Anda di halaman 1dari 2

Model- Model Kebijakan Publik

Model Elite ( Policy sebagai Preferensi Elite )

Istilah elite menurut kamus adalah bagian yang terpilih atau tersaring. Jika diterapkan dalam
kehidupan kelompok, maka elite adalah bagian yang superior secara sosial dari suatu
masyarakat. Dan jika diterapkan dalam kehidupan politik, elite adalah bagian atau kelompok
tertentu dari suatu masyarakat.

Teori model elite sebagaimana dikemukakan oleh Thoha (2010:125) menyarankan bahwa
dalam hubungannya dengan public policy hendaknya dibuat apatis atau miskin akan
informasi. Elite secra pasti akan lebih banyak dan sering membentuk opini masyarakat dalam
persoalan-persoalan policy, dibandingkan dengan massa membentuk opini masyarakat.

Teori model elite ini secara singkat Thoha (2010:128 ) merumuskan sebagai berikut :

1. Masyarakat dalam suatu negara tertentu dibagi atas dua bagian, yakni bagian yang
mempunyai kekuasaan, dan bagian yang tidak mempunyai kekuasaan. Bagian yang
mempunyai kekuasaan ini jumlahnya sedikit, sedangkan yang tidak mempunyai
kekuasaan jumlahnya banyak.
2. Sekelompok kecil atau beberapa orang yang memerintah adalah bukan mewakili
secara tipikal dari massa yang diperintah. Policy mengalir dari kehendak elite melalui
para pejabat dan administrator yang melaksanakan policy tersebut dengan sasaran
yang banyak.
3. Untuk mencapai stabilitas dan menghindari adanya revolusi, maka gerakan-gerakan
non elite yang membahayakan posisi elite harus dikendalikan secara kontinu.
4. Elite membagi konsensus atas nama nilai-nilai dasar dari suatu sistem sosial yang ada
dan perlindungan dari sistem tersebut. Di Indonesia elite adalah falsafah dan dasar
negara Pancasila, yang akhir-akhir ini dikenal dengan asas tunggal Pancasila.
5. Public policy bukan merefleksikan dari tuntutan-tuntutan masyarakat pada umumnya,
melainkan agak meninjolkan nilai-nilai kepentingan sekelompok orang yang berkuasa
(elite).
6. Elite yang aktif adalah relatif kecil menjadi sasaran dari pengaruh langsung massa
yang apatis. Elite lebih banyak mempengaruhi massa daripada massa mempengaruhi
elite.

Implikasi teori model elite terhadap analisis kebujakan dalam public policy

1. Dalam elitisme, public policy lebih banyak mencerminkan kepentingan dan nilai-
nilai elite dibandingkan dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan rakyat banyak.
Oleh karena itu, perubahan dan inovasi di dalam public policy hanyalah
dimungkinkan sebagai suatu hasil dari merumuskan kembali nilai-nilai elite
tersebut yang dilakukan oleh elite sendiri.
2. Pandangan kaum elite bahwa massa sebagian besar adalah pasif, apatis, dan
miskin informasi. Sentimen-sentimen rakyat acap kali dimanipulasikan oleh nilai
elite. Ini berarti rakyat banyak menjadi sasaran dari kehendak elite. Oleh karena
itu, adanya suatu lembaga pemilihan umum yang terkenal itu dan adanya
kompetisi partai politik tidaklah memungkinkan massa untuk ikut memerintah.

Anda mungkin juga menyukai