Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dzaky Al’Azam

Npm : 20220026

UTS
KAJIAN KURIKULUM DAN BUKU TEKS SEJARAH

1. Bagaimana sejarah terbentuknya kurikulum di Indonesia pada awal kemerdekaan dan


jelaskan karakteristik dalam implementasinya!
2. Jelaskan perubahan mendasar kurikulum 1975 ke kurikulum 1984!
3. Bagaimana peran buku teks sejarah yang digunakan dalam implementasi
pembelajaran sejarah apakah sudah mendukung proses tujuan pembelajaran yang
dicapai?
4. Jelaskan kedudukan pembelajaran sejarah pada kurikulum 1984!
5. Apakah faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum di Indonesia dan jelaskan
apakah perubahan tersebut keberhasilan Pendidikan di Indonesia? Berikan alasan
saudara!

JAWABAN

1. Pada masa awal kemerdekaan muncul kurikulum yang namanya yaitu kurikulum 1947
istilah yang digunakan dalam bahasa Belanda disebut “leer plan” artinya rencana
pelajaran. Sifat bersifat politisi adalah satu ciri kurikulum 1947 karena dari awalnya
berkiblat pendidikan belanda yang dirubah untuk kepentingan nasional. Dapat di
pahami bahwa sistem pendidikan kolonial dikenal dengan sistem yang sangat
diskriminatif. Sekolah-sekolah dibangun dengan membedakan layanan pendidikan
bagi anak-anak Belanda, anak-anak timur asing dan anak pribumi. Golongan pribumi
dibagi menjadi golongan strata sosial bawah dan priyai.

Pelaksanaan kurikulum 1947 tidak menekankan pada aspek kognitif namun hanya
mengutamakan pendidikan karakter seperti membangun rasa nasionalisme. Aspek
selanjutnya yang menjadi tujuan utama dalam kurikulum Rentjana pelajaran 1947.
Struktur program dalam Rentjana pelajaran 1947 dibagi menjadi dua bagian, yaitu
struktur Program menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Adapun Struktur
mata pelajaran pada kurikulum Rentjana pelajaran 1947 bersifat terpisah-pisah atau
dalam konteks kurikulum disebut dengan separated curiculum.
Karateristik implementasi dalam kurikulum 1947 adalah Rencana Pelajaran 1947 baru
dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:
daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana
Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

Referensi : Haryanto (2010) Diktat bahan kuliah pengembangan kurikulum pendidikan


luar biasa, Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta

2. Perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 adalah kurikulum 1975 menekankan


pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional
khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Sedangkan kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
“Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active
Leaming (SAL).
Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah
suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan
gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan
CBSA bermunculan.

Referensi : Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan materi


pembelajaran(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011)
3. Buku teks sejarah ini perannya sangat penting untuk proses pembelajaran yang
digunakan oleh siswa dan disusun atau ditulis oleh guru atau pakar yang menguasai
displinnya dengan tujuan untuk mempermudah proses pembelajaran bagi siswa. Dua
hal pokok yang harus diperhatikan dalam buku ajar yang berbeda dengan buku
lainnya yaitu pertama aspek isi yang mengacu pada disiplin ilmu dan kedua memiliki
tujuan pembelajaran. Aspek disiplin keilmuan artinya isi materi dari buku tersebut
haruslah merujuk pada kaidah-kaidah dari disiplin ilmu. Aspek pembelajaran yaitu
struktur isi buku dan deskripsi uraian materi dalam buku teks harus lah mudah
dipahami dan memberikan stimulus bagi siswa untuk belajar.
Karakteristik dari buku teks pelajaran adalah:
- Memiliki landasan keilmuan yang jelas dan mutakhir
- berisi materi yang memadai, bervariasi, mudah dibaca, dan sesuai dengan
kebutuhan siswa
- Disajikan secara sistematis, logis, dan teratur
- Meningkatkan minat siswa untuk belajar
- Berisi materi yang membantu siswa untuk memecahkan masalah keseharian
- Memuat materi refleksi dan evaluasi diri untuk mengukur kompetensi yang telah
dan akan dipelajari.
Jadi, buku teks dapat dikatakan sebagai pegangan utama peserta didik. Buku teks
pelajaran merupakan buku yang berfungsi bagi siswa untuk belajar. Jenis buku ini
sangat bergantung pada kurikulum yang dikembangkan. Buku teks pelajaran pada
dasarnya merupakan buku yang memberikan informasi penting bagi siswa di sekolah,
yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar

Referensi : Darwati. 2011. Pemanfaatan Buku Teks oleh Guru dalam Pembelajaran Sejarah:
Studi Kasus di SMA Negeri Kabupaten Semarang. Paramita Vol.21 No.1 Januari Hlm.75-89.

