Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR JAWABAN

Nama AJENG DIAH PUTRI Nilai


N.I.M 43119120159
Hari/jam kuliah SABTU, 09:30 – 11:59

Soal-soal latihan :
1. Uang diibaratkan sebagai darah dalam perekonomian, yang mempunyai peranan
penting.
a. Jelaskan alasan timbulnya perekonomian uang serta pengertian uang bila dilihat
dari tingkat likuiditasnya.
Jawaban :
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima
oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang
panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia
lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-
buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya
mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata
tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang
yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan
barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah
sistem'barter'yaitu barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak
kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan
untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau
menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang
dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau
hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk
menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda
yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh
umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh
atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan
primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat
tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih
terlihat sampai sekarang: orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari
bahasa Latin salarium yang berarti garam. Barang-barang yang dianggap indah dan
bernilai, seperti kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia
menemukan uang logam.
Definisi (jenis-jenis) uang dilihat dari tingkat likuiditasnya dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Uang dalam arti sempit (narrow money)
M1 = Uang Kartal (Money base) + Uang Giral (Demand Deposit)
Uang Kartal : uang yang mendapat pengesahan dari pemerintah dan berlaku
umum sebagai alat pembayaran. Uang kartal ini terdiri dari uang logam (coin) dan
uang kertas (paper money, pocket money atau folding money)
Uang Giral : seluruh saldo rekening giro yang ada di bank. Uang ini tidak berlaku
umum sebagai alat pembayaran yang sah tetapi berlaku untuk lingkungan terbatas.
Penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek untuk penarikan tunai dan
bilyet giro untuk pemindah bukuan.
b. Uang dalam arti luas (broad money)
M2 = M1 + Tabungan + Deposito Berjangka (Time Deposit)
M3 = M2 + Tabungan + Time Deposit dalam bentuk surat-surat berharga non bank
(Wesel, Obligasi dan Saham, dll)

b. Sebutkan fungsi-fungsi uang.


Jawaban :
a. Fungsi primer (primary function), yaitu merupakan fungsi utama dari uang yang
terdiri :
1) Sebagai alat tukar atau perantara dalam bertransaksi (as medium of exchange),
yaitu sebagai alat pembayaran dalam bertransaksi jual beli dan sebagainya.
2) Sebagai kesatuan hitung atau pengukur nilai (as unit of account or
measurements of value). Nilai di sini terbagi atas :
 Nilai guna (value in use) : value in use objective dan subjective.
 Nilai tukar (value in exchange) : kemampuan suatu barang untuk
dipertukarkan dengan barang lain.
b. Fungsi turunan (derivative function) :
1) Sebagai alat pembayaran yang ditangguhkan dikemudian hari (as a standart of
deffered payment). Contoh : transaksi kontrak pinjaman yang pembayarannya
dilakukan kemudian hari.
2) Sebagai alat penyimpan nilai atau kekayaan (as store of value or wealth). Setiap
uang sudah merupakan alat penyimpan nilai, karena kapan saja uang tersebut
digunakan / dibelanjakan dapat diterima oleh orang lain dengan asumsi uang
tersebut validitasnya masih berlaku. Jadi dalam hal ini pemegang uang adalah
pemegang daya beli. Namun daya beli tersebut nilainya tidak stabil, hal ini
terutama disebabkan oleh faktor inflasi.
Barang-barang lain sebenarnya dapat dijadikan sebagai alat penyimpan nilai,
misalnya mobil, rumah, perhiasan dan lain-lain. Tetapi ada beberapa kelemahan
dari barang-barang tersebut dalam hal sebagai alat penyimpan nilai memerlukan
ongkos penyimpanan, menurunnya nilai tukar barang tersebut dalam arti uang
(penyusutan) dan tidak likuid karena tidak dapat segera digunakan untuk alat
pembayaran.

