Reki MD
Reki MD
Assalamualaikum Warahmatullahwabarakatuh
Banyak sekali orang yang tidak memperdulikan pentingnya perencanaan hidup. Akibatnya
mereka tidak pernah mempunyai target yang akan dicapai dan tidak mengerti apa yang harus
dilakukan, akhirnya mereka hanya membuang-buang waktu dan hasilnya tidak memuaskan,
bahkan mereka tidak mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Itulah mengapa diperlukan
perencanaan hidup agar kita mudah melakukan tindakan tertentu jika dibutuhkan.
Kita adalah setiap individu yg di ibaratkan sebagai sebuah perusahaaan yang ,mampu bersaing
dengan perusahaan yang lainnya.
perencanaan hidup yang baik diawali dengan pengenalan diri terlebih dahulu :
1 .SIAPA SAYA .?
Inilah pertanyaan yang harus dijawab terlebih dahulu dalam upaya menganali diri.
“siapa saya” dari pertanyaan ini akan muncul jawaban tentang siapakah diri kita
sebenarnya. Karena yang tau detail tentang kita adalah diri kita sendiri.
1. Aspek intelektual
Intelektual adalah suatu tingkat kecerdasan atau daya fikir otak seseorang. Aspek intelektual
sangat berpengaruh dalam menentukan perencanaan hidup yang berhasil satu tahun kedepan,
karena dalam perencanaan kita harus memperhatikan kemampuan pada diri kita sendiri. Dalam
pencapaian tujuan hudup kita harus mengetahui dan memahami bagaimana dan seperti apa diri
kita sendiri, agar dalam perencanaan hidup kita dapat berhasil dan dapat tercapai sesuai target
yang di inginkan. Yang harus di perhatikan adalah bagaimana cara kita berfikir dan apa saja yang
harus dilakukan, yaitu tindakan yang mendukung.
2. Aspek iman/rohani
Aspek iman/rohani sangat berpengaruh dalam menunjang perencanaan hidup yang berhasil.
Aspek iman/rohani sama pentingnya dengan aspek intelektual, kedua-duanya mempunyai peran
yang sangat penting dan saling berhubungan.
3. Aspek karakter
Karakter adalah sifat, sikap dan tingkah laku yang ada dan melekat pada diri
seseorang. Karakter yang mendukung dalam mencapai tujuan hidup adalah karakter
yang membangun dan yang diterima oleh lingkungan. Orang yang pintar secara
intelektual tetapi tidak mempunyai karakter atau kepribadian yang bagus, tidak akan
diterima di lingkungannya dimanapun dia berada. Begitu juga sebaliknya, seseorang
yang mempunyai karakter atau kepribadian yang bagus, tetapi secara intelektual
kurang, dia akan lebih diterima ddimasyarakat.
Karakter yang menunjang dalam mencapai tijuan hidup yang berhasil adalah karakter
yang seperti :
Jujur
Rajin
Ramah
Peduli
Karakter yang menghambat dalam mancapai tujuan hidup yang berhasil adalah
karakter yang seperti :
Tidak jujur
Sombong
Angkuh
Tidak mau bekrja sama
Masa lalu adalah masa yang bukan milik kita lagi. Masa sekarang adalah anugrah,
maka manfaatkanlah sebaik mungkin. Sedangkan masa depan belum tentu milik kita
dan penuh ketidakpastian. Yang jelas waktu itu cepat berlalu dan waktu yang sudah
berlalu tidak mungkin terulang kembali.
Pada dasarnya waktu terbagi menjadi 3. Masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Dan itu sangat berhubungan. Sekarang ini adalah akibat dari masa lalu.
Apapun yang terjadi saat ini adalah akibat dari masa lalu. Misalkan saat ini saya lagi
mengerjakan TA, dan saya tidak bisa coding, ini disebabkan karena dulu saya tidak
rajin belajar coding dan meninggalkan mata kuliah smester 1-7.
Masa depan tidak berhubungan dengan masa lalu. Apapun yang terjadi dimasa
lalu tidak berhubungan dengan masa depan ataupun sebaliknya. Misalkan masa lalu
saya adalah seorang pintar coding belum tentu dimasa depan saya akan menjadi
programmer. Dan masa depan tergantung keputusan kita sekarang. Misalkan saat ini
saya memutuskan untuk pintar coding, maka besok kita akan menjadi seorang
programmer.
Pengertian karir
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari
tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang (Bambang Wahyudi, 162). Pandangan
yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang
berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang
(individually perceived sequence of attitudes and behaviors associated with work-related
activities and experiences over the span of a person’s life, Bernardin, 194). Senada dengan itu
Malthis menyatakan bahwa karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang
ditempati seseorang sepanjang hidupnya (hal.342). Konsep baru tentang karir adalah protean
career yaitu karir yang senantiasa berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan
lingkungna kerja seseorang (Noe, 378).
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan
dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan
rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang individu
melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang
organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk
menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaiandari sikap karir dan perilaku
dapat memuaskan seorang individu.
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93) terdapat dua pendekatan
untuk memahami makna karir, yaitu : pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan
(a property) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini memandang bahwa karir
sebagai jalur mobilitas di dalam organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi
marketing, yaitu menjadi sales representative, manajer produk, manajer marketing distrik,
manajer marketing regional, dan wakil presiden divisional marketing dengan berbagai macam
tugas dan fungsi pada setiap jabatan.
Berdasarkan kedua pendekatan tersebut definisi karir adalah sebagai pola pengalaman
berdasarkan pekerjaan (work-related experiences) yang merentang sepanjang perjalanan
pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke
dalam obyective events. Salah satu contoh untuk menjelaskannya melalui serangkaian posisi
jabatan/pekerjaan, tugas atau kegiatan pekerjaan, dan keputusan yang berkaitan dengan
pekerjaan (work-related decisions). Tidak hanya itu saja, juga mengenai interpretasi subyektif
tentang peristiwa yang berkaitan dengan pekerjaan (workrelated events) baik pada masa lalu,
kini dan mendatang seperti aspirasi pekerjaan, harapan, nilai, kebutuhan dan perasaan tentang
pengalaman pekerjaan tertentu.
Menurut Irianto (2001 : 94), pengertian karir meliputi elemen-elemen obyektif dan
subyektif. Elemen obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan
yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan seseorang
dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan mengubah
pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang suatu situasi (misalnya dengan
mengubah harapan).
Simamora (2001 : 504) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa
perspektif yang berbeda, antaralain dari perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari
perspektif yang subyektif, karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang
selama hidupnya, sedangkan dari perspektif yang obyektif, karir merupakan perubahan-
perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Kedua
15 perspektif tersebut terfokus pada individu dan menganggap bahwa setiap individu memiliki
beberapa tingkat pengendalian terhadap nasibnya sehingga individu tersebut dapat memanipulasi
peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karirnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi seseorang
selama rentang hidupnya.
Dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa karir adalah rangkaian
aktivitas / pengalaman yang berkelanjutan yang berisi tanggung jawab, kekuasaan dan
pendapataan seseorang. Semakin tinggi jabatan atau kekuasaan sesorang maka akan semakin
besar tanggung jawabnya dan semakin besar juga pendapatannya.
Perencanaan karir
Tahap-tahap karir
Secara umum tahap perencanaan karier terdapat 5 tahapan yaitu pertumbuhan, penjajakan,
pemantapan, pemeliharaan dan kemunduran. Pengelompokan itu didasarkan pada usia.
1. Fase pertumbuhan (growth) yang meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase ini anak
mengembangkan bakat-bakat, minat kebutuhan, dan potensi yang akhirnya dipadukan dalam
struktur konsep diri (self-consept structure)
2. Fase penjajakan (exsploration) antara umur 16-24 tahun, dimana saat ini remaja mulai memikirkan
beberapa alternative pekerjaan tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.
3. Fase pemantapan (establishment), antara umur 25-44 tahun. Pada fase ini remaja sudah memilih
karier tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negative dari pekerjaanya.
Dengan pengalaman yang diperoleh ia lalu bisa menentukan apakah ia akan terus dengan karier
yang telah ia jalani atau berubah haluan.
4. Fase pemeliharaan (maintenance) antara umur 44-65 tahun, dimana orang sudah mantab dengan
pekerjaanya dan memeliharanya agar dia bertekun samapi akhir.
5. Fase kemunduran (decline), masa sesudah pensiun atau melepas jabatan tertentu. Dalam fase ini
orang membebaskan diri dari dunia kerja formal.
. Faktor-faktor dalam perencanaan karir
1. Motivasi
Motivasi sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang realistis namun sekaligus
menantang akan menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang sangat muluk-muluk
tanpa memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan menimbulkan putus asa
mengingat kesulitan untuk mencapainya dan terasa musykil. Jadi untuk membangun motivasi
dalam perencanaan karir buatlah tujuan karir yang menantang sekaligus realistis.
2. Kompetensi
Kompetensi meliputi seluruh aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki.
Jika ingin meniti karir dalam bidang tertentu, katakanlah dalam bidang pemasaran, anda harus
meningkatkan pengetahuan anda tentang pemasaran, meningkatkan keterampilan pemasaran dan
bersikapbagaikanseorangmarketer.
3. Jaringan atau networking
Keberhasilan pencapaian perencanaan karir ditentukan pula oleh jejaring yang kita miliki. Sejauh
mana orang lain mengenal diri kita, sejauh mana orang lain mengenal kemampuan kita. Jejaring
juga akan membuka akses, memberikan peluang bagi kita untuk lebih meningkatkan pencapaian
karir. Tentu hal ini tetap harus berlandaskan motivasi dan kompetensi.
4. Peluang
Peluang adalah faktor yang relatif ”uncontrollabel,” diluar kendali kita. Namun, kita dituntut jeli
melihatnya, sering disebut peluang jarang berulang dua kali, begitu diperoleh kita harus jeli
melihatnya dan segera menangkap apabila hal tersebut selaras dengan perencanaan karir yang
telahdibuat.
5. Konsistensi dan fleksibelitas
Sengaja kedua hal ini penulis satukan, mengingat disatu sisi hal ini sesungguhnya tidak saling
terpisahkan namun disisi lain kita pun harus jeli kapan harus tetap konsisten dan kapan bisa
fleksibel. Menurut penulis kita harus tetap konsisten jika menyangkut nilai dasar kita dalam
merencanakan karir, nilai adalah prinsip dan harus ditegakkan secara konsisten. Selain itu untuk
tujuan yang bersifat jangka panjang kita pun harus konsisten. Namun, kita bisa fleksibel apabila
hal itu lebih bersifat teknis, operasional dan bersifat ”temporary” atau berjangka pendek.
Mengelola hidup dan karir
CATATAN AKHIR