Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL KE-3

EKSI4205/BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK /3 SKS


PROGRAM STUDI STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank


Kode Mata Kuliah : EKSI 4205
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Christina Natalia, SE.Ak., M.Ak., CA
Nama Penelaah : Nindya Farah Dwi Puspitasari, S.Akun., M.Ak
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 3

Skor
No Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1. Uraikanlah faktor utama dari asuransi! 45 Modul 7
BMP EKSI4205 Bank
dan Lembaga Keuangan
Non Bank Edisi 3
Karangan Dr. Murti
Lestari, M.Si
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Commercial Paper (CP) 25 Modul 8
dan mekanisme penerbitannya! BMP EKSI4205 Bank
dan Lembaga Keuangan
Non Bank Edisi 3
Karangan Dr. Murti
Lestari, M.Si

3. Apa yang dimaksud dengan saham? Sebutkanlah karakteristik 30 Modul 8


dari saham yang ada! BMP EKSI4205 Bank
dan Lembaga Keuangan
Non Bank Edisi 3
Karangan Dr. Murti
Lestari, M.Si

* coret yang tidak sesuai

JAWABAN

1. Uraikanlah faktor utama dari asuransi!


Dalam asuransi terdapat 2 faktor utama yaitu ketidakpastian dan resiko .
Risiko dapat diartikan sebagai adanya ketidakpastian. Ketidakpastian berpotensi dan
memungkinkan terjadinya kerugian. Ketidakpastian dapat dibedakan menjadi:

a. ketidakpastian ekonomis, yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan


ekonomi pemerintah ataupun kondisi ekonomi global;
b. ketidakpastian kondisi alam, yaitu ketidakpastian karena perubahan kondisi alam; dan
c. ketidakpastian manusiawi, yaitu ketidakpastian yang ditimbulkan oleh ulah manusia,
seperti perang, huru-hara, pencurian, pembunuhan.

Sementara, risiko yang terkait dengan asuransi meliputi ;

a. Risiko murni (pure risk)


Risiko murni berarti hanya ada peluang untuk mengalami kerugian. Sebagai contoh,
seseorang yang memiliki mobil dan kemudian mengasuransikan mobilnya. Pemilik
mobil akan memperoleh asuransi bila mobilnya mengalami kecelakaan, namun ia
mengalami kerugian karena mobilnya rusak. Di sisi lain, bila mobilnya tidak
mengalami kecelakaan, ia akan "rugi" mengikuti asuransi.
b. Risiko spekulatif (speculative risk)Risiko spekulatif berarti ada dua kemungkinan
yang dihadapi, yaitu kemungkinan mengalami kerugian dan peluang memperoleh
keuntungan.
c. Risiko individu (individual risk)
Risiko ini timbul dari kegiatan sehari-hari yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Risiko pribadi (personal risk)
Risiko yang terkait dengan masing-masing pribadi, seperti kehilangan pekerjaan,
sakit kronis, dan/atau cacat fisik.
2. Risiko harta (property risk)
Risiko terjadinya kerugian secara finansial karena kehilangan atau kerusakan
harta yang dimiliki. Jenis risiko ini masih dapat dibedakan menjadi:
a) Kerugian langsung (direct loss), yaitu kerugian yang timbul karena hilang
atau rusaknya harta yang dimiliki.
b) Kerugian tidak langsung (indirect loss), atau yaitu kerugian yang tidak
langsung terkait dengan hialng atau rusaknya harta yang dimiliki. Misal, suatu
keluarga yang rumahnya terbakar harus menyewa rumah sebagai tempat
tinggal sementara. Biaya yang dikelarkan untk menyewa rumah merupakn
kerugian tidak langsung.
c) Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang timbul sebagai suatu tanggung jawab karena menyebabkan
kerugian atau sakit pada pihak lain. Misalnya, pohon di halaman suatu rumah
yang tumbang dan menimpa kendaraan milik orang lain. Risiko tanggung
gugat adalah ketika pemilik rumah harus membayar biaya kerusakan
kendaraan tersebut.
Dalam kaitannya dengan risiko-risiko tersebut, terdapat 5 cara yang dapat dilakukan untuk
menanganinya, yaitu.
a. Menghindari risiko (risk avoidance), yaitu dengan tidak melakukan kegiatan apa pun
yang dapat menyebabkan terjadinya peluang rugi.
b. Mengurangi risiko (risk reduction), yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
kerugian yang mungkin timbul. Misalnya, menyediakan alat pemadam kebakaran di
rumah untuk mengurangi kerugian akibat kerugian.
c. Menahan risiko (risk retention), yaitu ketika seseorang mengetahui adanya
kemungkinan terjadi risiko, tetapi ia tidak melakukan apa pun untuk menghindari
risiko tersebut. Dalam hal ini, secara finansial, nilai risiko tersebut sangat kecil.
d. Membagi risiko (risk sharing), yaitu membagi risiko yang kemungkinan akan terjadi
dengan pihak lain. Misalnya, seseorang mengajak partner untuk melakukan usaha
karena adanya kekhawatiran terjadinya kegagalan usaha.
e. Mentransfer risiko (risk transfer), yaitu memindahkan risiko yang mungkin timbul
pada pihak lain. Kegiatan usaha asuransi pada prinsipnya adalah usaha transfer risiko.
Risiko yang dapat ditanggung oleh pihak asuransi pada umumnya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1) Dapat dinilai dengan uang.
2) Jumlahnya secara finansial memadai.
3) Bersifat murni.
4) kerugian yang muncul bukan hal yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi
merupakan kebetulan
5) tidak bertentangan dengan kepentingan umum
6) premi asuransi yang dikenakan cukup wajar
7) pihak yang mengansuransikan harus memiliki insurable interest
Prinsip dasar asuransi meliputi :
1. Insurable Interest(Kepentingan untuk Diasuransikan)
Yaitu seseorang yang mengasuransikan harus mempunyai kepentingan (interest) atas
harta benda (objek) yang dapat diasuransikan (insurable). Objek yang diasuransikan juga
harus legal dan tidak melanggar hukum serta masuk dalam kategori layak. Apabil suatu
saat terjadi musibah atau masalah yang mengakibatkan objek yang bersangkutan menjadi
rusak maka pihak yang mengasuransikan akan mendapatkan ganti rugi finansial.
2. Utmost Good Faith (Itikad Baik)
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta-fakta
material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak. Artinya, seorang penanggung harus dengan jujur dan terbuka menerangkan secara
jelas serta benar atas segala sesuatu tentang objek yang diasuransikan.Prinsip asuransi yang
satu ini juga menjelaskan tentang risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan
termasuk segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas dan teliti.
3. Proximate caus (Kausa Proximal)
Suatu penyebab utama aktif dan efisien yang menimbulkan suatu kerugian dalam sebuah
rangkaian kejadian. ketentuan klaim dalam prinsip asuransi ini adalah apabila objek yang
diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama yang kali harus dan
akan dilakukan pihak perusahaan asuransi adalah mencari penyebab utama aktif dan efisien
yang dapat menggerakan suatu rangkaian perustiwa tanpa terputus yang mana akhirnya
menimbulkan kecelakaan tersebut. Dari pertimbangan tersebut baru dapat ditentukan
jumlah klaim yang diterima oleh pemegang polis.
4. Indemnity (Ganti Rugi)
Suatu mekanisme yang mengharuskan penanggung menyediakan kompensasi finansial
(ganti rugi) dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam
pasal 278).
Meskipun demikian prinsip asuransi idemnity ini juga memiliki ketentuan yang
menyatakan bahwa pihak perusahaan asuransi tidak berhak memberikan ganti rugi lebih
besar atau lebih tinggi dari kondisi keuangan klien atas kerugian yang dideritanya.
Contohnya, jika terjadi musibah sakit, maka perusahaan asuransi akan membayarkan atau
reimburse biaya rumah sakit sesuatu dengan tagihan yang telah dibayarkan sebelumnya.
5. Subrogation (Pengalihan Hak atau Perwalian)
Yaitu pengalihan hak dari tertanggung kepada penanggung jika si penanggung telah
membayar ganti rugi terhadap si tertanggung.
6. Contribution (Kontribusi)
Yaitu bila pihak tertanggung mengasuransikan suatu objek ke beberapa perusahaan
asuransi, maka akan ada apa yang dinamakan kontribusi dalam pemberian proteksi dari
masing-masing perusahaan tersebut. Contohnya, jika sang tertanggung mengasuransikan
satu unit beserta isi kendaraan dengan total nilai Rp 200 juta kepada 3 perusahaan asuransi,
dengan nilai asuransi ke perusahaan A Rp 200 juta, perusahaan B Rp 100 juta dan
perusahaan C Rp 100 juta, maka jika terjadi kecelakaan atau hal lain yang dapat membuat
kendaraan tersebut rusak atau hancur, maka jumlah total ganti rugi yang akan didapatkan
sang tertanggung menurut prinsip asuransi ini adalah;
Perusahaan A : Rp200 juta / Rp400 juta x Rp 200 juta = Rp 100 juta
Perusahaan B : Rp100 juta / Rp 400 juta x Rp 200 juta = Rp 50 juta
Perusahaan C : Rp100 juta / Rp 400 juta x Rp 200 juta = Rp 50 juta

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Commercial Paper (CP) dan mekanisme
penerbitannya.
Commercial Paper (CP) adalah surat hutang jangka pendek yang diterbitkan oleh
lembaga keuangan atau bukan lembaga keuangan namun tidak disertai dengan jaminan
(unsecured). Oleh karena itu, biasanya hanya dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki
kredibilitas tinggi. Jangka waktu CP berkisar antara 2 sampai 270 hari. Penjualan CP
pada prinsipnya dapat dilakukan langsung oleh penerbit kepada investor. Namun, sering
kali penerbit menggunakan jasa arranger dalam transaksi CP. Arranger adalah perantara
antara penerbit CP dengan investor. Arranger pada umumnya merupakan bank-bank
umum. Arranger sama sekali tidak bertanggung jawab atas tidak terjualnya CP yang
diterbitkan. Tugas utama yang harus dilakukan adalah menawarkan CP kepada investor
yang biasanya adalah nasabah-nasabah bank yang bersangkutan. Mekanisme penerbitan
CP pada umumnya adalah sebagai berikut.
1) Perusahaan yang membutuhkan dana menghubungi bank yang biasa bertindak
sebagai arranger dan menyebutkan jumlah dana yang dibutuhkan.
2) arranger kemudian berusaha mencari investor.
3) perusahaan yang bersangkutan menerbitkan CP sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan.

Arranger tidak memiliki tanggung jawab apa pun terhadap investor. Seluruh risiko yang
terjadi atas penerbitan CP, misalnya penerbit mengalami default atau risiko tidak
mampunya penerbit memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya merupakan risiko
yang harus ditanggung oleh investor sendiri. Selain sebagai arranger, bank dapat
berfungsi juga sebagai agen pembayar (paying agent). Dalam menjalankan
fungsinya,baiksebagai arranger atau paying agent, bank akan
mendapatimbalan(fee)yangdisebut arranger fee atau paying agent fee. Di Indonesia, BI
mengeluarkan ketentuan bahwa CP yang dapat diterbitkan dan diperdagangkan melalui
perbankanhanyayangditerbitkan oleh perusahaan Indonesia bukan bank, dengan jangka
waktu maksimal 270 hari dan telah memperoleh peringkat kualitas investasi darilembaga
peringkat efek dalam negeri (saat ini Pefindo), yaitu CP dengan tingkat kesanggupan
membayar kembali minimal secara memadai. Bankyang bertindak sebagai pengatur
penerbitan, agen penerbit, agen pembayar, pedagang efek atau pemodal dalam kegiatan
CP adalah bank yang tingkat kesehatan dan permodalannya dalam 12 bulan terakhir
tergolong sehat. Lebih lanjut, BI melarang bank untuk:
1) bertindak sebagai pengatur penerbitan, agen penerbit, agen pembayar atau
pemodal atas penerbitan CP dari:
 perusahaan yang merupakan anggota grup/kelompok bank yang
bersangkutan;
 perusahaan yang mempunyai pinjaman yang digolongkan diragukan dan
macet.
2) menjadi penjamin penerbitan CP.
Penerbitan CP memiliki kelebihan dan kelemahan baik bagi penerbit maupun bagi
investor. Kelebihan CP bagi penerbit dan investor, antara lain sebagai berikut:
A. Penerbit
1. CP memiliki tingkat bunga lebih rendah dari tingkat bunga kredit yang dikenakan
perbankan kepada nasabah utamanya.
2. Penerbit CP tidak perlu menyediakan jaminan.
3. Penerbitan CP relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan
penerbit dan investor.
4. Jangka waktu jatuh tempo CP lebih fleksibel karena dapat diperpanjang atas
persetujuan investor.
B. Investor
1. CP menawarkan tingkat kembalian (return) yang lebih tinggi dibandingkan
instrumentasar uang lainnya, misalnya Sertifikat Deposito, Deposito Berjangka,
atau T- Bills.
2. CP dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh tempo.
3. Tingkat keamanan CP relatif tinggi karena penerbit CP pada umumnya adalah
perusahaan dengan kredibilitas tinggi.
Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan penerbit, antara lain:
1) Bagi investor, CP merupakan instrumenyang tidak disertai dengan jaminan
(unsecured promissory note).
2) Ada kemungkinan penerbit CP melakukan rekayasa laporan keuangan untuk
memperlihatkan keadaan likuiditas dan kemampuan perolehan laba.
3) Bagi perusahaan penerbit, CP merupakan sumber dana jangka pendek sehingga
perusahaan kurang leluasa untuk menggunakan danadari CP sebagai modal
investasi

3. Apa yang dimaksud dengan saham? Sebutkanlah karakteristik dari saham yang ada!
Saham (stock) adalah surat bukti atau tanda kepemilikan modal pada suatu perseroan
terbatas. Saham merupakan salah satu instrumentasar keuangan yang paling populer.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumeninvestasi yang
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham dapat
dibedakan antara saham biasa dan saham preferen. Karakteristik kedua jenis saham ini
adalah sebagai berikut.
a. Saham biasa
1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
2) Memiliki hak suara (one share one vote).
3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan
setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
b. Saham preferen
1) Memiliki hak paling dulu memperoleh dividen.
2) Tidak memiliki hak suara.
3) Dapat memengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan
pengurus.
4) Memilik hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu
setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
5) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di
samping penghasilan yang diterima secara tetap.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham:
1. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikanperusahaan dan berasal
dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividen diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegangsaham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin
mendapatkan dividen maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam
kurunwaktuyangrelatif lama,yaituhingga kepemilikan saham tersebut berada dalam
periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai - artinya kepada
setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah
saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut.
2. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual dari suatu saham.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya, investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Sebagai instrumeninvestasi, saham memiliki risiko, antara lain:


1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi di mana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya, saham PT XYZ yang di beli dengan harga
Rp2.000 ,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan
hingga mencapar Rp1.400 ,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus
turun, investor menjual pada harga Rp1.400 ,- tersebut sehingga mengalami kerugian
sebesar Rp600 ,- per saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh quikewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari
hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan tersebut maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada
seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat
dari pemegang saham. Untuk itu, seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus-
menerus mengikuti perkembangan perusahaan. Di Pasar Sekunder atau dalam aktivitas
perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa
kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain, harga saham
terbentuk oleh penawaran dan permintaan atas saham tersebut. Penawaran dan
permintaan tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik
atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut
bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro, seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai
tukar, dan faktor-faktor nonekonomi, seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor
lainnya.

REFERENSI : BMP EKSI 4205/3SKS

Anda mungkin juga menyukai