Dosen Pengampu:
Ratih Kusuma Ningtias, M. Pd. I
Oleh:
MUHAMMAD ROFI’ (202001011338)
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian Mujahadah An-Nafs...................................................3
B. Perilaku Yang Mencerminkan Mujahadah An-Nafs....................4
C. Hikmah Atau Manfaat Dari Sikap Mujahadah An-nafs...............5
D. Cara Melaksanakan Mujahadah An-Nafs.....................................8
E. Pengertian Husnudzan................................................................10
F. Macam-Macam Husnudzan........................................................10
G. Dalil Al-Quran Perihal Husnudzan.............................................11
H. Hikmah Husnudzan....................................................................12
I. Pengertian Ukhuwah...................................................................12
J. Macam-Macam Ukhuwah..........................................................13
K. Dalil Ukhuwah............................................................................13
L. Isi Dan Kandungan Ayat ...........................................................13
M. Dalil Yang Bersumber Dari Hadist.............................................14
N. Kandungan Hadist......................................................................14
BAB III : PENUTUP..................................................................................15
A. Saran...........................................................................................15
B. Kesimpulan.................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam Kata islam berarti damai,
selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut
memperlihatkan bahwa agama islam ialah agama yang mengandung aliran
untuk membuat kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat
insan pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam
ialah agama yang Allah turunkan semenjak insan pertama, Nabi pertama,
yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara
berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragam yang terdiri
dari bermacam-macam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan
keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan berpengaruh
terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik.
Indonesia merupakan salah satu teladan masyarakat yang multikultural.
Multikultural masyarakat Indonesia tidak sauja kerena keanekaragaman
suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama yang diakui
oleh pemerintah Indonesia ialah agama islam, Katolik, protestan, Hindu,
Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan
agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan
perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menjadikan
konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama
itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling
menghormati, dan saling tolong menolong.
Oleh lantaran itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang
mengikat semua anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna
menghindari ”ledakan konflik antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”.
1
Makalah ini akan membahas tentang Mujahadah Nafs perihal
kontrol diri yang perlu dimiliki setiap umat muslim.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Yang Termasuk Dalam Prinsip Pendidikan Islam ?
C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui Prinsip Pendidikan Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
1 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), 7-15
2 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Ilmu Pendidikan Islam, 7-15
3 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Ilmu Pendidikan Islam, 7-15
3
Perang melawan hawa nafsu merupakan jihad akbar, yang
nilainya lebih utama dibanding jihad memerangi orang-orang kafir, yang
sering disebut jihad kecil (al jihad al asghar) oleh Rasulullah saw.4
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Nabi Muhammad saw. Bersabda: Telah kembalilah kita dari
sebuah perlawanan yang kecil (perang Badar dengan orang Kaum Kafir
Quraisy waktu itu), menuju peperangan yang agung, bertanyalah para
sahabat: Ya Rasulullah, apa yang engkau maksudkan peperangan yang
besar? Rasul menjawab: Perang melawan hawa nafsu”
4
petunjuk dan santunan dari Allah swt. dengan banyak sekali macam
kemudahan.7 Allah swt. berfirman :
َ ِين َجاهَ ُدوا فِينَا لَنَ ْه ِديَنَّهُ ْم ُسبُلَنَا ۚ َوإِ َّن هَّللا َ لَ َم َع ْال ُمحْ ِسن
ين َ َوالَّ ِذ
Artinya :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami,
Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh,
Allah beserta orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. Al-Ankabut (29):
69)
5
siapa pun yang ditemuinya, tidak mengucapkan sesuatu yang sanggup
merugikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Rasulullah saw.
Bersabda yang artinya10 :
“Sesungguhnya dalam tubuh (manusia) itu terdapat segumpal
daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh
tubuhya, akan tetapi apabila rusak segumpal daging itu maka rusak
pulalah seluruh tubuhnya, ingatlah segumpal daging itu ialah hati.”
(H.R. Bukhari: 50 dan Muslim: 2996)
َ َوأَ ْن لَي
ِ ْس لِإْل ِ ْن َس
ان إِاَّل َما َس َع ٰى
Artinya :
“Dan bahwa insan hanya memperoleh apa yang telah
diusahakannya.” (Q.S. An-Najm (53): 39)
6
Imam Ibn al-Qayyim berkata: “Allah menggantungkan hidayah
dengan laris jihad. Maka orang yang paling tepat hidayah (yang
diperoleh)-nya ialah dia yang paling besar laris jihadnya. Jihad yang
paling fardu ialah jihad melawan nafsu, melawan syahwat, melawan
syetan, melawan rayuan duniawi. Siapa yang bersungguh-sungguh
dalam jihad melawan keempat hal tersebut, Allah akan
memperlihatkan padanya jalan ridha-Nya, yang akan
mengantarkannya ke pintu surga-Nya. Sebaliknya, siapa yang
meninggalkan jihad, maka ia akan sepi dari hidayah…”
Di ayat lain, Allah menjelaskan bahwa membebaskan nafsu
merupakan karunia Allah, sebagaimana frimannya: “Dan saya tidak
membebaskan nafs-ku, lantaran sesungguhnya nafs itu selalu sangat
menyuruh kepada keburukan, kecuali nafs yang dirahmati Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”
(QS. Yusuf/12: 53).
