Anda di halaman 1dari 13

ABSTRAK

Mikrokontroler merupakan suatu system rangkaian Mikroprosesor yang terdiri atas CPU, Memori Internal,
Rangkaian Detak Internal dan Terminal I/O. Seluruh bagian sistem tersebut terpadu dalam satu keping tunggal.
Untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari mikrokontroler diperlukan pengembangan dalam
penerapannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberdayakan semua bagian sistem mikrokontroler atau dengan
memperluas bidang aplikasinya.
Tugas akhir ini memanfaatkan mikrokontroler sebagai kontrol automatis pada Fin Stabilizer yang terdapat
pada kapal perang tipe FPB-57. Sampai saat ini kontrol untuk mengatur besarnya sudut gerakan Fin yang beracuan
pada kecepatan kapal masih dilakukan secara manual oleh anggota personil kapal. Dimana hal ini kadang kala
dapat mengakibatkan kerusakan pada system hidrolik Fin Stabilizer dikarenakan pada saat kapal mengurangi
ataupun menambah kecepatan atau berhenti anggota personil kapal tersebut lupa mengurangi kontrol untuk
mengatur besarnya sudut kayuhan dari Fin Stabilizer, sehingga berakibat gerak oleng kapal makin besar, bahkan
terkadang system hidroliknya menjadi macet atau rusak. Dengan tugas akhir ini diharapkan dapat menambah
perbendaharaan aplikasi mikrokontroler dan dapat mengurangi kerusakan alat pada kapal kapal perang yang
diakibatkan oleh kesalahan personil.
Mikrokontroler yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah MC68HC11F1. Sedangkan alat yang
dikendalikan adalah kontrol skala besarnya sudut kayuhan Fin Stabilizer pada kapal perang tipe FPB-57.

I. PENDAHULUAN menyesuaikan kecepatan kapal dengan sudut yang


dibentuk oleh fin stabilizer. Hal ini disebabkan karena
sistem yang dipakai untuk penyesuaian pembentukan
A. LATAR BELAKANG sudut fin dengan kecepatan gerak dari kapal masih
Meningkatnya Ilmu Pengetahuan dan secara manual, sehingga perlu diadakan
Teknologi menyebabakan setiap orang ingin penyempurnaan pada bagian switch yang sebelumnya
mendapatkan ilmu yang dapat membuat cara bekerja bekerja secara manual menjadi automatis. Hal ini
menjadi lebih efisien sehingga akan mendapatkan dilakukan untuk mengatasi kesalahan yang dapat
suatu hasil kerja yang maksimal. Demikian juga menyebabkan kerusakan tersebut, dimana sistem yang
dengan personil TNI-AL yang sebagian besar bekerja secara automatis ini dapat secara langsung
personilnya berada diatas kapal dalam melaksanakan membentuk sudut Fin Stabilizer yang sesuai dengan
tugas kerja kesehariannya. Tentunya kondisi ini kecepatan kapal yaitu dengan menggunakan data dari
memerlukan suatu suasana yang nyaman karena speed log sebagai referensinya.
banyak sekali gangguan seperti salah satunya gerak
oleng dari kapal itu sendiri yang disebabkan oleh B. TUJUAN
ombak, angin, arus air laut dan lain sebagainya. Faktor Merancang dan mendesain sebuah alat yang
ini secara tidak langsung menghambat kelancaran dapat membuat Fin Stabilizer bekerja secara automatis
aktifitas kerja para awak kapal dan dapat membuat dalam membentuk sudut fin yang sesuai dengan
moril awak kapal menjadi turun sehingga tingkat kerja kecepatan dari kapal, dimana data di speed log dapat
dari awak kapal tidak maksimal. Untuk menghilangkan digunakan sebagai referensi dalam bekerjanya alat
gangguan tersebut telah diciptakan suatu alat yang tersebut. Dengan sudah disempurnakannya alat ini
dapat membuat kondisi kapal menjadi lebih stabil diharapkan kesalahan-kesalahan yang terjadi selama
terhadap gangguan-gangguan dari faktor alam tersebut, ini dapat dikurangi dan biaya yang dikeluarkan untuk
yaitu Fin Stabilizer. perbaikan yang disebabkan kelalaian awak kapal
Fin Stabilizer pada sebuah kapal digunakan selama ini dapat ditekan.
untuk meredam gerakan oleng dari badan kapal yang
diakibatkan oleh ombak, angin dan arus air laut dengan C. PEMBATASAN MASALAH
cara membangkitkan torsi di sekitar sumbu roll (oleng) Pembahasan dan penulisan tugas akhir ini
yang sebanding dengan arah kebalikan dari gerakan penulis batasi dengan maksud mempersempit lingkup
oleng yang diterima oleh badan kapal. Fin Stabilizer permasalahan serta menghindari penyimpangan dari
yang digunakan pada kapal perang tipe FPB-57 pokok permasalahan sehingga sesuai dengan judul dari
sekarang ini sering mengalami kerusakan pada bagian tugas akhir ini. Adapun pembatasan itu adalah hanya
power supply dan sistem hidroliknya karena sebatas pembuatan alat kontrol automatis bagi
keterlambatan dalam pemindahan switch untuk pembentukan besarnya sudut fin stabilizer dengan data
masukan dari speed log dengan menggunakan
PORT
mikrokontroler MC68HC11. ROLL

