Anda di halaman 1dari 50

PAUD

Holistik
Integratif

MODUL BIMBINGAN TEKNIS CALON FASILITATOR

PERLINDUNGAN
DAN PENGASUHAN

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021
MODUL
BIMBINGAN TEKNIS CALON FASILITATOR
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF

PERLINDUNGAN DAN PENGASUHAN

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021
Judul:
Modul Bimbingan Teknis
Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif
PERLINDUNGAN DAN PENGASUHAN

Cetakan Pertama 2021

Pengarah: Muhammad Hasbi


Penanggungjawab: Maryana, Muhammad Ngasmawi
Penyusun: Irma Yuliantina, Dedy Wahyudi, Aria Ahmad
Mangunwibawa, Jakino, Widyati Rosita, Sri Wahyuningsih,
Rochaeni Esa Ganesa
Penelaah: Nurfadillah, Syafriani Darnis, Griselda, Titik Yudaningsih,
Dyah Yuniar Setiawati, Maya Raiyan, Elsa Restriana, Meylina,
Adrianto, Agus Wahyu, Deni Wijaya Utama, Muhammad Roland
Zakaria
Ilustrator & Penata letak: Una Apriliani

Sekretariat: Beryana Evridawati, Dian Septiany Subagio, Samijah,


Amalia Khairati, Robbayanti Ratna Ningrum,
Ina Nurohmah, Mira Kumala Sari

Jumlah Halaman: 46 hlm + ilustrasi


Ukuran Buku: 176mm x 250 mm

Narahubung:
Surel: paud@kemdikbud.go.id

Modul ini merupakan acuan dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis Bagi


Fasilitator Pendamping Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia
Dini Holistik Integratif (PAUD HI). Narasumber, fasilitator, dan penyelenggara
dapat mengembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan tanpa
mengurangi esensinya.

Diterbitkan oleh:

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

@2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Hak Cipta dilindungi undang-undang. Diperbolehkan mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku dengan izin tertulis dari penerbit.

ii Perlindungan dan Pengasuhan


Kata Pengantar

Pendidikan anak usia dini menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan


SDM sepanjang hayat. Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak,
dan investasi pada usia ini merupakan investasi yang paling tinggi memberikan
rate of returns dibandingkan dengan investasi di jenjang pendidikan lainnya.
Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI), sebagai bentuk komitmen pemerintah
dalam menjamin terpenuhinya hak tumbuh kembang anak usia dini dalam hal
pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan
kesejahteraan anak.
Pemerintah juga mendorong agar setiap kota/kabupaten memiliki lembaga
pendidikan anak usia dini holistik integratif (PAUD HI), yang bekerja sama
dengan posyandu agar pelayanan kepada anak usia dini memenuhi kebutuhan
akan pendidikan, pengasuhan, perlindungan, kesehatan, dan gizi. Selain itu,
PAUD HI juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain seperti
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Bina Keluarga Balita (BKB), Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), Puskesmas serta instansi terkait lainnya yang
dapat menunjang kebutuhan esensial dimaksud.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melaksanakan kerjasama program PAUD

Perlindungan dan Pengasuhan iii


HI dengan 50 kabupaten/kota, dalam mempersiapkan calon fasilitator maka
diperlukan bimbingan teknis fasilitator PAUD HI. Agar kegiatan dimaksud dapat
dilaksanakan dengan baik, maka perlu disiapkan modul bimbingan teknis yang
menjadi acuan bagi narasumber dafasilitator dalam melakukan bimbingan teknis
di daerah.
Kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada
semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan modul ini.

Jakarta, September 2020,


Direktur Pendidikan Anak Usia Dini

Muhammad Hasbi
NIP. 197306231993031001

iv Perlindungan dan Pengasuhan


Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................... iii

Daftar Isi ...................................................................................................................... v

Silabus . ..................................................................................................................... ix

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang .................................................................................... 1

2. Tujuan ..................................................................................................... 2

3. Hasil Yang Diharapkan ...................................................................... 2

4. Pembelajaran

4.1.Petunjuk Umum .......................................................................... 2

4.2.Pertanyaan kunci .......................................................................... 4

Panduan Praktis UKS v


4.3.Sumber dan Bahan ..................................................................... 4

4.4.Metode ............................................................................................ 5

4.5.Teknologi, Informasi danKomunikasi ..................................... 5

4.6.Waktu ............................................................................................. 5

4.7.Ringkasan materi .......................................................................... 5

4.8.Langkah-Langkah Kegiatan ..................................................... 6

BAB II Ringkasan Materi

Perlindungan Anak ................................................................................. 9

1. Apa itu Perlindungan Anak ............................................................ 9

2. Mengapa Perlindungan Anak itu Penting? ................................ 9

3. Kategori Anak yang Harus Diberi Perlindungan Khusus ......... 10

4. Hak Anak ............................................................................................... 11

5. Pengertian, Jenis, Dampak Kekerasan, dan Upaya Pencegahan 11

6. Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak ......................... 13

7. Bagaimana Penerapan Layanan Perlindungan Anak di Satuan

PAUD? ..................................................................................................... 14

8. Contoh Tindakan Perlindungan di Lingkungan Satuan PAUD... 16

9. Siapa yang Bertanggungjawab terhadap Perlindungan Anak? 18

10. Tantangan Dalam Pelaksanaan Perlindungan Anak ................. 20

Pengasuhan Anak Usia Dini

1. Apa itu Pengasuhan Positif? .......................................................... 21

2. Tujuan Pengasuhan Positif ............................................................... 22

vi Perlindungan dan Pengasuhan


3. Kapan Melakukan Pengasuhan Positif? ......................................... 22

4. Prinsip-Prinsip Pengasuhan .............................................................. 22

5. Jenis Pola Asuh .................................................................................... 23

6. Apa Peran Orangtua dalam Pengasuhan Anak? ........................ 23

7. Apa Saja yang Perlu Dipahami Orangtua Dalam Penerapan

Pengasuhan? ........................................................................................ 24

8. Bagaimana Pendekataan Disiplin Positif Bagi Anak Usia Dini? 28

9. Penerapan Layanan Pengasuhan Anak ........................................ 32

10. Strategi Pengasuhan Positif ............................................................. 32

BAB III Kesimpulan ................................................................................................... 34

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 36

Perlindungan dan Pengasuhan vii


viii Perlindungan dan Pengasuhan
SILABUS
IMPLEMENTASI PAUD HI DI SATUAN PAUD DAN KEMITRAAN SATUAN PAUD,
KELUARGA, DAN MASYARAKAT

ALAT/BAHAN/
No MATERI TUJUAN INDIKATOR METODE WAKTU
SUMBER
1. Perlindungan 1. Mengetahui 1. Adanya 1. Curah 1. Laptop atau 2 JPL
dan dan memahami pemahaman pendapat; personal
Pengasuhan. perlindungan tentang 2. Diskusi; 2. Ringkasan
anak usia dini perlindungan 3. Presentasi; materi
di satuan PAUD anak usia 4. Studi kasus; 3. Daftar
dan keluarga. dini di satuan 5. Tanya jawab. pertanyaan
2. Mengetahui PAUD dan kunci
dan memahami keluarga; 4. Lembar kasus
pengasuhan 2. Menjelaskan 5. Bahan
anak usia dini jenis, contoh, paparan;
di satuan paud dan dampak 6. Aplikasi rapat
dan keluarga. kekerasan virtual;
serta 7. Aplikasi
perlakuan Google
salah Jamboard;
terhadap anak 8. Aplikasi
usia dini di Google Slides;
satuan PAUD dan;
dan keluarga. 9. Aplikasi
Google
3. Adanya
Forms;
pemahaman
tentang
pengasuhan
anak usia dini
di Satuan
Pendidikan
dan keluarga.
4. Menjelaskan
contoh cara
pengasuhan
positif di
satuan PAUD
dan keluarga.

Perlindungan dan Pengasuhan ix


x Perlindungan dan Pengasuhan
Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Layanan stimulasi holistik mencakup layanan pendidikan, kesehatan,
gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan menjadi
kebijakan pengembangan anak usia dini dengan melibatkan pihak terkait
baik instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
tokoh masyarakat, dan orang tua. Perlindungan merupakan hak setiap anak.
Terwujudnya perlindungan bagi anak berarti mewujudkan keadilan dalam
masyarakat.
Keluarga adalah baris pertama dari bentuk hak perlindungan anak.
Orang tua atau orang dewasa /pengasuh lainnya bertanggung jawab untuk
membangun lingkungan rumah pelindung dan penuh kasih sayang. Satuan
PAUD dan masyarakat bertanggung jawab untuk membangun lingkungan
yang aman dan ramah anak di luar rumah anak. Keluarga, satuan PAUD
dan masyarakat, anak-anak harus dilindungi sepenuhnya sehingga mereka
dapat bertahan hidup, tumbuh, belajar dan mengembangkan potensi
mereka sepenuhnya..
Hal tersebut selaras dengan pasal 1 nomor 2, Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak yang menyebutkan
bahwa: “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Untuk menjamin pemenuhan hak tumbuh kembang anak usia
dini, diperlukan upaya peningkatan kesehatan, gizi, perawatan,
pengasuhan, perlindungan, kesejahteraan dan rangsangan pendidikan

Perlindungan dan Pengasuhan 1


yang dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan
berkesinambungan, satuan PAUD memiliki peranan yang sangat strategis
dalam upaya pemenuhan kebutuhan anak tersebut melalui kerjasama lintas
sektor dengan sektor-sektor terkait.
Modul perlindungan dan pengasuhan ini diharapkan dapat menjadi
bahan pengayaan bagi fasilitator pendamping Satuan PAUD untuk
mengimplementasikan PAUD HI sehingga anak usia dini dapat terlayani
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan terpenuhinya hak-
hak anak.

2. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini para peserta dapat mengetahui dan
memahami:
a. Perlindungan Anak Usia Dini di Satuan PAUD dan keluarga; dan
b. Pengasuhan Anak Usia Dini di Satuan PAUD dan keluarga.

3. Hasil yang diharapkan


Hasil yang ingin dicapai dari sesi ini adalah :
a. Adanya pemahaman tentang perlindungan Anak Usia Dini di Satuan
PAUD dan keluarga; dan
b. Adanya pemahaman tentang pengasuhan Anak Usia Dini di Satuan
PAUD dan keluarga.

4. Pembelajaran
4.1. Petunjuk Umum
Fasilitator berperan memfasilitasi proses bimbingan teknis (bimtek)
dan pendampingan baik secara luar jaringan (luring) dan dalam
jaringan (daring) dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Status zonasi resiko virus corona (covid-19);
b. Norma, standar, kriteria, dan pedoman (NSPK) PAUD HI yang
berlaku;
c. Koordinasi dengan unsur terkait dalam menyiapkan dan

2 Perlindungan dan Pengasuhan


melaksanakan program PAUD HI di daerah;
d. Peserta bimbingan teknis di daerah;
e. Lokasi pelaksanaan bimbingan teknis di daerah;
f. Modul bimbingan teknis sebagai acuan pelaksanaan bimbingan
teknis di daerah;
g. Sumber dan bahan yang diperlukan;
h. Metode pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan moda
bimbingan teknis yang digunakan;
i. Teknologi dan Informasi Komunikasi yang digunakan; dan
j. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pelaksanaan Bimtek Dalam Jaringan (Daring)


a. Memastikan koneksi internet semua pihak yang terlibat sudah
sesuai dengan standar minimal penggunaan aplikasi rapat virtual.
b. Melakukan pengaturan ruang virtual yang akan digunakan agar
sesuai dengan kebutuhan bimtek.
c. Mempersiapkan ruang virtual yang akan digunakan pada saat
pelaksanaan bimbingan teknis.
d. Memastikan semua fitur aplikasi rapat virtual semua pihak dapat
digunakan dengan baik.
e. Mempersiapkan aplikasi pendukung lainnya (google jamboard,
google slides, google forms).
f. Mempersiapkan tata tertib selama berada di dalam aplikasi rapat
virtual.
g. Mempersiapkan bahan tayang dan media pendukung lainnya.
h. Membagikan tautan ruang virtual kepada semua pihak yang
terlibat maksimal H-1 sebelum pelaksanaan bimbingan teknis.
i. Secara periodik memastikan semua peserta mengikuti jalannya
bimbingan teknis.

Perlindungan dan Pengasuhan 3


Pelaksanaan Bimtek Luar Jaringan (Luring)
a. Berperan aktif untuk menciptakan suasana belajar yang aktif
partisipatif;
b. Bekerja sama dengan co-fasilitator dalam proses belajar peserta;
c. Membuat kesepakatan bersama dengan peserta terkait
pelaksanaan bimbingan teknis;
d. Mengatur posisi duduk peserta untuk memaksimalkan diskusi
antar peserta;
e. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta untuk
mengungkapkan pendapat;
f. Memberikan umpan balik yang positif kepada peserta;
g. Memperhatikan gestur diri selama proses bimbingan teknis; dan
h. Mengamati jalannya proses bimbingan teknis.

4.2. Pertanyaan Kunci


Beberapa pertanyaan kunci yang perlu dijawab dari sesi ini antara lain:
a. Apa yang dimaksud dengan perlindungan dan pengasuhan anak
usia dini?
b. Mengapa penting perlindungan dan pengasuhan anak usia dini?
c. Siapakah yang tanggung jawab perlindungan dan pengasuhan
anak usia dini?
d. Dimana perlindungan dan pengasuhan anak usia dini dillakukan?
e. Kapan perlindungan dan pengasuhan anak usia dini dillakukan?
f. Bagaimana perlindungan dan pengasuhan anak usia dini
dilakukan?

4.3. Sumber dan Bahan


a. Paparan materi;
b. Ringkasan materi;
c. Daftar pertanyaan kunci;
d. Alat tulis kantor; dan
e. Alat peraga.

4 Perlindungan dan Pengasuhan


4.4. Metode
a. Curah pendapat;
b. Diskusi;
c. Ceramah; dan
d. Studi kasus
e. Tanya jawab

4.5. Teknologi Informasi dan Komunikasi


a. Laptop
b. LCD
c. Koneksi Internet
d. Aplikasi rapat virtual (misalnya: zoom, googlemeet, cisco webex,
dst)
e. Aplikasi Google Jamboard
f. Aplikasi Google Slides
g. Aplikasi Google Forms

4.6. Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Rincian
alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi.

4.7. Ringkasan Sesi

Pengantar Kegiatan Inti Refleksi dan


Penguatan
10’ 70’ 40’

Perlindungan dan Pengasuhan 5


4.8. Langkah-Langkah Kegiatan
No Kegiatan Daring Luring Waktu
Pengantar 10’
Fasilitator mengucapkan salam dan melakukan
1 Pilih yang sesuai Pilih yang sesuai 5’
penyegaran (energizer)
Presentasi
Fasilitator menyampaikan latar belakang,
menggunakan Presentasi
2 tujuan, dan hasil diharapkan dari kegiatan sesi 5’
powerpoints dan Powerpoints
ini.
Share screen
Kegiatan 1: Perlindungan 35’
Fasilitator menanyakan beberapa pertanyaan
kunci terkait perlindungan sebagai bahan curah Curah pendapat
pendapat dengan peserta: menggunakan
Curah pendapat
a. Apa yang peserta ketahui tentang Google
1 menggunakan metode 5’
perlindungan AUD? Jamboard/
Meta Plan
b. Bagaimana menurut peserta, tentang fitur raise hand
upaya perlindungan di lembaga PAUD dan (angkat tangan)
keluarga?
Fasilitator menyampaikan suatu kasus yang
telah disiapkan lalu peserta ditugaskan untuk
mendiskusikan kasus yang telah disiapkan. · Diskusi
a. Apa yang peserta ketahui tentang di WAG
kekerasan pada AUD masing- · Diskusi kelompok
b. Kapan dan dimana itu biasa terjadi? masing Kab/ per kab/kota
c. Sebutkan contoh-contoh kasus yang biasa Kota dengan format
2 terjadi ada AUD, baik di Lembaga PAUD · Menuliskan duduk melingkar 20’
maupun di lingkungan keluarga? Bagaimana hasil kerja · Menuliskan hasil
cara penanganan dan dampaknya pada kelompok di kerja kelompok di
AUD, Lembaga dan keluarga? Google slides kertas plano
d. Bagaimana cara penanganan pada AUD, yang sudah
Lembaga dan keluarga? disiapkan

Peserta mengumpulkan hasil diskusi kelompok


Presentasi hasil Presentasi hasil kerja
Fasilitator meminta perwakilan kelompok
kerja kelompok kelompok dengan
3 untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok. 10’
menggunakan menggunakan metode
Kemudian fasilitator menyimpulkannya.
fitur share screen world cafe
Kegiatan 2: Pengasuhan 35’
Fasilitator menanyakan beberapa pertanyaan
kunci terkait pengasuhan sebagai bahan curah Curah pendapat
pendapat dengan peserta: menggunakan
Curah pendapat
a. Apa yang peserta ketahui tentang Google
1 menggunakan metode 5’
pengasuhan AUD? Jamboard/
Think-Pair-Share
b. Bagaimana menurut peserta, tentang fitur raise hand
praktik pengasuhan di lembaga PAUD dan (angkat tangan)
di lingkungan keluarga?

6 Perlindungan dan Pengasuhan


· Diskusi
Fasilitator menyampaikan kepada peserta di WAG
untuk : masing- · Diskusi kelompok
1. Mengidentifikasi pola asuh di masing- masing Kab/ per kab/kota
masing daerah Kota dengan format
2 2. Memilah pola asuh mana yang positif dan · Menuliskan duduk melingkar 20’
mana yang negatif beserta dampaknya bagi hasil kerja · Menuliskan hasil
pertumbuhan perkembangan AUD kelompok di kerja kelompok di
Google slides kertas plano
Peserta mengumpulkan hasil diskusi kelompok yang sudah
disiapkan
Presentasi hasil
Fasilitator meminta perwakilan kelompok kerja kelompok Presentasi hasil kerja
3 untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok. menggunakan kelompok di depan 10’
Kemudian fasilitator menyimpulkannya. fitur share seluruh peserta
screen
Refleksi dan Penguatan 40’
Fasilitator memberikan pertanyaan tentang Menggunakan
Refleksi menggunakan
1 materi perlindungan dan pengasuhan di satuan fitur raise hand 5’
metode Brainstorming
PAUD dan keluarga (angkat tangan)
Presentasi
Fasilitator memberikan penguatan tentang
menggunakan Presentasi
2 materi perlindungan di satuan PAUD dan 15’
powerpoints dan Powerpoints
keluarga
Share screen
Presentasi
Fasilitator memberikan penguatan tentang
menggunakan Presentasi
3 materi pengasuhan di satuan PAUD dan 15’
powerpoints dan Powerpoints
keluarga
Share screen
Menggunakan
Menggunakan
Googleform
Fasilitator menutup sekaligus meminta peserta Googleform umpan
4 umpan balik 5’
mengisi umpan balik balik materi yang telah
materi yang
disiapkan
telah disiapkan

Catatan : diskusi di WA masing-masing Kabupaten/Kota.

Perlindungan dan Pengasuhan 7


8 Perlindungan dan Pengasuhan
Bab II
Ringkasan Materi
Perlindungan dan Pengasuhan Anak

PERLINDUNGAN ANAK
Pasal 28B ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 Amandemen Keempat
sebagai landasan konstitusional (hukum tertinggi) telah menjamin bahwa
“setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut,maka
ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial dan berakhlak
mulia. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk
mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap
pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.

1. Apa Itu Perlindungan Anak?


Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak yang
menegaskan bahwa “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh
berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabatat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminas

2. Mengapa Perlindungan Anak itu Penting?


a. Anak memiliki harkat dan martabat yang sama dengan orang dewasa
b. Anak mendapatkan perlindungan baik dalam bentuk fisik maupun
psikis, dan diberikan kebebasan tetapi tetap ada kontrol dari orang
dewasa

Perlindungan dan Pengasuhan 9


c. Anak dalam usia tertentu belum cukup mampu untuk melindungi diri
sendiri, maka perlu ada orang dewasa yang memberi perlindungan
d. Anak-anak memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
orang dewasa

3. Kategori Anak yang Harus Diberi Perlindungan Khusus


Sesuai amanat Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 pasal 59 menyebutkan
bahwa Perlindungan Khusus kepada anak diberikan kepada:
a. Anak dalam situasi darurat;
b. Anak yang berhadapan dengan hukum;
c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi;
d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual;
e. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya;
f. Anak yang menjadi korban pornografi;
g. Anak dengan HIV/AIDS;
h. Anak korban penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan;
i. Anak korban Kekerasan fisik dan/atau psikis;
j. Anak korban kejahatan seksual;
k. Anak korban jaringan terorisme;
l. Anak Penyandang Disabilitas;
m. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran;
n. Anak dengan perilaku sosial menyimpang; dan
o. Anak yang menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan
kondisi Orang Tuanya.

10 Perlindungan dan Pengasuhan


4. Hak Anak
Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh Orang Tua, Keluarga, masyarakat, negara,
pemerintah, dan pemerintah daerah. Hak-hak anak dimaksud antara lain:
1. Hak akan nama dan kewarganegaraan
2. Hak kebangsaan
3. Hak persamaan dan non diskriminasi
4. Hak perlindungan
5. Hak pendidikan
6. Hak bermain
7. Hak rekreasi
8. Hak akan makanan
9. Hak kesehatan; dan
10. Hak berpartisipasi dalam pembangunan

5. Pengertian, Jenis, Dampak Kekerasan, dan Upaya Pencegahan


a. Pengertian Kekerasan
Menurut UU No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak,
kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis,
seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan

Perlindungan dan Pengasuhan 11


perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum.

b. Jenis-Jenis Kekerasan Terhadap Anak


Bentuk kekerasan terhadap anak dapat diklasifikasikan menjadi
kekerasan secara fisik, psikis dan seksual
1) Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik yang sering terjadi pada anak antara lain:
membanting, menampar, membenturkan kepala anak, menggigit,
mengguncang tubuh anak, mencubit,mencakar, melempar anak,
menyiram air panas, ,memaksa makan cabai, dll

2) Kekerasan Psikis
Kekerasan psikis yang sering terjadi pada anak antara lain:
membentak, mengancam, meremehkan, menghukum, mempermalukan
anak di depan orang lain, dst.

3) Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual merupakan tindakan pemaksaan atau bujukan
pada anak untuk melakukan segala bentuk sentuhan fisik ke area dada,
kelamin, anus, dan anggota tubuh lainnya, menyentuh alat kelamin
sendiri atau orang lain yang menimbulkan ketidaknyamanan atau rasa
sakit. Contoh kekerasan seksual yang sering terjadi pada anak antara
lain: alat kelamin diraba-raba, payudara diremas-remas, bokong
dicolek, dipaksa melakukan oral seks, diperkosa atau disodomi.

c. Dampak Kekerasan Terhadap Anak


1) Dampak Kekerasan Fisik
Dampak kekerasan fisik terhadap anak antara lain sebagai
berikut: penurunan fungsi otak, memicu timbulnya sifat buruk pada
anak, terjadinya kecacatan pada tubuh, anak menjadi pendiam, dan
kematian.

12 Perlindungan dan Pengasuhan


2) Dampak Kekerasan Psikis
Dampak kekerasan fisik terhadap anak antara lain sebagai berikut:
melakukan kekerasan, rendahnya kepercayaan diri, mengalami trauma,
bersikap murung, sulit mempercayai orang lain, bersikap agresif, sulit
mengendalikan emosi, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, dan memiliki
kebiasaan buruk.

3) Dampak Kekerasan Seksual


Anak yang mendapat kekerasan seksual memiliki dampak
jangka pendek seperti mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada
orang lain dan konsentrasi menurun yang akhirnya berdampak pada
kesehatan anak. Informasi lebih detail terkait dampak kekerasan
seksual dapat membuka akses link berikut.

Hal -hal praktis agar anak terhindar kekerasan seksual


• Ajarkan anak mengenal bagian tubuh sensitive (mulut, leher,
dada, daerah selangkangan, pantat)
• Ajarkan anak untuk berani mengatakan “tidak” atau “jangan”
atau “lari” ketika ada orang yang ingin menyentuh bagian
sensitive
• Pastikan jalur yang dilalui anak (keluar rumah) aman
• Pastikan anak selalu dalam pengawasan orangtua termasuk
dalam kegiatan online/internet
• Pastikan anak bersama orang yang dikenal
• Dengar cerita anak pada kejadian-kejadian apapun

6. Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak


Untuk melakukan pencegahan kekerasan terhadap anak sudah
seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, satuan
PAUD, keluarga dan masyarakat.

Perlindungan dan Pengasuhan 13


1) Upaya pencegahan kekerasan di keluarga
• Memahami tumbuh kembang anak
• Menjadi pendengar yang baik, anak sebagai teman berdiskusi
• Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak
• Memberi pujian kepada anak jika berperilaku baik
• Tidak menghardik/menghakimi anak apalagi di depan orang lain
• Tidak memberi julukan negatif pada anak
• Mengenali pergaulan/teman-teman anak
• Melakukan kegiatan bersama termasuk beribadah
• Mengikuti perkembangan informasi teknologi
• Jangan mudah panik jika menghadapi anak melawan
• Mengasuh adalah tanggungjawab orangtua

2) Upaya pencegahan kekerasan di satuan PAUD


• Mengembangkan pendidikan ramah anak di satuan PAUD
• Wajib menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi
peserta didik dalam proses kegiatan belajar
• Melaporkan kepada orangtua/wali termasuk mencari informasi
awal apabila telah ada dugaan/gejala akan terjadinya tindak
kekerasan yang melibatkan peserta didik.
• Menyusun dan menerapkan Standar Operasional Prosedur
pencegahan kekerasan.
• Memasang papan layanan pengaduan tindak kekerasan di satuan
pendidikan.

7. Bagaimana Penerapan Layanan Perlindungan Anak di Satuan PAUD?


a. Memastikan setiap anak memiliki akte kelahiran
b. Memastikan lingkungan, alat, dan bahan main yang digunakan anak
dalam kondisi aman, nyaman dan menyenangkan.
c. Memastikan tidak ada anak yang terkena bully atau kekerasan fisik
ataupun ucapan oleh teman, guru, atau orang dewasa lainnya di sekitar
Satuan PAUD.

14 Perlindungan dan Pengasuhan


d. Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh disentuh dan
yang tidak boleh disentuh.
e. Mengajarkan anak untuk dapat menolong dirinya apabila mendapat
perlakuan tidak nyaman.
f. Semua area di satuan PAUD berada dalam jangkauan pengawasan
guru.
g. Semua anak mendapat perhatian yang sama sesuai dengan kebutuhan
dan kondisinya.
h. Memastikan semua guru terbiasa ramah, menghormati, menyayangi,
serta peduli kepada semua anak dengan tidak mencap atau melabelkan
sesuatu pada anak.
i. Menumbuhkan situasi di area Satuan PAUD penuh keramahan, santun,
dan saling menyayangi.
j. Memastikan saat anak pulang sekolah dalam posisi aman (ada orang
dewasa yang mendampingi)
k. Menangani dengan segera ketika anak mengalami kecelakaan yang
terjadi di Lembaga PAUD.

Perlindungan dan Pengasuhan 15


8. Contoh Tindakan Perlindungan di Lingkungan Satuan PAUD
Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan,
dan perlindungan anak usia dini secara optimal,berikut upaya tindakan
perlindungan bagi anak dari tempat/lingkungan sekolah yang berpotensi
menimbulkan bahaya.

No Tempat Potensi Bahaya Tindakan Perlindungan


1 Ruang Belajar-bermain (kelas) 1. Lantai harus dibangun dari bahan yang kuat
baik dari kayu maupun semen. Apabila ada
kerusakan harus segera diperbaiki.
2. Plafon harus dipasang dengan kuat dan harus
dibersihkan dari rayap dan jamur.
3. Handel dan selot pintu harus dipasang secara
kokoh dan jauh dari jangkauan anak.
4. Instalasi listrik harus aman dan jauh dari
jangkauan anak
5. Pastikan semua sarana dan prasarana terbuat
dari bahan non toxic
6. Perabotan seperti meja, kursi, pintu tidak boleh
bersudut tajam. Ukuran sudut sesuai aturan
adalah ujung runcing minimal 2mm dan tepi
tajam 0.3mm
7. Ruang belajar harus memiliki ventilasi dan
pencahayaan yang mencukupi.

2 Di Kamar Mandi 1. Jumlah toilet dan kamar mandi dengan jumlah


anak harus sebanding dengan rasio 1:40 untuk
siswa laki-laki dan 1:25 untuk siswa perempuan
2. Kamar mandi harus memiliki akses langsung,
baik dari dalam maupun luar ruangan
3. Lantai tidak boleh basah dan harus dibangun
dari bahan yang aman dan kuat
4. Ukuran dudukan toilet, uriner, dan watafel harus
menyesuaikan dengan ukuran tubuh anak
5. Kebersihan dan peralatan kebersihann seperti
sabun, lap tangan, tempat sampah harus dalam
keadaan tertutup.
3 Prasarana Listrik 1. Satuan PAUD harus memasang kabel yang
aman atau jauh dari jangkuan anak.
2. Saklar, sekring, kontak listrik dan lampu
dipasang di tempat yang jauh dari jangkauan
anak tapi mudah dijangkau orang dewasa
3. Peralatan menggunakan listrik harus dimatikan
jika tidak digunakan.
4. Memiliki early warning system dan tata cara
evakuasi kebakaran.

16 Perlindungan dan Pengasuhan


4 Pagar 1. Satuan PAUD harus membangun pagar karena
fungsinya yang sangat besar bagi keamanan
dan perlindungan terhadap anak usia dini. Pagar
dapat dibangun dari kayu, bambu, tembok,
beton, kawat, BRC, dan sebagainya.
2. Pagar yang rusak harus segera diperbaiki.
Perbaikan dapat dilakukan dengan cara,
misalnya, mengecat ulang, menambal dengan
semen bagian yang rusak mengganti kayu yang
lapuk, dan sebagainya.
3. Bagian-bagian dari pagar yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan anak
harus segera diperbaiki. Contoh, paku yang
tidak membenam dengan baik pada kayu harus
segera dirapikan.
4. Secara berkala, pagar dibersihkan dari
tumbuhan dan binatang yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan anak.
5 Prasarana air bersih 1. Sumur dibangun jauh dari WC, kamar mandi,
kandang, tempat pembuangan sampah, dan
saluran air kotor. Jarak ideal antara sumur
dengan area resapan air toilet minimal 5 m jika
tanah di sekitar adalah tanah liat dan minimal
7,5 meter jika tanahnya berpasir.
2. Dinding sumur harus bertembok untuk
menghindari perembesan atau atau pencemaran
oleh bakteri. Dinding bisa dari batu kali yang
disemen atau pipa beton.
3. Pada bibir sumur, dibangun tembok setinggi
minimal 100 cm. Tujuannya adalah agar anak
tidak langsung berhadapan dengan lubang
sumur.
4. Pada bagian atas tembok itu, harus
ditambahkan penutup yang berfungsi untuk
menghindari anak jatuh ke dalam sumur serta
agar kotoran tidak masuk ke dalam sumur.
5. Bak penampungan harus dibersihkan secara
berkala serta dituangi pembasmi nyamuk.
6. Pipa air bersih dipasang di bawah tanah atau
di bagian dalam tembok. Pipa yang baik adalah
PVC.
7. Kran air yang berkarat atau rusak harus segera
diganti.

Perlindungan dan Pengasuhan 17


6 Alat permainan edukatif dan alat peraga 1. Pastikan jumlah APE dan alat peraga sesuai
dengan jumlah peserta didik.
2. APE dan alat peraga tidak boleh bersudut tajam.
Ukuran minimal untuk APE dan alat peraga.
bertepi tajam atau ujung runcing adalah: ujung
runcing minimal 2 mm dan tepi tajam minimal
0,3 mm.
3. APE dan alat peraga tidak boleh berukuran kecil
atau mengandung bagian- bagian kecil yang
mudah terlepas.
4. APE dan alat peraga tidak boleh terbuat dari
bahan berbahaya.
5. APE dan alat peraga yang sudah rusak tidak
boleh digunakan kembali.
6. APE dan alat peraga disimpan dalam lemari
tertutup dan dibersihkan secara berkala.

9. Siapa yang Bertanggungjawab terhadap Perlindungan Anak?


UU nomorr 35 tahun 2014 “Pasal 23 menyebutkan bahwa Negara,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah menjamin perlindungan, pemeliharaan,
dan kesejahteraan Anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban Orang
Tua, Wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap
Anak. Oleh karena itu peran pemerintah, masyarakat, keluarga dan satuan
PAUD sangat penting untuk melindungi anak.

a. Peran pemerintah :
1) Melaksanakan regulasi yang memimpin terpenuhinya hak-hak
anak.
2) Memfasilitasi terpenuhi hak-hak anak.
3) Kebijakan dan program-program.

b. Peran masyarakat :
1) Memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi
mengenai hak anak dan peraturan perundang-undangan tentang
anak.
2) Memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang
terkait perlindungan anak.
3) Melaporkan kepada pihak yang berwenang jika terjadi
pelanggaran hak anak.

18 Perlindungan dan Pengasuhan


4) Berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial
bagi anak.
5) Melakukan pemantauan, pengawasan dan ikut bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.

c. Peran keluarga :
UU no 35 tahun 2014 pasal 26 mengamanatkan bahwa orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
1) Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
2) Menumbuh kembangkan Anak sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya;
3) Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak; dan
4) Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi
pekerti pada anak.

d. Peran Satuan PAUD


1) Satuan PAUD memberikan fasilitasi berupa tempat layanan.
2) Menyusun layanan Perlindungan dan Pengasuhan sebagai
bagian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
3) Menerapkan KTSP ke dalam program rutin (bulanan, mingguan,
dan harian) yang memuat komponen layanan perlindungan dan
pengasuhan.
4) Bekerjasama dengan orang tua serta tokoh masyarakat dalam

Perlindungan dan Pengasuhan 19


pelaksanaan perlindungan dan pengasuhan.
5) Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait baik pemerintah
maupun non pemerintah yang terkait dengan layanan
perlindungan dan pengasuhan.

10. Tantangan Dalam Pelaksanaan Perlindungan Anak


a. Belum adanya pemahaman yang sama antar sektor terkait mengenai
pembangunan perlindungan anak secara komprehensif
b. Masih adanya egosektoral tidak hanya antar K/L namun juga intra K/L.
Hal ini mengakibatkan tumpang tindih di salah satu aspek kebijakan,
sedangkan di sisi lain memunculkan gap yang belum ditangani dengan
maksimal.
c. Belum adanya sistem data dan informasi yang terpadu terkait anak,
khususnya terkait rujukan layanan bagi anak.
d. Banyak sektor mengembangkan sistem datanya, namun belum
diinisiasi keterpaduannya dengan sistem data instansi lain
e. Masih adanya ketidakterpaduan layanan di tingkat lapangan, misalnya
PKSAI, UPTD PPA, BKB, BKR, dll
f. Keterpaduan layanan hanya terlihat di beberapa daerah pilot saja
(dengan dampingan mitra pembangunan tertentu)
g. Belum adanya upaya optimalisasi kolaborasi antar resources di
daerah seperti Peksos, Kader BKB, pendamping P2TP2A dalam upaya
perlindungan anak secara menyeluruh
h. Koordinasi masih bersifat kelembagaan dan komitmen, belum ada
koordinasi pada tingkat perencanaan program dan pengalokasian
anggaran.
i. Masih lemahnya koordinasi di tingkat pusat sehingga membuat
kebingungan di daerah.

20 Perlindungan dan Pengasuhan


PENGASUHAN ANAK USIA DINI
Setiap anak berhak mendapatkan pengasuhan dari keluarga yang
dapat menjamin kesejahteraannya dan memenuhi kebutuhan anak. Hal
tersebut diatur oleh negara di dalam beberapa Undang-undang, Undang-
undang Kesejahteraan Anak No. 4/1979: Pasal 9 yang menyebutkan bahwa
Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya
kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Hal tersebut
diperkuat dalam Undang-undang Perlindungan Anak Pasal 7 ayat 1 bahwa
Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh
oleh orang tuanya sendiri.

1. Apa itu Pengasuhan Positif?


Pengasuhan positif merupakan pengasuhan yang berdasarkan kasih
sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat antara
anak dan orang tua. Penerapan pengasuhan ini akan saling membangun
dengan mengedepankan penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan
hak anak, serta mengutamakan kepentingan terbaik anak. Orang tua yang
menerapkan pengasuhan positif selalu berupaya menciptakan lingkungan
yang ramah dan bersahabat untuk anak sehing- ga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.

Perlindungan dan Pengasuhan 21


2. Tujuan Pengasuhan Positif
a. Meningkatkan Kualitas Interaksi anak dengan orang tua
Dengan memberikan pengasuhan positif, anak akan merasa disayangi
dan dihargai oleh orang tua. Di sisi lain, orang tua juga merasa
dipercaya dan dihormati oleh anak. Hal ini membuat kualitas interaksi
antara anak dan orang tua lebih positif dan penuh kehangatan.

b. Mengoptimalkan tumbuh kembang anak


Pengasuhan positif dari orang tua membuat seluruh aspek tumbuh
kembang anak terstimulasi dengan baik. Tidak hanya dari segi fisik,
aspek perkembangan kognitif, sosial dan emosional juga diperhatikan
oleh orang tua.

c. Mencegah perilaku-perilaku negatif di kemudian


Anak yang mendapat pengasuhan positif akan cenderung memiliki
kelekatan yang kuat dengan orang tuanya. Hal ini membentuk perilaku
positif di diri anak sehingga perilakuan negatif cenderung dapat
dicegah.

Siapa yang Melakukan Pengasuhan Positif?


Pengasuhan tidak hanya dilakukan oleh keluarga tapi dilakukan juga
oleh lingkungan sekolah seperti guru, kepala sekolah dan warga
sekolah lainnya.

3. Kapan Melakukan Pengasuhan Positif?


Pengasuhan dilakukan sejak anak dalam kandungan, usia dini, remaja,
hingga dewasa. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh untuk mem-
bimbing, mengawasi, dan melindungi anaknya untuk tumbuh dan berkem-
bang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

4. Prinsip-Prinsip Pengasuhan
a. Memperlakukan anak dengan cinta dan kasih sayang, penghargaan

22 Perlindungan dan Pengasuhan


dan saling memaafkan, bebas dari tindakan kekerasan, dan tidak
membeda-bedakan.
b. Menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan
bagi tumbuh kembang anak.

5. Jenis Pola Asuh


a. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola yang
membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa
mempertanyakan. Contoh pola asuh permisif adalah saat anak ingin
dibelikan mainan, orangtua langsung membelikan mainan tersebut.
Anak kesulitan mengerjakan tugas membuat karya kolase , orangtua
yang akan mengerjakannya.
b. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter, yaitu ketika orang tua menerapkan aturan dan
batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada
anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan
dihukum.
c. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis yaitu menanamkan disiplin kepada anak,
dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak.

6. Apa Peran Orangtua dalam Pengasuhan Anak?


a. Memenuhi kebutuhan anak akan makanan yang bergizi dan sehat
b. Menanamkan nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan.
c. Membangun kelekatan emosional dengan anak sebagai dasar
keterampilan bersosialisasi.
d. Memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman.
e. Menumbuhkan perilaku saling menghargai, menyayangi, toleransi,
cinta kasih, kerja sama, tanggung jawab, dan kesederhanaan.
f. Memastikan anak berada di lingkungan yang aman, nyaman dan ramah
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Perlindungan dan Pengasuhan 23


g. Memperlakukan anak dengan penuh penghargaan, memberikan cinta
dan kasih sayang, serta tidak melakukan kekerasan terhadap anak.
h. Mengajarkan cara menyelesaikan masalah dan konflik yang dihadapi
serta mengambil keputusan.

7. Apa Saja yang Perlu Dipahami Orangtua Dalam Penerapan Pengasuhan?


a. Memahami tahap perkembangan anak
Orang tua perlu memahami setiap perkembangan anak agar
dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahapan usianya.

1) Usia 0 - 1.5 tahun


Pada usia ini, anak baru lahir dan mengenal dunianya sehingga
ia akan belajar membentuk rasa percaya dengan lingkungannya,
terutama orang tua. Pada tahap ini, anak belajar melalui beragam
inderanya. pengasuhan yang sesuai untuk tiap tahap perkembangan.

2) Usia 1.5 - 3 tahun


Anak usia batita biasanya mulai memiliki keinginan untuk
mengurus dirinya sendiri, misalnya makan, memakai baju, dan buang
air sendiri. Pada usia ini kemampuan motorik anak juga semakin
berkembang sehingga anak akan banyak menjelajah lingkungan
sekitarnya.

3) Usia 3 - 6 tahun
Pada rentang usia ini anak mulai memiliki inisiatif untuk
melakukan ide-idenya sendiri. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi pada lingkungannya dan memiliki imajinasi yang tinggi.

b. Memahami Pengasuhan positif di setiap tahap perkembangan


Orang tua perlu memahami setiap perkembangan anak agar
dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahapan usianya.
kekerasan atau hukuman.

24 Perlindungan dan Pengasuhan


1) Usia 0 - 1.5 tahun
Pada usia ini, fokus orang tua adalah membentuk rasa percaya
pada anak. Orang tua perlu memastikan bahwa anak merasa bahwa ia
berada lingkungannya aman dan nyaman, misalnya dengan memenuhi
kebutuhan fisik anak secara teratur dan konsisten, serta memberikan
kebutuhan kasih sayang pada anak.

2) Usia 1.5 - 3 tahun


Pada usia ini, sebaiknya orang tua mulai memberi- kan kesempatan
kepada anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri, namun tetap
disesuaikan dengan perkembangan kemampuan anak. Orang tua juga
dapat membuat kesepakatan sederhana dengan anak. Selain itu, yang
terpenting adalah orang tua memberikan contoh kepada anak karena
pada usia ini anak sangat senang meniru.

3) Usia 3 - 6 tahun
Dalam mengasuh anak balita, orang tua mulai dapat memberikan
tanggung jawab kepada anak sesuai dengan kemampuannya. Orang
tua juga perlu memberi kesempatan kepada anak untuk memberi
pendapat dan membuat keputusan sederhana. Selain itu, orang tua
perlu mendukung anak dalam memunculkan ide-idenya serta bekerja
sama dalam menyelesaikan masalah sederhana. Dalam pengembangan
disiplin, orang tua dapat mengajar- kan anak mematuhi aturan-aturan
sederhana misalnya dalam bermain.

c. Memahami Komunikasi Efektif


Anak mempelajari perilaku positif dan nilai-nilai melalui
komunikasi dengan orang dewasa di sekitarnya, khususnya orang tua.
Tanpa komunikasi, tidak ada belajar.

Perlindungan dan Pengasuhan 25


1) Manfaat komunikasi efektif
a) Anak merasa diterima dan dipercaya orang tua sehingga anak
akan membicarakan semua persoalan dengan orang tua.
b) Orang tua lebih mudah menyampaikan harapan terhadap anak
dan dapat mengembangkan perilaku positif anak.
c) Orang tua yang mendengarkan suara anak menunjukkan sikap
respek. Anak merasa didengar dan dimengerti dan pada
gilirannya akan meningkatkan rasa percaya diri sehingga anak
juga akan terlatih menjadi pendengar yang baik.
d) Anak akan terlatih mengendalikan diri karena dalam komunikasi
yang efektif anak dan orang tua akan terlatih untuk menyimak
ketika orang lain berbicara.
e) Anak akan menyampaikan pendapat, pemikiran; dan perasaannya
dengan baik dan terkendali.

2) Keterampilan komunikasi yang penting dikuasai orang tua


a) Keterampilan berempati
b) Keterampilan orang tua untuk memahami apa yang dirasakan,
diharapkan, dan dipikirkan oleh anak. Mendengarkan tanpa memberi
penilaian, menyimak ekspresi, dan memahami perasaan anak sebelum
berbicara dengan anak.
c) Keterampilan menyimak
d) Keterampilan orang tua untuk bersabar dan fokus dalam
menerima pesan dari anak.
e) Keterampilan bertanya
f) Keterampilan orang tua dalam membuat dan mengajukan
pertanyaan yang membangun percakapan dengan anak.
g) Keterampilan bercerita
h) Keterampilan orang tua dalam menceritakan pengalaman atau
cerita yang menarik perhatian anak.
i) Keterampilan memberi umpan balik

26 Perlindungan dan Pengasuhan


j) Keterampilan memberi respon membantu anak bercerita lebih
banyak untuk memperjelas atau mengklarifikasi maksudnya.

3) Keterampilan komunikasi yang penting dikuasai orang tua


a) Orang tua perlu memberi kesempatan pada anak agar bicara
lebih banyak. Bagi sebagian orang tua hal ini perlu dilatih terutama
pada mereka yang selama ini lebih banyak mendomi nasi pembicaraan
dengan misalnya ceramah dan nasehat serta hanya mengharapkan
anak mendengar dan menyetujui yang mereka sampaikan.

b) Mendengarkan secara aktif (memberi perhatian, berempati,


tidak memotong pembicaraan, dan tidak memberikan penilaian) perlu
dikuasai oleh orang tua. Dengan cara ini anak akan merasa dihormati,
didengar, dan dimengerti. Ini akan membuat anak mempunyai rasa
percaya diri

c) Berkomunikasi dengan tingkat yang sejajar dengan anak. Saat


berbicara upayakan posisi tubuh sejajar dengan anak sehingga terjadi
kontak mata dan orangtua membaca bahasa tubuh anak.

d) Bahasa yang pendek, tidak bertele-tele, dan jelas perlu digunakan


agar pesan yang disampaikan orang tua mudah dipahami dan diterima
oleh anak. Selain itu bahasa yang positif akan lebih mendukung anak
daripada bahasa yang negatif.

4) Cara membangun komunikasi efektif dengan anak


Cara berkomunikasi yang efektif kelihatannya mudah, namun
dalam praktik sehari-hari ternyata tanpa kita sadari banyak hal yang
membuat itu tidak terjadi. Berikut beberapa contoh komunikasi efektf
dan tidak efektif yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan.

Perlindungan dan Pengasuhan 27


Komunikasi Efektif Komunikasi Tidak Efektif
Refleksi Pengalaman Nasihat

“Ayah juga dulu pernah memecahkan piring terus “Makanya kalau bawa piring jangan sambil main-
kaget dan takut kena pecahan tapi setelah itu setiap main”
ayah pegang piring akan lebih hati-hati”
Menyatakan Observasi Interogasi

“Wah, Ayah lihat makanan Zahra masih tersisa “Kok, makannya ga dihabiskan? Kenyang? Nggak
banyak ya dalam piring ” enak ya?”
Menunjukkan Empati
Menolak /Mengalihkan perasaan

“Zahra merasa capek ya setelah bermain dengan


“Masa sih kamu capek?”
teman-teman tadi?”
Pilihan
Perintah

“Ibu akan membelikan mainan. Mainan apa yang


“Tenang! Ibu pasti membelikan mobil-mobilan!”
kamu suka?”

d. Memahami Dampak Pengasuhan yang Keliru


Beberapa perilaku anak yang menandakan pola asuh orangtua yang
masih keliru.
a. Sering menangis dan mudah tersinggung
b. Sering berbohong
c. Self esteem (harga diri) rendah
d. Sering ketakutan
e. Merasa iri hati
f. Tidak bisa bangkit dengan dirinya sendiri
g. Tidak Berempati

8. Bagaimana Pendekataan Disiplin Positif Bagi Anak Usia Dini?

a. Pengertian Disiplin Positif


Disiplin positif adalah cara menumbuhkan disiplin yang didorong
oleh kesadaran dalam diri anak tanpa hukuman/ancaman dan hadiah.
Anak berusaha untuk tidak melakukan sesuatu yang salah karena
memahami akan konsekuensi yang terjadi. Disiplin positif merupakan
pembentukan kebiasaan dan tingkah laku positif anak yang melibatkan
dukungan orang tua berupa ketegasan dan kasih sayang sehingga

28 Perlindungan dan Pengasuhan


keterampilan sosial anak dapat berkembang dengan optimal, bukan
mengendalikan anak dengan kekerasan atau hukuman.

b. Tujuan disiplin positif


1. Membuat anak dapat bertanggung jawab terhadap tingkah
lakunya.
2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun
tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh lingkungannya.
3. Mengajarkan anak bagaimana bertingkah laku, memahami mana
yang benar dan mana yang salah.

c. Manfaat disiplin positif


1. Dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak
2. Dapat mendukung kemandirian anak dan rasa bertanggung
jawab atas dirinya.
3. Dapat mendukung lingkungan yang lebih baik dalam keluarga
4. Apa yang perlu diketahui sebelum menerapkan disiplin positif?
5. Pahami tahap perkembangan anak. Karakteristik anak di setiap
tahap perkembangan berbeda-beda sehingga dalam menerapkan
pengasuhan positif pun sesuai untuk tiap tahap perkembangan.
6. Kenali kekhasan anak. Anak terlahir dengan sifatnya masing
masing. Misalnya, ada yang mudah berkenalan dengan orang
baru dan ada yang lambat mengenal orang lain.
7. Pahami kebutuhan anak. Setiap anak memiliki kebutuhan dasar
(makan, minum, tidur, main) yang perlu dipenuhi. Misalnya: Anak
yang sedang kelelahan, mengantuk, dan lapar akan sulit
mengikuti aturan dan mematuhi kesepakatan. Saat menerapkan
disiplin, orang tua juga perlu memahami dan memenuhi
kebutuhan anak.

Perlindungan dan Pengasuhan 29


d. Apa yang perlu diketahui sebelum menerapkan disiplin positif?
1) Pahami tahap perkembangan anak. Karakteristik anak di setiap
tahap perkembangan berbeda-beda sehingga dalam menerapkan
pengasuhan positif pun sesuai untuk tiap tahap perkembangan.

2) Kenali kekhasan anak. Anak terlahir dengan sifatnya masing-


masing. Misalnya, ada yang mudah berkenalan dengan orang baru dan
ada yang lambat mengenal orang lain.

3) Pahami kebutuhan anak. Setiap anak memiliki kebutuhan dasar


(makan, minum, tidur, main) yang perlu dipenuhi. Misalnya: Anak yang
sedang kelelahan, mengantuk, dan lapar akan sulit mengikuti aturan
dan mematuhi kesepakatan. Saat menerapkan disiplin, orang tua juga
perlu memahami dan memenuhi kebutuhan anak.

e. Tantangan dan hambatan orang tua saat menerapkan disiplin positif


1) Pengalaman masa lalu orang tua
Pengalaman saat menjadi anak akan memengaruhi cara
menerapkan disiplin pada anak saat ini. Banyak pengalaman yang
dapat diterapkan pada anak kita, tetapi ada juga pengalaman yang
tidak perlu diulang.

2) Emosi orang tua


Saat menerapkan disiplin, ada berbagai emosi yang dirasakan
oleh orang tua. Hal tersebut sangat wajar dialami, tetapi perlu
dikendalikan dengan baik.

f. Cara menumbuhkan disiplin pada anak

1) Membuat kesepakatan bersama


• Aturan dan kesepakatan bersama yang dibuat sedapat mungkin
berlaku untuk semua anggota keluarga.

30 Perlindungan dan Pengasuhan


• Aturan dibuat singkat, mudah dimengerti, dan diingat oleh
semua anggota keluarga.
• Aturan dibuat tertulis dan ditempelkan pada dinding yang dapat
dilihat oleh semua anggota keluarga.
• Setelah beberapa waktu, aturan bisa dilihat bersama untuk dinilai
apakah perlu diganti atau diperbaiki.
• Semua anggota keluarga melaksanakan kesepakatan secara
terus-menerus dan terapkan konsekuensi yang tepat saat ada
pelanggaran.

2) Sabar dan percaya diri


Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran yang tinggi dan
keyakinan bahwa orang tua memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan
anak.

3) Tenang
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan yang disampaikan
lebih jelas sehingga mudah dipahami anak.

4) Konsisten
Orang tua harus konsisten dengan keputusan atau aturan yang
telah ditetapkan bersama.

5) Tidak mudah menyerah


Jangan mudah terpancing oleh perilaku anak sehingga
menimbulkan kemarahan. Bila menghadapi kegagalan ulangi kembali,
percayalah anak mampu belajar disiplin.

6) Menghindari melakukan kekerasan

7) Hindari mencaci, mengecam, memukul anak, karena bisa


membuat anak benci, dendam, dan mengacuhkan orang tuanya.

Perlindungan dan Pengasuhan 31


8) Hindari memberikan iming-iming agar anak mau berperilaku
baik.

9) Jangan mengungkit-ungkit perilaku negatif di masa lalu

9. Penerapan Layanan Pengasuhan Anak


Pengasuhan pada satuan PAUD dilakukan bekerjasama dengan orang tua
melalui program Parenting. Program parenting diisi dengan kegiatan:

a. Kelompok Pertemuan Orangtua (KPO)


b. Konsultasi antara guru dan orangtua berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
c. Keterlibatan orangtua di dalam kelas misalnya membantu menata
lingkungan main, membuat media pembelajaran, menjadi model profesi
sesuai dengan tema pembelajaran.
d. Keterlibatan orangtua dalam menyediakan program makan bersama
dengan menu sehat secara bergilir.
e. Keterlibatan orangtua di luar kelas misalnya menjadi panitia kegiatan
lapangan, dan menyediakan PMT.
f. Kegiatan bersama keluarga.

10. Strategi Pengasuhan Positif

a. Beri anak lebih banyak perhatian.


b. Dampingi pada saat anak bermain.
c. Ajak anak bicara dan berdiskusi.
d. Orangtua sebagai role model (tetap tenang, tidak cemas, suportif, inovatif,
dan kreatif).
e. Dengarkan keluhan dan pendapat anak.
f. Lakukan aktifitas fisik dengan gembira.
g. Membacakan buku, mengajak anak membaca bersama-sama atau bercerita.
h. Bangun rasa empati anak pada lingkungan dan orang sekitar.

32 Perlindungan dan Pengasuhan


Perlindungan dan Pengasuhan 33
Bab III
Kesimpulan
1. Setiap anak mempunyai hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan
partisipasi
2. Setiap orangtua wajib memenuhi hak-hak anak serta melindungi dari
berbagai bentuk kekerasan
3. Pencegahan kekerasan anak memerlukan sinergi antara pihakpihak yang
terkait dalam ruang lingkup informal, formal dan non formal
4. Kekerasan mempunyai dampak yang negatif terhadap fisik, mental dan
sosial anak
5. Kekerasan tidak sama dengan mendisiplinkan anak
6. Kekerasan dapat terjadi dimana-mana, siapapun bisa menjadi pelaku
bahkan orang terdekatpun dapat menjadi pelakunya
7. Kekerasan terhadap anak dapat dicegah
8. Kekerasan pada anak bisa terjadi di manapun anak berada, stop melakukan
kekerasan terhadap anak.
9. Mengasuh dan mendidik dengan mengedepankan hak-hak anak sesuai
dengan tahapan dan kebutuhan anak menjadikan perkembangan anak
berkembang sesuai harapan.
10. Diperlukan sinergi yang kuat antara keluarga, sekolah/Lembaga serta
masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan. dan
suasana ramah anak sehubungan dengan tujuan pencegahan kekerasan
pada anak.
11. Orang tua sudah seharusnya menyediakan waktu untuk berkomunikasi
dengan anaknya walau sesibuk apapun. Jika tidak bertemu langsung maka
dapat dilakukan melalui telepon.
12. Menyampaikan pesan dan perasaan dengan bahasa yang baik dan tenang
akan membuat seseorang tidak marah-marah dalam menyampaikan
sesuatu.

34 Perlindungan dan Pengasuhan


Informasi lebih lanjut

1. Informasi selengkapnya mengenai Protokol


Perlindungan Anak Korban Kekerasan dapat diunduh di bit.ly/
protokolkekerasananak atau hubungi Sekretariat Kementerian
Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak melalui akun Facebook
fb.com/kppdanpa, Twitter @kpp_pa, dan Instagram @kemenpppa.

2. Panduan pelayanan tatap muka wajib mematuhi protokol COVID-19.


Selengkapnya baca bit.ly/protokolkekerasananak

Perlindungan dan Pengasuhan 35


Daftar Pustaka

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2017. “Booklet Layanan


Perlindungan dan Kesejahteraan”. Jakarta
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2017. “Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan PAUD Holistik Integratif”. Jakarta
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. 2017. “Pengasuhan Positif ”. Jakarta
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2020. “Buku Saku Pengasuhan Positif
“Jakarta
Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI dan Departemen Sosial RI.2003,
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Cet. I; Jakarta : UNICEF.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2019, Modul
Dasar Pelatihan Dasar Konvensi Hak Bagi Penyedia Layanan dan Aparat
Penegak Hukum Dalam Pencegahan dan Penanganan kekerasan dan
Eksploitasi Terhadap Anak: Jakarta
Kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2015, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
PAUD Holistik Integratif si Satuan PAUD, Jakarta
UNICEF.1999, Aspek Hukum Perlindungan Anak dalam Perspektif Konvensi Hak
Anak. Bandung, PT Citra Aditya Bakti.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 atas perubahan
Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Jakarta

36 Perlindungan dan Pengasuhan


Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021

Anda mungkin juga menyukai