Viskositas Dan Rheologi Docx
Viskositas Dan Rheologi Docx
H/2018
Modul 5
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu, untuk :
1.1 Menerangkan arti viskositas dan rheologi
1.2 Membedakan cairan Newton dan Non-Newton
1.3 Menggunakan alat-alat penentuan viskosita dan rheologi
1.4 Menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan Non-Newton
1.5 Menerangkan pengaruh berat jenis terhadap viskositas larutan
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 1 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul
cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang
sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 2 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
1. Cairan yang sifat alirnya tidak dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini
terbagi atas tiga bagian yaitu:
a. Aliran plastik
Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum suatu
gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut adalah “yield value” atau “f”. Pada
tekanan di bawah yield value cairan tersebut bertindak sebagai bahan plastik,
sedangkan di atas harga ini aliran mengikuti hukum Newton.
b. Aliran Pseudoplastik
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 3 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
c. Aliran Dilatan
Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu (kurva naik tidak berhimpit
dengan kurva turun). Kelompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni :
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 4 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
a. Aliran Tiksotropik
Pada aliran tiksotropik, kurva menurun berada di sebelah kiri kurva naik.
Fenomena ini umumnya dijumpai pada zat yang mempunyai aliran plastik dan
pseudoplastik. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya perubahan struktur yang
tidak segera kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser diturunkan. Sifat
aliran semacam ini umumnya terjadi pada partikel asimetrik (misalnya polimer)
yang memiliki banyak titik kontak dan tersusun membentuk jaringan tiga dimensi.
Pada keadaan diam, sistem akan membentuk gel dan bila diberi tekanan geser, gel
akan berubah menjadi sol.
b. Aliran Rheopeksi
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 5 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
c. Aliran Antitiksotropik
3.3 Rheologi
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 6 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Hukum aliran dari Newton perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang
cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali, (dv) adalah “perbedaan
kecepatan” atau rate of shear, dv/dr. gaya persatuan luas F’/A diperlukan untuk
menyebabkan aliran, ini disebut shearing stress. Newton adalah orang pertama
yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia menemukan
bahwa makin besar viskositas suatu cairan. Akan makin besar pula gaya persatuan
luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear
tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan
shearing stress atau
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 7 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
F ' dv
=
A dt
F
¿
G
❑= t x ❑
' t' '
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 8 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Viskositas absolut
Viskositas Kinematik =
Bobot jenis
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 9 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Balok zat cair ini terdiri lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama
lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan diatasnya bergerak dengan
kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan kecepatan yang
berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah yang tetap.
Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak dx
disebut dv/dx atau kecepatan geser (rate of shear). Sedangkan gaya per satuan
luas F/A atau tekanan geser (Shearing stress) (Martin, 2011).
1. Cairan yang sifat alirnya tidak dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini terbagi
atas tiga bagian yaitu:
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 10 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
a. Aliran plastik
Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum suatu
gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut adalah “yield value” atau “f”. Pada
tekanan di bawah yield value cairan tersebut bertindak sebagai bahan elastik,
sedangkan di atas harga ini aliran mengikuti hukum Newton.
b. Aliran Pseudoplastik
c. Aliran Dilatan
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 11 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Alat untuk mengukur voskositas dan rheology suatu zat cair disebut
viscometer. Ada dua jenis viscometer yaitu:
Rumus Struktur:
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 12 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 13 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 15 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
V. PROSEDUR
5.1 Viskometer Hoppler (Bola Jatuh)
Tabung yang ada di dalam alat diisi dengan cairan yang akan diukur
viskositasnya sampai hampir penuh. Bola yang sesuai dimasukan. Cairan
ditambahkan sampai tabung penuh dan ditutup sedemikian rupa, sehingga tidak
terdapat gelembung udara di dalam tabung. Saat bola sudah turun melampaui
garis awal, bola dikembalikan ke posisi semula dengan cara tabung di putar 360 .
Di catat waktu tempuh bola yang melalui tabung mulai garis m 1 sampai m3 dalam
detik. Bobot jenis (BJ) cairan di tentukan dengan menggunakan piknometer.
Viskositas cairan di hitung dengan menggunakan rumus yang sesuai. Waktu
pengukuran yang terbaik adalah minimum 30 detik dan maksimum 500 detik.
Oleh karena itu perlu dilakukan bola yang cocok terlebih dahulu.
5.2 Viskometer Brookfield
Spindel dipasang pada gantungan spindel. Diturunkan sedemikian rupa,
sehingga batas spindle tercelup ke dalam cairan yang akan diukur viskositasnya.
Stop kotak dipasangkan. Motor dihidupkan sambil menekan tombol. Spindle
dibiarkan berputar dan dicatat angka viskositas yang tertera pada alat. Dengan
mengubah rpm, diperoleh viskosita cairan pada berbagai rpm. Grafik dibuat antara
rpm dan viskositas, kemudian tipe aliran di tentukan dari masing-masing zat.
VI. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
6.1 Data Pengamatan
6.1.1 Viskometer Hoppler (Bola jatuh)
a. Gliserin
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 16 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Perhitungan BJ Gliserin :
W1 = 17.5 gram
W2 = 29.49 gram
W3 = 32.47 gram
W 3−W 1 32.47−17.5
BJ = = =1.25
W 2−W 1 29.4−17.5
b. Propilenglikol
Perhitungan BJ Propilenglikol :
W1 = 17,5 gram
W2 = 29,49 gram
W3 = 30,22 gram
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 17 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
W 3−W 1 30,22−17,5
BJ = = =1,06
W 2−W 1 29,49−17,5
a. Gliserin
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 18 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
61 100 E E 100 E E
10 --- - 1,9 10 --- - 1,7
30 122 12,2 30 135 13,5
60 169,0 33,6 60 175,0 35,0
62 100 213,3 71,1 100 213,3 71,1
10 --- - 3,7 10 --- - 4,4
30 --- - 2,4 30 --- - 1,9
60 12 0,6 60 30 1,5
63 100 97 8,1 100 97 8,1
10 ---- - 4,2 10 --- - 5,2
30 ---- - 4,3 30 --- - 4,4
60 ---- - 3,8 60 --- - 3,9
64 100 ---- - 3,3 100 --- - 3,3
Perhitungan BJ Gliserin :
W1 = 17,5 gram
W2 = 29,49 gram
W3 = 32,47 gram
W 3−W 1 32,47−17,5
BJ = = =1,25
W 2−W 1 29,49−17,5
b. CMC Na 1%
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 19 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
1
Perhitungan BJ CMC Na 1 % : ×500 = 5 gram
100
W1 = 17,5 gram
W2 = 29,49 gramW3 = 29,655 gram
W 3−W 1 29,655−17,5
BJ = = = 1,014
W 2−W 1 29,49−17,5
c. PGA 10%
10
Perhitungan BJ PGA 10% : ×500 = 50 gram
100
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 20 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
W1 = 17,5 gram
W2 = 29,49 gram
W3 = 29,844 gram
W 3−W 1 29,844−17,5
BJ = = = 1,029
W 2−W 1 29,49−17,5
d.PGA 20%
20
Perhitungan BJ PGA 20% : ×500 = 100 gram
100
W1 = 17,5 gram
W2 = 29,49 gram
W3 = 20,243 gram
W 3−W 1 20,243−17,5
BJ = = = 0,243
W 2−W 1 29,49−17,5
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 21 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
VII. PEMBAHASAN
7.1 Viskometer Hoppler (Bola Jatuh)
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel
zat cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah
benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Besaran viskositas berbanding
terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur akan
melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan
nilai viskositasnya.
Pada praktikum viskometer hoppler (bola jatuh) prinsip kerjanya ialah
mengukur kecepatan bola jatuh melalui zat cair dalam tabung pada suhu tetap.
Pada percobaan ini menggunakan zat cair dari berbagai larutan yaitu gliserin,
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 22 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 23 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
perbedaan ukuran diameter bola ialah kecepatan bola karena semakin besar
diameter bola semakin lambat bola jatuh. Hal ini dikarenakan gaya gesekan antara
molekul zat cair dengan bola semakin besar dan ruang pada tabung lebih sempit
sehingga gaya yang diperlukan bola untuk jatuh semakin besar jadi semakin lama
bola tersebut jatuh. Dan pada percobaan ini saat melakukan percobaan dipastikan
tabung tidak terdapat gelembung karena hal itu dapat mempengaruhi kecepatan
bola.
7.2 Viskometer Brookfield
Viskometer ini mengukur tenaga putaran (torque) yang diperlukan untuk
memutarkan (spindle) yang dicelupkan dalam cairan. Spindle digerakan oleh
motor sinkron melalui pegas yang terkalibrasi; refleksi pegas ditunjukan jarum
penunjuk atau angka. Viskositas berbanding lurus dengan kecepatan spindle
berotasi dan berkaitan dengan ukuran bentuk dari spindle. Pada viscometer ini
nilai viskositas didapat dengan mengukur gaya sebuah spindle yang dicelupkan ke
dalam sampel, viskositas ini dapat mengukur viskositas melalui kondisi aliran
berbagai bahan sampel uji (Martin, 2011 ).
Besar kecilnya nilai viskositas suatu cairan di pengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu tekanan, temperatur, adanya zat lain, ukuran dan berat molekul,
ikatan. Pengaruh viskositas tehadap tekanan yaitu viskositas cairan naik dengan
naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
Pengaruh BJ terhadap viskositas yaitu mempengaruhi waktu tempuh bola untuk
melalui 2 titik pada tabung, semakin tinggi berat jenis, maka waktu yang
ditempuh bola akan semakin cepat (Martin, 2011).
Pada percobaan viskometer Brookfield prinsip kerja alatnya yaitu rotasi
dengan mengkombinasikan setting spindel dan kecepatan putar spindel.
