Anda di halaman 1dari 12

Nama: Ayunita Firdausa Rochmadhani

Nim: 2018522422

SHOPEE
Shopee bisa dibilang menjadi pemain baru di ranah e-commerce Tanah Air. Startup asal
Singapura ini bahkan mengklaim layanan belanja online yang ditawarkannya mengusung
konsep mobile marketplace, khusus dari konsumen-ke-konsumen (C2C).

Dengan `mengkombinasikan` elemen media sosial, pembeli atau penjual bisa langsung
berinteraksi tanpa perlu repot berhubungan di luar aplikasi Shopee.
1. Shopee menghadirkan fitur `Live Chat` yang menjadikannya berbeda dengan
perusahaan e-commerce lainnya. Lewat fitur Live Chat ini, pembeli bisa langsung
berbicara dengan penjual untuk bisa nego barang yang hendak dibeli..Chris Feng, Chief
Executive Officer Shopee menjelaskan, hadirnya fitur ini sangat memudahkan
pengguna Shopee, mengingat di aplikasi atau situs e-commerce lainnya para pembeli
harus menyimpan nomor telepon penjual terlebih dahulu untuk berhubungan langsung.
2. Produk bisa di “up”
Shopee menyediakan fitur beriklan bagi para penjualnya agar produknya bisa muncul
pada urutan teratas ketika ada calon pembeli yang mencari produk dengan kata kunci
tertentu. Anda bisa memanfaatkan fitur ini untuk meningkatkan penjualan produk
Anda.Tapi ada juga yang gratis. Shopee menyediakan fitur sundulan untuk maksimal
5 produk Anda sesuai dengan kategorinya setiap 4 jam sekali. Dengan begitu makin
banyak calon pembeli yang melihat produk Anda.
3. Dukungan sistem yang memudahkan dan menguntungkan penjual
Shopee banyak menyediakan panduan untuk penjual yang bisa Anda dapatkan di
https://help.shopee.co.id/ untuk menjawab segala macam pertanyaan yang berkaitan
dengan fitur, promo, dan juga tips berjualan.
4. Potensi transaksi yang besar
Data yang didatakan dari event Harbolnas Shopee tahun 2017 menunjukkan hampir 3
juta barang terjual, yang meningkat sekitar 6x dibandingkan dari tahun 2016. Produk
yang paling banyak dijual adalah produk perawatan, kosmetik, dan juga aksesoris
gadget. Anda bisa menjadi bagian dari transaksi yang luar biasa ini dengan menjadi
penjual di Shopee sekarang.

A. ENABLING TECHNO
Shopee merupakan perusahaan e-commerce yang menghubungkan penjual dan pembeli
secara online di Asia Tenggara hingga Taiwan. Bisnis ini sangat mengandalkan internet
sebagai teknologi utama. Perkembangan internet memberikan potensi keunggulan bersaing
bagi Shopee sehingga dapat terus mengembangkan bisnis.
Enabling Technology adalah sebuah inovasi yang diimplikasikan untuk melalukan
perubahan drastis dari kemampuan awal bisnis atau pengguna. Enabling technology atau dapat
disingkat enabling techno merupakan hal yang penting dalam bisnis untuk memeroleh
keunggulan bersaing. Berikut adalah enabling techno yang diterapkan Shoope:
1. E-commerce Data Science
Data merupakan informasi yang dibutuhkan e-commerce untuk memahami perilaku
dan keinginan konsumen mereka. Pengelolaan data yang baik dapat membantu e-
commerce meningkatkan penjualan dan mempertahankan kepuasan pelanggan. Data
Shoope diperoleh melalui Electronic Data Interchange (EDI), dimana penjelasannya sudah
dijelaskan sebelumnya. Setiap perusahaan memiliki tujuan tersendiri dalam pengelolaan
data, Shoope merupakan salah satu e-commerce yang melakukan e-commerce data science.
Shoope sangat mengutamakan e-commerce data science dalam pengembangan
bisnis. Pada implikasinya, Shoope memiliki departemen Data Science yang sekarang
dikepalai oleh Dr. Pan Yaozhang. Data yang dikelola Shoope berfokus pada peningkatan
pengalaman pelanggan serta meningkatkan proses internal untuk meningkatkan efisiensi
kerja dan mengurangi biaya. Data yang dikumpulkan ini sangat membantu campaign
perusahaan seperti kampanye tahunan Shoope 11.11 dan Shoope 12.12.

2. Teknologi AI (Artificial Intellegence)


Menurut kamus, AI (Artificial Intellegence) adalah teori dan pengembangan sistem
komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan
manusia, seperti persepsi visual, pengenalan ucapan, pengambilan keputusan, dan
terjemahan antar bahasa. Selain data, AI merupakan enabling tech yang tidak dapat
dilupakan oleh e-commerce. Shoope menngembangkan aplikasi dan platform mereka
dengan bantuan AI, seperti menerjemah otomatis untuk menghilangkan hambatan bahasa,
dan penelusuran otomatis yang telah direkam jejak sehingga pelanggan lebih mudah
melakukan penelusuran.

B. SISTEM MANAJEMEN
Sistem manajemen yang dimiliki Shopee :
1. Transaction Processing Systems (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk
memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar
gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkanorganisasi
bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkanoleh TPS dapat dilihat
atau digunakanoleh manajer. Sistem ini bekerja pada leveloperasional. Input pada level ini
adalah transaksi dan kejadian. Proses dalamsistem ini meliputi pengurutan data, melihat
data, memperbaharui data.Sedangkan outputnya adalah laporan yang detail, daftar lengkap,
dan ringkasan.Pada studi kasus Shopee, yang merupakan TPS adalah:
a. Customer Service
1) Sebagai resepsionis
2) Sebagai customer relation officer
b. Penjual
1) Penjual ikut terlibat dalam proses transaksi yang ada
2) Penjual dapat memperbarui data dari produk-produk yang dijualnya
c. Pembeli
1) Pembeli ikut terlibat dalam proses transaksi yang ada
2) Pembeli dapat menanyakan hal-hal terkait dengan kejadian
d. Finance
1) Melakukan pengelolaan keuangan perusahaan
2) Melakukan penginputan semua transaksi keuangan
e. Quality Control
1) Memantau produk-produk yang dijual oleh seller
2) Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas terbaik dalam produk danjasa
perusahaannya
2. Management Information Systems (MIS)
MIS mendukung spektrum tugas-tugas organisasi yang lebih luas dari TPS,
termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. MIS menghasilkan
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat
membantumenyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi(basis
data).
Pada studi kasus Shopee, yang merupakan MIS adalah:
a. Marketing Officer
1) Melakukan optimasi Shopee di mesin pencari
2) Melakukan optimasi di sosial media
3) Bertugas membawa kemajuan dalam hal marketing untuk perusahaan
3. Decision Support Systems (DSS):
DSS hampir sama dengan MIS karena sama-sama menggunakan basis data
sebagai sumber data. DSS bermula dari MIS karena menekankan pada fungsi
pendukung pembuat keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusanaktual tetap
wewenang eksklusif pembuat keputusan.
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahanmasalahnya
adalah sebagai berikut:
a. Mengambil elemen-elemen informasi
b. Menganalisis seluruh file
c. Menyiapkan laporan dari berbagai file
d. Memperkirakan akibat dari keputusan
e. Mengusulkan keputusan
f. Membuat keputusan
Pada studi kasus Shopee, yang merupakan DSS adalah:
a. Chief Marketing Officer
1) Pemimpin dari Marketing Officer
2) Bertugas membuat keputusan/kebijakan untuk kemajuan di bidangmarketing
perusahaan
4. Executive Information Systems (EIS)
EIS adalah sistem terkomputerisasi yang menyediakan akses bagi eksekutifsecara mudah
ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan faktorpenentu keberhasilan.
Pada studi kasus Shopee, yang merupakan EIS adalah:
a. Chief Executive Officer
1) Mengelola dan menganalisis segala aktivitas fungsional bisnis sepertioperasional,
sumber daya manusia, keuangan, dan pemasaran
2) Membuat kebijakan, prosedur, dan standar pada perusahaan