Lift
FinLift Fin
Lift

II. DASAR TEORI

A. Fin Stabilizer F Lift

Fin stabilizer adalah suatu peralatan roll Drag Drag


damping system yang dipasang pada lambung kanan Lift
F
dan kiri kapal bagian bawah yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan kapal pada saat kapal berada
di atas air dan bekerjanya berdasarkan prinsip Gambar 2.1 Posisi Fin Stabilizer Pada Kapal
pengontrolan posisi fin. Peralatan ini dimaksudkan
untuk mengurangi pengaruh gerakan roll (oleng) kapal Fin stabilizer terdiri dari bagian-bagian besar sebagai
yang disebabkan gelombang air laut. Tujuan dipasang berikut :
fin stabilizer adalah untuk memberikan kenyamanan 1. Control Panel : Suatu panel yang terdiri dari saklar
bagi penumpang atau ABK (Anak Buah Kapal) dan dan indikator yang sebenarnya merupakan bagian
keamanan peralatan didalamnya serta peningkatan pemberi sinyal acuan atau referensi.
akurasi sistem senjata pada kapal perang. Terutama 2. Gyro panel unit : Merupakan bagian dari sistem
pada kapal perang jenis kapal cepat dan tipe patroli, fin stabilizer yang berfungsi sebagai pembangkit
dimana kapal-kapal tipe ini memiliki berat yang ringan sinyal pengendali finstabilizer.
karena sebagian dari badan kapal terbuat dari logam Gyro Panel Unit mempunyai tiga bagian pokok
aluminium agar memungkinkan kapal dapat bergerak yaitu :
lebih cepat dan lebih lincah. Berbeda dengan kapal- a. Roll rate sensing gyro dan damped position
kapal dengan tipe combaten atau fregat yang memiliki pendulum yang berfungsi mendeteksi setiap
ukuran yang lebih besar dan badan kapal seluruhnya gerakan oleng(rolling) kapal.
terbuat dari logam baja yang tebal. b. Summing amplifier, Unit ini menerima sinyal
Fin stabilizer bekerja berdasarkan kecepatan dari roll rate sensing gyro dan damped position
kapal, dan amplitudo oleng kapal. Apabila kecepatan pendulum untuk kemudian dijumlahkan setelah
kapal rendah maka posisi fin stabilizer mempunyai melalui penkondisian sinyal terlebih dahulu.
sudut yang lebar dan apabila kecepatan kapal tinggi c. Fin control assy, merupakan unit pengendali
maka posisi sudut fin stabilizer harus kecil. Pada saat gerakan fin stabilizer.
amplitudo oleng kapal tinggi maka sudut fin stabilizer
akan besar dan bila amplitudo oleng kapal rendah 3. Sistem hidraulik : Gerakan kedua fin dikendalikan
maka sudut fin stabilizer juga harus kecil. Amplitudo oleh tekanan hidraulik yang dihasilkan oleh power
oleng kapal selalu berubah-ubah sehingga sudut fin pack assembly.
stabilizer juga harus berubah mengikuti perubahan 4. Fin : Terdapat dua buah fin, masing-masing
keduanya. Untuk mengatur besarnya sudut fin dipasang pada lambung kiri dan kanan kapal. Luas
stabilizer berdasarkan kecepatan kapal digunakan permukaannya sekitar 1,44 meter persegi. Fin
speed control switch pada control panel. Data dibuat dari bahan baja berbentuk trapesium yang
amplitudo dan periode oleng kapal dihasilkan oleh rate didasarkan atas pertimbangan hidrodinamik.
gyro yang terintegrasi langsung dengan sistem hidrolik 5. Unit feed back : Terdiri dari sebuah unit yang
dan mekanik dari fin stabilizer. berisikan transmitter dan potensio meter yang
Posisi fin stabilizer dan pergerakannya pada digerakkan oleh sebuah tuas. Tuas ini
badan kapal dapat dilihat pada gambar 2.1. dibawah menghubungkan unit tersebut dengan poros fin,
ini. sehingga transmitter beserta potensionya akan
bergerak sesuai gerakan/putaran poros fin. Unit ini
akan mengirimkan posisi sudut fin ke control panel
dan juga mengirimkan sinyal feedback ke control
unit.
Secara umum sistem fin stabilizer dapat dilihat pada C. Kontrol Fin Stabilizer Secara Automatis
gambar 2.2. di bawah ini. Dengan sistim kontrol automatis maka tugas
personil kapal dalam menangani posisi switch kontrol
dari fin stabilizer menjadi lebih ringan bahkan bisa
dirangkap oleh juru mudi kapal, karena alat ini akan
dipasang pada bagian Control Panel ( dekat dengan
kemudi kapal ). Switch kontrol automatis ini akan
mengatur besarnya sudut maksimum kayuhan dari fin
secara automatis dengan masukan dari data kecepatan
kapal.
Pada alat kontrol automatis ini akan digunakan
mikrokontroler MC68HC11F1 sebagai alat
pengontrolnya. Sedangkan pada permodelannya sistim
mekanik dari fin stabilizer dan data kecepatan kapal
(speed log) ini akan digantikan dengan komponen lain,
Gambar 2.2 Diagram blok Fin Stabilizer namun prinsip kerja dari alat pengontrol automatis ini
akan tetap seperti aslinya.
Besar kecilnya gerakan oleng dari kapal selain Sistim mekanik dari fin stabilizer akan diganti
dipengaruhi oleh alam juga dipengaruhi kecepatan dari dengan menggunakan motor stepper yang besar sudut
kapal tersebut. Umumnya pada kondisi alam normal, geraknya akan disesuaikan dengan besarnya sudut
makin besar kecepatan gerak dari kapal, gerakan oleng gerak dari fin kapal. Sedangkan untuk speed log akan
dari kapal pun akan semakin kecil dan lunas dari kapal digantikan dengan rangkaian potensiometer yang
akan sedikit terangkat. Sehingga gerakan yang dihubungkan dengan Port ADC dari mikrokontroler
dihasilkan dari Fin pun hanya akan membutuhkan MC68HC11F1.
sudut yang kecil pula.
Dikarenakan hal inilah maka besar/kecilnya D. Sistem Mikrokontroler
sudut gerak maksimum dari Fin kita atur berdasarkan
Mikrokontroler merupakan sebuah piranti yang
kecepatan gerak dari kapal tersebut. Alat pengatur
dapat menjalankan perintah- perintah yang diberikan
besar/kecil nya gerakan Fin dapat kita temukan pada
kepadanya dalam bentuk baris-baris program yang
Control Panel, yaitu dengan mengatur skala dari Speed
1-4. Pengaturan skala Speed dapat kita lihat dari tabel dibuat untuk pekerjaan tertentu.
2.1 di bawah ini : Peralatan
Bus Data
Input
Tabel 2.1 Tabel Kontrol Kecepatan