Kalimat yang diatas memperlihatkan bahwa kita tidak akan
sanggup mengendalikan diri, kecuali mendapat rahmat dan kasih
sayang Allah
14 Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 8
7
E. Hikmah mujahadah an nafs
Ada beberapa pesan tersirat yang sanggup diambil dari mujahadah
an-nafs, yaitu:15
1) Dapat meminimalisasi jawaban negatif dari perbuatan yang dilakukan,
lantaran dipertimbangkan dengan matang.
2) Berusaha berbuat yang baik dan terbaik, sebaik perbuatan itu akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah
3) Tidak cepat bereaksi terhadap banyak sekali permasalahan yang
timbul.
8
Isra: 7). Sebagian ulama salaf menafsirkan ayat ini dengan berkata:
“Sesungguhnya amal kebaikan melahirkan cahaya di dalam kalbu,
kesehatan pada badan, kecerahan pada wajah, keluasan pada rizki,
serta kecintaan dari segala makhluk. Sedangkan kejahatan, sebaliknya,
membuat kegelapan di hati, keringkihan di badan, kesuraman di wajah,
kesempitan pada rizki, serta kebencian dari hati segala makhluk.”18
3) Berdzikir kepada Allah
Berdzikir merupakan cara untuk menyadarkan diri bahwa segala
perbuatan kita dilihat dan dicatat oleh Allah untuk
dipertanggungjawabkan di akhirat. Dengan berdzikir kepercayaan akan
bertambah, membentengi godaan setan dan menjadi penyelamat dari
neraka. Sebagaimana sabda Nabi saw:
ص َن
ِ اق َو ُح ِ ِذ ْك ُر هللاِ ِع ْل ُم اإلي َم
ِ َان َوبَ َرائِ ِه ِم َن النِّف
ُر َز ِم َن النِّي َْرا ِن ِ َِم َن ال َّش ْيط
ِ ان َوح
“Dzikirullah itu (dapat membuka) pengetahuan perihal keimanan,
pembebasan dari kemuafikan, benteng dari syetan, dan penyelamat
dari neraka.” (Miftah al-Shudur).
Ibnu Atha’illah al-Sakandari dalam al-Hikam-nya memperlihatkan
nasehat:
9
Thaif, justru ia mendoakan penduduk thaif biar diberi hidayah oleh
Allah.20
G. Pengertian Husnudzan
H. Macam-macam Husnudzan
10
d) Tidak ada perasaan curiga terhadap orang lain
11
ُ فَإِ َّن الظَّ َّن أَ ْك َذب، «إِيَّا ُك ْم َوالظَّ َّن-صلى هللا عليه وسلم- ال النَّبِ ُّى
َ َق
ِ ْال َح ِدي
)ث َوالَ تَ َج َّسسُوا» (رواه البخارى ومسلم
“ Hati-hati kalian dari dzan / prasangka, lantaran dzan /
prasangka ituadalah ucapan paling dusta, dan janganlah kalian memata-
matai sesamakalian “ (H.R Bukhari Muslim)
J. Hikmah Husnudzan
1) Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan oleh
Allah SWT kepada hamba (dirinya).
2) Selalu bersikap khouf (takut) dan raja’ (berhadap) kepada Allah
3) Akan selalu optimis dan tidak berkeluh kesah serta tidak
berputus asa.
4) Akal fikiran akan selalu jernih dan terjauhkan dari nalar fikiran
kotor atau negatif.
5) Terjauh atau terhindar dari permusuhan dengan orang lain dan
lebih sanggup mempererat tali silaturahmi atau pertemanan
6) Tentunya dengan husnudzan ini, pelakunya akan disayangi oleh
Allah SWT, Rasul-Nya dan orang lain
K. Pengertian Ukhuwah
12
L. Macam-macam Ukhuwah 26
M. Dalil Ukhuwah
ِه ْم فِى² أ َ ْم َوالِ ِه ْم َوأَ ْنفُ ِس²²ِ ُد ْوا ب² َاجر ُْوا َو َجاه²
َ ²َوا َوه²ْ ²ُ ِذي َْن أَ َمن² َاِ َن ال
ٍ ا ُء بَع²²َهُ ْم اَ ْولِي²ْض
* ْض ُ ك بَع² َ ²ِر ُْوا أُ ْولَئ²ص َ ِذي َْن َء²َبِي ِْل هللاِ َوال²َس
َ َاو ْوا َون
ْي ٍء َحتَى²²ا لَ ُك ْم ِم ْن َوالَيَتِ ِه ْم ِم ْن َش²²اجر ُْوا َم²² ِ َوا َولَ ْم يُه²²
ْ ُ ِذي َْن َءا َمن²²ََوال
ْ َصر ُْو ُك ْم فِى ال ِدي ِْن فَ َعلَ ْي ُك ُم النَصْ ُر إِالَ َعلَى ق
و ٍم²² َ اجر ُْوا * َواِ ْن اِ ْستَ ْن
ِ َيُه
ِ َق * َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن ب
ص ْي ٌر ُ بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُ ْم ِم ْيثَا
13
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang
yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap)
orang-orang yang beriman, tetapi belum hijrah, maka tidak ada
kewajiban sedikitpun atasmu untuk melindungi mereka, sebelum mereka
berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu
dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara
kamu dan mereka. Dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan. QS.
Al-Anfal : 72
P. Kandungan hadits :
1) Keharusan untuk menjalin kekerabatan silaturahmi dalam lingkup
yang kecil atau yang lebih besar
2) Berperan aktif mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, bertengkar
atau berselisih
14
3) Berikhtiar semaksimal mungkin biar tidak menjadi pelaku atau biang
keonaran atau perselisihan.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Mujahadah artinya kesungguhan: merupakan yang sangat penting
dalam unsur yang di percayai sebagai kekuatan dan mencapai cita-
cita.untukk mencapai kesuksesan orang harus disiplin melaksanakan
kiprah yang sedang dilasanakannya.sejak awal ia harus brusaha untuk
beremujahadah mencapai keseluruhan tujuan.kalau kesungguhan ini
dilakukannya maka akn ditemukan hasilnya diantaranya ialah musyahabah
Demikian juga barang siapa yang tidak bersungguh-sunguh
melawan hawa napsunya yang selalu mernggang dirinya dan mengajak
berbuat maksiat dan mentang kebaikan,maka mustahil ia akan mendapat
cahaya tarikat yang dicaarinya
Abu Qasim Al-Qusairy rahimatalla Ta’ala menyampaikan barang
siapa yang tidak beermujahadah semenjak awal,ia tidak akan mendapat
keharuman sedikitpun dari cahaya tarikat,dikatakan dari apa yang pernah
di dengarnya dari Syeh Abu Ali Ad Daqaq: barang siapa dari semenjak
awal tidak mempuunyai pendirian yang kuat,akhirnya ia tidak mempunyai
majelis musyawarah: sebagian Ulamak menyampaikan hanya dengan
ketekunan dan kesungguhan serta disiplin yang teratur, akan mencapai
tujuan yang tinggi.
Arti mujahadah berdasarkan bahasa ialah perang, berdasarkan
hukum syara’ memerangi nafsu amarah dan memberi beban kepadanya
15
ialah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan berdasarkan istilah andal
hakikat ialah untuk melaksanakan sesuatu yang berat baginya yang sesuai
dengan hukum syara’ (agama). Sebagian Ulama menyampaikan .
Mujahadah ialah tidak menuruti kehendak nafsu dan ada lagi yang
mengatakan. Mujahadah ialah menahan nafsu dari kesenangannya.
B. Saran
Selanjutnya dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa
penulisan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kedepannya saya
akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan dan menulis pembahasan
mengenai Mujahadah An-Nafs, Husnudzan & Ukhuwah
Demikian makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Qurdist
MA/MTs. saya sebagai penulis sangat menyadari bahwa di dalam makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya mohon maaf dan
saya sangat berharap atas kritikan dan saran yang bersifat membangun.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan khususnya
bagi pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nata Abuddin, 2010 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Tafsir, Ahmad 2012 Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Al Aziz, S. Moh. Saifulloh. 2008. Risalah Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya : Terbit
Terang
Jaelani, A. F. 2008. Penyucian Jiwa (Tazkiyat An-Nafs) dan Kesehatan mental, Jakarta :
Penerbit Hamzah
Hawwa, Sa’id. 2007. Intisari Ihya’ Ulumuddin Al-Ghazali : Mensucikan Jiwa Konsep
Tazkitun Nafs Terpadu. Jogjakarta : Rabbani Press
17