2. Menurut teori kuantitas uang klassik, uang semata-mata sebagai alat untuk bertransaksi.
Sementara menurut Keynes uang juga dapat digunakan untuk berspekulasi.
a. Bagaimana bentuk hubungan antara jumlah uang beredar dengan tingkat harga menurut
versi klassik. Tunjukkan formula yang mendukung hubungan tersebut.
Jawaban :
Pendapat pertama (klasik) menyatakan adanya pengaruh langsung perubahan jumlah
uang beredar terhadap tingkat harga.
b. Jelaskan yang dimaksud motif spekulasi menurut Keynes, dan dimana letak
spekulasinya
Jawaban :
Motif untuk berspekulasi (Speculation Motive) ⇒ yaitu permintaan uang untuk
tujuan berspekulasi. Yang dimaksud motif spekulasi oleh Keynes adalah pilihan orang
dalam memegang uang tunai (cash in bank) atau memegang surat-surat berharga
(Obligasi). Spekulasinya terletak pada penentuan tingkat bunga tertinggi atau terendah.
3. Apabila tingkat bunga yang berlaku sedemikian rendah, di mana permintaan uang untuk
berspekulasi bersifat elastis sempurna terhadap tingkat bunga, kebijakan apakah yang
efektif untuk meningkatkan pendapatan nasional yang harus dilakukan pemerintah?
Jelaskan jawaban saudara dengan disertai kuva.
Jawaban :
Cara pemerintah meningkatkan pendapatan nasional Indonesia yaitu dengan cara meningkatkan
investasi, memperbaiki sektor-sektor penunjang pendapatan nasional sehingga mampu
menghasilkan lebih banyak lagi dan terus memperbaiki kualitas sumber daya manusia agar mampu
menciptakan produk-produk baru yang berkualitas.

4. Uang diibaratkan sebagai darah dalam perekonomian.


Jelaskan yang dimaksud dengan motif-motif orang memegang/ membutuhkan uang,
perlihatkan rumus dan gambar kurvanya.
Jawaban :
a. Motif untuk bertransaksi (Transaction Motive) ⇒ orang membutuhkan uang
untuk tujuan bertransaksi seperti pembayaran dalam jual-beli atau pembayaran
hutang. Permintaan akan uang untuk tujuan transaksi ini disimbolkan dengan :
LT = f (Y) = α 1 (Y)………………………………..……………………..…..…….. 13.1
Keterangan :
LT = Kebutuhan uang untuk bertransaksi
α = Suatu proporsi konstan terhadap pendapatan, 0 < α < 1
Y = Tingkat pendapatan nominal
b. Motif untuk berjaga-jaga (Precautionary Motive) ⇒ Motif ini muncul karena
terdapat ketidakpastian masa depan. Ketidakpastian tersebut dapat diartikan
sebagai keadaan darurat atau muncul-nya kesempatan-kesempatan bagus yang
tidak terduga. Seseorang merasa perlu memegang sejumlah uang dalam
menghadapi ketidak pastian itu.
LJ = f(Y) = α 0 Y…………………………...….……………………………..…….. 13.2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motif transaksi maupun berjaga-jaga
merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan. Hal tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut :
L1 = LT + LJ = α1 Y + α0 Y = k1 Y ......................................................................13.3
Di mana :
L1 = Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga.
k = Proporsi konstan terhadap pendapatan
c. Motif untuk berspekulasi (Speculation Motive) ⇒ yaitu permintaan uang untuk
tujuan berspekulasi. Yang dimaksud motif spekulasi oleh Keynes adalah pilihan
orang dalam memegang uang tunai (cash in bank) atau memegang surat-surat
berharga (Obligasi). Permintaan uang untuk tujuan spekulasi disimbolkan dengan:
L2 = f (r) = L0 – k2 r ………………….…………………………….…....…..…….. 13.4
Di mana :
L2 = Permintaan uang untuk spekulasi
L0 = Besarnya jumlah permintaan uang untuk spekulasi ketika r = 0
k2 = Proporsi konstan terhadap tingkat bunga (r)
r = Tingkat bunga pasar yang berlaku
Dalam teori Keynes uang dianggap sebagai salah satu alternatif bentuk asset
di samping bentuk-bentuk asset lainnya. Tetapi Keynes membatasi hanya pada dua
bentuk asset likuid saja, yakni uang yang tidak menanggung risiko dan tidak
menghasilkan bunga dan obligasi. Asumsi dari sifat obligasi ini adalah :
1) Obligasi tidak mengenal batas waktu (tanpa jatuh tempo) atau disebut juga
sebagai consol bond.
2) Obligasi tidak memiliki risiko gagal tagih(default).
Dengan asumsi tersebut, risiko obligasi hanya berasal dari perubahan nilai
kapitalnya yang disebabkan oleh adanya perubahan tingkat bunga (harganya).
Keputusan untuk menjual atau membeli obligasi sangat ditentukan oleh perubahan
tingkat harga obligasi yang diharapkan terjadi.
Hubungan antara tingkat bunga dengan perubahan harga obligasi dapat
diterangkan melalui contoh berikut. Suatu obligasi diedarkan pada awal tahun 2005
seharga Rp. 1.000.000,- per lembar dengan bunga (kupon) 9% setahun. Pada awal
2006 Tuan A pemilik obligasi tersebut, mendapat bunga sebesar Rp. 90.000,- (= 9%
x Rp. 1.000.000,-). Pada tahun 2006 Tuan A ingin menjual obligasinya pada Tuan
B, padahal tingkat bunga yang berlaku pada tahun tersebut 12%. Secara rasional
Tuan B tidak akan mau membeli obligasi Tuan A yang hanya menghasilkan bunga
9%, kecuali bila harga obligasi tersebut diturunkan dari Rp. 1.000.000,- Tuan B
hanya mau membayar obligasi Tuan A tersebut sebesar :
12% H = Rp. 90.000,- + (Rp. 1.000.000,- - H)
0,12 H + H = Rp. 90.000,- + Rp. 1.000.000,-
1,12 H = Rp. 1.090.000,-
H = Rp. 1.090.000,- /1,12 = Rp. 973.214,29
Di mana H adalah harga obligasi A pada tahun 2006. dengan tingkat harga
tersebut, B akan memperoleh pendapatan dari obligasi sebesar bunga kupon yang
dibayarkan, yaitu Rp. 90.000,- ditambah selisih harga nominal obligasi dengan
harga pasarnya (Rp. 1.000.000,- - Rp. 973.214,29 = Rp. 26.785,71). Atau secara
persentase, Tuan B akan memperoleh pendapatan sebesar = (Rp. 90.000,- + Rp.
26.785,71)/(Rp. 973.214,29) x 100% = 12% yang sesuai dengan tingkat bunga yang
berlaku pada tahun 2006.
Sebaliknya, jika pada tahun 2006 tingkat bunga yang berlaku di pasar turun
menjadi 7% setahun, Tuan A hanya akan mau menjual obligasinya dengan harga
yang lebih tinggi dari harga nominalnya, karena obligasinya memberi tingkat bunga
yang lebih tinggi dibanding bunga yang berlaku di pasar. Harga obligasi Tuan A
yang hendak dijual tersebut adalah sebesar :
7% H = Rp. 90.000,- + (Rp. 1.000.000,- - H)
0,07 H + H = Rp. 90.000,- + Rp. 1.000.000,-
1,07 H = Rp. 1.090.000,-
H = Rp. 1.090.000,- /1,07 = Rp. 1.018.691,59
Dengan demikian, bila tingkat bunga turun, harga obligasi meningkat, begitu
juga sebaliknya bila tingkat bunga naik, harga obligasi turun. Hubungan terbalik ini
sangat penting dalam teori permintaan uang selanjutnya. Spekulasinya terletak
pada penentuan tingkat bunga tertinggi atau terendah. Pada saat suku bunga r
tinggi orang lebih suka melakukan deposito (cash in bank), karena pendapatan
bunga deposito lebih tinggi dari bunga obligasi dan biasanya harga pasar obligasi
akan turun di bawah harga nominalnya, sebaliknya pada saat suku bunga rendah
masyarakat lebih suka berspekulasi dengan membeli obligasi karena pendapatan
bunga obligasi lebih tinggi dari bunga deposito dan harga pasar obligasi biasanya
akan naik di atas harga nominalnya..
Secara total, jumlah permintaan uang berdasarkan motif-motif yang telah
diterangkan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Permintaan uang total MD atau L = L1 + L2 dimana L1 = LT + LJ = k1Y, sehingga :
MD = k1Y + L0 – k2 r ………………………..……………………….…………….. 13.5
5. Secara teori besarnya jumlah uang beredar ditentukan oleh otoritas moneter, dalam hal ini
oleh Bank Sentral.
a. Jelaskan bagaimana pemerintah/ bank sentral mempengaruhi jumlah uang beredar.
Jawaban :
Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan makroekonomi yang dilakukan
pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian (pendapatan nasional) dengan cara
mempengaruhi pasar uang (sektor riil) atau jumlah uang beredar.
b. Sebutkan instrument-instrumen kebijakan moneter yang secara kuantitatif dapat
mempengaruhi jumlah uang beredar.
Jawaban :
1) Kebijaksanaan suku bunga (Discount Rate Policy = r)

Bila r  maka MS ↓ : Kebijakan moneter kontraktif

Bila r ↓ maka MS ↑ : Kebijaksanaan moneter ekspansif.


2) Menetapkan besarnya cadangan wajib minimum dari bank umum/ giro wajib
minimum (Reserve Requirement =RR)

Bila RR ↑ maka MS ↓ : Kebijakan moneter kontraktif

Bila RR ↓ maka MS ↑ : Kebijaksanaan moneter ekspansif.


3) Melakukan transaksi jual beli suarat-surat berharga pasar uang (SBPU)

Bila pemerintah (BI) membuka posisi jual maka MS ↓ : kontraktif

Bila pemerintah (BI) membuka posisi beli maka MS ↑ : ekspansif


4) Selective credit controll yaitu melakukan pengawasan atas kredit yang disalurkan
oleh bank-bank umum kepada nasabahnya. Hal ini dimaksudkan agar kredit
yang disalurkan betul-betul efektif dan produktif.
5) Himbauan moral (Moral Suassion) agar seluruh pelaku moneter dapat mentaati
segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah / bank sentral.

6. Uang diibaratkan sebagai bensin dalam perekonomian, sementara inflasi ibarat apinya
perekonomian sedangkan bank ibarat jantungnya perekonomian.
a. Jelaskan perbedaan yang mendasar dari teori kuantitas uang klasik, teori neo klasik
dan teori Keynes tentang uang.
Jawaban :
Teori Kuantitas Uang Neo Klasik (Pendekatan Versi Income)
Konsep-konsep teori kuantitas masa lalu memiliki beberapa kelemahan, terutama
yang berhubungan dengan konsep transaksi (T) dan tingkat harga (P). Transaksi (T)
adalah semua kegiatan perekonomian pada suatu periode tertentu, sedangkan harga
(P) adalah rata-rata harga dari semua transaksi yang telah berlangsung. Kedua konsep
tersebut sulit diukur dalam masyarakat.
Kelemahan lain adalah ambiguity (makna ganda) yang terdapat dalam konsep
transaksi tentang apa-apa saja yang seharusnya masuk dalam variabel transaksi.
Selama ini yang tercakup dalam konsep T adalah semua transaksi yang terjadi dalam
suatu periode. Jadi komoditi yang diperjualbelikan tiga kali dalam suatu periode, akan
dimasukkan sebanyak tiga kali dalam perhitungan transaksi. Di lain pihak, komoditi
yang telah diproduksi tapi belum laku dijual, tidak dimasukkan dalam perhitungan
transaksi.
Pendekatan versi income dalam teori kuantitas mengatasi masalah-masalah
tersebut. Teori ini dikembangkan oleh Milton Friedman sebagai salah seorang
penganut aliran neo klasik. Versi pendapatan ini mengganti konsep transaksi dengan
konsep pendapatan riil. Versi pendapatan dapat dirumuskan dalam model berikut :
M = k. Y ………………………….………………………..….......................…….. 13.9
Dimana Y = P. y, sehingga :
M = k. P. y ……………………………….……….……………………….......…….. 13.10
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional dalam nilai nominal.
P = Indeks harga implisit yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional
dalam nilai riil.
y = Pendapatan nasional dalam nilai riil.

