UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TAHUN 2021 BAB IV TUGAS MEMBUAT PERTANYAAN BESERTA JAWABANNYA
1. Jelaskan bentuk-bentuk komunikasi anatarbudaya?
Jawaban: Beberapa bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya dalam Devito, antara lain: 1) Komunikasi antarbudaya, misalnya antara orang Cina dan Portugis, atau antara orang Prancis dan orang Norwegia. 2) Komunikasi antara ras yang berbeda (kadang-kadang dinamakan komunikasi anatararas) misalnya anatara orang kulit hitam dan kulit putih. 3) Komunikasi antara kelompok etnis yang berbeda (kadang-kadang dinamakan komunikasi antaretnis) misalnya, anatara orang Amerika keturunan Italia dan orang Amerika keturunan Jerman. 4) Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda, misalnya antara orang Katoloik Roma dan Episkopal, atau antara orang Islam dan orang Yahudi. 5) Komunikasi antara bangsa yang berbeda (kadang-kadang dinamakan Komunikasi Internasional), misalnya antara Amerika Serikat dan Meksiko, atau antara Prancis dan Italia. 6) Komunikasi antara subkultur yang berbeda, misalnya antara dokter dan pengacara atau antara tunanetra dan tunarungu. 7) Komunikasi antara suatu subkultur dan Kultur yang dominan, misalnya, antara kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara kaum manula dan kaum muda. 8) Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda, antara pria dan wanita.
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya?
Jawaban: Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya adalah sebagai berikut. 1) Faktor personal sebagai identitas diri a. Identitas merujuk pada asal usul b. Memahami identitas budaya keseharian c. Identitas budaya d. Identitas sosial e. Identitas pribadi 2) Faktor hubungan antarpribadi yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya a. Sifat antarbudaya yang berpengaruh terhadap interaksi b. Masalah kredibilitas c. Derejat kesamaan komunikator dengan komunikan d. Kemampuan menyampaikan pesan verbal antarbudaya 3. Apa yang dimaksud dengan identitas budaya, identitas sosial, dan identitas pribadi? Jawaban: 1) Identitas Budaya Merupakan ciri yang ditunjukkan seseorang karena orang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu. Itu meliputi pembelajaran dan penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan, dari suatu kebudayaan. Contoh kita selalu mengidentifikasi orang Flores sebagai orang Katolik, orang Rote dan Sabu sebagai orang protestan, dan orang Lamahala di Adonara sebagai orang Islam. 2) Identitas Sosial Identitas sosial, terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan dalam suatu kelompok kebudayaan. Tipe kelompok itu antara lain umur, gender, pekerjaan, agama, kelas sosial, tempat dan seterusnya. Identitas sosial meruakan identitas yang diperoleh melalui proses pencarian dan pendidikan dalam jangka waktu yang lama. 3) Identitas Pribadi/Personal Identitas personal didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang. Perilaku budaya, suara gerak-gerik anggota tubuh, nada suara, cara berpidato, warna pakaian, guntingan rambut, menunjukkan ciri khas seseorang pribadi tertentu yang rata-rata tidak dimiliki oleh orang lain. Paling penting dalam faktor-faktor personal adalah bagaimana persepsi kita diletakkan dalam struktur kebudayaan kita, hal ini karena setiap kebudayaan mengajarkan nilai-nilai dan harga diri bagi para anggotanya.
4. Jelaskan perbedaan yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi antarbudaya
menurut Ohowutun? Jawaban: Dalam berkomunikasi antarbudaya maka ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan. Menurut Ohowutun anda harus memperhatikan: 1) Kapan orang berbicara. Dalam berkomunikasi antarbudaya perlu diperhatikan bahwa ada kebiasaan (habits) budaya yang mengajarkan kepatutan kapan seseorang harus atau boleh berbicara. 2) Apa yang dikatakan. Laporan studi Eabes (1982) mengungkapkan bahwa orang-orang Aborigin Australia tidak pernah mengajukan pertanyaan ʻmengapa' , Suzanu Scolon (1982) mendapati orang indian Athabaska jarang bertanya. Terdapat bahwa pertanyaan dianggap terlau keras, karena menuntut jawaban. 3) Kecepatan dan jeda berbicara. Yang dimaksud dengan kecepatan dan jeda berbicara disini adalah pengaturan kendali berbicara menyangkut tingkat kecepatan dan 'istirahat sejenak’ berkomunikasi antara pihak. 4) Hal memperhatikan. Konsep ini berkaitan erat dengan gaze atau pandangan mata yang di perkenankan waktu berbicara bersama-sama. Orang-orang kulit hitam biasanya berbicara sambil menatap mata dan wajah orag lain, hal sama terjadi bagi orang Batak dan Timor. 5) Masalah intonasi cukup berpengaruh dalam berbagai bahasa yang berbeda budaya. Orang kadang di Lembata/Flores memakai kata bua bearti melahirkan namun kata yang sama kalau ditekan pada huruf akhir 'a' bua' (buag), bearti berlayar. 6) Gaya kaku atau puitis. Ohoiwutun (1997: 105) menulis bahwa jika anda membandingkan bahasa Indonesia yang digunakan pada awal berdirinya negara ini dengan gaya yang dipakai dewasa ini, dekade 90-an maka anda akan dapati bahwa bahasa Indonesia tahun 1950-an lebih kaku. 7) Bahasa tidak langsung. Setiap bahasa mengajarkan kepada para penuturnya mekanisme untuk menyatakan sesuatu secara langsung atau tidak langsung. 8) Kemampuan menyampapikan pesan non verbai antarpribadi.
5. Jelaskan pentingnya komunikasi lintas budaya?
Jawaban: Dalam Mulyana ed, 2001:i) bagi Litvin (1999), komunikasi lintas budaya penting untuk dipelajari dengan alasan: 1) Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keaneragaman budaya sangat diperlukan. 2) Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya meskipun nilai-nilainya berbeda. 3) Pengalaman-pengalaman antarbudaya dapat menyenangkan dan menumbuhkan kepribadian. 4) Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan seseorang dari pandangan yang monokultural ke pandangan multikultural terhadap interaksi antarmanusia. 5) Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan maslah-masalah manusia. 6) Semakin mengancam pandangan dunia seseorang dalam pandangan dunia kita, semakin banyak hal yang harus kita pelajari dari dia, meski semakin berbahaya untuk memahaminya. Oleh karena itu pemahaman atas orang lain secara interpersonal dan lintas budaya sangat penting sebagai suatu yang memerlukan keberanian dan kepekaan.