Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF

Nama Dosen Pengampu: Indayana Febriani Tanjung

Tugas ini Disusun sebagai Tugas Wajib untuk Mengikuti Perkuliahan Strategi
Pembelajaran Biologi

Oleh,

Nama : Nurhalizah

Nim : 0310191007

Kelas : Tadris Biologi 1

Semester : Empat (IV)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia, rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Strategi Pembelajaran Biologi ini mengenai “Strategi
Pembelajaran Aktif” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kami
haturkan kepada suri tauladan dunia, idola seluruh umat islam, yakni Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah menghijrahkan umat manusia dari alam kemaksiatan
menuju alam keimanan, yakni Addinul Islam. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Indayana Febriani Tanjung, M.Pd., selaku dosen
pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan kepada penulis selama
proses pembelajaran mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan dan kemaslahatan makalah ini
sehingga dalam penyusunan makalah berikutnya kami dapat menyelesaikannya
dengan lebih baik. Harapan kami semoga penyusunan makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Medan, 18 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN................................................................3

2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif....................................................3

2.2 Konsep Dasar Pembelajaran Aktif Bermuatan Karakter...........................5

2.3 Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Aktif........................................6

2.4 Peran Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktif Siswa6

2.5 Contoh-Contoh Strategi Pembelajaran Aktif............................................7

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Aktif......................19

2.7 Integrasi Strategi Pembelajaran Aktif Dengan Ayat Al-Qur’an.............20

BAB III PENUTUP..............................................................................................21

3.1 Kesimpulan..............................................................................................21

3.2 Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak
didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar
sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran henaknya memperhatikan
kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan
individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang
tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya
memperhatikan perbedaan-perbedaan individu anak tersebut, sehingga
pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku
kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang
mendapati perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlibat dari perhatian sebagai
guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak
perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individu kurang mendapat
perhatian. Gejala yang lain terlilbat pada kenyataan banyaknya guru yang
menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di
kelas berlangsung.
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan
didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik
ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada
umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan
pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak
yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar,
sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya
kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah. Menyadari kenyataan seperti ini
para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul
semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang
ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian strategi pembelajaran aktif?
2. Bagaimana konsep dasar pembelajaran aktif bermuatan karakter?
3. Bagaimana nilai-nilai karakter dalam pembelajaran aktif?
4. Bagaimana peran guru dalam implementasi pembelajaran berorientasi aktif
siswa?
5. Apa saja contoh-contoh strategi pembelajaran aktif?
6. Bagaimana keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran aktif?
7. Bagaimana integrasi strategi pembelajaran aktif dengan ayat Al-Qur’an?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran aktif
2. Untuk mengetahui konsep dasar pembelajaran aktif bermuatan
karakteristik
3. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter dalam pembelajaran aktif
4. Untuk mengetahui peran guru dalam implementasi pembelajaran
berorientasi aktif siswa
5. Untuk mengetahui contoh-contoh strategi pembelajaran aktif
6. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran aktif
7. Untuk mengetahui integrasi strategi pembelajaran aktif dengan ayat Al-
Qur’an

8.

2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif


Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Di
dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering digunakan
secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita istilah strategi
secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan strategi pembelajaran diartikan
sebagai urutan langkah atau prosedur yang digunakan guru untuk membawa siswa
dalam suasana tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya.1
Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe
& Sekar Ayu Aryani adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti
mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.2 Di sisi lain, Silberman
menyatakan lingkungan fisik dalam kelasdapat mendukung atau menghambat
kegiatan belajar aktif. Sehingga dari pernyataantersebut perlengkapan kelas perlu
disusun ulang untuk menciptakan formasi tertentuyang sesuai dengan kondisi
belajar siswa.
Strategi Pembelajaran Aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran,
baik dalam bentuk interaksi antara peserta didik ataupun peserta didik dengan
guru dalam proses pembelajaran. Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Menekankan pada proses pembelajaran bukan pada penyampaian materi oleh
guru. Proses ini merupakan upaya menanamkan nilai kerja keras kepada
peserta didik. Proses pembelajaran tidak lagi sekedar transfer of knowledge
atau transfer ilmu pengetahuan melainkan lebih kepada transfer of values atau
transfer nilai. Nilai yang dimaksud di sini adalah nilai-nilai karakter secara
luas, salah satunya adalah rasa ingin tahu.
1
Udin S. Winataputra dan Tita Rosita, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikud
Dirjend Dikdasmen, 1997), h. 124
2
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,
(Jogjakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), h. 16

3
2. Peserta didik tidak boleh pasif, tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran. Aktif dalam konteks ini merupakan
upaya penanaman nilai tanggung jawab, dimana peserta didik harus
mempraktekan bahwa membuktikan teori yang dipelajari, tidak sekadar
diketahui.
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik berhak menerima materi
pelajaran yang dipandang selaras dengan pandangan hidupnya atau menolak
materi pelajaran yang tidak sesuai dengan pandangan hidupnya. Pola
pembelajaran ini merupakan proses pembentukan sikap secara matang.
4. Peserta didik lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis dan
melakukan evaluasi dari pada sekedar menerima teori dan menghafalnya.
Tuntutan ini merupakan aktualisasi lebih lanjut mengenai nilai karakter “rasa
ingin tahu”, sehingga peserta didik tidak anti realita karena berpandangan
bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan teori yang dipelajari dan
dihafal, yang mengakibatkan peserta didik mudah terprovokasi oleh informasi
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Terpenuhinya
tuntutan dalam pembelajaran ini (kritis-analisis) sampai analisis akan
menghindarkan peserta didik dari tindakan brutal dan membabi buta atau ikut-
ikutan tawuran misalnya seperti yang terjadi akhir-akhir ini
5. Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada proses
pembelajaran. Pembelajaran yang dialogis secara tidak langsung membentuk
karakter peserta didik yang demokratis, pluralis, menghargai perbedaan
pendapat, inklusif, terbuka dan humanitas tinggi.
Di samping karakteristik di atas, secara umum suatu proses pembelajaran
aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal:
Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menumbuhkan
positif interdependence, di mana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya
dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.
Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, guru harus
mendapatkan penilaian dari peserta didik sehingga terdapat Individual
accuantability.

4
Ketiga, proses pembelajaran aktif memerlukan tingkat kerjasama yang tinggi
sehingga akan memupuk sosial skill.3

2.2 Konsep Dasar Pembelajaran Aktif Bermuatan Karakter


Konsep dasar active learning bermuatan karakter mencakup dua hal, yaitu:
Pertama, active learning dikaji atau digali nilai-nilai karakter yang terkandung di
dalamnya untuk diaktualisasikan dalam pembelajaran, sehingga nilai-nilai
karakter tersebut dapat ditanamkan atau diinternalisasikan ke dalam diri peserta
didik. Dalam hal ini, active learning dianggap seolah-olah telah ada muatan nilai
karakter di dalamnya, misalnya, dalam active learning terdapat metode
“membangun tim”. Metode dalam active learning ini jelas telah membuat nilai-
nilai karakter seperti kerjasama, kepedulian sosial, komunikatif, tanggung jawab,
toleransi dan seterusnya. Tanpa nilai-nilai ini, sebuah tim tidak akan mampu
menjalankan fungsinya secara optimal.
Kedua, active learning dapat dimodifikasi dan dikembangkan secara kreatif agar
memuat nilai-nilai karakter lebih variatif. Artinya, pada aktif learning dapat
ditambah muatan nilai karakter “dari luar” sesuai kepentingan guru dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, active learning diperlukan sebagai strategi
pembelajaran yang “netral” dan dapat diisi dengan muatan nilai-nilai karakter
sesuai kepentingan guru dan peserta didik. Sekedar contoh, dalam active learning
terdapat metode “membangun tim”. Metode ini dapat diisi dengan muatan
karakter yang diinginkan, religius misalnya. Caranya, nilai karakter religius
dimasukkan dalam penyusunan rencana praktik pembelajaran sehingga nilai
religius dapat diaktualisasikan.
Namun demikian, tidak semua metode dalam aktif learning dapat diisi
dengan nilai karakter asal-asalan sesuai kehendak guru. Sebab, masing-masing
metode dalam active learning mempunyai karakter masing-masing. Oleh karena
itu penanaman nilai karakter tertentu dapat disesuaikan dengan karakteristik
metode pembelajaran yang tepat.4