Di sini notasi dianggap konstan k menunjukkan porsi pendapatan nominal yang


dipegang oleh masyarakat dalam bentuk uang (keseimbangan tunai). Jadi versi
income ini relatif mudah diukur karena batas-batas yang hendak diukur tampak jelas.
Versi income lebih unggul dibanding versi transaksi. Dalam konsep transaksi semua
transaksi yang terjadi pada suatu periode dimasukkan dalam perhitungan sehingga
kemungkinan suatu komoditi masuk dalam perhitungan lebih dari satu kali selalu ada.
Sementara versi pendapatan hanya memasukkan nilai tambah bersih dari setiap
transaksi yang terjadi pada setiap periode.

Hubungan Antar Sektor Menurut Teori Uang Keynes


Pada dasarnya teori Keynes membahas hubungan antara sektor riil dengan sektor
moneter yang ditunjukkan melalui hubungan-hubungan sebagai berikut:
a. Jumlah penawaran uang beredar dan jumlah permintaan uang dalam masyarakat
menentukan tingkat bunga yang berlaku.
b. Tingkat bunga yang berlaku menentukan tingkat investasi masyarakat.
c. Tingkat investasi bersama-sama faktor penentu pendapatan lainnya akan
menentukan tingkat pendapatan.
Di sini terlihat bahwa dalam teori Keynes, ada kaitan antara sektor moneter dengan
sektor riil melalui variabel tingkat bunga. Uraian lebih lengkap dapat di lihat pada slide
10 – 16 di atas.
Di mana fungsi permintaan uang (L) merupakan fungsi positif terhadap
tingkat pendapatan dan fungsi negatif terhadap tingkat bunga pasar.

b. Jelaskan mengapa inflasi di Indonesia lebih tinggi dibanding inflasi di negara-negara


ASEAN lainnya, menurut anda apa faktor penyebab tingginya inflasi di Indonesia?
Jawaban :
1. Tingginya Permintaan
Kenaikan harga-harga (inflasi) ini disebabkan karena ketersediaan barang yang tidak
sepadan dengan tingginya permintaan.Biasanya karena stok barang menipis dan permintaan
sangat tinggi, maka stok barang tersedia mengalami kenaikan harga. Begitupun di bidang
jasa, jika ada pembatasan kuota penggunaan jasa maka akan terjadi kenaikan harga.
2. Meningkatnya Biaya Produksi (cost pust inflation)
Apabila sektor produksi naik seperti bahan baku atau upah pegawai, maka produsen akan
menaikan harga supaya pendapatan keuntungan dan kegiatan produksi bisa berlanjut terus
dalam jangka panjang.
3. Jumlah Uang yang Beredar
Peredaran uang yang tinggi di masyarakat juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi. Hal ini
dikarenakan ketika jumlah uang di masyarakat meningkat, maka harga barang akan ikut
mengalami kenaikan. Semakin meningkat daya beli masyarakat saat stok barang menipis,
maka harga barang otomatis akan ikut naik.

c. Bagaimana peranan bank umum dan bank sentral dalam mempengaruhi tingkat inflasi,
dan sebutkan minimal 3 (tiga) fungsi-fungsi pokok bank sentral maupun bank umum.
Jawaban :
Bank Umum :
 Menghimpun dana dari masyarakat
 Menyalurkan dana kepada masyarakat
 Menyediakan layanan jasa bank
 Mendukung kelancaran transaksi internasional
 Sarana investasi

Bank Sentral :

Fungsi utama Bank Sentral adalah menetapkan dan mengatur kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran pembayaran, serta mengatur dan melakukan pengawasan terhadap bank
umum.

Anda mungkin juga menyukai