JUDUL PRAKTIKUM
MIKROMERITIKA
Mikromeritika merupakan suatu disiplin ilmu yang biasa digunaan untuk mempelajari
ukuran dan segala aspek partikel kecil. Sebagaimana diketahui, ukuran partikel dapat
ditentukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan penentuan ukuran diameter atau
jari-jari partikel (Moechtar, 1990). Mikromeritika sangatlah penting untuk dipelajari karena
dengan mikrokromeritika kita dapat mengetahui sifat fisika dan kimia dari suatu sediaan, luas
permukaan dari suatu partikel kecil dari suatu sediaan obat, dan juga dapat mempelajari suatu
mekanisme pelepasan suatu obat yang dapat diberikan melalui topical,oral maupun suntikan.
Selain itu juga dapat mengetahui stabilitas suatu obat (Arna,2010). Aplikasi dari
mikromeritika ini, seperti: Penentuan kualitas serbuk, penentuan daya adsorpsi obat, dan
Kerapatan partikel sejati adalah nilai densitas suatu partikel tanpa adanya pemampatan
pada jarak antar partikel. Biasanya ditentukan dengan bantuan alat piknometer. Biasa
W 2. W 3
dirumuskan sebagai : 𝜌 = (Ansel, 1989).
25(W 2−W 4+W 3)
Daya alir dan sudut istirahat merupakan parameter yang biasa digunakan dalam
menentukan sifat aliran suatu serbuk. Semakin besar daya alir, maka kualitas serbuk semakin
tinggi onggokan
baik. Sudut istirahat biasa dirumuskan sebagai : Tan-1 = (Ansel,
jari− jari onggokan
1989). Prinsip yang terakhir, yakni kerapatan curah dan kerapatan mampat.
Kerapatan curah adalah densitas suatu bahan setelah dialirkan. Sedangkan kerapatan
mampat adalah densitas suatu bahan setelah dilakukan pemampatan. Dirumuskan sebagai :
kerapatan mampat−kerapatanlonggar
(Martin, 2009).
kerapatanmampat
Suatu serbuk atau kumpulan partikel memiliki sifat dasar yaitu: 1.Porositas merupakan
suatu perbandingan antara jumlah volume ruang kososng yang dimiliki oleh zat padat
terhadap jumlah dan volume zat padat itu sendiri (Sukardjaka, 2011).
Bentuk partikel dan tekstur yang dimana semakin besar diameter makas sifat alir suatu
zat akan semakin baik dan akan menimbulkan semakin kecil gaya gesekan friksi sehingga
A. ALAT
1. Corong
2. Penggaris
4. Piknometer 25 mL
5. Timbangan analitik
B. BAHAN
1. Granul
V. CARA KERJA
volume piknometer dan timbang. Berat hasil penimbangan – bobot piknometer = w4.
W 2. W 3
7. Kerapatan sejati =
25(W 2−W 4+W 3)
3. Ukur diameter dan tinggi onggokan serbuk dengan menentukan 4 garis diameter dan
diambil rata-ratanya
1. Timbang 50 g sampel masukkan ke dalam gelas ukur 100 mL. Catat volume serbuk.
Tentukan pemampatan dengan variasi ketukan (50, 100, 150, 200, 250) ketukan tiap
menit)
VI. DATA PENGAMATAN
Sampel Hasil
Granul 1 gr 9,784 gr
a. Tinggi = 2,5 cm
b. Diameter = 9,05
9,05
c. Jari-jari =
2
= 4,525
tinggi onggokan
Tan-1 =
jari− jari onggokan
2,2 cm
=
4,525
= 26,1
Bobot Granul Tinggi Onggokan Jari-Jari Hasil
Onggokan
25 gr 2,2 cm 4,525 26,1
50 gr 50 98
50 gr 100 87 1%
50 gr 150 86
50 gr 200 85
50 gr 250 85
volume serbuk
Kecepatan curah =
bobot serbuk
98
= 50
= 1,96
kerapatan mampat−kerapatanlonggar
%Kompersibilitas = x100%
kerapatanmampat
0,58−0,51
= x100%
0,58
=1%
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini melakukan pengamatan dengan judul praktikum mikromeritika,
ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran
partikel. Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan
Dalam praktikum ini, praktikan menentukan kerapatan curah atau kerapatan sejati dengan
sampel granul, kemudian menentukan kerapatan partikel, dan terakhir menentukan sudut
longsor atau sudut istirahat. Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan
volume, Kerapatan sebenarnya () adalah kerapatan dari bahan itu sendiri, tidak termasuk
rongga dan pori-pori. Alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dan
kerapatan partikel yaitu menggunakan gelas ukur dan piknometer. Piknometer adalah sebuah
alat yang dapat digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari sebuah padatan dan
benda cair. Di mana kerapatan sebenarnya dapat dihitung dengan persamaan ρ = m/v.
Sudut istirahat adalah sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut
dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 30 0 biasanya menunjukkan bahwa
bahan dapat mengalir bebas, apabila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40 0 biasanya
mengalirnya kurang baik. Cara menghitung pada sudut diam adalah Tan Q = h/r , dengan h
adalah tinggi kerucut dan r adalah jari-jari bidang dasar kerucut. Besar kecilnya sudut diam
Hasil pengamatan penentuan kerapatan curah atau kerapatan mampat menggunakan gelas
ukur dengan sampel granul, didapat angka 1% dengan indeks konsulidasi sebagai berikut :
5 – 15% sangat baik, 12 – 10% baik, 18 – 21% cukup, 23 – 25% buruk, 33 – 38% sangat
buruk, dan >40% sangat buruk sekali. Artinya sampel granaul memilik sifat partikel yang
sangat baik dengan hasil perhitungan konsolidasi sebesar 1%. Selanjutnya pengamatan untuk
ditimbang, kemudian piknometer dan pelarut serta sampel juga ditimbang. Kerapatan partikel
atau kerapatan sejati pada pengamatan kali ini diperoleh nilai sebesar 9,784 gram/ml.
Pengamatan selanjutnya yaitu penentuan sudut istirahat sampel granul sebanyak 50 gram.
Dimasukkan kedalam corong, lalu dibiarkan mengalir hingga membentuk kerucut, dan
dihitung sudut tangen dari kerucut tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sampel granul
memiliki sifat alir yang baik yaitu 26,1, hal ini dibuktikan dengan hubungan antara sudut
diam [CITATION Achka \l 1057 ]. Dengan intepretasi data yaitu sebagai berikut, Sangat baik
jika sudut diam sebesar 25-30, baik jika sudut diam 31-35, cukup jika sudut diam 36-40,
cukup buruk jika sudut diam 41-45, buruk jika sudut diam 45-55, sangat buruk jika sudut
diam 56-65, dan sangat sangat buruk jika sudut diam >66.
VIII. KESIMPULAN
1. Praktikum kali ini menentukan kerapatan curah, kerapatan partikel dan sudut istirahat.
2. Sampel yang digunakan sampel granul, mempunyai sifat alir yang baik dengan nilai
4. Kerapatan curah atau kerapatan mampat sacharum lactis sebesar 1% (sangat baik).
DAFTAR PUSTAKA
muslim indonesia.
Media Pustaka.
6. https://www.coursehero.com/file/p3b06gnd/Kerapatan-partikel-sejati-adalah-nilai-
densitas-suatu-partikel-tanpa-adanya/
LAMPIRAN
a. Bobot piknometer kosong b. bobot pikno + pelarut + sampel
c. Bobot pikno + pelarut d. bobot sampel