4. Perubahan yang diadakan kurikulum 1984 lebih mengarah pada penyederhanaan


materi setiap mata pelajaran, sehingga tercakup materi - materi yang penting saja.
Karena inilah yang mendasari mengapa kurikulum 1984 disebut kurikulum 75 yang
disempurnakan. Khusus untuk menentukan posisi mata pelajaran sejarah pada
kurikulum 1984 ini, kendali Mendikbud Nugroho Notosusanto kelihatan cukup besar,
mulai dari penentuan status mata pelajaran dalam kurikulum, jumlah jam per minggu
maupun materi yang harus dikembangkan. Bahkan boleh dikatakan menjelang Sidang
Umum MPR terutama dalam membahas akan ditetapkannya Garis-garis Besar Haluan
Negara Tahun 1983, Nugroho punya andil besar dalam penyusunan rancangan
pendidikan dengan berhasilnya PSPB menjadi keputusan formal.22 Nugroho juga
mengusulkan agar Sejarah diberikan dalam jumlah jam yang banyak. Akan tetapi
setelah melalui diskusi panjang dan tawar menawar, akhirnya sejarah hanya diberikan
selama 4 jam per minggu dalam satu semester atau 2 jam per minggu dalam satu
tahun.

Referensi : Nasution, S., Azas – Azas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.

5. Fakto-faktornya antara lain :


- Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
Perubahan praktik pendidikan di suatu Negara harus memperhatikan perhatian serius,
agar pendidikan di Negara kita tidak ketinggalan zaman. Tetapi tentu saja perubahan harus
disesuaikan dengan kondisi setempat, kurikulum negara lain tidak sepenuhnya diadopsi
karena adanya perbedaan-perbedaan baik ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun budaya.
- Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi. 
Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat, karena jika
tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan menjadi makhluk terasing yang
akan hidup di dunianya. Kurikulum harus mampu menciptakan manusia-manusia yang siap
pakai di segala bidang yang diminati, bahkan mampu menciptakan dunia sendiri yang baru
bukan hanya mampu mengikuti dunia itu.
- Perubahan dalam masyarakat.
Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan selalu berubah, baik
perubahan positif maupun negatif antara lain adalah kesadaran masyarakat terhadap
kebutuhan pendidikan anak, terutama kalangan menengah ke atas, dengan menyediakan
fasilitas yang memadai seperti alat komunikasi, transportasi, komputer dan internet
- Pandangan intelektual yang berubah. 
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih diarahkan pada pelatihan materi sebanyak-
banyaknya dari pada suatu kemampuan tau kompetensi tertentu. Sehingga outputnya kurang
berkualitas dibandingkan dengan Negara lain. Untuk meningkatkan kualitas maka pemerintah
mengupayakan penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dirintis seja tanggal
26 Juni 2002, kemudian pada tahun 2006
diberlakukan kurikulum baru yaitu KTSP dan sekarang mulai dirintis kurikulum terbaru yaitu
Kurikulum 2013 dengan dasar yang sanma dengan perubahan dan penekanan pada aspek
tertentu
- Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar. 
Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses pembelajaran,
walaupun pemikiran itu kadang-kadang hanya perubahan pada titik tekannya saja. Misalnya
mengenai active learningatau (CBSA),contextual learning, quntum teaching-learning dan
lain-lain, untuk dapat mengaktifkan seorang siswa dan mengaktifkan kelompok. 

Pendapat saya tentang berhasil atau tidaknya perubahan kurikulum di Indonesia. Perubahan
kurikulum juga terjadi karena kurikulum-kurikulum yang telah ada sebelumnya masih
memiliki banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Karena jika kurikulum tidak mengalami
perubahan dan mengikuti perkembangan yang ada, maka sistem pendidikan di Indonesia pasti
hanya akan menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan terbatas dalam menghadapi
perubahan yang ada di dunia. Perubahan kurikulum juga berdampak baik di dunia pendidikan
yaitu peserta didik bisa terus belajar dengan mengikuti perkembngan zaman

Referensi : Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja


Rosda Karya, 2009.

Anda mungkin juga menyukai