bidang
SOSIAL
TUTI GANTINI
Sekolah Tinggi Pertanian Jawa Barat
H a l a ma n 211
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2 Tuti Gantini.
H a l a m a n 212
Tuti Gantini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2
H a l a ma n 213
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2 Tuti Gantini
H a l a m a n 214
Tuti Gantini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2
H a l a ma n 215
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2 Tuti Gantini
H a l a m a n 216
Tuti Gantini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2
Hasil uji beda (Sudjana,2005) terhadap nilai nilai CFSI Dengan Kearifan Lokal
-nilai CFSI dan CFSI*, dilakukan dengan (CFSI*).
perumusan hipotesisnya sebagai berikut: H1 : Rata-rata nilai CFSI Tanpa Kearifan
H0 : Rata-rata nilai CFSI Tanpa Kearifan Lokal lebih besar daripada rata-rata
Lokal lebih kecil atau sama dengan nilai CFSI Dengan Kearifan Lokal
rata-rata nilai CFSI Dengan Kearifan (CFSI*).
Lokal (CFSI*).
H1 : Rata-rata nilai CFSI Tanpa Kearifan Dengan menggunakan bantuan Program
Lokal lebih besar daripada rata-rata SPSS versi 19.0 diperoleh output sbb.
H a l a ma n 217
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2 Tuti Gantini
Karena nilai rata-rata (Mean) CFSI Dengan 0,412 Akses Listrik + 0,649 Gizi
Kearifan Lokal lebih kecil daripada nilai CFSI Buruk + 0,505 Buta Huruf + 0,315
Tanpa Kearifan Lokal, dan nilai Sig. = (½) AHH + 0,443 Air Bersih-0,489
(0,000) = 0,000 lebih kecil dari taraf nyata Kearifan Lokal
α = 5%; maka dapat disimpulkan bahwa
CFSI Tanpa Kearifan Lokal lebih besar b. Metode pengukuran ketahanan pangan
daripada CFSI dengan Kearifan Lokal. wilayah yang memperhitungkan aspek
kearifan lokal memberikan gambaran
Dengan kata lain, kerentanan terhadap
ketahanan pangan yang lebih baik
kerawanan pangan dengan kearifan lokal
dibandingkan dengan tanpa
lebih kecil daripada kerentanan terhadap
memperhitungkan aspek kearifan lokal di
kerawanan pangan tanpa kearifan lokal, desa-desa di Kecamatan Cisolok
sehingga kearifan lokal berpengaruh Kabupaten Sukabumi dan Kecamatan
terhadap ketahanan pangan. Salawu Kabupaten Tasikmalaya.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal
yang masih kental dan dipertahankan
Kesimpulan
oleh masyarakat lokal, tercermin adanya
upaya keberlanjutan dalam aspek
a. Model persamaan Indeks Komposit
kehidupan mereka. Sehubungan dengan
Ketahanan Pangan tanpa
itu pembangunan pertanian dengan
memperhitung-kan aspek kearifan lokal
paradigma pembangunan berkelanjutan
adalah:
yang telah dicanangkan perlu
CFSI = 0,434 Ketersediaan + 0,455 KK
diimplementasikan pada semua aspek
Miskin + 0,241 Jalan Rusak
kehidupan.
+ 0,406 Akses Listri + 0,564 Gizi
b. Nilai-nilai kearifan lokal yang dapat
Buruk + 0,296 Buta Huruf
dipandang sebagai modal sosial,
- 0,174 AHH + 0,402 Air Bersih
sebaiknya mulai dipertimbangkan untuk
diperhitungkan pula dalam setiap
langkah penyusunan kebijakan
Model persamaan Indeks Komposit
pembangunan pertanian.
Ketahanan Pangan dengan
c. Indikator-indikator dalam aspek kearifan
memperhitung-kan aspek kearifan lokal
lokal sangat bergantung pada spesifikasi
adalah:
wilayah, sehingga dimungkinkan terdapat
CFSI* = 0,211 Ketersediaan + 0,397 KK
indikator lain di wilayah yang berbeda.
Miskin + 0,266 Jalan Rusak +
H a l a m a n 218
Tuti Gantini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2
DAFTAR PUSTAKA
H a l a ma n 219
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.13 No. 2
H a l a m a n 220