Holistik
Integratif
PERLINDUNGAN
DAN PENGASUHAN
Narahubung:
Surel: paud@kemdikbud.go.id
Diterbitkan oleh:
Muhammad Hasbi
NIP. 197306231993031001
Silabus . ..................................................................................................................... ix
BAB I Pendahuluan
2. Tujuan ..................................................................................................... 2
4. Pembelajaran
4.4.Metode ............................................................................................ 5
4.6.Waktu ............................................................................................. 5
PAUD? ..................................................................................................... 14
Pengasuhan? ........................................................................................ 24
ALAT/BAHAN/
No MATERI TUJUAN INDIKATOR METODE WAKTU
SUMBER
1. Perlindungan 1. Mengetahui 1. Adanya 1. Curah 1. Laptop atau 2 JPL
dan dan memahami pemahaman pendapat; personal
Pengasuhan. perlindungan tentang 2. Diskusi; 2. Ringkasan
anak usia dini perlindungan 3. Presentasi; materi
di satuan PAUD anak usia 4. Studi kasus; 3. Daftar
dan keluarga. dini di satuan 5. Tanya jawab. pertanyaan
2. Mengetahui PAUD dan kunci
dan memahami keluarga; 4. Lembar kasus
pengasuhan 2. Menjelaskan 5. Bahan
anak usia dini jenis, contoh, paparan;
di satuan paud dan dampak 6. Aplikasi rapat
dan keluarga. kekerasan virtual;
serta 7. Aplikasi
perlakuan Google
salah Jamboard;
terhadap anak 8. Aplikasi
usia dini di Google Slides;
satuan PAUD dan;
dan keluarga. 9. Aplikasi
Google
3. Adanya
Forms;
pemahaman
tentang
pengasuhan
anak usia dini
di Satuan
Pendidikan
dan keluarga.
4. Menjelaskan
contoh cara
pengasuhan
positif di
satuan PAUD
dan keluarga.
1. Latar Belakang
Layanan stimulasi holistik mencakup layanan pendidikan, kesehatan,
gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan menjadi
kebijakan pengembangan anak usia dini dengan melibatkan pihak terkait
baik instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
tokoh masyarakat, dan orang tua. Perlindungan merupakan hak setiap anak.
Terwujudnya perlindungan bagi anak berarti mewujudkan keadilan dalam
masyarakat.
Keluarga adalah baris pertama dari bentuk hak perlindungan anak.
Orang tua atau orang dewasa /pengasuh lainnya bertanggung jawab untuk
membangun lingkungan rumah pelindung dan penuh kasih sayang. Satuan
PAUD dan masyarakat bertanggung jawab untuk membangun lingkungan
yang aman dan ramah anak di luar rumah anak. Keluarga, satuan PAUD
dan masyarakat, anak-anak harus dilindungi sepenuhnya sehingga mereka
dapat bertahan hidup, tumbuh, belajar dan mengembangkan potensi
mereka sepenuhnya..
Hal tersebut selaras dengan pasal 1 nomor 2, Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak yang menyebutkan
bahwa: “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Untuk menjamin pemenuhan hak tumbuh kembang anak usia
dini, diperlukan upaya peningkatan kesehatan, gizi, perawatan,
pengasuhan, perlindungan, kesejahteraan dan rangsangan pendidikan
4. Pembelajaran
4.1. Petunjuk Umum
Fasilitator berperan memfasilitasi proses bimbingan teknis (bimtek)
dan pendampingan baik secara luar jaringan (luring) dan dalam
jaringan (daring) dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Status zonasi resiko virus corona (covid-19);
b. Norma, standar, kriteria, dan pedoman (NSPK) PAUD HI yang
berlaku;
c. Koordinasi dengan unsur terkait dalam menyiapkan dan
4.6. Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 120 menit. Rincian
alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi.
PERLINDUNGAN ANAK
Pasal 28B ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 Amandemen Keempat
sebagai landasan konstitusional (hukum tertinggi) telah menjamin bahwa
“setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut,maka
ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial dan berakhlak
mulia. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk
mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap
pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.
2) Kekerasan Psikis
Kekerasan psikis yang sering terjadi pada anak antara lain:
membentak, mengancam, meremehkan, menghukum, mempermalukan
anak di depan orang lain, dst.
3) Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual merupakan tindakan pemaksaan atau bujukan
pada anak untuk melakukan segala bentuk sentuhan fisik ke area dada,
kelamin, anus, dan anggota tubuh lainnya, menyentuh alat kelamin
sendiri atau orang lain yang menimbulkan ketidaknyamanan atau rasa
sakit. Contoh kekerasan seksual yang sering terjadi pada anak antara
lain: alat kelamin diraba-raba, payudara diremas-remas, bokong
dicolek, dipaksa melakukan oral seks, diperkosa atau disodomi.
a. Peran pemerintah :
1) Melaksanakan regulasi yang memimpin terpenuhinya hak-hak
anak.
2) Memfasilitasi terpenuhi hak-hak anak.
3) Kebijakan dan program-program.
b. Peran masyarakat :
1) Memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi
mengenai hak anak dan peraturan perundang-undangan tentang
anak.
2) Memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang
terkait perlindungan anak.
3) Melaporkan kepada pihak yang berwenang jika terjadi
pelanggaran hak anak.
c. Peran keluarga :
UU no 35 tahun 2014 pasal 26 mengamanatkan bahwa orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
1) Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
2) Menumbuh kembangkan Anak sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya;
3) Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak; dan
4) Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi
pekerti pada anak.
4. Prinsip-Prinsip Pengasuhan
a. Memperlakukan anak dengan cinta dan kasih sayang, penghargaan
3) Usia 3 - 6 tahun
Pada rentang usia ini anak mulai memiliki inisiatif untuk
melakukan ide-idenya sendiri. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi pada lingkungannya dan memiliki imajinasi yang tinggi.
3) Usia 3 - 6 tahun
Dalam mengasuh anak balita, orang tua mulai dapat memberikan
tanggung jawab kepada anak sesuai dengan kemampuannya. Orang
tua juga perlu memberi kesempatan kepada anak untuk memberi
pendapat dan membuat keputusan sederhana. Selain itu, orang tua
perlu mendukung anak dalam memunculkan ide-idenya serta bekerja
sama dalam menyelesaikan masalah sederhana. Dalam pengembangan
disiplin, orang tua dapat mengajar- kan anak mematuhi aturan-aturan
sederhana misalnya dalam bermain.
“Ayah juga dulu pernah memecahkan piring terus “Makanya kalau bawa piring jangan sambil main-
kaget dan takut kena pecahan tapi setelah itu setiap main”
ayah pegang piring akan lebih hati-hati”
Menyatakan Observasi Interogasi
“Wah, Ayah lihat makanan Zahra masih tersisa “Kok, makannya ga dihabiskan? Kenyang? Nggak
banyak ya dalam piring ” enak ya?”
Menunjukkan Empati
Menolak /Mengalihkan perasaan
3) Tenang
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan yang disampaikan
lebih jelas sehingga mudah dipahami anak.
4) Konsisten
Orang tua harus konsisten dengan keputusan atau aturan yang
telah ditetapkan bersama.