C. KEUNGGULAN KOMPETITIF
1. Banyak kategori yang disediakan
Penjual bisa menjual jenisbarang apa saja. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi pihak
penjual danpembeli yang dengan mudah mendapatkan barang yang diinginkan.
2. Shopee memiliki payment gate tersendiri yang dinamakan Shopee Pay.
3. Tidak perlu mengeluarkan tenaga dan waktu untuk mencari barang yang
dibutuhkan.
4. Dana yang sudah terbayar ditampung dahulu pada rekening penampungan
sementara. Nantinya dana tersebut baru disalurkan kepada penjual ketikapelanggan sudah
mengkonfirmasi penerimaan barang.
5. Memiliki fitur terdekat yang memungkinkan pembeli mencari penjual terdekat dariposisi
calon pembeli berada.
6. Adanya fitur beriklan bagi para penjual yang ingin produknya berada diurutanatas
7. Respon website yang cepat
8. Tampilan simple dan menarik
9. Tersedia penjelasan spesifik barang
10. Fitur live chat
Shopee menyediakan fitur live chat yang bisa digunakan oleh penjual berkomunikasi
secara langsung kepada konsumennya. Misalnya ketika stok barang yang dipesan sudah
habis atau sedang menunggu stok yang baru. Anda bisa menanyakan langsung ke pembeli
apakah ingin menunggu barang atau mengganti varian barang, jadi tidak langsung cancel.
Dengan demikian resiko mendapatkan rating jelek dari pembeli bisa dikurangi karena
adanya komunikasi yang baik.
11. Produk bisa di “up”
Shopee menyediakan fitur beriklan bagi para penjualnya agar produknya bisa muncul pada
urutan teratas ketika ada calon pembeli yang mencari produk dengan kata kunci tertentu.
Anda bisa memanfaatkan fitur ini untuk meningkatkan penjualan produk Anda.Tapi ada
juga yang gratis. Shopee menyediakan fitur sundulan untuk maksimal 5 produk Anda
sesuai dengan kategorinya setiap 4 jam sekali. Dengan begitu makin banyak calon pembeli
yang melihat produk Anda.
12. Dukungan sistem yang memudahkan dan menguntungkan penjual
Shopee banyak menyediakan panduan untuk penjual yang bisa Anda dapatkan
di https://help.shopee.co.id/ untuk menjawab segala macam pertanyaan yang berkaitan
dengan fitur, promo, dan juga tips berjualan.
13. Potensi transaksi yang besar
Data yang didatakan dari event Harbolnas Shopee tahun 2017 menunjukkan hampir 3 juta
barang terjual, yang meningkat sekitar 6x dibandingkan dari tahun 2016. Produk yang
paling banyak dijual adalah produk perawatan, kosmetik, dan juga aksesoris gadget. Anda
bisa menjadi bagian dari transaksi yang luar biasa ini dengan menjadi penjual di Shopee
sekarang.
14. Teknik pemasaran mengikuti tren
Salah satu teknik pemasarannya adalah menggunakan nada lagu yang sedang viral
atau tren seperti “Baby Shark” dengan lirik disesuaikan“Di Shopee pi pi pi pi pi”sebagai
materi konten pemasarannya. Dengan begitu, masyarakat jadi lebih mudah ingat dengan
brand-nya.
Sama halnya dengan iklan Shopee yang menggunakan Jokowi KW dengan kalimat
andalan “Sepedanya mana?”. Masyarakat yang sudah akrab dengan ciri khas Pak Jokowi
yang suka bagi-bagi sepeda, jadi merasa mudah terhubung dengan iklan ini.
Terbukti, iklan tersebut berhasil meraih kemenangan dalam kategori Iklan Paling
Berkesan dalam Bright Awards Indonesia 2017. Menurut Rezki Yanuar, Country Brand
Manager Shopee, kuncinya adalah isi konten sudah diketahui banyak orang, relatable, dan
tepat sasaran, tanpa membuat orang berpikir panjang.
15. Menggunakan media yang tepat
Sejak awal kemunculannya, Shopee memfokuskan bisnis kepada pengguna
mobileatau aplikasi ponsel. Brand ini lantas dikenal sebagai pelopor aktivitas belanja
melalui ponsel.
Strategi ini diterapkan berdasarkan riset dari e-Marketer yang menyebutkan
pengguna ponsel di Indonesia berkembang pesat dibanding negara lain di Asia Tenggara.
Sesuai perkiraan, dari 200 ribu pesanan setiap harinya, 90 persen di antaranya berasal dari
aplikasi ponsel.
Apa yang dilakukan Shopee adalah menggunakan informasi akurat sebagai
landasan strategi bisnis, sehingga tepat sasaran.
16. Promo irit hasil selangit
Ini dia senjata Shopee yang disukai banyak konsumen. Sampai saat ini Shopee
masih memberikan promo berupa gratis ongkir bagi para penggunanya.
Ongkir diberikan dengan batas pembelian tertentu. Meski nominalnya tidak terlihat
besar, bagi calon konsumen, ongkir gratis bisa menjadi daya tarik yang memikat.
17. Jaminan harga termurah