Port Memory
CPU
I/O RAM & ROM
CTRL CTRL

Peralatan
Bus Alamat
Output

Gambar 2.3 Blok diagram mikrokontroler


Program dalam hal ini adalah kumpulan
B. Kontrol Fin Stabilizer Secara Manual perintah yang diberikan pada sistem mikrokontroler,
Pada saat ini pengontrolan besarnya sudut yang kemudian diolah oleh sistem tersebut untuk
kayuhan fin yang diatur berdasarkan atas data dari melaksanakan pekerjaan tertentu.
kecepatan kapal, masih dilakukan secara manual oleh Mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian
personil kapal. Pengaturan switch position secara seperti pada Gambar 2.3 yaitu bagian memori, bagian
manual inilah yang kadang kala menyebabkan pemroses utama (CPU), dan bagian masukan/keluaran
kerusakan pada sistem hidrolik dari fin, sehingga harus (I/O). Bagian pemroses utama (CPU/Central
dilakukan pengesetan ulang pada sistem tersebut. Processing Unit) merupakan bagian utama dari suatu
Dimana untuk pengesetan harus dilaksanakan di sistem mikrokontroler. CPU berisi rangkaian
perairan yang airnya tenang ( seperti di pangkalan ) pengontrol, register-register, dan ALU (Arithmetic
agar dapat menghasilkan posisi fin pada posisi tengah Logic Unit) yaitu bagian yang bertugas melakukan
yang sempurna atau baik. proses aritmetika dan logika.
Bagian memori terdiri dari ROM (Read Only SCI (Serial Comunication Interface), melalui
Memory), yaitu memori yang hanya dapat dibaca, interface ini suatu Mikrokontroler Unit (MCU) dapat
RAM (Random Acces Memory), yaitu memori yang berkomunikasi dengan PC, sedangkan untuk keperluan
dapat dibaca dan ditulis secara acak. Memori komunikasi dengan MCU yang lain dapat digunakan
digunakan untuk menyimpan semua program yang serial interface yang lebih cepat yaitu : SPI (Serial
akan dieksekusi, data yang akan diproses, dan data Periphheral Interface).
hasil proses. Sinyal analog dari luar dapat dirubah menjadi
Bagian I/O (masukan/keluaran) dari sistem sinyal digital melalui 8 bit Port Analog to Digital
mikrokontroler adalah bagian yang menghubungkan Converter (ADC) untuk diproses di dalam
mikrokontroler dengan luar sistem. Mikrokontroler CPU.Dengan menggunakan refferensi atas (VRH) dan
menerima data dari luar, berupa data dari transduser refferensi bawah (VRL), daerah tegangan analog dapat
ataupun dari keypad melalui bagian masukan (port ditentukan sebagai acuan batas atas sinyal digital (FF)
input) dan akan mengirimkan data keluar yang telah dan batas bawah sinyal digital (00).
diolah melalui bagian keluaran (port output).
Pada suatu mikrokontroler untuk fungsi-fungsi F. Memori Pada Chip
penggunaan yang mudah dan pembuatan program yang Setiap MCU, akan dilengkapi dengan memori
relatif kecil dapat dibangun pada “Single Chip Mode”, yang dapat terdiri dari EPROM, ROM, EEPROM, dan
dengan cara menempatkan program pada EEPROM RAM. Kapasitas dari masing-masing memori
(EPROM) sedangkan data temporernya pada RAM. tergantung dari tipe mikrokontrollnya.
Sedangkan untuk fungsi-fungsi penggunaan yang RAM (Random Acces Memory) yang ada pada
besar, program dan data ditempatkan pada “Extended chip adalah Static Read-Write memori yang digunakan
Mode”. untuk menyimpan variabel dan informasi-informasi
Sistem mikrokontroler pada dasarnya (data) yang bersifat temporary (sementara), karena jika
diprogram dengan bahasa Assembler, tetapi dapat juga power supply dimatikan maka data yang tersimpan
dengan bahasa C, atau Pascal yang kemudian dirubah padanya akan hilang.
kedalam kode-kode mikrokontroler yang sesuai. ROM (Read Only Memory) untuk kebutuhan
Blok Diagram dari mikrokontroler secara MCU yang berjumlah banyak dan sesuai kebutuhan
umum dapat dilihat pada gambar 2.4. penggunaan dari pemesan. Program dapat disimpan di
dalamnya oleh pabrik pembuat mikrokontroler. Setelah
program yang dibuat oleh pabrik sesuai dengan
pesanan dari pemesan, pengguna tidak dapat merubah
isinya dan sangat memungkinkan sekali
mikrokontroler bekerja tanpa tambahan memori
lainnya, sehingga data bus dan address bus dapat
difungsikan sebagai masukan dan keluaran Port.
Program akan tersimpan selamanya dan hanya dapat
dibaca.
Beberapa mikrokontroler keluarga motorola
68HC11 dilengkapi dengan EEPROM (Electrycally
Erasable and Programmable ROM). Program yang
berada di EEPROM dapat dihapus dan ditulis ulang
dengan menggunakan software. Program yang sudah
tersimpan di dalam EEPROM msih tetap ada walaupun
tegangan listriknya dimatikan.
EPROM (Erasable Programmable ROM) .
Gambar 2.4 Blok Diagram Mikrokontroler Program yang telah ditulis pada EPROM dapat
dihapus dengan menggunakan EPROM Eraser (ultra
E. Fungsi Bagian Mikrokontroler : violet) dan cara menulisnya dengan EPROM Writer
Port adalah interface digital yang digunakan yang sudah banyak dijual di pasaran. Program yang
untuk melayani keluar-masuk data. Pada umumnya di telah tersimpan di memori ini tidak dapat hilang
lengkapi dengan register yang digunakan untuk walaupun power supply (catu daya) dimatikan.
mengatur arah data pada masing-masing jalur bit, yang
disebut Data Direction Register (DDR).
G. Hubungan Mikrokontroler dengan External I. Serial Peripheral Interface (SPI)
Memori Serial Peripheral Interface (SPI) adalah salah
Seperti telah disebutkan di awal, bahwa untuk satu subsistem komunikasi serial mandiri yang terdapat
aplikasi yang sederhana (programnya sedikit) pada suatu mikrokontroler. SPI digunakan sebagai
mikrokontroler dapat beroperasi tanpa harus ditambah sarana untuk komunikasi antara MCU
memori dari luar. Pada kejadian bahwa intern memori (Microcontroller Unit) dengan peralatan lainnya yang
(On Chip Memory) tidak cukup untuk aplikasi tertentu akan kita gunakan. . Peralatan-peralatan yang dapat
(program besar), maka di butuhkan extern memori. digunakan melaui SPI mulai dari peralatan seperti
Hubungan ini dapat dilihat pada gambar 2.5 dibawah transistor-transistor logic sampai dengan peralatan-
ini. peralatan yang cukup kompleks seperti kontrol
pengatur LCD (Liquid Crystal Diode).
ROM (EPROM) RAM

Data Bus
J. Motor Stepper
Pada dasarnya motor stepper adalah hampir
Address Bus
sama dengan motor DC. Kegunaannya yaitu untuk
Controlled
M68HC11
Control Bus mengubah energi listrik yang diterima menjadi energi
mekanik
Penghantar port I/O
Pengalih A/D
Timer, Counter, PWM
Konstruksi dari motor ini adalah :
1. Batang magnet permanen yang berputar disebut
Interface
RS-232
Ke PC rotor.
2. Bagian dari motor yang tidak bergerak disebut
stator.
Gambar 2.5 Sistem Kontrol M68HC11
3. Celah udara adalah ruangan yang ada diantara rotor
Melalui 8 bit Bidirectional Data Bus data dari dan stator.
mikrokontroler ditulis/disimpan di memori (write) atau
sebaliknya data yang berada memori (RAM, EPROM) Pengaturan motor stepper meliputi arah putar
dibaca (read) oleh mikrokontroler. Mikrokontroler dan kecepatan putar. Step atau langkah untuk motor
melalui Adress Bus menetukan ke alamat berapa pada stepper dapat diatur sedemikian sehingga didapatkan
memori data harus ditulis dan dari alamat berapa pada arah putaran yang dikehendaki. Kecepatan putar
memori data akan dibaca. Melalui 16 bit Adress Bus ditentukan oleh kecepatan pulsa yang diberikan pada
mikrokontroler dapat menunjuk 216= 65.536 alamat kutub motor stepper, sedangkan arahnya ditentukan
memori. dengan urutan pemberian pulsa pada kutub motor
Melalui jalur read/write pada control bus, stepper. Prinsip yang digunakan adalah kemagnetan
mikrokontroler menentukan arah aliran data pada data yang ditimbulkan oleh adanya arus pada kumparan.
bus dan melalui jalur RESET mikrokontroler dapat Gigi-gigi magnet pada rotor dapat berupa kutub utara
mengendalikan seluruh sistem untuk melaksanakan atau kutub selatan. Kemagnetan yang terjadi
program dari awal. ditimbulkan dengan memberi arus pada kumparan
Dengan E-Clock (sistem detak) beberapa secara berurutan sehingga mengakibatkan motor
proses yang berbeda dapat disinkronkan. Frekuensi stepper bergerak satu step. Jika pemberian tegangan
dari E-Clock adalah ¼ dari frekuensi Quartz. dilanjutkan ke kumparan berikutnya maka motor akan
Melalui RS 232 memungkinkan mikrokontroler berputar sesuai dengan jumlah step yang diberikan.
berkomunikasi dengan PC. Bntuk sinyal pulsa yang diberikan pada sebuah motor
stepper dapat dilihat pada gambar 2.6.
H. Analog to Digital Converter (ADC)
Analog to Digital Converter adalah sebuah
rangkaian yang berfunsi untuk merubah suatu sinyal
listrik analog menjadi sinyal digital. Pada
mikrokontroler MC68HC11 kita tidak perlu lagi untuk
membuat suatu rangkaian ADC untuk mengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital. Karena pada
sistem minimum mikrokontroler tersebut sudah
terdapat rangkaian pengubah sinyal analog ke digital. Gambar 2.6 Clock dari motor stepper
K. Relay Untuk itu perlu dibuat pengkategorian speed
Relay merupakan saklar electromagnet. Jika range, sehingga diketahui untuk kecepatan berapa
ada arus mengalir di dalam kumparan, inti besi akan kontrol fin pada posisi 1, 2, 3 atau 4.
menjadi magnet. Maka jangkar yang terbuat dari besi Tabel 2.2 Speed Range Kapal
lunak ditarik, dan bergerak mengguling pada engsel.
Karena itu relay semacam ini dinamakan relay guling.
Relay dapat berguling, kalau gaya magnet dapat
mengalahkan gaya pegas yang melawannya. Maka
kontakpun akan menutup.

Sehingga dari tabel 2.2 kita dapat


L. Liquid Crystal Display (LCD)
menyusun suatu nilai kecepatan ambang (Speed
Modul display LCD dibuat dalam bentuk
Treshold) dari kapal untuk menetukan posisi switch
pengontrol LSI, dimana pengontrol ini mempunyai dua
lock dari fin yang terdapat pada control panel fin
register masing-masing 8-bit, yaitu Instruction
stabilizer di anjungan kapal.
Register (IR) dan Data Register (DR). IR menyimpan
kode-kode instruksi yang berupa : bersihkan layar, Tabel 2.3 Speed Treshold Kapal
geser kursor, kursor kembali, kontrol display ON/OFF
dan alamat informasi untuk Display Data RAM
(DDRAM) dan Character Generator (CGRAM). IR
hanya dapat ditulis dari MPU. Register data (DR)
kadang kala menyimpan data yang akan ditulis atau
dibaca dari DDRAM atau CGRAM. Ketika alamat
informasi ditulis dalam IR, data disimpan kedalam DR Penunjukan data kecepatan kapal oleh speed
dari DDRAM atau CGRAM. Dengan menggunakan log di anjungan yang sudah berupa data digital akan
sinyal Register Selector (RS), dua register ini dapat menjadi patokan untuk mengatur kontrol posisi fin
diseleksi. pada control panel. Berdasarkan tabel 2.3 di dapat
suatu diagram alir yang dapat dilihat pada gambar 2.4.
Tampilan dan Blok diagram LCD
Start
LCD ini apabila dilihat dari atas seperti gambar 1
dan blok diagramnya seperti gambar 2.7 .LCD ini
mempunyai 16 pena input, yang dihubungkan dengan SpADR ADC

mikroprosesor atau mikrokontroler.

Tidak
SpADR > SpTh 1 Sw Lock 1

Ya

Tidak
SpADR > SpTh 2 Sw Lock 2

Ya

Tidak
Gambar 2.7 Gambar Blok diagram LCD SpADR > SpTh 3 Sw Lock 3

M. Speed Range Fin Stabilizer Ya

Besarnya sudut kayuhan fin stabilizer Sw Lock 4

ditentukan berdasarkan masukan dari Speed log (alat


ukur kecepatan kapal). Makin besar kecepatan kapal 1
maka sudut yang maksimal dari kayuhan fin semakin
kecil, begitu pula sebaliknya makin lambat kecepatan Gambar 2.4 Diagram Alir Kontrol Fin Stabilizer
kapal tersebut maka makin besar sudut maksimal
kayuhan dari fin.
III. PERANCANGAN ALAT 6. Untuk keperluan serta fungsi-fungsi yang besar
maka program dan data dapat ditempatkan pada
A. Permodelan Fin Stabilizer eksternal memori, sehingga untuk keperluan
Dalam tugas akhir ini hanya berupa tersebut mikrokontroler dioperasikan pada
permodelan dari automatis kontrol fin stabilizer pada Extended Mode. Pada mode ini perludibentuk
kapal perang tipe FPB-57, sedangkan pada address bus dan data bus dari beberapa port untuk
penerapannya masih diperlukan beberapa komponen keperluan Extended Mode.
lain sehingga sistem dapat bekerja dengan baik. 7. Terdapat Timer 16 bit yang memiliki 3 jalur Input
Namun untuk prinsip kerja dari alat ini adalah sama. Capture (IC), 4 jalur Output Compare (OC), dan 1
Karena pada permodelannya data masukan dari speed jalur yang dapat berfungsi sebagai IC maupun OC
log akan diganti dengan potensiometer yang dan juga interupsi real time.
diintegrasikan kedalam rangkaian Analog to Digital 8. Memiliki Subsistem akumulator pulsa 8 bit yang
Converter (ADC) yang dimiliki oleh sistem minimum dapat digunakan untuk melakukan hitungan
mikrokontroler MC68HC11F1. Dimana untuk kejadian luar (external event counter) atau
tampilan kecepatan dari kapal akan ditampilkan pada mengukur perioda pulsa.
layar LCD. Begitu juga untuk sistem mekanis dan 9. Dilengkapi dengan rangkaian untuk memonitor
elektronis dari fin akan diwujudkan dalam motor kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam sistem
stepper. Gambar 3.1 adalah konfigurasi model itu sendiri seperti : COP (Computer Operating
automatis kontrol dari fin stabilizer. Properly) adalah sistem pengawas yang
melindungi kegagalan perangkat lunak, sistem
pengawas clock yang membangkitkan sistem reset
bila clock pada MCU mengalami gangguan ,
Rangkaian pendeteksi bahasa mesin yang tak
dikenal (Illegal Opcode Detector) yang
menghasilkan sebuah NMI (Non Maskable
Interupt) bila terdapat suatu perintah dalam bahasa
mesin yang tak dikenal.

C. Internal Register MC68HC11F1


MC68HC11F1 memiliki tujuh macam register
yang dapat dipergunakan dalam proses akuisisi data,
Gambar 3.1 Diagram blok permodelan sistem automatis fin yaitu : Akumulator A,B , Akumulator D (gabungan
stabilizer
antara Akku.A dan Akku.B), Index register X (IX),
B. Mikrokontroler MC68HC11F1 Index register Y (IY), Stack Pointer (SP), Program
Counter (PC), dan Condition Code Register (CCR).
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini
menggunakan mikrokontroler buatan motorola dengan D. Analog to Digital Converter (ADC)
seri MC68HC11F1. Mikrokontroler ini merupakan Mikrokontroler M68HC11F1 dapat melakukan
mikrokontroler 8 bit buatan Motorola yang terbuat dari konversi sinyal analog ke sinyal digital tanpa
bahan semikonduktor tipe HCMOS (Hight memerlukan blok rangkaian terpisah dari sistem
Complementary Metal Oxide Semikonduktor) yang minimum mikrokontroler, karena pada keping chip
mempunyai beberapa peripheral yang terintegrasi mikrokontroler sendiri sudah tersedia fasilitas untuk
dalam single chip (suatu keping tunggal). ADC. Mikrokontroler ini dapat melakukan ADC untuk
Konfigurasi dari mikrokontroler MC68HC11F1 delapan saluran sinyal masukan dan berjenis Succesive
adalah sebagai berikut : Aproximation. Dengan menggunakan rangkaian
1. RAM dengan kapasitas 1 Kbyte. sample dan hold untuk mengurangi kesalahan konversi
2. EEPROM dengan kapasitas 512 byte. karena disebabkan cepatnya perubahan sinyal. ADC
3. Memiliki 16 jalur alamat yang mampu mengakses mempunyai tingkat akurasi hingga satu bit LSB.
memori 216 = 65.535 byte. Pada perancangan alat ini, mode konversi yang
4. Data bus terdiri dari atas 8 line data sehingga dipakai adalah Multiple Channel dengan tipe operasi
mampu memberi fasilitas masukan dan kedua yaitu dengan mengeset bit SCAN dengan 1,
keluaran sebanyak 2 8 = 256 byte. sehingga proses konversi yang terjadi adalah konversi
5. Memiliki peripheral ADC (Analog to Digital berlanjut tanpa memasukkan perintah konversi yang
Converter), SCI (Serial Communication Interface), baru pada register ADCTL.
SPI (Serial to Paralel Interface)
Pengesetan status bit dilakukan 1 kali karena Perancangan ini sangat penting artinya untuk
channel yang digunakan adalah satu buah. Untuk menjalankan dan mengatur sistem kerja alat yang
mengaktifkan input analog AN0 (PE0), Maka status bit dibuat. Dalam membuat perangkat lunak ini
diinisialisasikan sperti pada gambar 3.2. dipergunakan bahasa assembler mikrokontroler
MC68HC11.
Pada dasarnya ada empat buah port yang
digunakan. Sebagai masukan adalah port E. Tranfer
Gambar 3.2 Status bit pada ADCTL data dikeluarkan mikrokontroler untuk mengerjakan
peralatan lain melalui port A, port D dan port G. Port
E. Serial Peripheral Interface (SPI) A yang dipergunakan adalah port A0 – A7 begitu juga
SPI (Serial Peripheral Interface) adalah dengan port G, yang dipergunakan adalah port G0 –
penyedia masukan/keluaran (I/O) untuk transmisi data G7. Port E akan aktif bila diberikan logika rendah atau
dalam bentuk serial blok diagram SPI . Untuk ‘low’. Port E yang digunakan adalah port E0 – E5. Port
memfungsikan SPI pada M68HC11, harus A, D, dan G akan aktif bila diberikan logika tinggi atau
memperhatikan 4 register yang ada, yaitu : SPDR, ‘high’. Port D digunakan sebagai transfer data serial
SPCR, SPSR dan DDRD. dengan menggunakan fasilitas SPI (Serial Peripheral
Interface).
E. Rangkaian RS232 Berikut gambar 3.3 menggambarkan diagram
Fungsi dari modul RS-232 ini adalah untuk alir dari program kontrol automatis fin stabilizer.
menghubungkan sistem minimumMC68HC11F1
dengan peralatan lain yang menggunakan komunikasi START

serial satandar RS-232, misalnya komputer.


Bandingkan Data
INISIALISASI DATA
DIRECTION A

F. Rangkaian Motor Stepper Tidak


Data <= SpTh1 ?
Motor stepper adalah motor yang bekerja INISIALISASI DATA
DIRECTION G
Ya
berdasarkan pulsa. Setiap pulsa akan menggerakkan Nyalakan
Data <= SpTh2 ?
Tidak

rotor ke suatu sudut tertentu. Pada saat suatu rotor Inisialisasi Display LCD
Relay 1

Ya

tertahan pada suatu medan magnet maka rotor akan Atur Posisi Kursor Awal
LCD
Aktifkan
Motor
Nyalakan
Data <= SpTh3 ?
Tidak
Relay 2
diatur posisinya sesuai dengan arah medan magnet. Beri Judul
Stepper

Ya

Pada saat arah medan berubah seiring dengan adanya 1 Tampilkan


Status
Aktifkan
Motor
Nyalakan Nyalakan
Relay 3 Relay 4
pulsa, rotor akan bergerak dengan sudut putar tertentu Set Kontrol ADC Relay Stepper

untuk menyesuaikan diri dengan medan magnet yang Masukan


ADC
Tampilkan
Status
Aktifkan
Motor
Aktifkan
Motor
Relay Stepper Stepper
baru. Pertambahan pergerakan angular dari rotor yang Hasil Masukan : 6

disebabkan oleh satu pulsa disebut sebagai sudut Simpan Data


Tampilkan
Status
Tampilkan
Status
Relay Relay
langkah atau resolusi. Sudut langkah yang
dipergunakan pada motor stepper dalam perancangan Set Kursor

ini adalah sebesar 1,8. Tampilkan Data


di LCD 1

G. Rangkaian Relay
Gambar 3.3 Diagram Alir Kontrol Automatis Fin Stabilizer
Rangkaian relay digunakan untuk
mengaktifkan LED indikator posisi swicth dari fin
stabilizer. Rangkaian ini terdiri dari relay dan transistor IV. HASIL PENGUJIAN
BC-517 sebagai penguat DC. Transistor BC-517
adalah pasangan transistor NPN Darlington yang A. Pengujian Perangkat Keras
terhubung menjadi satu dan terdapat dalam satu rumah Pengujian perangkat keras dilakukan dengan
transistor. terlebih dahulu mengadakan pengukuran tegangan
pada masing-masing sumber rangkaian terpadu.
H. Liquid Crystal Display (LCD) Pengujian sistem dibagi menjadi beberapa modul
Liquid cystal display (LCD) digunakan untuk sehingga akan mamudahkan pengujian
menampilkan informasi data kecepatan kapal serta melokasikannya bila terjadi kesalahan. Modul-modul
mengetahui relay yang aktif (ON) atau tidak aktif tersebut adalah sebagai berikut :
(OFF). 1. Modul sistem minimum MC68HC11F1
2. Modul rangkaian Relay
I. Perancangan Perangkat Lunak 3. Modul tampilan LCD
4. Modul Motor Stepper Pada pengujian ini adalah menguji apakah LCD
5. Potensiometer pada ADC sudah dapat menampilkan tulisan ataupun kata-kata
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan memasukkan
B. Pengujian sistem minimum MC68HC11F1 bahasa program assembler kita dapat menguji apakah
Pengujian ini terbagi atas dua tahapan yaitu tampilan LCD ini sudah dapat bekerja.
pengujian secara kaseluruhan sistem minimum
MC68HC11F1 dan pengujian port-port yang E. Pengujian Rangkaian Motor Stepper
digunakan. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
a. Pengujian Sistem Minimum dengan Buffalo IC ULN2065B sudah bekerja dangan baik. Pada saat
Pengujian system mikrokontroler dilakukan pemberian pulsa dari mikrokontroler untuk gerakan
dengan menggunakan Buffalo (Bit User Fast berputar ke kanan ataupun ke kiri.
Friendly Aid to Logical). Dimana program buffalo Prosedur pengujian motor stepper sebagai
pada mikrokontroler ini menggunakan VEDC berikut :
Lemps System. ● Mengaktifkan mikrokontroler
Komunikasi komputer dengan lemps  Menekan tombol reset pada mikrokontroler
mikrokontroler dilakukan dengan menjalankan  Memasukkan program untuk putaran ke kanan
program VEDC Lemps dari Windows. Jika sistem dan ke kiri
minimum dapat bejalan dengan baik, maka apabila  Mengamati tegangan masukan pada motor
dilakukan reset pada menu terminal akan diperoleh stepper
tampilan program Lemps pada layer komputer
sebagai berikut : G. Pengujian Rangkaian Potensiometer
Pengujian rangkaian potensiometer ini adalah
mengukur besarnya tegangan mikrokontroler pada
ADC yang kemudian dibagi oleh potensiometer yang
lalu kemudian dirubah kedalam sinyal digital oleh
ADC. Adapun proses pengujiannya yaitu dengan
mengukur tegangan masukan dan keluaran pada port E
yang berhubungan dengan ADC. Hasil pengukuran
didapat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil pengukuran tegangan ADC

Gambar 4.1 Tampilan menu buffalo

b. Pengujian Port
Seperti yang telah dijelaskan bahwa port yang
dipergunakan dalam sistem minimum ini adalah
Port A, Port B, Port C, Port D, Port E, dan Port G.
Untuk port B dan port C telah digunakan sebagai
data dan alamat. Pengujian untuk setiap dilakukan
dengan menggunakan I/O test led display.

C. Pengujian Rangkaian Relay


Pada pengujian rangkaian adalah untuk
mengetahuai apakah tegangan maupun komponen
yang digunakan pada rangkaian ini sudah dapat
bekerja sebagaimana yang diharapkan. Dengan
mengatur bahasa program assembler kita dapat
mengatur keluaran sinyal digital dari mikrokontroler Adapun untuk hasil pengukuran tegangan
untuk mengaktifkan relay. masukan adalah tetap sama yaitu sebesar 5,11 V.
Sehingga berdasarkan tabel diatas akan didapatkan
suatu grafik seperti yang terlihat pada gambar 4.2.

D. Pengujian Tampilan LCD


V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan berdasarkan dari hasil
percobaan dan pengamatan selama penyusunan dan
pembuatan Tugas Akhir ini diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penggunaan Mikrokontroler sebagai unit
pemrosesan data dapat meningkatkan kinerja
dari sistem terdahulu yang masih dilaksanakan
Gamabar 4.2 Grafik tegangan keluaran speed log dan tegangan secara manual.
ADC Mikrokontroler 2. Mikrokontroler MC68HC11F1 dapat
digunakan untuk berbagai aplikasi yang luas
H. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan sebagai sistem kontrol digital di mana port-
Pada pengujian ini dapat diketahui apakah portnya dapat digunakan langsung
seluruh sistem dapat bekerja dengan baik setelah berhubungan dengan perangkat lain di luar dan
tergabung menjadi satu rangkaian antara perangkat relatif lebih sedikit membutuhkan perangkat
keras dan perangkat lunak. keras lainnya karena pada mikrokontroler ini
Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada sudah dilengkapi dengan ADC (Analog to
pengujian perangkat ini yaitu : Digital Converter).
 Memastikan semua sistem telah diaktifkan 3. Pada penggunaan Mikrokontroler
dengan indikator ‘Power On’ pada power MC68HC11F1 ini terdapat port A dan port G
supply. yang dapat kita atur sebagai keluaran atau
 Mengaktifkan program yang telah dibuat pada sebagai masukan sesuai dengan kebutuhan.
buffalo (lemps) dan kemudian mengeluarkan 4. Kontrol automatis fin stabilizer dengan
muatannya ke sistem minimum MC68HC11F1. menggunakan mikrokontroler adalah suatu
 Menekan tombol reset pada sistem minimum programmable device, karena cukup luwes dan
untuk mengeset ulang seluruh sistem. dapat diterapkan pada banyak jenis kapal tanpa
 Memperhatikan tampilan pada layar LCD perlu banyak modifikasi hardware, karena
sehingga dipastikan tampilan kecepatan dan cukup dengan penyesuaian Speed Treshold dari
‘On-Off’ relay telah dapat tampil atau terlihat kapal tersebut lalu mengaturnya dalam bahasa
dengan baik. program assembler.
 Mengamati keaktifan relay serta led sebagai 5. Rangkaian relay yang merupakan kontrol
indikator terhadap putaran potensiometer yang automatis ini bekerja berdasarkan masukan
batasan-batasannya sudah ditentukan pada dari data kecepatan kapal yang pada
program perangkat lunak yang disesuaikan permodelan ini menggunakan potensiometer
dengan aturan dari Speed Control pada kontrol yang membagi tegangan pada ADC dan
fin stabilizer. dirubah ke dalam data digital sehingga dapat
 Mengamati gerakan dari motor stepper untuk dibaca oleh Mikrokontroler.
menghasilkan gerakan sudut yang sesuai 6. Pada permodelan ini digunakan motor stepper
dengan yang diinginkan yaitu sesuai dengan sebagai pengganti dari pergerakan fin
indikator kecepatan kapal. stabilizer, sehingga menghasilkan pergerakan
 Menguji ketahanan kinerja alat selama kurang yang tidak sempurna seperti layaknya fin
lebih 24 jam agar dapat diketahui ketahanan stabilizer yang sebenarnya. Hanya prinsip kerja
dari sistem minimum MC68HC11F1 apabila dari saklar automatisnya sudah tercapai sesuai
diaplikasikan ke perangkat yang sebenarnya dengan yang diharapkan.
pada kapal perang. 7. Perangkat Kontrol Automatis Fin Stabilizer
yang merupakan aplikasi dari mikrokontroler
MC68HC11 secara keseluruhan telah dapat
bekerja dengan baik selama 24 jam, namun
demikian masih perlu beberapa penyempurnaan
maupun pengecekan serta penelitian lebih
lanjut untuk dapat diaplikasikan langsung pada
sistem yang sebenarmya.
B. Saran 5. John C. Skroder, Using The M68HC11
Sebagai saran untuk pengembangan dan Microcontroller, by Prentice-Hall, New Jersey,
perbaikan kerja dari sistem kontrol automatis sudut fin 1997.
stabilizer terhadap kecepatan kapal adalah : 6. Motorola, 68HC11 Student Applications
1. Komponen yang sudah terpasang pada alat Guidebook.
yang dirancang masih belum dapat dikatakan 7. Motorola, M68HC11F1 Family Technical Data.
sempurna karena komponennya masih belum 8. Motorola, M68HC11 Reference Manual.
standart militer, dimana di dalam penerapannya 9. VEDC, Microcontroller, Malang, 2000.
komponen-komponennya harus memenuhi 10. P.T. PAL, Manual Handbook for Fin Stabilizer,
standart militer agar lebih kuat dan tahan lama Surabaya, 1995.
dalam menghadapi kondisi ekstrim 11. Vosper Thornycroft, Hydraulic Power,
pertempuran. Portsmouth, 1995.
2. Pada permodelan ini masih di butuhkan 12. Malvino, Prinsip-prinsip Elektronika,
penelitian lebih lanjut dalam penerapannya di Erlangga,Jakarta,1992.
kapal, karena pada permodelan ini data 13. Jacob Millman, Mikroelektronika, Erlangga,
masukan kecepatan kapal hanya dengan Jakarta, 1987.
membagi tegangan pada ADC sedangkan pada
penerapannya data masukan berasal dari
speedlog kapal yang dapat diambil berupa data
digital maupun analog. Dalam hal ini hardware
perlu dilengkapi masukan analog dan digital
yang dapat digunakan salah satu serta
dilengkapi keypad sederhana untuk Ferry Johansyah dilahirkan di
memasukkan nilai-nilai Speed Treshold Jakarta tanggal 22 Desembar 1973.
(SpTh1, SpTh2, SpTh3 dan SpTh4) kapal Penulis adalah salah seorang siswa
tersebut. dari TNI-AL yang sedang
3. Pengontrolan yang lebih baik akan didapatkan mengikuti program Lintas Jalur
jika menggunakan metode logika fuzzy. pendidikan S1 di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Diponegoro
Semarang dengan mengambil
DAFTAR PUSTAKA konsentrasi di bidang Teknik
Elektronika.
1. Pacific Marine Product In, Active Fin stabilizer
Operation and Service Manual, Seattle,
Washington Mengetahui / Mengesahkan
2. Chesapeake Instrument Coorporation, Technical Dosen Pembimbing I
Manual for Electro magnetic Ships log Systems,
Maryland, USA.
3. Son kuswandi, Pemrograman bahasa assembly,
Diktat training kemampuan di bidang
mikroprosessor dan interfacing, Sby, 1992. Ir. Sudjadi, MT
4. Zaks, Rodnay, Teknik perantaraan
Mikroprosesor, Erlangga, Jkt, 1988. NIP. 131 558 567
RANGKAIAN MOTOR STEPER

RANGKAIAN DARLINGTON
RANGKAIAN RELAY

RANGKAIAN LCD DRIVER

Anda mungkin juga menyukai