Penggunaan spindel harus disesuaikan dengan kekentalan suatu bahan yang akan
diuji viskositasnnya. Semakin besar nomor spindel maka semakin kecil bentuk
fisiknya. Dalam percobaan ini menguji dengan menggunakan cairan PGA 10%
dan 20% dan CMC Na 1%. Pada PGA dibuat 2 cairan yang berbeda
konsentrasinya yaitu PGA 10% dan PGA 20%. PGA 20% memiliki kekentalan
yang lebih tinggi, ini disebabkan karena suatu larutan memiliki konsentrasi yang
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 24 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
tinggi, maka akan memiliki kekentalan yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume
semakin banyak pula partikel yang terlarut, gaya gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Larutan gliserin merupakan cairan newton sedangkan PGA 10% dan
20%dan CMC Na 1% merupakan cairan non-newton. Tetapi pada percobaan
didapatkan hasil yaitu pada cairan gliserin dengan spindle 62 dan 63 terdapat
perbedaan viskositas pada setiap rpm nya, padahal seharusnya viskositas nya akan
memiliki nilai yang sama meskipun rpm dirubah, hal ini mungkin terjadi karena
mungkin kesalahn pembacaan alat ataupun kesalahan pada larutan gliserin
tersebut yang sudah tercemar. Sedangkan larutan PGA 10% dan 20% juga CMC
Na 1% sesuai yaitu larutan aliran non-newton karena hasil yang didapatkan pada
saat percobaan yaitu nilai viskositasnya berbeda ketika berubahnya rpm.
Pada viskometer Brookfield ini digunakan 4 jenis spindle yaitu spindle 61,
62, 63 dan 64. Ukuran spindle dari yang terkecil ke terbesar yaitu mulai dari64,
63, 62 dan 61. Pada percobaan ini digunakan spindle yang berbeda yaitu untuk
melihat adanya pengaruh perbedaan spindle dengan kecepatan putar, dimana
makin besar spindle maka semakin besar gaya yang diperlukan untuk memutar
alat sehingga kecepatan putar menurun dan nilai viskositas juga akan menurun.
Hasil percobaan menunjukan menunjukan kesesuaian. Dimana pada CMC Na 1%
didapatkan pada rpm 10, viskositas pada spindle 62 yaitu 810, spindle 63 yaitu 80,
dan pada spindle 64 tidak didapatkan hasil -- - yang berarti alat tidak bisa
membaca nilai viskositasnya karena mungkin nilai viskositas tersebut terlalu
kecil. Dan pada PGA 10% hanya didapatkan 1 data dan yang lainnya eror atau - -
- . pada PGA 20% didapatkan hasil yaitu pada spindle 61 didapatkan hasil yang
makin meningkat jika rpm ditingkatkan juga. Kemudian didapatkan Bj pada PGA
10% yaitu 1,029 pada PGA 20% 0,23 pada CMC Na 1% 1,014.
PGA adalah aliran plastik yang tidak dipengaruhi waktu pada grafik hasil
percobaan menunjukan kurva naik berhimpit dengan kurva turun, karena dalam
aliran ini apabila viskosiatsnya naik makan konsentrasinya pun meningkat.
Cairan gliserin tidak memiki sifat aliran karena gliserin merupakan aliran newton.
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 25 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Pada percobaan ini CMC Na memiliki sifat aliran dilatan padahal seharusnya
CMC Na termasuk tipe aliran tiksotropik karena cairan CMC Na merupakan
cairan non Newton di pengaruhi oleh waktu dan memiliki viskositas tidak
konstan.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi di aplikasikan dalam
pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain.
Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakteristik produk sediaan
farmasi sebagai penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga
meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau
pelewatan jarum suntik.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida dengan menunjukkan besar
kecilnya gesekan internal fluida. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang aliran cairan dan deformasi.
2. Cairan newton adalah suatu cairan yang memiliki kurva tegangan/regangan
yang linier di mana nilai shearing stress sebanding dengan nilai rate of shear
(kecepatan geser). Cairan non Newton adalah cairan yang akan
mengalami perubahan viskositas jika terdapat gaya yang bekerja pada cairan.
3. Alat penentuan viskositas dan rheologi dengan menggunakan viskometer bola
jatuh (Hoopler) dan viskometer rotasi.
4. Yang termasuk cairan newton adalah gliserin, propilenglikol, dan sirupus
simpleks. Dan termasuk cairan non-newton adalah PGA, CMC Na. PGA
memiliki aliran plastik dan CMC Na memiliki aliran dilatan.
5. Pengaruh berat jenis terhadap viskositas ialah apabila berat jenis semakin besar
maka nilai viskositasnya semakin kecil.
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 26 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM., (1979). Farmakope Indonesia Edisi III . Departemen Kesehatan RI.,
Jakarta
Dirjen POM., (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.,
Jakarta
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika.
Jakarta.
Yazid, Estien, (2004). Kimia Fisika untuk Paramedis. Penerbit Andi: Yogyakarta
Mengesahkan
Asisten Penanggungjawab Kelompok, Nilai Laporan, Koord. Praktikum,
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 27 dari 25
Laporan Praktikum Farmasi Fisika 1440
H/2018
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 28 dari 25