Anda di halaman 1dari 3

4 Sifat Nabi: Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan 

Tabligh
Posted on Oktober 24, 2011 by Admin
 
 
 
 
 
 
303 Votes

ً ۭ ‫وا ٱهَّلل َ َوٱ ْل َي ْو َم ٱلْ َءاخ َِر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكث‬


‫ِيرا‬ َ ‫ول ٱهَّلل ِ أ ُ ْس َوةٌ َح‬
۟ ‫س َن ۭ ٌة لِّ َمن َكانَ َي ْر ُج‬ ِ ‫س‬ُ ‫لَّ َقدْ َكانَ َل ُك ْم فِى َر‬
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang
mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [Al Ahzab 21]
Nabi Muhammad memiliki akhlaq dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh karena itu hendaklah kita mempelajari sifat-
sifat Nabi seperti Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Mudah-mudahan dengan memahami sifat-sifat itu, selain
kita bisa terhindar dari mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai Nabi, kita juga bisa meniru sifat-sifat Nabi
sehingga kita juga jadi orang yang mulia.

Shiddiq
Shiddiq artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan dengan
ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun
perbuatannya berbeda dengan ucapannya.
Mustahil Nabi itu bersifat pembohong/kizzib, dusta, dan sebagainya.

‫َو َما َينطِ ُق َع ِن ٱ ْل َه َو ٰ ٓى‬


Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.

َ ‫إِنْ ه َُو إِاَّل َو ْح ۭ ٌى ُي‬


‫وح ٰى‬
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya” [An Najm 4-5]

Amanah
Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa
urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh
penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun
yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang
terpercaya bagimu.” [Al A’raaf 68]
Mustahil Nabi itu khianat terhadap orang yang memberinya amanah.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditawari kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan
tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, beliau menjawab:
”Demi Allah…wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan ku dan bulan di
tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah
memenangkan (Islam) atau aku hancur karena-Nya”……
Meski kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Nabi, namun Nabi tidak gentar dan tetap menjalankan amanah
yang dia terima.
Seorang Muslim harusnya bersikap amanah seperti Nabi.

Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada
yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi.

‫ش ْى ٍء َع ۢدَدً ا‬ َ ‫اط ِب َما َلدَ ْي ِه ْم َوأَ ْح‬


َ َّ ‫ص ٰى ُكل‬ ِ ‫س ٰ َل‬
َ ‫ت َر ِّب ِه ْم َوأَ َح‬ َ ٰ ‫وا ِر‬
۟ ‫لِّ َي ْع َل َم أَن َقدْ أَ ْب َل ُغ‬
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya,
sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.” [Al Jin 28]
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
karena telah datang seorang buta kepadanya” [‘Abasa 1-2]
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.80:1 turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta
yang datang kepada Rasulullah saw. sambil berkata: “Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah.” Pada waktu itu
Rasulullah saw. sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling
daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya
katakan ini mengganggu tuan?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” Ayat ini (S.80:1-10) turun sebagai teguran atas
perbuatan Rasulullah saw.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang
bersumber dari Anas.)
Sebetulnya apa yang dilakukan Nabi itu menurut standar umum adalah hal yang wajar. Saat sedang berbicara di
depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk standar Nabi, itu
tidak cukup. Oleh karena itulah Allah menegurnya.
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad tetap menyampaikannya kepada kita.
Itulah sifat seorang Nabi.
Tidak mungkin Nabi itu Kitman atau menyembunyikan wahyu.

Fathonah
Artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an kemudian
menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam.
Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Apalagi Nabi mampu mengatur ummatnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling
perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam 1 negara yang besar yang
dalam 100 tahun melebihi luas Eropa.
Itu semua membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Silahkan baca juga:
Nabi Muhammad Manusia Paling Sempurna di Dunia
Referensi:
http://matengkol.multiply.com/journal/item/1174/MATAHARI_BULAN…
http://ms.wikipedia.org/wiki/Iman
Meneladani Empat Sifat Rasulullah
Ujih Saputra S. Pd. I
Yayasan Syamsul Ulum Keradenan Cibinong – Bogor
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin jamaah masjid At Taqwa yang berbahagia, didalam kesempatan yang berharga dan di tempat yang mulia ini,
marilah terlebih dahulu kita fokuskan fikir dan zikir kita kehadirat Allah SWT seraya memanjatkan puja dan puji
syukur kehadirat-Nya atas semua nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita semua. Dengan nikmat-nikmat
tersebut kita masih diberi kesempatan untuk manjalankan aktifitas sebagaimana mestinya baik duniawi maupun
ukhrowi. Shalawat serta salam semoga tersampaikan kepada Nabi akhirul zaman, insan yang paling mulia
akhlaqnya, yaitu Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk orang-orang yang akan memperoleh syafaatnya di
Yaumulakhir nanti.
Nabi Muhammad merupakan satu sosok figur yang sangat mempesona, sopan dalam bertutur kata, jujur manakala ia
bicara sepanjang hayatnya, tidak pernah berdusta serta luhur budi pekertinya. Hal inilah yang membuat kita
terkagum-kagum kepada beliau bahkan dari dulu sampai saat ini semua orang di penjuru dunia mengagumi profil
beliau mengingat Nabi Muhammad SAW memiliki integritas kepribadian yang sangat luar biasa. Beliau mempunyai
perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan
atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik
kepada siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika Allah SWT memberikan predikat dalam Al Qur’an kepada beliau sebagai “wainnakkka la’alla
hukukin aaadzhim” yaitu Nabi Muhammad adalah manusia yang memiliki akhlak yang paling agung.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Ayat ini menegaskan bahwasanya telah ada pada diri Rasulullah suatu uswah dan qudwah bagi kita selaku umatnya.
Oleh karenanya marilah kita tata kembali komitmen ketaqwaan kita untuk lebih menghayati dan
mengimplementasikan uswah dan qudwah rasulullah dalam menapaki kehidupan sehari-hari.
Hal yang paling mendasar yang dapat diteladani dari Rasulullah SAW itu meliputi 4 sifat yaitu sidik, amanah, tabligh
dan fathonah.
Yang pertama “sidik”, memiliki pengertian bahwa Rasulullah SAW selalu benar (jujur) dalam ucapannya. Kebenaran
ucapan ini dilakukan bukan hanya setelah beliau diangkat jadi nabi dan rasul, namun jauh sebelum itu semenjak
masa kanak-kanak beliau tidak pernah berbohong sehingga mendapat gelar AL-AMIN. Segala sesuatu yang
diucapkan oleh Rasul tidak pernah punya tendensi pribadi atau didasari oleh interest pribadi atau emosional pribadi,
tetapi semua yang diucapkan oleh beliau didasari atas panduan wahyu dari Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Allah
dalam surat An Najm ayat 4-5 bahwa tidak ada yang diucapkan oleh Muhammad berdasarkan hawa nafsunya, tetapi
apa yang diucapkan semata-ata didasari atas wahyu dari Allah SWT.
4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
Oleh sebab itu marilah kita selalu umatnya meneladani sifat sidik beliau.
Yang kedua, ” amanah” (yang dapat dipercaya), mempunyai pengertian bahwa Nabi Muhammad SAW selalu
menjaga amanah yang diembannya. Tidak pernah menggunakan wewenang dan otoritasnya sebagai nabi dan rasul
atau sebagai pemimpin bangsa Arab untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan keluarganya, namun yang
dilakukan beliau semata untuk kepentingan Islam dan ajaran Allah. Sebagai contoh bahwa beliau sangat amanah
dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa salah seorang sahabat beliau yang bernama Abu Thalhah pernah
memberikan sebidang tanah yang subur kepada beliau tapi beliau tidak menggunakan tanah itu dengan seenaknya,
tetapi beliau mencari sanak saudara Abu Thalhah yang berkehidupan kurang layak dan memberikan tanah itu untuk
mereka, supaya taraf perekonomian mereka meningkat. Marilah kita selaku umatnya untuk berusaha menjadi orang
yang amanah.
Yang ketiga, ” Tabligh”, sifat ini mempunyai pengertian bahwa rasulullah selalu menyampaikan segala sesuatu yang
diwahyukan Allah kepadanya meskipun terkadang ada ayat yang substansinya menyindir beliau seperti yang tersurat
dalam surat Abbasa, dimana Rasulullah mendapat teguran langsung dari Allah pada saat rasulullah memalingkan
mukanya dari Abdullah Ummu Maktum yang meminta diajarkan suatu perkara  sama sekali tidak disembunyikan oleh
beliau. Beliaupun tidak merasa kawatir reputasinya akan rusak dengan sindiran Allah tersebut, justru sebaliknya para
sahabat tambah meyakini akan kerasulan beliau. Marilah kita teladani sifat tabligh ini.
Yang keempat, ” Fatonah” (cerdas, intelek) adalah suatu keniscayaan untuk para nabi dan rasul karena tidak
mungkin Rasulullah bisa menyampaikan wahyu yang berupa al Qur’an yang sedemikian banyaknya hingga
mencapai 6.666 ayat dan 323.670 huruf tanpa ada yang salah dan keliru satupun. Jika beliau tidak mempunyai
fondasi intelektual yang tinggi hal itu mustahil terjadi. Kecerdasan Rasulullah tidak hanya intelektual semata tetapi
juga cerdas dari segi emosional dan spiritual. Marilah kita teladani sifat fatonah Rasulullah ini.
Hadirin rahimakumullah,
Marilah keempat sifat Rasulullah ini kita implementasikan dalam kehidupan kita sebagai perwujudan cinta dan
mahabbah kita kepada Rasulullah dan semoga kita menjadi golongan orang yang mendapat predikat fidunya
hasanah wafil akhiroti hasanah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai