PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keadaan kesehatan pada ibu yang mengandung sangat berpengaruh pada janin. sangatah perlu
dalam pembahasanfetal distress diketauhi oleh tenaga kesehatan. kita tahu bahwa manusia tak
dapat hidup tanpa oksigen, oleh karena oksigen berperan penting didalam kelangsungan hidup
pada sel-sel tubuh dan juga organ yang lain. Bayi / janin sangatlah lemah, dan kehidupan janin
didalam kandungan ibu sangat tergantung pada ibu yang mengandung. Dalam keadan ibu yang
anemia janin akan tidak mendapat suplay oksigen melalui darah yang cukup, dan ini akan sangat
membahayakan janin bahkan dapat terjadinya kematian pada bayi / janin. Faktor lain penyebab
fetal distress antara lain hipertensi dan keadaan ibu yang kronis.
2. Tujuan
setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami serta menindaki yang antara
lain:
1. Agar dapat mencegah gawat janin atau mengupayakan dalam menjaga kesehatan janin.
3. Memberikan asupan yang baik dan menjaga kesehatan ibu dan kandunganya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Fetal Distres (Gawat Janin)adalah kondisi hipoksia yang bila tidak dilakukan penyelamatan
akan berakibat buruk.Hipoksia adalah keada jaringan yang kurang oksigen,sedangkan hipoksemia
adalah kadar oksigen dalam darah yang kurang (Ilmu Kesehatan Anak.Nelson.Vol 1.Edikator
Rischard E.Berham, Robert M.Kliegman Ann M.Arvin, edikator edisi B.Indonesia :A.Samik
Wahab.Ed:15 jakarta: EGC,1999)
Fetal Distres adalah keadaan ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen dan nutrisi janin
sehingga menimbulkan perubahan metabolisme janin menuju metabolisme anaerob menyebabkan
hasil akhir metabolismenya terakhir bukan karbondioksida (Pengantar Kuliah Obstetri.
Prof.dr.I.B.G. Manuaba, Sp.OG (K),dr.I.A. Chandranita Manuaba, Sp.OG,dr.I.B.G.Fajar Manuaba,
Sp.OG. jakarta:EGC,2007)
B. Etiologi
a. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu singkat)
1) Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian
oksitosin.
3) Solusio plasenta.
b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama)
1. Penyakit hipertensi
2. Diabetes melitus
C. Patofisiologi
• anemi / kekurangan darah otomatis hb darah akan turun juga, sehingga oksigenpun berkurang.
• Hipertensi merupakan suatu pertanda adanya sumbatan pada vaskuler shingga tubuh
mengompensasi yaitu dengan berkontaksinya vaskuler sehingga menimbulkan hipertensi. Dan
sumbatan inilah yang dapat mengurangi aliran pada vaskuler, dalam hal ini adalah pada plasenta,
sehingga janin tidak dapat memenuhi kebutuhan yang cukup akan nurisi dan oksigen.
• dibetes militus (DM pada dasarnya gula dapat menjadikan suatu aliran darah menjadi
mengental(viskositas). Maka dari itu akan dapat menimbualkan sebuah gangguan pada laju/aliran
darah, terutama pada plasenta.
2. faktor uteroplasental
1) kelainan tali pusat
bentuk plasenta yang yang normal ialah ceper dan bulat. diameternya antara 15-20 cm dan tebal
1,5-3 cm. panjang tali pusat adalah sektar 55 cm.
kadang tali pusat sedemikian pendeknya sehingga perut anak berhubungan dengan
plasenta,dalam hal ini selalu disertai umbelikalis.
Tali psat harus lebih panjang dari 20-30m untuk memungkinkan kelahiran anak ,bergantung pada
apakah plasenta terletak dibawah atau diatas.
Tali psat yang terlalu pendek dapat menimbulkan herniaumbilikalis,solusio plasenta,persalinan tak
maju dalam pengeluaran dan karena tali pusat tertarik mungkin bunyi jantung menjadi buruk dan
inversio uteri.
biasanya terdapat pada leher anak. Lilitn tali pusat menyebabkan tali pusat menjadi relatif pendek
dan mungkin juga menyebabkan letak defleksi. setelah kepala anak lahir, lilitan perlu di bebaskan
melalui kepala atau di gunting antara 2 kocher.(obstetri patofisiologi,prof.Dr.D jamhoer
martaadisoebrata, Dkk. 2004 Jakarta; EGC)
2) trauma
sperti benturan yang dapat menimbulkan edema pada plasenta sehingga menyebabkan pada
pelepasan sebagian atau semuanya.
• kompresi tali pusat sehingga menghambat aliran darah dari ibu kejanin bisa karena puntiran tali
pusat yang menghambat ataupun karena prolaps tali pusat
• penurunan kemampuan janin membawa oksigen di karenakan hb yang turun atau dari plasenta
yang tidak berfungsi secara normal
D. Klasifikasi
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik atau kelalaian
penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah mengungkapkan patofisiologi gawat janin
iatrogenik akibat dari pengalaman pemantauan jantung janin
E. Patway
Terlampir
F. Manifestasi Klinik
Penyebab tanda-tanda gawat janin (Menurut Tuckor Martin 1997 Pemantauan janin)
Janin melakukan kompensasi untuk mengurangi aliran darah dengan meningkatkan stimulasi
simpatik atau melepaskan epinefrin dari medulla adrenal atau keduanya.
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
a. Asfiksia
H. Penatalaksnaan Medis
Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Tergantung faktor penyebab: perubahan posisi lataran dan pemberian O2 8-12 l/menit
membantu mengurangi demam pada maternal dengan hidrasi anti piretik dan tindakan
pendinginan.
2. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai
dengan kondisi ibu:
3. a. Istirahat baring
b. Banyak minum
4. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling
sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
a. Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan
kemungkinan solusio plasma.
b. Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan anti biotik
untuk amnionitis.
c. Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina lakukan penanganan prolaps tali
pusat.
5. 4. Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin
(mekonium kental pada cairan amnion, rencanakan persalinan).
Promotion
Memberikan pindidikan kepada msyarakat, terutama dalam hal ini adalah para ibu hamil tentang
fetal distress, bagaimana mencegah terhadap suatu hal yang dapat membahayakan kondisi
kesehatan ibu dan anak. Terutama
Pemantauan dasar fisiologi pada: (pemantauan dan pengkajian janin susan martin tucker edisi 4)
Kemampuan plasenta untuk berdifusi mengatur laju pengiriman oksigen dan laju aliran darah.
Oksigen berdifusi dari darah ibu, yang memiliki tekanan persial lebih tinggi, ke darh janin yang
memiliki tekanan persial lebih rendah. Laju aliran darah ibu dan janin
Semakin banyak pembulu fdarah plasenta semakin besar jumlah zat yang dapat disalurkan antara
ibu dan janin.
3. Latihan fisik
Takik kardi yang terjadi setelah latihan fisik ibu dianggap sebagai akibat dari periode transisi dari
oksigen janin yang berkurang. Meskipun latihan fisik ibu mengalirkan darah keotot yang jauh dari
uterus, tetapi tidak ada bukti bahwa latihan itu berbahaya apabila fungsi uteroplasenta masih
normal.
4. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus mengakibatkan penurunan laju perfusi darah ibu melalui ruang antarvili.
Kontraksi ini dapat terjadi akibat ketegangan atau stres yang berkepanjangan. Untuk mencegah
stress ini. Uterus sangat perlu rileks secara adekuat agar berdilatasi.
5. Hipertonus uterus
6. Hipertensi
J. Menejemen Diit
1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta melapisi cervik tidak
biasa diungkapkan
2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian tubuh dari janin.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laborat yaitu ada hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada
umumnya di dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika memungkinkan
hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut
pula prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril
pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran
secara cesar.
5. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta. Yaitu untuk mengetahu letak atau posisi plasenta.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. identitas : nama, umur, pekerjaan, nama suami, alamat, golongan darah ibu dan bapak.
2. riwayat kesehatan.
a. keluhan utama
b. teeratur tidaknya haid dansiklusnya, lamanya haid, banyaknya darah haid, sifat darahnya, dan
nyeri tidak pada sewaktu haid.
c. perkawinan/seksualitas
e. kehamilan sekarang
f. kesehatan keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
Tujuan : Berpartisipasi dalam intervensi untuk memperbaiki pola persalinan dan menurunkan
faktor resiko yang teridentifikasi.
2. Kerusakan pertukaran gas pada janin b. d kompresi mekanis tali pusat, penurunan perfusi
plasenta.
Tujuan :
Kriteria hasil : Bebas dari variabel atau deselerasi lanjut dengan DJJ
3. hipoksia b.d disfungsi plasenta, gangguan pertukaran gas dan nutrisi ditandai dengan embolus
(sumbatan).
Tujuan :
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
• Gawat Janin merupakan hal yang serius dan perlu dikenal dan segera dilakukan tindakan.
• Pada hipoksia sangat dianjurkan untuk pemantauan denyut jantung janain (DJJ) untuk
mengurangi resiko cacat maupun gawat janin (fetal distress)
SARAN
Bagi ibu yang sedang hamil harus berhati-hati terhadap kandungannya, agar tidak terjadi fetal
distres. Apabila terjadi masalah pada kandungan anda maka segera lah periksakan kepelayanan
kesehatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA