Anda di halaman 1dari 5

Uji Bial

I. Tujuan
Membuktikan adanya pentose
II. Dasar teori
Dehidrasi pentose oleh HC pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan
orsinol (3,5 dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna biru
III. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabing reaksi
b. Pipet tetes
2. Bahan
a. Pereaksi bial
b. HCl pekat
3. Sampel yang digunakan
a. Glukosa d. maltose g. Xylosa
b. Fruktosa e. Laktosa
c. Sukrosa f. Amylum
IV. Prosedur
1. Sediakan tabung reaksi
2. Masing-masng tabung diisi 5 tetes sampel dan tambahkan 2 tetes pereaksi
bial dikocok agar tercampur
3. Tambahkan pelan-pelan 2 tetes HCl pekat kemudian langsung tabung ditutup
dengan kapas
4. Panaskan dengan api dari pembakar spirtus dan amati hasilnya
V. Interprestasi Hasil
(+)Terjad warna biru kehijauan
VI. Data Pengamatan (Hasil)

Hasil Teori
No Sampel Pentosa (+/_)
Reaksi Awal Reaksi Hasil
1 Glukosa Tidak Berwarna Kuning Transparan -
2 Fruktosa Tidak Berwarna Kuning -
3 Lktosa Tidak Berwarna Kuning Transparan -
4 Maltosa Tidak Berwarna Kuning Transparan -
5 Sukrosa Tidak Berwarna Kuning -
6 Amylum Tidak Berwarna Kuning Transparan -
7 Xylosa Tidak Berwarna Biru Kehijauan +

VII. Kesimpulan
Berdasarkan Sampel yang diperiksa yang termasuk gula pentosa adalah Xylosa
VIII. Pembahasan
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering dalam bahan
makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji, buah dan akar
tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang melibatkan kegiatan
sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun merupakan zat fotosintetik aktif
pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan molekul yang rumit dengan suatu
struktur yang serupa dengan struktur hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan.
Hijauan daun mengandung magnesium serta hemoglobin mengandung besi. Lebih
terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah,
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu
reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa)
disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah 6CO2 + 6H2O + 673 cal
 C6H12O6 + 6 O2. Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang
peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan
penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu
karbohidrat juga menjadi komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam
bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektim, serta lignin. Karbohidrat menyediakan
kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh (Sumardjo, Damin. 2009: 205).
Reaksi-reaksi kimia merupakan suatu hal yang dapat diamati dari adanya
perubahan, misalnya perubahan warna, perubahan wujud, dan yang utama adalah
perubahan zat yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia
merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan suatu zat berarti kita
mengubah zat itu menjadi zat lain, baik sifat maupun wujudnya. Dalam ilmu kimia
reaksi itu merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari satu atau
berbagai jenis zat. Sifat-sifat kimia, kemudian dicatat sebagai data kuantitatif.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk
menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi
kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis
dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.
Dengan demikian, bila kita mengharapkan suatu zat yang memiliki ciri-ciri tertentu,
kita harus berupaya mencari bahan baku yang bila direaksikan dengan zat tertentu
menghasilkan zat yang kita harapkan. Para pakar kimia berusaha menciptakan
bahan-bahan baru yang sangat bermamfaat bagi kepentingan umat manusia.
Pengujian bial dilakukan untuk membuktikan adanya pentosa. Uji Bial
bertujuan membuktikan adanya pentosa. Dasar teori dari uji bial adalah dehidrasi
pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol (3,5-
dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna
biru. Pereaksi Bial dibuat dengan melarutkan 5,0 gram orsinol dalam alkohol 95%
sampai volume 100 mL. Pemanasan pentosa akan menghasilkan furfural yang
berkondensasi dengan orcinol dan ion feri. Hasil pemanasan akan menghasilkan
warna biru kehijauan yang menunjukkan adanya gula pentosa. Untuk sampel mie
instan dapat diketahui bahwa terdapat karbohidrat dengan uji mollisch yang
menghasilkan warna ungu dari sebelumnya berwarna kuning. Uji iod juga
menunjukan bahwa terdapat kerbohidrat dengan perubahan warna dari kuning
menjadi ungu yang menandakan terdapat amilum dalam mie instan. Dari setiap uji
terdapat kontrol akuades yang merupakan pembanding dari hasil reaksi yang telah
dilakukan
IX. Daftar Pustaka
Lehninger, A. L., Biochem. J. 119, 129 (1970). Pub Med Google Scholar. 10.
Lehninger, A. L. and Carafoli, E., Arch. Biochem. Biophys. Anna Poedjiadi,
1994.Dasar-Dasar Biokimia.UI Press.Jakarta.
Desyanti, M. (2013). Analisa kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Uji Pembentukan Emulsi

I. Tujuan
Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak
II. Dasar Teori
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain di
mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil,
diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yang
berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan
emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun atau garam empedu.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik pada minyak maupun air. emulsifier akan membentuk lapisan di
sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi
melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-
butir minyak satu sama lain.
III. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabing reaksi
b. Pipet tetes
c. Rak tabung reaksi
d. Penyumbat tabung
2. Bahan
a. Aquades c. Air sabun
b. Larutan Na2CO3 0,5% d. Larutan GOM
3. Sampel yang digunakan
a. Minyak kelapa d. Larutan Na2CO3 0,5%
b. Aquades e. Larutan GOM
c. Air sabun
IV. Prosedur
Siapkan 4 tabung reaksi bersih
1. Tabung 1 diisi 10 tetes aquades tambahkan 3 tetes minyak kocok dengan kuat
2. Tabung 2 diisi 10 tetes aquades ditambahkan 2 tetes minyak dan 5 tetes
larutan Na2CO3 0,5% dikocok dengan kuat
3. Tabung 3 diisi 10 tetes aquades dan tambahkan dengan 2 tetes minyak dan 20
tetes air sabun, dikocok dengan kuat
4. Tabung 4 diisi 10 tetes aquades ditambah dengan 2 tetes minyak dan 20 tetes
larutan GOM dikocok dengan kuat
Masing-masing tabung dilihat perubahannya
V. Interprestasi Hasil

VI. Data Pengamatan

No Percobaan Minyak Hasil Reaksi


Kelapa Reaksi Awal Reaksi Akhir
1 Aquadest Jernih Jernih
2 Lar Na2CO3 0.5% Jernih Putih Keruh
3 Air Sabun Jernih Keruh
4 Lar GOM Jernih Jernih
VII. Kesimpulan
VIII. Pembahasan

Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil dari dua cairan yang pada
dasarnya tidak saling bercampur, pada umumnya untuk membuat kedua cairan
tersebut dapat bercampur diperlukan zat pengemulsi (emulsifying agent) sehingga
sediaan emulsi dapat stabil (Ansel,1989; Martin, 1993). Bila emulsifier tersebut lebih
terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar) maka dapat lebih membantu
terjadinya disperse minyak dalam air sehingga terjadi emulsi minyak dalam air (o/w :
oil in water). Sebaliknya bila emulsifier lebih larut dalam minyak (nonpolar)
terjadilah emulsi air dalam minyak (w/o: water in oil) (Winarno, 1992)

Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: pertama, fase terdispersi
(zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal).
Kedua, fase pendispersi (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung)
dari emulsi tersebut (fase eksternal). Terakhir emulgator (zat yang digunakan dalam
kestabilan emulsi) (Fessenden, 1990).

Kelapa adalah penghasil bahan makanan dalam kehidupan rakyat Indonesia.


Rata-rata 80% dari hasil buah kelapa di seluruh nusantara dipakai sebagai bumbu dan
untuk minyak 20%. Buah kelapa merupakan minyak nabati bermanfaat di dunia,
karena banyak sekali kegunaannya, yaitu sebagai bahan makanan seperti minyak,
industri sabun, lilin, dan ramuan obat-obatan (Setyamidjaja, 1995). Salah satu olahan
buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai peluang yang besar untuk
dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering dikenal dengan nama Virgin
Coconut Oil (VCO). VCO adalah minyak kelapa yang terbuat dari daging kelapa.

Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan lemak yang
merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah zat cair yang tidak dapat
tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan minyak). Emulgator adalah zat yang
berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini emulgatornya adalah protein. Pada
ikatan protein akan membungkus butiran-butiran minyak kelapa dengan suatu lapisan
tipis sehingga butiranbutiran minyak tidak bisa tergabung, begitu juga dengan air.
Emulsi tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih
kecil dari protein minyak. Untuk merusak ikatan emulsi lemak pada santan kelapa
mengunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006)

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi ke-4.UI-Press,
Jakarta.
 Martin, A., et-al, 1993, Physical Pharmacy, Fourth Edition, Lea & Febiger,
Philadelphia.
 Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.

 Setyamidjaja, D. 1995. Bertanam Kelapa. Penerbit Kanisius: Yogyakarta


 Setiaji, B. 2006. Membuat VCO (Virgin Coconut Oil) Berkualitas Tinggi. PT.
Gramedia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai