Anda di halaman 1dari 2

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG

UJIAN AKHIR SEMESTER


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana


Hari / Tanggal : Selasa / 19 Januari 2021
Semester / Kelas : V / Sore
Waktu : 100 Menit
Dosen : Dr. Mas Putra Zenno J., S.H., M.H.

1. Praperadilan adalah salah satu Lembaga yang terdapat di dalam KUHAP sebagai mekanisme
kontrol secara horizontal terhadap tindakan penyidik atau penuntut umum, sehubungan
dengan itu:
a. Sebutkan kewenangan dari lembaga Praperadilan menurut KUHAP?
b. Kewenangan dari lembaga Praperadilan oleh KUHAP telah diatur secara limitatif, namun
terdapat penambahan kewenangan dari Praperadilan, jelaskan apa yang menjadi
penambahan kewenangan tersebut?
2. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan
negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
dengan permintaan

5.1Hal pokok yang membedakan antara putusan akhir dengan


putusan sela adalah tujuan dari putusan tersebut, dimana tujuan
putusan akhir adalah untuk mengakhiri perkara, sedangkan
putusan sela dimaksudkan hanya untuk memperlancar jalannya
pemeriksaan perkara.
5.2 a) Putusan bebas pengaturannya terdapat dalam Pasal 191 ayat (1)
KUHAP sebagai berikut: “Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan
kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan b) maka terdakwa
diputus bebas, dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan lepas
dari segala tuntutan hukum (ontslag van rechtsvervolging) adalah bahwa
apabila yang didakwakan kepada terdakwa terbukti tetapi perbuatan tersebut
bukan merupakan suatu tindak pidana c) Putusan pemidanaan sebagaimana
yang dirumuskan dalam Pasal 193 KUHAP yang berbunyi: "jika pengadilan
berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana".
5.3 Putusan yang batal demi hukum adalah putusan yang sejak semula
dijatuhkan, putusan itu dianggap tidak pernah ada, tidak mempunyai kekuatan
dan akibat hukum, serta tidak memiliki daya eksekusi. Yang batal demi hukum
itu adalah sebatas putusannya saja

4.1 Dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(”KUHAP”) disebutkan bahwa alat bukti yang sah adalah: keterangan saksi,
keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Dalam sistem
pembuktian hukum acara pidana yang menganut stelsel negatief wettelijk,
hanya alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang yang dapat
dipergunakan untuk pembuktian
4.2 Ada 4 teori atau sistem pembuktian dalam hukum acara pidana yaitu teori
pembuktian berdasarkan keyakinan hakim, teori pembuktian berdasarkan
keyakinan hakim atas alasan yang yang logis, teori pembuktian menurut
undang-undang secara positif, dan teori pembuktian menurut undang-undang
negatif.

Anda mungkin juga menyukai