3
Indayana Febriani Tanjung,, Strategi Pembelajaran Biologi, (Medan: CV. Widya
Puspita, 2018), h. 27
4
Ibid, h. 29.

5
2.3 Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Aktif
Strategi pembelajaran aktif atau yang lebih dikenal dengan istilah active
learning mempunyai 101 metode pembelajaran bahkan lebih. Dalam praktiknya,
berbagai bentuk metode dalam active learning, ini dapat dimodifikasi dan
dikembangkan lebih kreatif dan inovatif. Dalam setiap metode active learning
tersebut memuat nilai-nilai karakter yang berbeda.
Nilai-nilai karakter yang termuat dalam setiap metode pada active learning
ini akan memiliki kesesuaian dengan metode pembelajarannya. Misalnya, pada
metode the power of two setidaknya memuat nilai-nilai karakter seperti gemar
membaca, komunikatif, kepedulian sosial, disiplin dan sebagainya. Sekedar
contoh, dalam pelajaran biologi, peserta didik diminta untuk mencari teman atau
pasangan dengan kriteria “mempunyai buku biologi”. Kriteria ini akan
memotivasi peserta didik untuk membeli dan membaca buku pelajaran daripada
membeli pulsa, misalnya.5

2.4 Peran Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktif Siswa


Peran guru dalam strategi pembelajaran aktif yang utama adalah sebagai
fasilitator. Fasilitator adalah seseorang yang membantu peserta didik untuk belajar
dan memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru menyediakan fasilitas pedagogik,
psikologis, dan akademik bagi pengembangan dan pembangunan struktur kognitif
siswa.6
Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru kreatif dan inovatif
sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan
karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
guru, diantaranya:
a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai
senelum kegiatan pembelajaran dimulai.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c. Memberikan informasi tentang pembelajaran yang harus dilakukan.
d. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
5
Ibid, h. 30.
6
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori Asesmen, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 20.

6
e. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.7

2.5 Contoh-Contoh Strategi Pembelajaran Aktif


1. Reading Guide
Pembelajaran yang dilakukan berbasis bacaan (teks). Agar proses
membaca ini bisa efektif, maka guru memberikan pedoman (guide)
membaca. Pedoman ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
siswa berdasakan isi bacaan (teks), bisa berisi tugas-tugas yang harus
dilakukan siswa dalam pembelajaran.
Prosedur penggunaan reading guide:
a. Berilah siswa teks atau bacaan yang harus mereka pelajari, akan lebih
baik lagi apabila ditunjukkan halamannya.
b. Mintalah peserta didik untuk membaca teks(bacaan) secara individual,
kemudian membuat resum mengenai topik-topik penting yang ada
dalam bacaan tersebut (berbentuk pointers).
c. Diskusikan topik-topik penting hasil temuan siswa, dan nyatakan
bahwa ada sejumlah topik itu memang penting namun ada pula yang
tidak penting.
d. Selanjutnya guru membagikan memberikan lembaran pedoman belajar
dalam memahami teks (bacaan), biasanya berbentuk pertanyaan.
e. Para siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam
lembar pedoman tersebut8.
2. Info Search
Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di
luar kelas, keluar dari kungkungan tembok dan dinding kelas, yang
terkadang terasa sumpek dan penuh aturan. Mereka bisa belajar di
perpustakaan, warnet, mencari jurnal, dan sumber-sumber belajar yang
lain.
Prosedur penggunaan info search:

