Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN KLIEN

Resti Amelia Putri, 1806203175


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
Depok, Indonesia
E-mail: restiputri36@gmail.com
2019

Abstrak

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan memerlukan sikap caring terhadap pasien/klien. Caring sangat
dibutuhkan dalam tatanan layanan keperawatan, karena caring merupakan inti dari praktik keperawatan. Tujuan dari
essai ini adalah untuk mengetahui pentingnya perilaku caring terhadap kepuasan klien. Metode yang penulis gunakan
dalam penulisan essai ini adalah dengan melakukan penelitian deskriptif. Sasaran dalam penelitian yaitu mahasiswa
keperawatan D3 yang sedang melakukan pra klinik di rumah sakit. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12
responden. Hasilnya adalah sebanyak 83,3% perawat di Indonesia sudah menerapkan perilaku caring kepada
pasien/klien. Sedangkan yang belum sebanyak 16,7%. Dari penerapan caring yang dilakukan oleh perawat, sebanyak
90,9% klien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan, perliaku
caring sangat diperlukan dan sebagai mahasiswa keperawatan perlu memahami arti caring demi mencapai kepuasan
pasien/klien.

Kata Kunci: Caring, Klien, Perawat, Perilaku, Pasien.

Abstract

Nurses in providing nursing care need a caring attitude towards patients/clients. Caring is very much needed in the
order of nursing services, because caring is at the core of nursing practice. The purpose of this essay is to find out the
importance of caring behavior towards client satisfaction. The method that writer use in writing this essay is to do
descriptive research. The target in the the study is D3 of nursing student who are conducting pra clinic in hospitals.
The number of samples in this study were 12 respondents. The result is that 83,3% nurses in Indonesia have applied
caring behavior to patients/clients. Whereas not as much as 16,7%. From the application of caring carried out by
nurses, as many as 90,9% of patients/clients were satisfied with the services provided. So that in providing nursing
care, caring behavior is very necessary and as nursing students need to understand the meaning of caring to achieve
patients/clients.

Keywords: Behaviour, Caring, Client, Nurse, Patient

1
Introduction Caring dalam keperawatan memiliki 10
indikator menurut Jean Watson. Indikator
tersebut menjadi acuan bagi perawat untuk
berperilaku caring dalam praktik keperawatan.
Pelayanan kesehatan Indonesia perlu
Salah satu dari 10 indikator tersebut adalah
ditingkatkan untuk mencapai kepuasan klien.
humanistic dan altruism (Potter & Perry, 2009).
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan
Nilai altruism merupakan salah satu dari nilai-
yang paling dekat dengan klien. Kedekatan
nilai-nilai profesional. Perawat yang
klien dengan perawat menjadi acuan bagi klien
profesional berarti perawat yang mampu
untuk bisa terbuka mengenai kondisi kesehatan
menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai
yang dialaminya. Untuk itu, perawat
profesionalisme dan ilmu pengetahuannya
memerlukan perilaku caring dalam
dalam keperawatan. Sehingga perilaku caring
memberikan asuhan keperawatan. Perilaku
juga menjadi indikator tingkat profesional
caring menandakan perawat mengenal dan
seorang perawat dalam praktik keperawatan.
peduli dengan kesehatan kliennya. Tapi, tidak
Caring termasuk ke dalam nilai altruism, nilai
semua perawat di rumah sakit menerapkan
tersebut akan membuat perawat lebih
perilaku caring kepada klien. Banyak pendapat
memprioritaskan kliennya dan mementingkan
klien mengenai sikap perawat yang tidak baik
kesejahteraan klien.
ketika bertemu dengan klien. Sikap seperti
itulah yang menurunkan citra perawat di mata Mutu pelayanan kesehatan ditentukan
klien dan membuat klien tidak puas dengan dari puas atau tidak puasnya klien dalam
pelayanan yang ada di rumah sakit. pelayanan kesehatan yang diberikan. Tingkat
kepuasan klien timbul dari kinerja tenaga
Rumah sakit tidak bisa mengabaikan
kesehatan. Perawat yang selalu berada di sisi
perilaku caring dalam memberikan pelayanan
klien, berpengaruh penting menciptakan
kesehatan. Apabila perilaku tersebut diabaikan,
kepuasan klien. Perawat memiliki banyak
maka rumah sakit akan kehilangan banyak
waktu dalam berinteraksi dengan klien.
klien. Hal ini dikarenakan klien merupakan
Tingginya harapan klien kepada pelayanan
asset yang sangat berharga dalam
kesehatan, menjadi pemicu puas atau tidak
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan
puasnya klien. Ketidakpuasan klien timbul
kesehatan di rumah sakit. Perilaku caring
karena terjadinya kesenjangan antara harapan
sangat dibutuhkan oleh seorang perawat.
klien dengan kinerja layanan kesehatan yang
Caring adalah sentral untuk keperawatan, rasa
dirasakannya sewaktu menggunakan layanan
kepedulian pada seperangkat nilai-nilai
kesehatan. Kepuasan klien di rumah sakit
kemanusiaan yang universal. Caring dapat
tergantung dari pelayanan yang diberikan oleh
dikatakan sebagai jantung dalam praktik
pihak rumah sakit.
keperawatan. Caring juga digambarkan sebagai
cita-cita moral keperawatan, melibatkan Perilaku caring yang belum diterapkan
keinginan, niat, dan tindakan untuk peduli. oleh beberapa perawat disebabkan oleh
Dengan diterapkannya perilaku caring, perawat beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut
akan mudah mendapatkan kepercayaan klien adalah pendidikan. Pendidikan di perguruan
untuk terbuka mengenai kondisi klien. tinggi sangat berpengaruh dalam kehidupan
Kepercayaan klien kepada perawat akan praktik di rumah sakit. Semakin banyak ilmu
membantu perawat dalam membuat diagnosis yang diterima, semakin besar peluang untuk
proses keperawatan. Jika perawat sudah mahasiswa keperawatan melaksanakan atau
menerapkan perilaku caring dengan baik, maka menerapkan ilmu tersebut dalam praktik
klien akan senang dan percaya kepada perawat keperawatan. Dalam hal ini, sebanyak 100%
dalam memenuhi kesehatannya dengan responden merasa pengetahuan mengenai
memberikan pelayanan keperawatan.

2
caring sangat penting diadakan pada mata caring dalam praktik keperawatan dilaksanakan
kuliah di perguruan tinggi. oleh semua perawat dalam setiap jenjang
pendidikan.
Tujuan dari essai ini adalah untuk
mengetahui pentingnya perilaku caring perawat Hasil penelitian yang penulis lakukan
terhadap kepuasan klien. Essai ini akan kepada 12 responden pra klinik mahasiswa
menjelaskan mengenai penerapan caring, keperawatan D3 di rumah sakit mengenai
pelayan kesehatan, pelayanan keperawatan, dan pentingnya perilaku caring terhadap kepuasan
kepuasan klien. Harapan penulis supaya klien.
pembaca bisa mengambil inti sari dari essai ini
dan menerapkan perilaku caring kepada klien a. Waktu pra klinik
Tabel 1 Lama waktu responden telah pra klinik
pada saat memberikan asuhan keperawatan.
Waktu Pra Klinik Frekuensi
< 1 Tahun 4
> 1 Tahun 8
Case Illustration
Berdasarkan tabel tersebut,
mahasiswa keperawatan yang dominan
Perilaku caring dalam keperawatan dalam penelitian adalah mahasiswa
sangat diperlukan, tetapi belum semua perawat keperawatan D3 yang telah melakukan
melayani klien dengan caring. Hal ini pra klinik lebih dari 1 tahun, yaitu
kebanyakan terjadi karena perawat bekerja sebanyak 8 responden.
lebih berfokus kepada pelayanan kebutuhan
biologis, dan kurang memperhatikan afektif b. Penerapan sikap caring perawat
klien. Dalam beberapa kasus, banyak klien Tabel 1 Penerapan sikap caring perawat
yang merasa kecewa dengan pelayanan yang menurut responden
diberikan oleh perawat. Perilaku caring
No Penerapan Frekuensi Persentase
merupakan bentuk kinerja perawat yang dapat caring
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendikan, 1. Baik 10 83,3%
dan masa kerja. Terbentuknya perilaku caring 2. Kurang 2 16,7%
juga sangat dipengaruhi oleh sistem nilai
bersama yang dianut oleh para perawat yang Dari tabel tersebut, perawat di
tercermin dalam visi, misi, dan tujuan rumah rumah sakit sudah menerakan sikap
sakit (Prihandhani, Nopiyani, & Duarsa, 2019). caring dengan baik di rumah sakit,
persentasenya sebanyak 83,3%.
Metode yang penulis gunakan dalam
essai ini adalah dengan melakukan penelitian
c. Kepuasan klien
deskriptif untuk mengetahui perilaku caring Tabel 3 Kepuasan klien menurut pandangan
perawat di rumah sakit. Populasi dalam responden
penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan
yang sudah melaksanakan pra klinik di rumah No Kepuasan Frekuensi Persentase
sakit. Sampel dalam penelitian ini adalah 12 Klien
1. Puas 11 91,7%
responden. Teknik sampling dalam penelitian
2. Tidak Puas 1 8,3%
ini adalah consecutive sampling yaitu dengan
memilih semua individu yang memenuhi
Dari hasil tersebut, kepuasan
kriteria pemilihan sampel sampai jumlah
klien sudah cukup baik menurut
sampel terpenuhi. Alasan penulis memilih
pandangan responden dengan persentase
mahasiswa keperawatan D3 dalam penelitian
91,7%.
ini karena penulis ingin memastikan penerapan

3
Perilaku caring yang tidak diterapkan
d. Pentingnya pembelajaran mengenai dengan optimal terjadi karena kebanyakan
caring perawat terlibat aktif dan memusatkan diri pada
Dalam pertanyaan ini, 100% fenomena medik. Sehingga, perawat
responden mengatakan kalau kekurangan waktu dalam memberikan perhatian
pembelajaran caring sangat diperlukan pada klien. Selain itu juga, pemenuhan
oleh mahasiswa keperawatan sehingga kebutuhan biologis juga menjadi fokus utama
bisa menerapkannya dalam praktik pada perawat sehingga kebutuhan lainnya
keperawatan dan pemberian asuhan kurang mendapat perhatian. Klien memiliki hak
keperawatan. untuk menentukan tempat pelayanan kesehatan.
Apabila pada suatu rumah sakit, pelayanan
Discussion yang diberikan tidak memuaskan klien, akan
berdampak pada perkembangan rumah sakit
tersebut. Klien yang merasa tidak puas terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan akan memutuskan untuk
perilaku caring perawat pada mayoritas dalam
pindah ke rumah dengan pelayanan yang lebih
kategori baik, yaitu 83,3%. Meskipun dalam
baik (Purwaningsih, 2018). Bentuk pelayanan
kategori baik, masih terdapat beberapa perawat
yang paling mempengaruhi kepuasan klien
yang belum menerapkan perilaku caring kepada
adalah pelayanan keperawatan. Puas atau
klien. Caring merupakan suatu tindakan yang
tidaknya klien terhadap pelayanan kesehatan
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada
merupakan indikator dalam salah satu faktor
individu secara utuh. Caring adalah esensi dari
penentu baik buruknya kualitas pelayanan
keperawatan yang membedakan dengan profesi
keperawatan (Yulihastin, 2009). Faktor tersebut
lain dan mendominasi serta mempersatukan
tindakan-tindakan keperawatan. Penerapan dikarenakan perawat merupakan tenaga
caring yang diintegrasikan dengan pengetahuan kesehatan yang memiliki banyak waktu dalam
biofisikal dan perilaku manusia akan dapat berinteraksi dengan klien.
meningkatkan pelayanan kepada klien. Karakter setiap klien berbeda-beda.
Perawat merupakan salah satu tenaga Setiap individu mempunyai perbedaan latar
kesehatan yang memegang peranan penting belakang pengalaman, nilai-nilai, dan kultur.
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Caring bersifat khusus dan bergantung pada
Peran perawat dalam memberikan asuhan hubungan perawat-klien. Semakin banyak
keperawatan dilakukan selama 24 jam dengan pengalaman yang dimiliki oleh perawat, maka
klien dengan jumlah perawat yang perawat akan terbiasa mempelajari caring
mendominasi, sehingga perawat harus mampu dengan fokus pada klien yang perawat layani.
memberikan pelayanan yang bermutu Caring memfasilitasi kemampuan perawat
(Nursalam, 2011). Pelayanan yang diberikan untuk mengenali klien, membuat perawat
mengetahui masalah klien, dan mencari serta
oleh perawat memiliki kontribusi besar dalam
melaksanakan solusi dalam permasalahan klien
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
(Delaune & Ladner, 2011). Semakin lama
Pelayanan yang bermutu akan menjadi penentu
kepuasan klien. Pelayanan keperawatan akan seseorang bekerja semakin terampil dan akan
menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan lebih berpengalaman dalam melaksanakan
kesehatan dalam terciptanya rasa puas pada diri pekerjaannya. Masa pra klinik mahasiswa
klien. Pelayanan keperawatan diberikan kepada keperawatan D3 di rumah sakit berpengaruh
individu dalam bentuk asuhan keperawatan terhadap kinerja pada saat pemberian asuhan
(Yulihastin, 2009). Asuhan tersebut dilakukan keperawatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya
perawat senior berdasarkan lama kerja yang
dengan menjalankan sejumlah tindakan yang
dijadikan role model dan dijadikan acuan bagi
dinamakan proses keperawatan.
perawat muda dalam berperilaku caring

4
(Prihandhani et al., 2019). Lama kerja sangat profesionalisme dalam keperawatan terdiri dari
berpengaruh kepada perawat dalam altruism, integrity, human dignity, social
menerpakan perilaku caring karena terdapat justice, dan autonomy (AACN, 2008). Nilai-
faktor pengalaman dan pengetahuan. nilai profesionalisme tersebut akan mencirikan
Perawat yang profesional memiliki identitas suatu profesi. Nilai-nilai tersebut juga
keterampilan hard skill dan soft skill dalam akan mendorong perawat untuk bertindak
pelaksanaan asuhan keperawatan. Keterampilan sesuai dengan kode etik dan standar praktik
soft skill tersebut meliputi kemampuan untuk dalam memberikan asuhan keperawatan.
berkomunikasi, membangun hubungan dengan Caring juga merupakan suatu sikap moral.
orang lain, memahami orang lain, bertanggung Melalui caring terhadap sesama manusia, harga
jawab, empati, dan caring (Abdul, 2015). diri manusia akan dilindungi, didukung, dan
Caring kepada klien berarti perawat dijaga. Menurut Watson (1998) dalam buku
menghargai dan memahami klien dengan Fundamental of Nursing mengatakan bahwa
sepenuh hati. Perilaku caring bukanlah bawaan, caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
namun bisa dipelajari oleh semua perawat memberikan sikap pendirian terhadap pihak
sehingga kepuasan klien terhadap mutu yang melakukan intervensi seperti perawat
pelayanan keperawatan meningkat (Ariani & (Berman, Snyder, & Frandsen, 2016). Sikap
Aini, 2018). Perilaku caring merupakan suatu pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa
perilaku yang dapat terus diasah dan perawat bekerja sesuai dengan standar etik.
ditingkatkan dalam diri seseorang, khususnya
perawat. Caring kepada seseorang dapat
dilakukan dalam bentuk hal-hal kecil sehingga
suatu saat perilaku caring akan terbiasa di Conclusion
dalam diri seorang perawat.
Pentingnya perilaku caring terhadap
klien terdapat di dalam pemberian pelayanan Berdasarkan penelitian dan sumber
kesehatan. Perilaku caring sebagai suatu proses referensi yang penulis baca, tingkat kepuasan
yang berorientasi pada tujuan membantu orang klien sangat ditentukan dari pelayanan
lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri, keperawatan yang diberikan oleh perawat di
dengan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, suatu rumah sakit. Melalui perilaku caring,
dan rendah hati (Darmawan, 2009). Perilaku perawat dapat memahami dengan baik klien
caring dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan dan mampu menghormati dan mendengarkan
kepada klien, karena hubungan antara pemberi klien dengan baik. Pendidikan dan pengalaman
pelayanan kesehatan dengan klien merupakan seorang perawat dalam praktik keperawatan
faktor kesembuhan klien tersebut (Nursalam, dan asuhan keperawatan sangat mempengaruhi
2011). Tindakan dalam pemberian pelayanan penerapan caring kepada klien. Mahasiswa
kesehatan membawa dampak bagi kepuasan keperawatan dari setiap jenjang pendidikan
klien. Tindakan seorang perawat di rumah sakit memerlukan pendidikan dan pengetahuan
menjadi sasaran bagi klien untuk melihat mengenai caring kepada klien. Hal ini
ketanggapan dan pengetahuan perawat. Klien bertujuan supaya dalam praktik di rumah sakit,
yang tidak puas dengan pelayanan keperawatan mahasiswa keperawatan tidak merasa aneh dan
berasal dari tindakan asuhan keperawatan yang akan terbiasa bersikap caring kepada klien.
dilakukan oleh seorang perawat. Tidak hanya pengetahuan mengenai perilaku
Penerapan perilaku caring merupakan caring dalam praktik keperawatan, perawat
salah satu nilai-nilai profesional. Perawat yang juga harus mengetahu nilai-nilai
profesional mampu menerapkan dan profesionalisme keperawatan. Selain itu juga,
menghubungkan nilai humanistic dan altruistic perawat dalam memberikan asuhan
dengan ilmu pengetahuan. Nilai-nilai keperawatan bertindak sesuai dengan etika dan

