Anda di halaman 1dari 5

PERANAN

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINKUNGAN HIDUP


DALAM MENGATASI MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Rahma Aulia Izzati


(A1D520037)

RINGKASAN

I. PENDAHULUAN
Dalam garis besarnya ciri-ciri kependudukan di Indonesia (BKKBN, 1982 :2-3)
adalah sebagai berikut : "Secara kuantitatif kependudukan di Indonesia mempunyai
ciri-iri (a) Jumlah penduduk hesar, Secara makro Indonesia menduduki lima besar di
dunia. Secara rnikro keluarga Indonesia mempunyai anak rata-rata lebih dari tiga
orang, (b) Tingkat pertulnbuhan penduduk yang masih tinggi, (c) .Penyebaran
penduduk yang tidak merata, (d) Komposisi penduduk berusia muda.

Secara kualitatif, kependudukan di Indonesia memiliki beberapa ciri, yaitu:


(a) Tingkat pendidikan yang rendah, (b) tingkat kesehatan dan status gizi masyarakat
relatif rendah, (c) Pendapatan per kapita masih rendah, (d) Tingkat pengangguran
masih tinggi, dan (e) masyarakat Indonesia adalah Inasyarakat agraris tradisional"
Berdasarkan ciri-ciri di·atas, dalam garis besarnya masalah kependudukan di
Indonesia terdiri dari tiga masalah utama,yakni (1) pertumbuhan penduduk yang
masih tetap tinggi, (2) penyebaran penduduk yang masih tetap tinggi, (3) penyebaran
penduduk yang tidak merata, (3) sebagian besar kualitas penduduk masih rendah.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi erat kaitannya dengan timbulnya


kemiskinan.Sebaiknya kemiskinan menunjang terjadinya ledakan penduduk.
Pertumbuhan penduduk juga menyebabkan pemerintah kesulitan menyediakan
fasilitas penyediaan oangan, perumahan, sandang, fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan dan lapangan kerja. Robert Malthus yang datang di akhir abad ke 18
menyatakan bahwa pada dasarnya penduduk yang banyak merupakan penyebab
kemiskinan. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret
ukur tidak akan terkejar oleh pertambahan kebutuhan hidup penduduk yang hanya
mengikuti deret hitung. Terlepas setuju atau tidak setuju terhadap teori Malthus,
namun suatu kenyataan bahwa negara-negara yang sedang berkembang teramasuk
Indonesia harus berjuang melawan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
kemiskinan yang diakibatkannya, lebih-Iebih saat ini akibat krisis moneter yang
berkepanjangan. Lester R. Brown (1997:38) menyatakan :. Kalau laju pertumbuhan
penduduk di suatu negara pada tingkat yang tinggi untuk masa yang panjang, maka
anak cucu dimasa yang akan·datang. Pasti akan mengalami penderitaan hidup yang
luar biasa. Permintaan pangan akan jauh melampaui segala persediaan tanah dan air
di" dalam negeri, dan menyebabkan kelangkaan yang kronis dan parah.
II. PEMBAHASAN
Pertumbuhan Penduduk di Indonesia.
Ada tiga variabel yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk suatu negara
yakni, fertilitas, mortalitas dan migrasi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (19982 :115) menyatakan : " Migrasi antar bangsa (migrasi
internasional) tidak berpengaruh dalam menambah atau megurangi jumlah penduduk
suatu negara kecuali di beberapa negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian,
akibat bencana alam maupun peperangan". Dengan demikian pertumbuhan penduduk
di Indonesia ditentukan oleh selisih angka kelahiran dan angka kematian.Tingkat
pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tetap tinggi walupun sudah ada penurunan
secara berarti. Dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan dan kesehatan
penduduk, menyebabkan angka kematian .menurun dengan tajam, hal inilah yang
menyebabkan tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia tetap tinggi.
penduduk Indonesia jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Penduduk
Indonesia dalam tahun 1945 sekitar 73,34 juta dalam kurun waktu 35 tahun menjadi
dua kali lipat yakni tahun1980 menjadi 147,49 juta. ladi di Indonesia telah terjadi
ledakan penduduk, yakni pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dalam kurun
waktu yang sangat singkat. Bila usaha menurunkan angka kelahiran terutama melalui
program Keluarga Berencana tidak berhasil maka ledakan penduduk di Indonesia
akan berlangsung terus, sebagaimana ditegaskan oleh Maftuchah Yusuf ( 1985:6).
Di Indonesia dan di negara-negara berkembang lainnya di dunia, pertambahan
penduduk masih terlalu tinggi untuk dapat dimbangi dengan pertambahan kebutuhan
hidup. Jika pertambahan penduduk tidak diatur oleh program Keluarga Berencana
maka para ahli mengkhawatirkan bahwa penduduk di Indonesia pada tahun 2000 akan
berjumlah 281.902.000, yakni dua kali lipat jumlah penduduk tahun 1978. Kalau
Program Keluarga Berencana berhasil, maka perkiraan pada tahun 2001 nanti
jumlah penduduk Indonesia akan berjumlah 219.695.100.

Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata telah menjadi masalah sejak
lama. Sebagian besar penduduk indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Ada
penurunan persentase penduduk. Pulau Jawa dibandingkan dengan seluruh penduduk
Indonesia, tetapi penurunan tersebut masih belum berarti Banyak faktor yang
menyebabkan Pulau Jawa menjadi tempat konsentrasi penduduk Indonesia, antara lain
dikemukakan oleh Horsman dan Rutz (dalam Sumarto, 1985:8): Sejak zaman dahulu,
konsentrasi penduduk indonesia adalah di Pulau Jawa. Keadaan seperti ini menurut
Horstman dan Rutz disebabkanoleh fungsi dari empat faktor yang menguntungkan
bagi kehidupan manusia yaitu kondisi –tanah vulkanis yang subur, curah hujan yang
cukup, topografi yang datar dan pola pengaliran (drauinage) yang baik.

Kualitas Penduduk Indonesia


Indikator kualitas penduduk berkaitan dengan (I) pendidikan, (2) kemiskinan,
(3) kesehatan. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945 pemerintah Indonesia berusaha
untuk meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia di semua jenjang pendidikan
termasuk di dalamnya pemberantasan buta huruf. Menurut catatan "Statistik dalam 50
tahun Indonesia merdeka (BPS, 1995 :177), sebagaimana dikemukakan dalam tabel 6
berikut menunjukkan persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang buta
huruf menurut kelompok umur tahun 1961-1994

Tabel6
Persentase Penduduk berumur 10 Tahun ke Atas yang Buta
Huruf Menurut Jenis Kelamin Tahun 1961-1994

Tahun Laki-Iaki Perempuan


1961 44,30% 69,30%
1971 27,91% 49,69%
1980 20,17% 37,23%
1990 10,39% 21,31%
1994 8,13% 17,23%
1998 6,60% 14,46% (BPS, 1999:446)

Pada tahun 1961 penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf
tercatat 57,10%, kemudian menurun cukup tajam menjadi 12,74% dalam tahun 1994
dapat dilihat pula bahwa presentasi kelompok perempuan yang buta huruf lebih besar
dari laki-Iaki, yaitu tahun 1991 laki-laki 44.30% perempuan 69,30% dalam tahun
1994 laki-Iaki 8,13 % dan perempuan sebesar 17,25% Menurut Statistik lingkungan
hidup 1998 (BPS, 1999:446) jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas
pendduk yang buta huruf 21,06% yaitu laki-laki 6,60% dan perelnpuan 14,46%.
Indikator lain tentang kualitas penduduk adalah kemiskinan. Sebenarnya pemerintah
telah berhasil menurunkan persentase kemiskinan atau jumlah penduduk yang miskin.
Tahun 1980 persentase penduduk miskin mencapai angka 28,6% atau sekitar 42,30
juta orang kemudian menurun menjadi 11,35 atau sekitar 22,5 juta orang tahun 1996.
Namn adanya krisis moneter dan ekonomi yang dimulai sejak pertengahan tahun 1997
jumlah orangmiskin tahun 1998 bertambah mencapai 79,4 juta atau naik sekitar 37,10
juta orang dari jumlah tahun 1998.

III. SOLUSI / IDE PEMECAHAN MASALAH


Permasalahan kependudukan di Indonesia dan upaya mengatasinya dilakukan
dengan cara diantaranya adalah :

 Mengendalikan pertumbuhan penduduk


Pertumbuhan penduduk dapat ditekan dengan meminimalisir angka kelahiran melalui
pembatasan jumlah kelahiran yaitu dengan mencanangkan program keluarga
berencana (KB) dan menunda usia pernikahan dini.
 Pemerataan persebaran penduduk
Pemerataan persebaran penduduk dapat dilakukan dengan cara transmigrasi dan juga
pembangunan industri di wilayah yang masih jarang penduduknya. Karena
permasalahan ekonomi sering kali penduduk desa melakukan migrasi ke kota. Untuk
menekan hal tersebut, pemerintah mengupayakan berbagai program pemerataan
pembangunan hingga ke pelosok dengan perbaikan berbagai sarana dan prasarana
pedesaan serta pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
 Peningkatan sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang rendah dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan yang
dimiliki masyarakat akibat rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Untuk
itu pemerintah harus segera mengambil kebijakan dengan mencanangkan program
seperti wajib belajar 12 tahun, meningkatkan sarana prasarana pendidikan,
menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman, dll.

IV. KESIMPULAN
Masalah kependudukan di Indonesia pada umumnya berkaitan dengan laju
pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, penyebaran penduduk yang masih timpang
dan kualitas sebagian besar penduduk yang masih rendah. Ketiga masalah
kependidikan tersebut satu sama lain saling berhubungan dan saling mengokohkan.
Laju pertumbuhan penduduk yang cepat terutama di Pulau Jawa akan mempersulit
upaya pemerataan penduduk. Jumlah kelahiran setiap tahunnya di Pulau Jawa selalu
akan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk yang dapat
ditransmiggrasikan dari Pulau Jawa ke berbagai pulau di luar Jawa. Laju pertumbuhan
yang masih tinggi pula sulitnya menyediakan kebutuhan hidup penduduk seperti
pangan, sandang, papan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, lapangan kerja,
berarti akan sangat sulit meningkatkan kualitas penduduk baik secara inividual
maupun secara kelompok/masyarakat. Kualitas penduduk yang rendah merupkan
kondisi yang mendukung laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Karena masalah kependudukan di Indonesia bermuara kepada laju pertumbuhan


penduduk yang masih tinggi, yang diakibatkan oleh tingkat kelahiran yang masih
tinggi, maka harus ada usaha untuk menurunkan dan mengendalikan angka kelahiran.
Upaya menurunkan angka kelahiran melalui program keluarga berencana (KB) sudah
menunjukkan hasil yang bearti. Namun demikian masalah kependudukan bukan
hanya sekedar masalah-masalah teknis, tetapi lebih merupakan masalah sosial, yaitu
masalah perubahan sikap mental dan tingkah laku.

V. REFERENSI

https://nusacaraka.com/2019/04/12/permasalahan-penduduk-yang-dihadapi-
indonesia-dan-upaya-mengatasinya/

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/86326-
none-
ff3cd597.pdf&ved=2ahUKEwjVk6TRmbnwAhXRAnIKHRN9CI4QFjAOegQIBxAC
&usg=AOvVaw2Ytme8bEc1Ft3oSUMFfPKC
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.(1982). Pendidikan Kependudukan
di Indonesia., Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan .. 1982

Firman ·Lubis (1982). Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat.,


Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Pencegahan.
Jakarta,FEUI.

Maftuchah Yusuf. (1985). Pengaruh Timbal Balik Antara Kependudukan Dengan


Berbagai Aspek Kehidupan Manusia. Jakarta: FPS IKIP Jakarta & BKKBN.

Sutisna Oteng. ( 1997). Penclidikan dan Pembangunan Tantangan bagi Pembaruan


Pendidikan, Jakarta : Penerbit Ganaeo NV.

Anda mungkin juga menyukai