus daun afrika berpengaruh signifikan (p<0.05)
terhadap penurunan kadar malondialdehid dalam kuning telur puyuh. Kuning telur
puyuh memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi daripada kand
ungan asam lemak jenuhnya. Kandungan asam lemak pada penelitian ini yaitu SF
A 31.1%-33.33%, MUFA 39.54%-41.76%, dan PUFA 10.91%-12.35%. Perlakua
n jus daun afrika menyebabkan kenaikan jumlah total asam lemak.
Pemberian daun afrika pada burung puyuh Coturnix coturnix Japonica dal
am air minum berpengaruh signifikan terhadap kadar karbohidrat kuning telur dan
kadar MDA kuning telur, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar air,
kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak kuning telur puyuh. Penggunaan jus da
un afrika pada taraf 3 ml ekor -1 hari-1 mampu menurunkan kondisi stres oksidatif p
ada burung puyuh. Perlakuan daun afrika mempu meningkatkan rasio asam lemak
tak jenuh dengan asam lemak jenuh.

Anda mungkin juga menyukai