Harga adalah faktor utama yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen sebelum
membeli sesuatu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Shopee agar bisa bersaing
dengan marketplace lain, Shopee menggunakan kampanye “Garansi Harga Termurah,
Uang Kembali 2x Lipat”.
Jaminan inilah yang membuat pengguna Shopee tidak lama berpikir untuk
melakukan transaksi di sana.
18. Memiliki target pasar yang jelas
Prioritas pasar Shopee adalah perempuan. Hal ini karena pengguna e-E-Commerce
di Indonesia didominasi oleh perempuan, terutama perempuan usia muda. Oleh sebab itu,
Shopee berfokus kepada kebutuhan-kebutuhan perempuan, seperti produk kecantikan dan
fashion perempuan.
Dibanding memiliki target pasar yang luas tapi menjadi tidaak jelas, akan lebih
baik jika target pasar lebih terfokus.

GOJEK
Teori Kontruksi Sosial Teknologi
Teori Kontruksi Sosial Teknologi atau Social Construction of Technology juga
disebut dengan singkatan SCOT, berawal dari artikel dari Trevor Pinch and Wiebe Bijker’s
(1987) “The Social Construction of Facts and Artefacts: or How the Sociology of Science
and the Sociology of Technology Might Benefit Each Other” (Klein & Kleinman, 2014).
Pinch dan Bijker mengonsepkan Teori Konstruksi Sosial Teknologi yang bermula dari
sepeda. Awal mula teknologi dan desain sepeda ditujukan kepada lelaki. Konstruksi sepeda
itu pun kemudian mengalami perubahan ketika kaum wanita ingin juga bersepeda. Hal itu
terjadi seiring gencarnya gerakan feminisme. Sehingga melahirkan sepeda yang secara
desain ditujukan untuk wanita. Perubahan konsep desain sepeda adalah bentuk konstruksi
suatu teknologi. Social Construction of Technology (SCOT) adalah teknologi dibentuk dari
konstruksi sosial. Konstruksi sosial di dalam konsep ini dimaksudkan bahwa kehidupan
sosial dalam masyarakat membentuk adanya sebuah teknologi. Teori SCOT ini
menyatakan bahwa teknologi tidak menentukan tindakan manusia tetapi sebaliknya
manusialah yang membentuk teknologi. Jika kita berbicara mengenai Determinasi
Teknologi (Technology Determinism), maka teknologi yang membentuk kehidupan sosial,
merupakan istilah yang pertama kali diciptakan oleh tokoh yang bernama Thornstein
Veblen pada tahun 1920 yang menganggap bahwa teknologi adalah suatu kesatuan yang
independen yang bersifat otonom. Segala tindakan dan kejadian yang dilakukan manusia
akibat pengaruh perkembangan teknologi itu merupakan determinasi teknologi yang
sebenarnya, karena tanpa disadari manusia sudah terpengaruh segala sesuatu yang dibawa
oleh teknologi. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berfikir, berperilaku dalam
masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu
abad teknologi ke abad teknologi ke abad teknologi yang lain (McLuhan, 1994). Dengan
kata lain, teknologi adalah sebab utama terjadinya perubahan masyarakat dan teknologi
dipandang sebagai pembentuk struktur organisasi dan masyarakat. Konstruksi Sosial
Teknologi (SCOT) berpendapat bahwa tindakan manusia membentuk teknologi
(Yousefikhah, 2017).

