Anda di halaman 1dari 11

I.

JUDUL PRAKTIKUM

MIKROMERITIKA

II. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk menentukan kecepatan alir dan sudut istirahat serbuk

2. Untuk menentukan kerapatan curah, kerapatan mampat dan kerapatan sejati

III. DASAR TEORI

Mikromeritika merupakan suatu disiplin ilmu yang biasa digunaan untuk mempelajari

ukuran dan segala aspek partikel kecil. Sebagaimana diketahui, ukuran partikel dapat

ditentukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan penentuan ukuran diameter atau

jari-jari partikel (Moechtar, 1990). Mikromeritika sangatlah penting untuk dipelajari karena

dengan mikrokromeritika kita dapat mengetahui sifat fisika dan kimia dari suatu sediaan, luas

permukaan dari suatu partikel kecil dari suatu sediaan obat, dan juga dapat mempelajari suatu

mekanisme pelepasan suatu obat yang dapat diberikan melalui topical,oral maupun suntikan.

Selain itu juga dapat mengetahui stabilitas suatu obat (Arna,2010). Aplikasi dari

mikromeritika ini, seperti: Penentuan kualitas serbuk, penentuan daya adsorpsi obat, dan

penentuan bentuk sediaan yang sesuai (Budianto, 2016).

Kerapatan partikel sejati adalah nilai densitas suatu partikel tanpa adanya pemampatan

pada jarak antar partikel. Biasanya ditentukan dengan bantuan alat piknometer. Biasa

W 2. W 3
dirumuskan sebagai : 𝜌 = (Ansel, 1989).
25(W 2−W 4+W 3)

Daya alir dan sudut istirahat merupakan parameter yang biasa digunakan dalam

menentukan sifat aliran suatu serbuk. Semakin besar daya alir, maka kualitas serbuk semakin
tinggi onggokan
baik. Sudut istirahat biasa dirumuskan sebagai : Tan-1 = (Ansel,
jari− jari onggokan

1989). Prinsip yang terakhir, yakni kerapatan curah dan kerapatan mampat.

Kerapatan curah adalah densitas suatu bahan setelah dialirkan. Sedangkan kerapatan

mampat adalah densitas suatu bahan setelah dilakukan pemampatan. Dirumuskan sebagai :

kerapatan mampat−kerapatanlonggar
(Martin, 2009).
kerapatanmampat

Suatu serbuk atau kumpulan partikel memiliki sifat dasar yaitu: 1.Porositas merupakan

suatu perbandingan antara jumlah volume ruang kososng yang dimiliki oleh zat padat

terhadap jumlah dan volume zat padat itu sendiri (Sukardjaka, 2011).

Bentuk partikel dan tekstur yang dimana semakin besar diameter makas sifat alir suatu

zat akan semakin baik dan akan menimbulkan semakin kecil gaya gesekan friksi sehingga

akan lebih mudah untuk mengalir (Pratama,2012).

IV. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT

1. Corong

2. Penggaris

3. Gelas ukur 100 mL

4. Piknometer 25 mL

5. Timbangan analitik

B. BAHAN

1. Granul
V. CARA KERJA

A. Menentukan Kerapatan Sejati

1. Timbang piknometer 25 mL kosong (w1)

2. Timbang piknometer + pelarut yang tidak melarutkan zat (w1’).

3. Maka bobot pelarut (w2) = w1’ – w1

4. Pindahkan 2 – 3 mL pelarut di piknometer ke tabung reaksi yang bersih

5. Timbang seksama 1 – 1.5 g sampel (w3)

6. Masukkan sampel ke piknometer yang berisi pelarut, tambahkan pelarut sampai

volume piknometer dan timbang. Berat hasil penimbangan – bobot piknometer = w4.

W 2. W 3
7. Kerapatan sejati =
25(W 2−W 4+W 3)

B. Menentukan Kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat

1. 25 – 50 g sampel dimasukkan ke dalam corong yang bawahnya ditutup.

2. Amati waktu yang diperlukan sampai sampel mengalir semuanya. Percobaan

dilakukan tanpa dan dengan diketuk-ketuk.

3. Ukur diameter dan tinggi onggokan serbuk dengan menentukan 4 garis diameter dan

diambil rata-ratanya

4. Hitung sudut istirahatnya

C. Menentukan Kerapatan Curah dan Kerapatan mampat

1. Timbang 50 g sampel masukkan ke dalam gelas ukur 100 mL. Catat volume serbuk.

2. Kerapatan curah = berat serbuk dibagi volume serbuk

3. Kerapatan mampat didapatkan dengan mengetuk-ketuk serbuk dalam gelas ukur.

Tentukan pemampatan dengan variasi ketukan (50, 100, 150, 200, 250) ketukan tiap

menit)
VI. DATA PENGAMATAN

1. Menentukan Kerapatan Sejati


a. Berat pikno kosong = 21,8 gr (W1)
b. Berat pikno + pelarut = 46,26 gr (W1’)
Bobot solvent W2 = W1’ - W1
= 46,26 – 21,8
W2 = 24,46 gr
W3/sampel = 1 gr
c. Sampel + pelarut = 47,16 – 21,8
W4 = 25,36 gr
W 2.W 3
d. Kerapatan sejati =
25(W 2. W 4+W 3)
24,46 x 1
=
25(24,46−25,36+1)
24,46
=
2,5
= 9,784 gr

Sampel Hasil

Granul 1 gr 9,784 gr

2. Menentukan Kecepatan Alir Serbuk Dan Sudut Istirahat

a. Tinggi = 2,5 cm
b. Diameter = 9,05
9,05
c. Jari-jari =
2
= 4,525
tinggi onggokan
Tan-1 =
jari− jari onggokan

2,2 cm
=
4,525
= 26,1
Bobot Granul Tinggi Onggokan Jari-Jari Hasil
Onggokan
25 gr 2,2 cm 4,525 26,1

3. Menetukan Kerapatan Curah Dan Kerapatan Mampat

Bobot Sudut Jenis Ketukan Volume Hasil


(M) (Menit) Serbuk

50 gr 50 98

50 gr 100 87 1%
50 gr 150 86

50 gr 200 85

50 gr 250 85

volume serbuk
Kecepatan curah =
bobot serbuk
98
= 50
= 1,96

kerapatan mampat−kerapatanlonggar
%Kompersibilitas = x100%
kerapatanmampat

0,58−0,51
= x100%
0,58
=1%

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini melakukan pengamatan dengan judul praktikum mikromeritika,

mikromeritika Menurut Dalla Valle, ilmu partikel dituangkan dalam mikromeritik yaitu suatu

ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran
partikel. Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan

kestabilan suatu sediaan.

Dalam praktikum ini, praktikan menentukan kerapatan curah atau kerapatan sejati dengan

sampel granul, kemudian menentukan kerapatan partikel, dan terakhir menentukan sudut

longsor atau sudut istirahat. Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan

volume, Kerapatan sebenarnya () adalah kerapatan dari bahan itu sendiri, tidak termasuk

rongga dan pori-pori. Alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dan

kerapatan partikel yaitu menggunakan gelas ukur dan piknometer. Piknometer adalah sebuah

alat yang dapat digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari sebuah padatan dan

benda cair. Di mana kerapatan sebenarnya dapat dihitung dengan persamaan ρ = m/v.

Sudut istirahat adalah sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut

dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 30 0 biasanya menunjukkan bahwa

bahan dapat mengalir bebas, apabila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40 0 biasanya

mengalirnya kurang baik. Cara menghitung pada sudut diam adalah Tan Q = h/r , dengan h

adalah tinggi kerucut dan r adalah jari-jari bidang dasar kerucut. Besar kecilnya sudut diam

dipengaruhi oleh bentuk, [CITATION Aul12 \l 1057 ]

Hasil pengamatan penentuan kerapatan curah atau kerapatan mampat menggunakan gelas

ukur dengan sampel granul, didapat angka 1% dengan indeks konsulidasi sebagai berikut :

5 – 15% sangat baik, 12 – 10% baik, 18 – 21% cukup, 23 – 25% buruk, 33 – 38% sangat

buruk, dan >40% sangat buruk sekali. Artinya sampel granaul memilik sifat partikel yang

sangat baik dengan hasil perhitungan konsolidasi sebesar 1%. Selanjutnya pengamatan untuk

penentuan kerapatan partikel menggunakan piknometer, mula-mula piknometer kosong

ditimbang, kemudian piknometer dan pelarut serta sampel juga ditimbang. Kerapatan partikel

atau kerapatan sejati pada pengamatan kali ini diperoleh nilai sebesar 9,784 gram/ml.
Pengamatan selanjutnya yaitu penentuan sudut istirahat sampel granul sebanyak 50 gram.

Dimasukkan kedalam corong, lalu dibiarkan mengalir hingga membentuk kerucut, dan

dihitung sudut tangen dari kerucut tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sampel granul

memiliki sifat alir yang baik yaitu 26,1, hal ini dibuktikan dengan hubungan antara sudut

diam [CITATION Achka \l 1057 ]. Dengan intepretasi data yaitu sebagai berikut, Sangat baik

jika sudut diam sebesar 25-30, baik jika sudut diam 31-35, cukup jika sudut diam 36-40,

cukup buruk jika sudut diam 41-45, buruk jika sudut diam 45-55, sangat buruk jika sudut

diam 56-65, dan sangat sangat buruk jika sudut diam >66.

VIII. KESIMPULAN

1. Praktikum kali ini menentukan kerapatan curah, kerapatan partikel dan sudut istirahat.

2. Sampel yang digunakan sampel granul, mempunyai sifat alir yang baik dengan nilai

sudut tangen 26,1

3. Kerapatan partikel sampel granul sebesar 9,784 gram/ml.

4. Kerapatan curah atau kerapatan mampat sacharum lactis sebesar 1% (sangat baik).
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. (2012). penuntun praktikum farmasi fisika. makassar: universitas

muslim indonesia.

2. Engga, M. A. (2012). Fisika Dasar Untuk Umum dan Univesitas. Yogyakarta:

Media Pustaka.

3. Fudholi, A. (2018). Farmasi Fisik Mikromeritika. Bandung: ITB.

4. Moechtar. (1990). Farmasi Fisik. Yogyakarta: UGM: Press.

5. Rahmad, K. (2012). Farmasi Fisika. Makassar: Universitas Muslim Indonesia.

6. https://www.coursehero.com/file/p3b06gnd/Kerapatan-partikel-sejati-adalah-nilai-

densitas-suatu-partikel-tanpa-adanya/
LAMPIRAN
a. Bobot piknometer kosong b. bobot pikno + pelarut + sampel
c. Bobot pikno + pelarut d. bobot sampel

d. Bobot sampel f. menetnukan kecepatan alir

g. menentukan kerapatan h. menetukan kerapatan

Anda mungkin juga menyukai