Kurikulum KBK KTSP Dan Kurikulum 2013
Kurikulum KBK KTSP Dan Kurikulum 2013
com/2013/12/kurikulum-kbk-ktsp-dan-kurikulum-
2013.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum di Indonesia telah
mengalami banyak sekali perubahan. Mulai dari kurikulum tradisional pasca kemerdekaan
sampai kurikulum modern.
Kemudian dikenal kurikulum modern hingga pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir yaitu Kurikulum
2013. Dari ketiga kurikulum ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam
pendidikan di Indonesia.
Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), siswa dituntut untuk memiliki suatu
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di sekolah, dan guru dalam kurikulum
ini hanya menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum
yang digunakan adalah hasil dari rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan
melihat dari beberapa aspek. Kurikulum 2013 merupakan penyempurna dari kurikulum-
kurikulum yang ada sebelumnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak tentang kurikulum KBK, KTSP dan
kurikulum 2013. Yang mana tiga kurikulum inilah yang banyak menjadi permasalah dalam
ranah pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara ketiga kurikulum?
C. Tujuan Pembahasan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, dapat disebutkan beberapa tujuan
pembahasan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
2. Untuk mengetahui hakikat kurikulum KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013.
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara ketiga kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani.[1] Pada
awalnya istilah ini digunakan untuk dunia olahraga, yaitu berupa jarak yang harus ditempuh
oleh pelari. Pada masa Yunani dahulu kala istilah “kurikulum” digunakan untuk
menunjukkan tahapan-tahapan yang harus dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam
perlombaan estafet yang dikenal dalam dunia atletik, proses lebih lanjut istilah ini ternyata
mengalami perkembangan, sehingga penggunaan istilah ini merambah ke dunia pendidikan.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti kapan istilah kurikulum masuk dalam ranah
pendidikan. Persoalan ini memerlukan penelitian sejarah kurikulum yang lebih mendalam
untuk melihat lebih jauh mengenai sejarah istilah kurikulum yang dari awalnya telah
berkembang dari bahasa Yunani.
Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam
bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin currere
yang berarti berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk. Dari sudut
terminologi, pengertian kurikulum menurut S. Nasution[2] ialah sebagai “sejumlah mata
pelajaran yang atau bahan ajar yang harus dikuasai murid dan diajarkan oleh guru untuk
mencapai suatu tingkatan atau ijazah”.
Sedangkan pengertian kurikulum menurut para ahli kurikulum adalah perangkat
pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Ada ahli
yang mengungkapkan bahwa kurikulum adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald;
Popham), ada juga yang mengemukakan bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis
(Tanner, 1980).
Dan berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:[3]
2. Kekurangan.
3. Kurikulum 2013
a. Pengertiaan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan
saat ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan
dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknnya masalah dan
salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan
pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi
kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun guru tetap
dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,
terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus
tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga
diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif
dalam memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku
Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.
b. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
1. Kelebihan.
Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi
pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia
dini.
Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
2. Kekurangan.
Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013.
Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
Untuk jam pelajaran dan pembelajaran dalam kurikulum 2013 nanti, untuk SD yang
semula 10 mata pelajaran akan menjadi enam mata pelajarann yakni Matematika, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain pihak, materi IPA dan IPS menjadi tematik di
pelajaran-pelajaran lainnya. Untuk Siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per
minggu. Mengacu kurikulum baru, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi
10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam
mata pelajaran seni budaya dan prakarya.
Sedangkan mata pelajaran yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya
(muatan lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
c. PRO KONTRA PUBLIC TERHADAP KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013, yang rencananya diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, masih
menimbulkan pro dan kontra di kalangan praktisi pendidikan. Pihak yang mendukung
kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak
membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan
guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus karena
menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu
ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu
di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. ”Masa sosialisasinya juga terlalu pendek,” kata
David Bambang, guru SD Negeri 03 Santas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan
Barat, Kamis (20/12).[11]
C. Persamaan dan Perbedaan Antara KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan,
tetapi juga masih ada persamaan di antara kurikulum itu.
1. Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KBK dengan Kurikulum KTSP
a. Persamaan.
Sama sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
Sama sama merupakan kurikulum yang bersifat otonomi daerah dimana setiap daerah
diberikan kesempatan yng seluas-luasnya untuk mengembangkanya.
Adanya persamaan dalam perancangan pembelajaran berupa adanya standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
Sama sama adanya sistem evaluasi dalam penenentuan hasil belajar siswa.
Adanya kebebasan dalam pengembngan yang dilakukan oleh guru waluapun di KTSP itu
guru diberikan kebebasan yang lebih.
Sama -sama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat.
Sama- sama memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
b. Perbedaan.
KBK KTSP
6 Tematik untuk kelas I-III (belum Tematik integratif untuk kelas I-III
integratif)
9 Untuk SMA ada penjurusan sejak Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata
kelas XI pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat
10 SMA dan SMK tanpa kesamaan SMA dan SMK memiliki mata pelajaran
kompetensi wajib yang sama terkait dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai
bidang studi, didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pengertian kurikulum
menurut para ahli kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap
kebutuhan dan tantangan masyarakat. Ada ahli yang mengungkapkan bahwa kurikulum
adalah pernyataan mengenai tujuan (MacDonald; Popham), ada juga yang mengemukakan
bahwa kurikulum adalah suatu rencana tertulis (Tanner, 1980).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KTSP yang
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan/sekolah. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi ,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang dalam
proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur
kurikulum KTSP.
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi banyak perubahan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Antara kurikulum yang satu dengan lainnya terdapat perbedaan,
tetapi juga masih ada persamaan di antara kurikulum itu. Antara kurikulum KBK dengan
KTSP terdapat beberapa persamaan seperti, sama-sama menekankan pada aspek kompetensi
yang harus dimiliki oleh siswa dan sama-sama berorientasi pada prinsip pendidikan
sepanjang hayat. Dan juga persamaan antara KTSP dan Kurikulum 2013, seperti, Kurikulum
2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
B. SARAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dari pengertian kurikulum tersebut
dapat dipahami bagaimana pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan. Terkait dengan
bergantinya kurikulum pendidikan, sebaiknya kita harus tetap melaksanakannya agar
pendidikan di Indonesia ini bisa lebih baik lagi.
Kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat
dibilang sangat minim dilakukan oleh pemerintah. Juga banyak sekali opini publik yang
kontra terhadap kurikulum 2013 ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Lias. Tanpa tahun. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada.
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementas,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
http://panduanmu.blogspot.com/2012/12/pro-kontra-kurikulum-2013.html.
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulum-menurut-para- ahli.html
http://umikholifatun.blogspot.com/2013/12/perbedaan-kbk-ktsp-dan-kurikulum-2013.html
PERBEDAAN ANTARA KBK, KTSP, DAN KURIKULUM 2013
Pengertian Kurikulum secara umum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. (BSNP,2006: 1).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemeberdayaan sumber daya pendidikan( Depdiknas 2002). KBK merupakan
sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum
dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah
ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara
materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya
pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan.
Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.
Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima
materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan
keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski
sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai
fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam
kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada
nilainya.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu
sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP
mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang memuat:
kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar,
KTSP 2006:
Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum
melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih
dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)
Kurikulum 2013:
9. Pengembangan Hanya sekolah yang mampu dan Semua sekolah /satuan pendidikan
memenuhi syarat dapat wajib membuat KTSP.
Kurikulum lebih
mengembangkan KTSP. Silabus merupakan bagian tidak
Lanjut Guru membuat silabus atas terpisahkan dari KTSP
dasar Kurikulum Nasional dan Guru harus membuat Rencana
RP/Skenario Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)