METODE
Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kajian pustaka atau studi kepustakaan (library research). Metode penelitian kepustakaan ini
digunakan untuk menyusun konsep mengenai kontruksi sosial dalam teknologi dan media
baru dan untuk mengetahui bagaimana peranan konsep kontruksi sosial dalam teknologi
(SCOT) ini terhadap perkembangan teknologi media baru yang ada ditengah kehidupan
masyarakat Indonesia atau melihat implementasi dari teori ini sebagai masalah dalam
penelitian ini. Dalam kajian pustaka, pengkajian mengenai konsep dan teori yang
digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama artikel-artikel yang dipublikasikan
dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka berfungsi untuk membangun konsep atau
teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian (Sujarweni, 2014). Kajian pustaka atau
studi pustaka merupakan kegiatan yang 233 Henry Brown Nathalia, dkk. Aplikasi
Transportasi Online GO-JEK Bentuk dari diwajibkan dalam penelitian, khususnya
penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun
aspek manfaat praktis (Sukardi, 2013).

TRAVELOKA

Traveloka didirikan sejak tahun 2012 oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert.
Pada awalnya, Traveloka dibuat dengan fungsi sebagai media untuk membandingkan harga
tiket pesawat dari berbagai situs. Pertengahan tahun 2013, Traveloka berubah menjadi situs
reservasi tiket pesawat yang dapat diakses melalui traveloka.com. Pada tahun 2014,
Traveloka melebarkan bisnisnya hingga menyediakan reservasi hotel. Hingga saat ini,
Traveloka melalui website dan aplikasi mobilenya telah menyediakan berbagai layanan
yang semakin memudahkan aktivitas penggunanya. Beberapa layanan yang ditawarkan
Traveloka diantaranya : pemesanan tiket pesawat, reservasi hotel, pemesanan tiket kereta
api, reservasi tiket konser dn wisata, pemesanan tiket bus, hingga menyediakan informasi
tempat-tempat wisata dan kuliner di hamper seluruh wilayah di Indonesia. Untuk
melakukan dan berinteraksi lewat Traveloka, dapat dilakukan melalui
website traveloka.com dan aplikasi Traveloka yang dapat diunduh lewat smartphone.
Dikutip dari www.beritasatu.com, dikatakan bahwa pengguna Traveloka semakin
meningkat. Memasuki pertengahan 2017 ini, jumlah pengunduh aplikasi Traveloka
berhasil meningkat hingga 50 persen. Bila tahun lalu baru diunduh sebanyak 10 juta, saat
ini sudah mencapai 15 juta pengunduh, di mana mayoritasnya merupakan pengguna aktif.
erdiri sejak ta n , saat ini ra eloka tela bekerja sama dengan maska ai enerbangan yang
melayani r te di sia asi ik dan ro a, serta ili an otel yang ada di dalam dan l ar negeri Selain
di Indonesia, sejak tahun 2015 Traveloka juga sukses mengembangkan bisnisnya ke lima
negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina dan
Vietnam. Data Wawancara Pengguna Traveloka Dalam melakukan penelitian tentang
aplikasi Traveloka sebagai bentuk konstruksi sosial dalam dunia siber, peneliti juga
melakukan wawancara dengan beberapa pengguna Traveloka dari berbagai kalangan. Data
hasil wawancara ini dapat menjadi gambaran bagaimana konstruksi sosial dalam dunia
siber terbentuk saat pengguna menggunakan aplikasi Traveloka.
Dalam melakukan analisis terhadap aplikasi Traveloka sebagai bentuk konstruksi sosial
dalam dunia siber, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Penulis menggunakan metode tersebut dikarenakan penulis berusaha untuk
mendiskripsikan dan memperoleh informasi mengenai fenomena atau peristiwa secara
sistematis secara apa adanya. Subjek dalam penelitian ini adalah aplikasi Traveloka itu
sendiri dan pengguna aplikasi tersebut. Data dalam penelitian ini penulis dapatkan dari
studi literatur dan wawancara dengan beberapa pengguna aplikasi Traveloka.
Dalam penelitian ini, penulis melihat penggunaan aplikasi Traveloka ini juga sebagai suatu
fenomena dalam membentuk konstruksi sosial dalam dunia siber. Melihat fenomena
tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan fenomenologi. Husserl
(dalam Moleong, 2009) mengartikan fenomenologi sebagai : pengalaman subyektif atau
pengalaman fenomenologikal dan studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari
seseorang. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Alsa, 2004) peneliti dengan pendekatan
fenomenologis berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan saling pengaruhnya
dengan manusia dalam situasi tertentu. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai
anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subyektif dari berbagai jenis dan
tipe subyek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian
terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong, 2009).
Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada focus kepada
pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interpretasiinterpretasi dunia. Dalam hal
ini, para fenomenologis ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain
(Moleong, 2009).
1. Business understanding
Pada aplikasi traveloka di google play store, terdapat beberapa pengguna yang memberikan
rating tertinggi, tetapi berisi review negatif. Sehingga, untuk mempermudah pihak terkait
dalam mendapatkan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari aplikasi traveloka,
maka di lakukan klasifikasi data review ke dalam kelas positif dan negative berdasarkan
rating dan review.

2. Data understanding
Pengambilan data di lakukan secara manual pada aplikasi traveloka di google play store.
Data review yang diambil yaitu data yang berbahasa Indonesia, dengan jumlah sebanyak
350 data. Sebelum di lakukan tahap teks preprocessing, terlebih dahulu data yang telah di
dapatkan akan di
beri label positif atau negatif oleh 5 orang. Selanjutnya, data tersebut akan diolah
menggunakan metode learning vector quantization.
3. Data preparation
Data yang telah diberi label, selanjutnya akan di lakukan text preprocessing, adapun
beberapa tahapan dalam text preprocessing, yaitu :
a. Spelling normalization
Proses perbaikan kata-kata yang masih salah dalam pengejaan atau berupa singkatan dalam
bentuk tertentu. Perbaikan kata di lakukan agar jumlah perhitungan dimensi kata tidak
melebar. Jika kata yang salah eja atau kata singkatan tidak dirubah, perhitungan jumlah
dimensi kata akan melebar. Sehingga, akan dihitung sebagai kata yang berbeda pada proses
penyusunan matriks.
b. Case folding
Melakukan perubahan pada semua huruf (a-z) dalam dokumen menjadi satu bentuk yang
sama. Dokumen diubah menjadi huruf kecil atau besar, selain karakter huruf akan
dihilangkan.
c. Tokenizing
Proses pemisahan teks menjadi potongan kalimat dan kata yang bertujuan untuk
mendapatkan potongan kata yang akan menjadi entitas yang memiliki nilai dalam matriks
dokumen teks.
d. Filtering
Proses penghilangan kata dan tanda yang tidak bermakna secara signifikan, seperti hashtag
(#), emoticon, url, dan lainny

Anda mungkin juga menyukai