Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Iqbal

Kelas : C5 Manajemen

NPM : 10120130

Tugas Manajemen Operasional

Teknik untuk Membantu Mengendalikan Mutu Barang

1. Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk mengklarifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya. Diagram
pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian.
Alat ini dapat menginterpretasikan dalam menentukan frekuensi atau tingkat kepentingan relatif
dari berbagai persoalan serta memfokuskan pada pokok persoalan vital dengan cara mengurutkan
berdasar kepentingannya. Prinsip dari pareto ini adalah 80 – 20, yang mana 80% dari total masalah
yang ada merupakan masalah yang paling dominan yang harus diprioritaskan penyelesaiannya dan
sisa 20% dari total masalah tersebut bisa diabaikan. Pada dasarnya diagram Pareto dapat digunakan
sebagai alat interpretasi untuk:
1. Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah atau penyebab dari masalah
yang ada.
2. Memfokuskan perhatian pada isu kritis dan penting melalui pembuatan rangking terhadap
masalah atau penyebab dari masalah itu dalam bentuk yang signifikan.
Langkah-langkah membuat diagram Pareto:
#1 Menentukan masalah apa yang akan diteliti, mengidentifikasi kategori atau penyebab dari
masalah yang akan dibandingkan. Setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.
Misalnya, pada contoh disini adalah masalah yang terjadi pada layanan suatu hotel dalam 1 bulan.
#2 Membuat ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian masalah yang telah
diteliti menggunakan formulir pengumpulan data atau lembar periksa.
Tabel 9.8 Kumpulan Keluhan Pelanggan untuk Layanan Hotel

Jenis Komplain Jumlah Komplain Jenis Komplain Jumlah Komplain


Pemanas 10 Handuk 4
Reservasi 155 Furnitur 9
Dekor 2 Telepon 6
Servis Ruangan 287 Cleaning Service 111
TV 23 Berisik 42
Internet 17 Dokumentasi 1
Seprai 16 Lainnya 3
Bantal 5
#3 Membuat Daftar Masalah secara berurut berdasar frekuensi kejadian dari yang tertinggi hingga
terendah
Tabel 9.9 Daftar masalah yang Sudah diurut

Jenis Komplain Jumlah Komplain Jumlah Kumulatif Persentase Kumulatif


Servis Ruangan 287 287 41.53
Reservasi 155 442 63.97
Cleaning Service 111 553 80.03
Berisik 42 595 86.11
TV 23 618 89.44

Internet 17 635 91.90


Seprai 16 651 94.21
Pemanas 10 661 95.66
Furnitur 9 670 96.96
Telepon 6 676 97.83
Bantal 5 681 98.55
Handuk 4 685 99.13
Lainnya 3 688 99.57
Dekor 2 690 99.86
Dokumentasi 1 691 100.00

#4 Menggambarkan dua buah garis vertikal dan sebuah garis horizontal


1. Garis vertikal sebelah kiri: buatkan pada garis ini, skala dari nol sampai total keseluruhan dari
kerusakan (dalam kasus ini skalanya 0 hingga 691).
2. Garis vertikal sebelah kanan: buatkan pada garis ini, skala dari 0% hingga 100%.
3. Garis horizontal: Bagilah garis ini ke dalam banyaknya interval sesuai dengan banyaknya item
masalah yang diklasifikasikan.
#5 Buatkan histogram pada diagram Pareto
#6 Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan nilai kumulatif di sebelah kanan atas dari interval
setiap item masalah

Gambar 9.6 Hasil Diagram Pareto untuk Masalah Pelayanan Servis Hotel
#7 Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab utama dari masalah yang
sedang terjadi. Untuk mengetahui akar penyebab dari suatu masalah, gunakan diagram sebab akibat
atau bertanya beberapa kali.

2. Run Chart
Run Chart adalah bentuk grafik garis yang digunakan sebagai alat analisis untuk:
1. Mengumpulkan dan menginterpretasikan data, juga merupakan ringkasan visual dari data
itu, sehingga memudahkan dalam pemahaman.
2. Menunjukkan output dari proses sepanjang waktu.
3. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang waktu.
4. Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu.
5. Membandingkan data dari periode yang satu dengan periode lain, demikian pula memeriksa
perubahan yang terjadi.

Tabel 9.12 Banyaknya Sample Ukuran Per Hari

Tanggal Sample Ukuran Tanggal Sample Ukuran


1 12 16 8
2 11 17 10
3 10 18 9

4 8 19 12
5 8 20 17
6 9 21 10
7 6 22 12
8 10 23 12
9 13 24 3
10 10 25 15
11 13 26 14
12 15 27 16
13 11 28 13
14 12 29 15
15 14 30 15
Control
18 Chart
Sample Ukuran

16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Tanggal

Sampl Central Lower Central Upper Central


e Line Line Line
Gambar 9.11 Contoh Grafik Run Chart

Langkah-langkah pembuatan Run Chart.

#1 Memilih satu ukuran kunci untuk mengkaji pergerakan variabel atau atribut yang berkaitan
dengan kualitas sepanjang waktu.
#2 Hitung rata-rata. Dari perhitungan didapat rata-rata sebesar 11,43 (Central Line atau CL). #3
Hitung standar deviasi. Dari perhitungan didapat standar deviasinya adalah 3,13.
#4 Hitung Upper Center Line (batas atas) dan Lower Center Line (batas bawah). Untuk LCL didapat
11,43 + 3,13 = 14,56 dan LCL di dapat 11,43 - 3,13 = 8,3

3. Diagram Pohon
Diagram pohon merupakan teknik untuk memetakan jalur dan tugas yang perlu dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan utama dan tujuan sub terkait. Diagram ini mengungkapkan secara
sederhana besarnya masalah dan membantu untuk sampai pada metode yang harus dikejar untuk
mencapai hasil. Diagram pohon selalu dimulai dengan satu item yang cabang menjadi dua atau lebih,
yang masing-masing cabang menjadi dua atau lebih dan seterusnya sehingga yang pada kahirnya
akan menyerupai sebuah pohon dengan banyak batang dan cabang.
Misalnya seorang manajer restoran mendapatkan banyak komplain dari pelanggannya.
Kemudian, manajer tersebut mencari tahu apa saja yang mempengaruhi area yang akan
diidentifikasi terhadap kepuasan pelanggannya. Akhirnya dia menjabarkan masalah yang sedang
dihadapi dengan menggunakan diagram pohon untuk menemukan faktor permasalahan. Langkah-
langkah yang dipakai adalah:
1. Melakukan Sumbang Saran, 2. Mengidentifikasi Judul pohon utama, 3.Menyusun tingkat detil selanjutnya,
4.Mengkaji kembali diagram pohon
Bahan
berkualita
s

Makanan Resep
yang baik istimewa

Pramusaji
Pelayanan profesion
yang al
Pramusaji
memuask cepat
Kepuasan
an tanggap
Pelangga
n
restoran

Dekor cocok
dengan tema
restoran

Lingkungan
Meja bersih
nayaman

Atmosfir baik

Gambar 9.4 Diagram Pohon

4. Bagan Arus Proses


Bagan arus proses merupakan bagan dengan simbol yang menggambarkan urutan proses
beserta hubungannya antara satu proses dengan proses lainnya dalam aktivitas menyeluruh.
Biasanya bagan ini digunakan untuk menganalisis proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Berikut
simbol yang biasanya digunakan untuk membuat bagan arus proses
Tabel 9.5 Simbol Bagan Arus

Simbol Nama Keterangan


Lingkaran memanjang Menunjukkan titik awal dan akhir
Kotak Tugas yang dikerjakan
Wajik Titik keputusan

Penghubung Penghubung satu tugas bagan arus dengan tugas lain


Dokumen Pemindahan (atau hasil) dari dokumen cetak
Panah Arah arus proses
Langkah-langkah membuat bagan arus proses:
#1 Mengidentifikasi tugas proses utama
Tabel 9.6 Tugas dan Keputusan Proses

Urutan Tugas Tugas Proses Utama


1 Menerima balok kayu dari gudang
2 Menempatkan dalam antrian produksi
3 Menyiapkan mesin bubut untuk pemotongan
4 Memasang pengapit
5 Mengambil alat dan memotong balok kayu
6 Memotong sesuai lembar spesifikasi
7 Membandingkan pemukul dengan lembar spesifikasi
8 Memaraf perintah kerja
9 Meneruskan ke departemen Finishing

#2 Menggambar bagan arus proses


Mulai
Tidak Tidak

Menerima balok kayu Menempatkan dalam


dari gudang Ya Ukuran Ya Jenis kayu Ya antrian produksi
sudah tepat? sesuai?

A
Tidak
Tidak
Menyiapkan mesin bubut
untuk pemotongan Ya Pengapit
Mesin siap? Memasang pengapit
sudah ketat?

Tidak Tidak
Mengambil alat dan Alat Memotong sesuai lembar
pemotong balok kayu Ya Kecepatan Ya spesifikasi
pemotong B
mesin sesuai?
sudah tepat?

Membandingkan pemukul YaMemaraf perintah


Tidak Sesuai
Kayu patah? dengan lembar spesifikasi kerja
spesifikasi?