7
Indayana, Strategi, h.31.
8
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2001), h.160-161.

7
a. Bagilah siswa dalam kelompok-kelompok kecil, sekitar 2 atau 3 orang.
b. Berilah masing-masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa
dicari jawabannya di tempat-tempat yang sudah ditunjukkan guru.
c. Pertanyaan atau tugas yang diberikan sebaiknya disandarkan pada
beberapa buku (literatur).
d. Kelompok mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan, dan sekitar
30 menit sebelum habis jam pelajaran mereka harus kembali masuk ke
dalam kelas.
e. Di kelas, masing-masing kelompok melaporkan hasil belajarnya dalam
mencari informasi di berbagai sumber belajar tersebut.
f. Diskusikan temuan-temuan kelompok tersebut.
3. Index Card Match
Ini adalah strategi pembelajaran yang menyenangkan dan aktif
untuk meninjau ulang materi pembelajaran.9 Strategi pembelajaran ini
memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan
memainkan kuis kepada kawan sekelas.
Prosedur penggunaan Index Card Match:
a. Pada kartu index terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang
diajarkan dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan
jumlah siswa.
b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
c. Gabungkan dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-
benar acak.
d. Berikan satu kartu pada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah
latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain
memegang jawaban.
e. Perintahkan peserta didik menemukan kartu permainannya. Ketika
permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk
mencari tempat duduk bersama.
4. Everyone Is A Teacher Here

9
Ibid, h. 162.

8
Jenis strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran
yang mudah untuk memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung
jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta
didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik
lain.
Prosedur penggunaan Everyone is A Teacher Here:
a. Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para
peserta didik menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang
materi pelajaran yang sedang di dalam kelas atau topik khusus yang
akan mereka diskusikan di kelas.
b. Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah
siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada kartu dan
pikirkan satu jawaban.
c. Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang
mereka dapat dan memberi respons.
d. Setelah diberi respons, mintalah yang lain di dalam kelas untuk
menambahkan apa ynag telah disumbang sukarelawan.
e. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.
5. Listening Team
Strategi ini merupakan sebuah cara membantu peserta didik agar
tetap terfokus dan siap selama suatu pelajaran mengikuti pembelajaran
yang berlangsung. Startegi listening team ini menciptakan kelompok-
kelompok kecil yang bertanggungjawab menjelaskan materi pembelajaran
sesuai dengan posisinya masing-masing.10
Prosedur penggunaan Listening Team:
a. Bagilah peserta didik menjadi empat tim, dan berilah tim-tim itu tugas-
tugas misal tim A sebagai penanya, tim B sebagai kelompok yang
setuju atas sebuah materi pembelajaran, tim C sebagai kelompok tidak
setuju, tim D sebagai kelompok pemberi contoh atas materi yang
dipelajari.

10
Ibid, h. 166.

9
b. Sampaikan materi pembelajaran berbasis ceramah. Setelah selesai,
berilah tim waktu beberapa saat untuk mendiskusikan tugas-tugas
mereka.
c. Persilahkan tiap-tiap tim untuk bertanya, menyepakati, menyanggah,
memberi contoh, dan sebagainya. Strategi ini akan memperoleh
partisipasi peserta didik yang mencengangkan lebih daripada yang
pernah dibayangkan.
6. Team Quiz
Strategi ini dapat dikombinasikan dengan metode ceramah.
Bermain quiz atau dikenal dengan Strategi Team Quiz adalah kegiatan
tanya jawab antar kelompok. Dalam kegiatan bertanya dan menjawab akan
terjadi proses belajar yang tidak membosankan. Keterampilan bertanya
menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang menyatakan
“berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya adalah ucapan verbal yang
meminta respon orang yang dikenai. Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan, sampai dengan hal-hal yang memerlukan pertimbangan. Jadi
bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong berpikir.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kemam-
puan bertanggungjawab siswa terhadap apa yang mereka
pelajari melalui cara yang menyenangkan. Selain itu juga
bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran.
Langkah-langkahnya adalah:
a. Bagilah materi menjadi beberapa bagian (misalnyabagian 3 bagian)
b. Bagi pula siswa menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah bagian
materi
c. Presentasikan materi bagian pertama selama lebih kurang 5-6 menit.11
7. Connection
Merupakan sebuah aktivitas yang secara simbolik menutup kelas.
Ia secara khusus sesuai ketika peserta didik membentuk hubungan dekat
satu sama lain.

11
Helmiati, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), h. 79.

10
8. Learning Start With A Question
Proses mempelajari sesuatu yang baru akan lebih efektif jika
peserta didik tersebut aktif, mencari pola daripada menerima saja. Satu
cara menciptakan pola belajar aktif ini adalah merangsang peserta didik
untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka, tanpa penjelasan dari
pengajar lebih dahulu. Strategi belajar ini merangsang peserta didik untuk
bertanya.
Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran Learning Starts
With A Question (LSQ) yaitu:
a. Pilih bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa. Dengan cara
memilih satu topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan
itu bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan yang memberi
peluang untuk ditafsirkan berbeda-beda.
b. Mintalah kepada siswa untuk mempelajari bacaan secara sendiri atau
dengan teman.
c. Mintalah kepada siswa untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang
tidak dipahami. Anjurkan kepada mereka untuk member tanda
sebanyak mungkin. Jika waktu memungkinkan, gabungkan pasangan
belajar dengan pasangan yang lain, kemudian minta mereka untuk
membahas poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda.
d. Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta kepada siswa untuk
menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.
e. Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh siswa.
f. Sampaikan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut.12
9. Who is in The Class
Teknik mengajar ini sangat baik untuk memecahkan kebekuan
suasana di dalam kelas, sehingga dapat disebut sebagai “ice breaker”.
Teknik ini mirip dengan sebuah perburuan terhadap teman-teman kelas.
Perburuan ini dapat ditentukan dengan sejumlah cara dan untuk sebuah

12
Muhammad Afandi dan Isnaini Nurjanah, “Pengaruh Metode Pembelajaran Learning
Start With A Question (LSQ) Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV MINTA 2 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2017/2018”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 5 No. 1, 2018, h. 46-47.

11
kelas dengan beberapa ukuran. Strategi ini membantu perkembangan
pembangunan tim dan membuat gerakan fisik berjalan tepat pada
permulaan sebuah pembelajaran.
10. Lightening in The Learning
Sebuah kelas dapat dengan cepat mencapai suatu iklim belajar
yang informal, tidak mengancam dengan mengajak peserta didik untuk
menggunakan humor kreatif tentang pelajaran secara langsung. Strategi ini
tidak hanya mengerjakan sesuatu, namun pada saat yang sama membuat
peserta didik berpikir.

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Aktif


Penerapan active learning dalam pengajaran terarah seperti halnya model-
model pembelajaran yang lain, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.
1. Kelebihan-kelebihannya antara lain:
a. Berpusat pada peserta didik
b. Penekanan pada menemukan pengetahuan bukan menerima pengetahuan
c. Sangat menyenangkan
d. Memberdayakan semua potensi dan indra peserta didik
e. Menggunakan metode yang bervariasi dan menggunakan banyak media
f. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
g. Siswa akan lebih mudah memahami pelajaran bahkan mereka akan sangat
menikmati pelajaran yang akan diberikan
h. Kreatifitas siswa akan lebih berkembang
i. Meningkatkan Life Skill (keterampilan hidup), sehingga dalam kehidupan
sehari-hari siswa bisa lebih mandiri.
2. Kelemahan-kelemahan antara lain:
a. Keterbatasan waktu,
b. Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan,
c. ukuran kelas yang besar,
d. Keterbatasan materi, peralatan dan sumber daya.
e. siswa sulit untuk mengorientasikan pemikirannya

12
f. Ketika tidak didampingi oleh guru, pembahasan terkesan kesegala arah
dan tidak terfokus, sehingga perlu pengawasan yang lebih intensif dalam
mengarahkan siswa didik
g. Perlu kreatifitas guru dalam menemukan resources (bahan ajaran)
h. Perlu menyiapkan alat bantu belajar (teaching aid) seperti : alat-alat,
bahan-bahan dan tentunya tempat.

2.7 Integrasi Strategi Pembelajaran Aktif Dengan Ayat Al-Qur’an


Salah satu konsep yang dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah mengenai
pembelajaran aktif terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 256:
Kِ‫هَّلل‬K‫اب‬Kِ K‫ن‬K‫م‬K‫ْؤ‬K‫ ِيو‬Kُْ َ Kِ K‫و‬K‫غ‬KُK‫طا‬
K‫ت‬ َّ K‫ابل‬Kِ K‫ر‬K‫فك‬K‫ُ ْي‬Kَْ K‫ن‬K‫م‬K‫ ْف‬Kََ Kۚ‫ي‬K‫ ِّغ‬K‫ال‬Kَْ K‫ن‬K‫م‬KَKِ K‫شد‬KُKْ‫ر‬KُّK‫ال‬ K‫ن‬K‫بت‬K‫ََّي‬Kَ K‫قد‬Kَْ Kۖ‫ن‬Kِ‫دي‬KKِّ‫ال‬ K‫ي‬K‫ف‬Kِ K‫ره‬K‫َا‬K‫ك‬Kَ‫إ‬Kِْ ‫اَل‬
K‫عم‬
K‫ ٌيل‬Kَِ K‫ع‬Kٌ‫يم‬K‫س‬Kَِ ‫هَّللا‬KُK‫و‬Kَ ‫ا‬KَKَK‫فن‬K‫ا‬Kِْ
KۗK‫ه‬K‫ َلا‬Kَ K‫م‬K‫ص‬ ‫ اَل‬K‫ى‬K‫قثو‬K‫ ٰل‬K‫ُ َْا‬Kْ K‫ةو‬K‫ِر‬Kَ‫ع‬K‫ا ْبل‬Kُِْ K‫ك‬Kَ‫س‬K‫ َم‬K‫تس‬Kَْ K‫ا‬ K‫قفد‬Kَِ
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Penjelasan hubungan teori pembelajaran aktif dengan dalil diatas tidak ada
suatu paksaan untuk beragama, melaikan atas kesadaran dan keikhlasan bisa kita
kaitkan dalam pendidikan bahwasanya pembelajaran aktif berlangsung itu tidak
karna paksaan, sehingga nantinya peserta didik akan secara sadar dan ikhlas
melakukan suatu proses pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang
menghasilkan perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk
memperoleh pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru kearah yang lebih
baik.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran aktif (active learning) untuk mengoptimalkan penggunaan
semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi
mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif juga untuk menjaga perhatian
siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Dan dalam
proses kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah dipahami serta lebih lama
diingat siswa, apabila siswa dilibatkan secara aktif baik mental, fisik, dan sosial.
Dalam pelaksanaan pembelajaran aktif guru dapat menggunakan berbagai metode
yang sesuai dengan kondisi siswa. Penggunaan metode belajar aktif dalam
kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan kondisi
belajar dan kemampuan guru dalam melaksanakan metode tersebut.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis berharap bagi pembaca, penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan baik dari
bentuk maupun isinya. Maka dari itu penulis berharap kepada semua pembaca
agar memberi saran dan kritik demi perbaikan makalah selanjutnya.

A.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alian, Sarmidin, Bustanur, “Efektifitas Strategi Giving Question And Getting


Answer Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI
Di SMA Negeri 1 Kuantun Hilir Kecamatan Kuantan Hilir”, JOM FTK
UNIKS Vol. 1 No.1, 2009, h. 132-142.
Hamruni. 2001. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Indayana Febriani Tanjung. 2018. Strategi Pembelajaran Biologi. Medan: CV.
Widya Puspita.
Ismail. 2011. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
Rasail Media Group.
Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori Asesmen. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Winataputra, Udin S. dan Tita Rosita. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Depdikud Dirjend Dikdasmen.
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani. 2007. Strategi
Pembelajaran Aktif. Jogjakarta: Pustaka Insan Madani.
Afandi, Muhammad dan Isnaini Nurjanah, “Pengaruh Metode Pembelajaran
Learning Start With A Question (LSQ) Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV
MINTA 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar, Vol. 5 No. 1, 2018, h. 43-57.

15

Anda mungkin juga menyukai