5
moral keperawatan. Masih banyaknya perawat Jiwa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CV
yang belum menerapkan perilaku caring akan ANDI OFFSET.
membuat pelayanan keperawatan semakin
buruk di mata klien. Oleh karena itu, perawat Ariani, T. A., & Aini, N. (2018). Perilaku
diharapkan mampu menerapkan perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien
caring kepada klien untuk bisa meningkatkan rawat inap pada pelayanan keperawatan.
mutu pelayanan kesehatan, khususnya Jurnal Keperawatan, 9(1), 58–64.
pelayanan keperawatan.
Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016).
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Fundamental of Nursing: Concepts,
informasi yang diperoleh kurang mendalam Process, and Practice. (K. Wilson, Ed.)
karena penelitian ini merupakan penelitian (10th ed.). United States of America:
survei dengan menggunakan kuisioner dan Pearson Education, Inc.
diperlukan penelitian lanjutan yang lebih
Darmawan, N. (2009). Hunungan perilaku
mendalam dengan memperhatikan jumlah
caring perawat terhadap tingkat kepuasan
sampel. Sedikitnya informasi dan terbatasnya
pasien rawat inap di RSUD Klungkung.
pertanyaan membuat penulis sedikit sulit
Dunia Kesehatan, 5(1), 48–53.
menggali informasi mengenai kepuasan klien
dan penerapan caring oleh mahasiswa Delaune, S. C., & Ladner, P. K. (2011).
keperawatan pra klinik di rumah sakit. Fundamental of Nursing Standar &
Practice. (S. Helba, Ed.) (4th ed.). Canada:
Nelson Education, Ltd.
Acknownledgement Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan:
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional (3rd ed.). Jakarta: Salemba
Medika.
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dr. Hanny Handiyani, S.Kp., Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009).
M.Kep selaku dosen fasilitator Profesionalisme Fundamental of Nursing. (A. Ferderika,
dalam Keperawatan kelas C, teman-teman Ed.) (7th ed.). Jakarta: Penerbit Salemba
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Medika.
Universitas Indonesia angkatan 2018, serta
keluarga yang telah membantu penulis Prihandhani, I. G. A. A. S., Nopiyani, N. M. S.,
menyelesaikan penelitian ini. & Duarsa, D. P. (2019). Hubungan faktor
individu dan budaya organisasi dengan
perilaku caring perawat pelaksana di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Ganesha
References Gianyar. Public Health and Preventive
Medicine Archive, 3(1), 44.
AACN. (2008). The Essentials of Baccalaureate
Education for Professional Nursing Purwaningsih, D. F. (2018). Perilaku caring
Practice. American Association of perawat pelaksana di ruang rawat inap.
Colleges of Nursing (AACN), 30, 63. Jurnal Ilmu Kesehatan, (4), 61–67.
Retrieved from
https://www.aacnnursing.org/Portals/42/A Yulihastin, E. (2009). Bekerja Sebagai
cademicNursing/Tool Perawat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kits/BaccEssToolkit.pdf
Abdul, M. (2015). Pendidikan Keperawatan

6
7

Anda mungkin juga menyukai