Tidak
B B

Meneruska
n ke
departeme
n Finishing

Selesa
i
Gambar 9.5 Bagan Arus Proses
#3 Menganalisis bagan arus proses

Pada tahapan ini, bagan arus proses dianalisis lebih lanjut untuk menyisipkan nilai tambah ataupun
mengurangi proses yang tidak memberikan nilai tambah. Analisis yang dilakukan bisa berupa waktu
tiap kejadian, adanya pemgulangan proses ataupun tugas yang tidak perlu. Setiap analisis yang
dituliskan memiliki potensi menghemat waktu individu.

5. Penilaian Kriteria
Penilaian kriteria merupakan alat interpretasi yang dapat digunakan untuk memilih gagasan dan
solusi diantara beberapa alternatif. Penilaian kriteria digunakan ketika Anda harus memilih di antara
beberapa alternatif, mengambil keputusan secara objektif, dan menyepakati keputusan. Sebagai
contoh, Vicky ingin membeli laptop baru. Dengan berbagai pertimbangan yang ada, dia harus
memilih spesifikasi laptop baru tersebut. Vicky melakukan suatu metode penilaian kriteria. Berikut
langkah-langkahnya:

#1 Memulai sesi dan menuliskan berbagai alternatif yang tersedia Vicky menulis formulir penilaian
kriteria di atas sehelai kertas.

Tabel 9.1 Formulir Kosong Penilaian Kriteria

Alternatif
Kriteria Bobot Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3

TOTAL

#2 Melakukan Sumbang Saran untuk Mendapatkan Kriteria Keputusan

Kemudian Vicky akan menilai berbagai alternatif yang ada berdasarkan apa yang menurutnya paling
penting dimiliki oleh setiap alternatif. Inilah yang disebut dengan kriteria keputusan. Kriteria seleksi
biasanya memiliki pernyataan sebagai berikut: kemudahan implementasi,biaya terendah, mampu
memenuhi tuntutan pelanggan, ketersediaan sumber daya, risiko terendah, bisa diimplementasikan
dengan cepat, kemampuan kerja jangka panjang.

#3 Menentukan tingkat kepentingan relatif dari setiap kriteria

Pada langkah ini, berikanlah bobot pada setiap kriteria yang menunjukkan tingkat kepentingan
relatif. Untuk menentukan bobot dari setiap kriteria, tanyakan, “Seberapa penting kriteria ini dalam
kaitannya dengan yang lain?”. Perlu diingat, total bobot yang diberikan pada semua kriteria harus
100%. Terakhir, efektivitas proses Penilaian Kriteria sangat bergantung pada pembobotan kriteria

Tabel 9.2 Formulir Penilaian Kriteria dengan Bobot

Alternatif
Kriteria Bobot Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3
Kecocokan 40%
Kecepatan 20%
Memori 20%
Keandalan 20%
TOTAL 100%
#4 Menentukan skala nilai; beri nilai berbagai alternatif yang ada

Pada tahapan ini, Vicky menggunakan skala nilai yang konsisten untuk membandingkan berbagai
alternatif terhadap setiap kriteria. Skala berapapun tidak jadi soal asalkan menggunakan skala yang
sama untuk semua alternatif dan kriteria. Skala yang mudah adalah 1 hingga 10, dimana 10 berarti
paling tinggi dan 1 berarti paling rendah.

Selain itu, setiap alternatif harus dinilai terhadap setiap kriteria dengan menggunakan skala nilai
yang telah ditentukan. Kemungkinannya, nilai hanya bisa ditentukan setelah dilakukan penyelidikan

Tabel 9.3 Formulir Penilaian Kriteria dengan Bobot dan Nilai

Alternatif
Kriteria Bobot Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3
Kecocokan 40% 8 5 3
Kecepatan 20% 4 8 6
Memori 20% 6 4 4
Keandalan 20% 4 6 7
TOTAL 100%
#5 Menghitung skor nilai dan Memilih Alternatif Terbaik

Pada langkah ini, Vicky mengalikan bobot dengan nilai setiap alternatif. Setelah itu carilahskor
dengan

Total Terbaik.

Tabel 9.4 Formulir Penilaian Kriteria dengan Total Nilai

Alternatif
Kriteria Bobot Jenis 1 Jenis 2 Jenis 3
Kecocokan 40% 8 x 0,4 5 x 0,4 3 x 0,4
(3,2) (2) (1,2)
Kecepatan 20% 4 x 0,2 8 x 0,2 6 x 0,2
(0,8) (1,6) (1,2)
Memori 20% 6 x 0,2 4 x 0,2 4 x 0,2
(1,2) (0,8) (0,8)
Keandalan 20% 4 x 0,2 6 x 0,2 7 x 0,2
(0,8) (1,2) (1,4)
TOTAL 100% 6,0 5,6 4,6

Anda mungkin juga menyukai