Anda di halaman 1dari 30

PAPER

PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH

“ANALISIS PEREKONOMIAN KOTA BOGOR”

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Perencanaan Pembangunan Wilayah”

Disusun oleh :

Eliza Nuraeni C11801

Reni Adha Lestari C11801

Yayang Yeti Sumiarti C1180163

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA

JATINANGOR
2020

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat,
hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas paper ini dengan judul
“Perubahan Struktur Ekonomi Kota Bogor”. Tugas paper ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah perencanaan pembangunan wilayah. Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.

Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan makalah ini, penulis sangat


mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT .

Jatinangor, Januari 2020


Daftar isi
Daftar tabel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses perubahan, yakni proses


perubahan untuk mencapai kemajuan. Pembangunan ekonomi juga merupakan usaha suatu
negara untuk memperbesar atau meningkatkan pendapatan nasional bruto. Krisis ekonomi
pada tahun 1997 hingga 1998 yang terjadi di Indonesia telah membuka jalan bagi
reformasi. Salah satu unsur reformasi itu adalah perubahan kebijakan sentralisasi menjadi
desentralisasi (otonomi daerah). Dengan adanya kebijakan desentralisasi, maka
pembangunan daerah di negara Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,
yang dikenal dengan sebutan pembangunan ekonomi daerah. Hal tersebut tentu akan
mendorong kemandirian pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya
sendiri.
Menurut Arsyad (2010: 374) dalam Kati Pane (2011: 1) setiap upaya pembangunan
ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang
kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah
daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif membuat rencana
pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama partisipasi
masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu
mengidentifikasi potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah.

Setiap daerah memiliki potensi dan kondisi sektoral yang berbeda-beda. Informasi
mengenai potensi yang ada di daerah tersebut akan mengarahkan kegiatan pembangunan
di daerah itu sendiri, yaitu dengan terciptanya perencanaan pembangunan yang sesuai
yang dibuat oleh pemerintah daerah.
Sjafrizal (2016: 25-26) menguraikan komponen utama dari perencanaan
pembanguan pada dasarnya adalah merupakan usaha pemerintah secara terencana dan
sistematis untuk mengendalikan dan mengatur proses pembangunan; mencakup periode
jangka panjang, menengah, dan tahunan; menyangkut dengan variabel-variabel yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan baik secara
langsung maupun tidak langsung; dan mempunyai suatu sasaran pembangunan yang jelas
sesuai dengan keinginan masyarakat.
Dengan demikian pembangunan ekonomi daerah merupakan upaya yang dilakukan
mewujudkan pembangunan ekonomi daerah yang tepat dan efisien tentu memerlukan
perencanaan pembangunan ekonomi daerah dalam setiap upaya yang dilakukan oleh
pemerintah daerah. Adapun upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah dengan
mendirikan perusahaan milik daerah dan/atau membentuk kemitraan dengan pihak swasta
dalam mengelola sumberdaya tersebut sehingga tercipta suatu lapangan pekerjaan baru
yang tentu akan merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini yaitu, sektor apa yang menjadi sektor basis dan sektor non basis dalam
perekonomian Kota Bogor tahun 2015-2019 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu, untuk
mengetahui sektor basis dan sektor non basis dalam perekonomian Kota Bogor periode
2015-2019.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TEORI PEMBANGUAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno
2006:13). Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Namun demikian pada
umumnya para ekonom memberikan pengertian sama untuk kedua istilah tersebut. Umumnya
para ekonom mengartikan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi sebagai kenaikan GDP
atau GNP saja. Dalam penggunaan yang lebih umum, istilah pembangunan ekonomi biasanya
digunakan untuk menyatakan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang
(Sukirno; 2006:14

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang sangat penting dalam
melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian menghasilkan
tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas
perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap
faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat

2.2 TEORI PERUBAHAN STRUKTURAL


Teori perubahan struktural ekonomi menitikberatkan pembahasan pada mekanisme
transformasi yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang, yang semula bersifat
subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang
lebih modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer (Tambunan, 2001:59). Aliran
pendekatan struktural ini didukung oleh Lewis yang terkenal dengan model teorinya tentang
“surplus tenaga kerja dua sektor” (two sector surplus labor) dan Chenery (1975) yang sangat
terkenal dengan analisis empirisnya tentang “pola-pola pembangunan” (patterns of
development) (Todaro, 2001:119).
Perencanaan di suatu wilayah perlu didukung dengan berbagai analisis. Salah satu
analisis yang dibutuhkan adalah analisis ekonomi wilayah. Disamping analisis kondisi
eksisting perekonomian, dalam perencanaan perlu juga diidentifikasi sektor-sektor yang dapat
diarahkan untuk menjadi sektor unggulan yang terdapat dalam wilayah tersebut. Sektor
unggulan tersebut diharapkan dapat menjadi penggerak utama kegiatan ekonomi setempat
serta memberikan akselerasi bagi pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Analisis
ekonomi wilayah dan sektor unggulan ini tidak terlepas dari kebutuhan akan informasi yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan pembangunan wilayah secara
komprehensif, karena hakekat pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya
melalui program pembangunan kesejahteraan rakyat dan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan. Kabupaten Bengkulu Utara merupakan sebuah kabupaten dengan berbagai
potensi yang secara ekonomi penting untuk dikembangkan dalam rangka pembangunan
wilayah. Potensi yang dimilikinya relatif besar dan saat ini perlu direncanakan secara baik
pemanfaatannya agar dapat optimal dan memberikan manfaat yang dapat dinikmati oleh
seluruh masyarakat

2.3 KONSEP PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi merupakan proses berkelanjutan dalam pembangunan ekonomi
 Secara makro prosesnya terjadi dalam peningkatan output secara agregat atau
disebut dengan kenaikan PDB/PDRB setiap tahun.
 Berarti pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDB/PDRB atau penambahan
pendapatan nasional/regional
 Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator pembangunan, biasanya
diukur dengan PDB/PDRB berdasarkan harga konstan
 Pertumbuhan ekonomi merupakan target dalamproses pembangunan, misalnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 6,3 % per tahun, maka dikatakan laju
pertumbuhan pendapatan per kapita sekitar 4,3 % dan pertumbuhan penduduk 2,1
% per tahun.

Berhasil tidaknya pencapaian pertumbuhan ekonomi suatu negara dicirikan dengan hal-
hal berikut :

1. Produktivitas meningkat
2. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita tinggi
3. Laju perubahan struktural tinggi
4. Adanya gelombang urbanisasi, yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota
5. Ekspansi negara maju

Pertumbuhan ekonomi akan memiliki gambaran kinerja dalam melakukan pembangunan.


PDRB dapat dikategorikan dalam berberbagai sektor ekonomi yaitu: Pertanian,
Pertambangan dan penggalian, Industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi,
perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, persewaan dan jasa perusahaan,
jasa lainnya. Apa itu sektor basis dan non basis? Sektor basis (unggulan) adalah kegiatan
ekonomi yang melayani pasar domestik maupun pasar luar daerah. Sektor basis dapat
menghasilkan produk dan jasa yang nantinya mendatangkan keuntungan. Hal ini
menyebabkan bahwa daerah tersebut memiliki kemampuan untuk mengekspor barang dan
jasa yang dihasilkan oleh sektor ke daerah lain.

Sektor tersebut memiliki aktivitas yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri
maupun daerah lain yang dapat dijadikan sektor unggulan. Sedangkan sektor non basis
(sektor non unggulan) merupakan kegiatan ekonomi yang hanya mampu melayani pasar
daerahnya sendiri. Sektor non basis dipengaruhi oleh permintaan kondisi ekonomi suatu
daerah dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Sektor -- sektor
yang dianalisa di sektor basis dan sektor non basis yaitu komoditas. Komoditas di setiap
wilayah memiliki perbedaan yang nantinya bisa menjadi ciri khas dari wilayah tersebut.
Penentuan sektor basis dan sektor non basis dilakukan dengan perhitungan komoditas --
komoditas melalui analisis LQ.

2.4 PERHITUNGAN LQ
Analisis LQ (Location Quotient) yaitu suatu analisis yang dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi suatu sektor-sektor ekonomi pada suatu wilayah
atau sektor-sektor apa saja yang masuk dalam sektor unggulan dan sektor non unggulan
disuatu wilayah. Berikut adalah cara menghitung analisis LQ :

Si /¿ Si/S
LQ= atau
S/ N ¿ /N

Keterangan :

Si = jumlah produksi kegiatan i di daerah yang di selidiki


S = jumlah produksi seluruh kegiatan di daerah yang di selidiki

Ni = jumlah produksi kegiatan i di daerah lebih atas/luas dimana daerah yang


diselidiki menjadi bagiannya
N = jumlah produksi seluruh kegiatan di daerah lebih atas/luas dimana daerah
yang diselidiki menjadi kegiatannya

Hasil analisis LQ memberikan indikasi sebagai berikut :

 LQ > 1, menyatakan bahwa sub daerah tbs memiliki potensi ekspor dalam
kegiatan tertentu
 LQ = 1, menyatakan daerah ybs telah mencukupi kebutuhannya dalam
kegiatan tertentu
 LQ < 1, sub daerah ybs memiliki kecenderungan impor

Atau :

 LQ ≥ 1, sering disebut sebagai sektor basis/basik


 LQ ≤ 1, sering disebut sebagai sektor non basis/basik

Keunggulan Analisis LQ yaitu dapat digunakan sebagai alat analisis awal untuk suatu
daerah, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan alat analisis lainnya. Karena demikian
sesederhananya, LQ dapat dihitung berulang kali untuk setiap perubahan spesialisasi dengan
menggunakan berbagai peubah acuan dan periode waktu. Perubahan tingkat spesialisasi dari
tiap sektor dapat pula diketahui dengan membandingkan LQ dari tahun ke tahun
Kelemahaan Analisis LQ yaitu, nilai LQ dipengaruhi oleh berbagai faktor. Nilai hasil
perhitungannya bias, karena tingkat disagregasi peubah spesialisasi, pemilihan peubah acuan,
pemilihan entity yang diperbandingkan, pemilihan tahun dan kualitas
2.3 KONSEP SMART CITY
penerapan smart city di bogor tidak digeneralisir untuk semua hal tapi disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing. Untuk Bogor, yang difokuskan yaitu pelayanan publik,
untuk mengatasi masalah transportasi, kemacetan, dan beberapa hal lainnya yang dianggap
krusial. “Prinsipnya smart city itu menggunakan teknologi untuk memudahkan pelayanan
terhadap warga dan untuk menyelesaikan masalah. Kalau di Bogor, smart city yang kita
terapkan untuk mengintervensi pelayanan publik melalui teknologi, kemudahan-kemudahan
apa yang bisa kita berikan melalui penerapan teknologi dan itu sudah dilakukan,” ujarnya.

Untuk itu, Bima terus menjaring berbagai masukan maupun berbagi pengalaman
dengan para akademisi, ekspert, dan para ahli. Ia juga kerap mengundang berbagai pihak
untuk ikut berkolaborasi di Bogor dan sama-sama mengakselerasi berbagai program untuk
percepatan pembangunan di daerah. Dengan teknologi dan penerapan smart city diharapkan
semuanya bisa berjalan dengan lebih baik dan cepat.

Salah satu yang membuatnya miris, perkembangan berbagai perkotaan di Indonesia


relatif sama, yaitu berkembang menjadi kota ruko, kota angkot, kota sampah, dan lainnya
sehingga perkotaan malah tidak tertata. Bogor sendiri berubah dari sebutan kota taman
menjadi kota sejuta angkot.

“Saya itu orang Bogor, lahir di Bogor, lima generasi ke atas saya semuanya orang
Bogor. Perubahan dari kota taman ke kota sejuta angkot itu sakit rasanya. Jadi ini harus ditata
dan di sisi lain kita tidak bisa tertutup dengan perubahan dan ruang investasi. Itu semua harus
diatur, tetap mengusung keterbukaan dengan penerapan teknologi dan ada koridor-koridor
yang jelas. Jadi penerapan smart city ini bisa berbeda di tiap daerah sambil terus kita
sempurnakan,” bebernya.
BAB III

KONDISI WILAYAH

1.1 LETAK, LUAS DAN BATAS WILAYAH


Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT – 106°51’00”BT dan
6°30’30”LS – 6°41’00”LS. Kedudukan geografi Kota Bogor berada di tengah-tengah wilayah
Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan DKI Jakarta. Luas wilayah Kota
Bogor sebesar 11.850 hektar yang terdiri dari enam kecamatan dan 68 kelurahan.
Keenam kecamatan tersebut yaitu : Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Timur,
Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Barat, dan
Kecamatan Tanah Sareal. Kecamatan Bogor Barat mempunyai luas wilayah terbesar yaitu
3.285 hektar dan terdiri dari 16 kelurahan sedangkan Kecamatan Bogor Tengah
mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 813 hektar dan terdiri dari 11 kelurahan.
1.2 TOPOGRAFI

Kota Bogor mempunyai wilayah dengan kontur berbukit dan bergelombang dengan
ketinggian bervariasi, ketinggian minimum 190 meter dan ketinggian maksimum 330 meter
di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kota Bogor memiliki lahan datar dengan
kemiringan berkisar 0−2 persen, untuk luasan lahan datar seluas 1.763,94 hektar dan tersebar
di enam kecamatan. Seluas 8.091,19 hektar merupakan lahan landai dengan kemiringan
berkisar 2−15 persen, seluas 1.109,92 hektar merupakan lahan agak curam dengan
kemiringan 15−25 persen, seluas 765,21 hektar merupakan lahan curam dengan kemiringan
25−40 persen dan lahan sangat curam seluas 119,74 hektar dengan kemiringan lebih dari 40
%.

1.3 KLIMATOLOGI
Kondisi iklim selama tahun 2015 di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 34,2°C (maksimal)
dan suhu rata-rata terendah 20,0°C. Suhu tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 yang
tercatat 35,0°C dan terendah tercatat 17,4°C. Kelembaban udara 89,9 %, curah hujan rata-rata
setiap bulan sekitar 267,9 – 385,3 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan November
2015.
BAB IV

METODE PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4. 1 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di BPS Kota Bogor melalui penelitian sekunder yang telah
dituliskan di Badan Pusat Statistik yang merupakan laporan statistik Kecamatan dan Kota
tahun 2019.

4.2 JENIS DAN SUMBER DATA


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data
sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari buku-buku, situs resmi dan
sebagainya yang berkaitan denga penelitian dengan mengambil dari sumber lain yang
diterbitkan oleh lembaga kabupaten berupa data PDRB Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan
Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Barat
serta sumber sumber lainnya.

4.3 METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu
berupa data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor Kecamatan
Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor
Tengah, Kecamatan Bogor Barat dan penelitian yang dilakukan dengan cara studi
kepustakaan dari berbagai dokumen, artikel dan karya ilmiah atau skripsi yang berhubungan
dengan penelitian ini untuk mendapatkan data sekunder.

4.4 METODE ANALISIS DATA


Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini
menggunakan alat analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat spesialisasi sektorsektor basis maupun non basis. Dalam teknik LQ
berbagai perubahan (faktor) dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan Kecamatan
Tanah Sareal, misalnya kesempatan kerja (tenaga kerja) dan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Bogor.
Tabel 4.1

Produk Domestik Regional Bruto

Kota Bogor Tahun 2019 atas Dasar Harga Berlaku (Miliaran Rupiah)

lapangan usaha 2015 2016 2017 2018 2019 jumlah


A. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 9.089,76 10.084,33 10.734,39 11.598,64 12.473,20 53.980,32
B. Pertambangan dan penggalian 4.715,63 4.743,79 4.637,72 4.637,72 4.780,41 23.515,27
108.891,1
C. industri pengolahan 91.987,49 100.750,95 108.891,14 4 127.407,56 537.928,28
D. pengadaan listrik dan gas 244,15 288,01 330,35 330,35 364,38 1.557,24
E. pengadaan air, pengelolaan sampah 168,67 197,51 235,48 235,48 296,54 1.133,68
F. konstruksi 15.468,89 17.075,76 19.540,09 22.349,75 24.822,14 99.256,63
G. perdagangan besar dan eceran 21.848,38 23.500,45 25.421,59 27.251,44 29.562,43 127.584,29
H. transportasi dan pergudangan 6.012,29 6.813,23 7.576,39 8.412,76 9.344,89 38.159,56
I. penyediaan akomodasi dan makan minum 4.293,75 4.831,19 5.464,93 5.979,27 6.485,27 27.054,41
J. insformasi dan komunikasi 2.787,02 3.187,87 3.628,25 3.871,30 4.189,96 17.664,40
K. jasa keuangan dan asuransi 812,49 950,91 1.052,77 1.166,59 1.304,56 5.287,32
L. real estat 1.325,44 1.432,40 1.596,75 1.776,07 1.961,85 8.092,51
M,N. jasa perusahaan 306,86 345,76 383,48 421,10 476,21 1.933,41
O. administrasi pmerintahan, pertahanan
dan 2.723,70 2.907,25 3.214,32 3.447,09 3.528,01 15.820,37
P. jasa pendidikan 2.861,87 3.193,06 3.681,00 4.264,71 4.699,04 18.699,68
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial 787,70 908,20 1.028,69 1.112,84 1.212,83 5.050,26
R,S,T,U. Jasa lainnya 2.647,34 3.038,97 3.480,33 3.829,27 4.206,17 17.202,08
168.081,4 219.610,5
produk domestik regional bruto 2 184.249,65 200.897,68 1 237.113,43 1.009.952,69
336.162,8 429.186,0
  5 368.499,29 401.795,35 3 474.228,88 2.009.872,40
Tabel 4.2

Location Quotient (LQ) Provinsi DIY Tahun 2018 atas Dasar Harga Berlaku

LQ
Sektor PDRB          
2015 2016 2017 2018 2019
1,0189278 0,9947306 1,006223 0,97931615
A.Pertanian, kehutanan, dan perikanan 1,00678267 3 4 7 6
1,19897056 1,1002903 0,9865478 0,923586 0,20328960
B. Pertambangan dan penggalian 6 8 1 3 7
1,02240546 1,0215428 0,947962 1,00380951
C. industri pengolahan 3 9 1,0125856 3 9
0,93738920 1,0611635 0,993440 0,99169807
D. pengadaan listrik dan gas 4 1,0087507 9 1 2
E. pengadaan air, pengelolaan 0,88954132 0,9502337 1,0390276 0,972716 1,10859594
sampah, limbah dan daur ulang 6 1 9 9 6
0,9383229 0,9847604 1,054474 1,05988850
F. konstruksi 0,93179075 7 9 4 7
1,02386054 1,0046407 0,9967106 1,000265 0,98202697
G. perdagangan besar dan eceran 8 9 3 2 3
0,94200960 0,9738263 1,032423 1,03788998
H. transportasi dan pergudangan 6 5 0,9931676 9 9
I. penyediaan akomodasi dan makan 0,94889346 0,9739751 1,0104390 1,034982 1,01594566
minum 7 6 4 5 7
0,94332200 0,9843137 1,0274528 1,026315 1,00529025
J. insformasi dan komunikasi 2 3 3 4 9
0,91875813 0,9809246 0,9960049 1,033250 1,04570443
K. jasa keuangan dan asuransi 6 5 2 4 6
0,97925454 7978,1196 0,9870002 1,02745554
L. real estat 9 6 4 1,027779 9
0,94893199 0,9753997 0,9921614 1,019962 1,04389072
M,N. jasa perusahaan 4 1 3 5 4
O. administrasi pmerintahan,
pertahanan 1,02934605 1,0022996 1,0163330 1,020372 0,94513459
dan jaminan sosial 4 4 6 9 3
0,91502823 0,9313324 0,9846802 1,068017 1,06501433
P. jasa pendidikan 8 5 4 2 9
0,93253658 0,9808432 1,0189065 1,031910 1,01780992
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial 2 1 7 2 5
R,S,T,U. Jasa lainnya 0,92012647 0,9635567 1,0120525 1,042456 1,03630202
7 1 5 4
0,99503291 0,9950329 0,9950329 1,018298 0,99502870
Produk domestik regional bruto 6 7 7 3 7
  1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
(Milyaran Rupiah)

Sektor PDRB Sektor Basis / Non Basis


         
Menurut kelompok kami dari hasil2015
perhitungan2016
menggunakan2017metode 2018 2019
LQ maka dapat
Non Non
dijelaskan bahwa yang termasuk basis yaitu tahun 2018 dimana memiliki sektor basis adalah
A.Pertanian, kehutanan, dan perikanan Basis Basis Basis Basis Basis
sebagai berikut: Pertanian, kehutanan, dan perikanan, konstruksi, perdagangan
Non Nonbesar dan
Non
eceran, transportasi
B. Pertambangan dan pergudangan, penyediaan
dan penggalian Basis akomodasi
Basis dan makan minum,
Basis Basis insformasi
Basis
Non
dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real estat, jasa perusahaan, administrasi
C. industri pengolahan
pmerintahan, Basisjasa pendidikan,
pertahanan dan jaminan sosial, Basis Basis
jasa kesehatanBasis Basis
dan kegiatan
Non Non Non
sosial, Jasa lainnya.
D. pengadaan listrik dan gas Basis Basis Basis Basis Basis
Sedangkan, non basis yaitu:
E. pengadaan air, pengelolaan sampah, Pertambangan
Non dan
Nonpenggalian, industri pengolahan,
Non
pengadaan listrik
limbah dan daur ulang dan gas, pengadaan air, pengelolaan
Basis sampah,
Basis limbah
Basis dan daur
Basisulang. Basis
Non
Tabel 4.3 Non Non
F. konstruksi Basis Basis Basis Basis Basis
Hasil Perhitungan LQ Kota Bogor, Tahun 2019 Non Non
G. perdagangan besar dan eceran Basis Basis Basis Basis Basis
Non Non Non
H. transportasi dan pergudangan Basis Basis Basis Basis Basis
I. penyediaan akomodasi dan makan Non Non
minum Basis Basis Basis Basis Basis
Non Non
J. insformasi dan komunikasi Basis Basis Basis Basis Basis
Non Non Non
K. jasa keuangan dan asuransi Basis Basis Basis Basis Basis
Non Non
L. real estat Basis Basis Basis Basis Basis
Non Non Non
M,N. jasa perusahaan Basis Basis Basis Basis Basis
O. administrasi pmerintahan, pertahana Non
dan jaminan sosial Basis Basis Basis Basis Basis
Non Non Non
P. jasa pendidikan Basis Basis Basis Basis Basis
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial Non Non Basis Basis Basis
Basis Basis
Non Non
R,S,T,U. Jasa lainnya Basis Basis Basis Basis Basis
Non Non Non Non
Produk domestik regional bruto Basis Basis Basis Basis Basis
  Basis Basis Basis Basis Basis

4.5 SMART CITY


Upaya yang dilakukan Kota Bogor Menuju Smart City. Dibawah ini beberapa contoh
implementasi dari komponen Smart City yang telah dilaksanakan oleh Pemda Kota Bogor,
antara lain sebagai berikut:

1. Smart Governance Perencanaan pembangunan smart city dalam dimensi smart


governance diharapkan mampu mengubah pola pikir apatis dan pesimis menjadi pola
pikir yang prospektif, inovatif, adaptif dan optimis yang nantinya mampu mengubah
pola-pola tradisional dalam birokrasi sehingga menghasilkan proses yang lebih cepat,
efektif, efisien, komunikatif dan selalu melakukan perbaikan.
2. Smart Branding Konsep branding daerah difokuskan pada peningkatan brand value
daerah yang dapat mendorong aktivitas perekonomian dan pengembangan kehidupan
sosial dan budaya lokal yang pada akhirnya mampu memberikan manfaat berupa
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain, Kota Bogor akan terus
berupaya untuk meningkatkan daya saing dengan penataan wajah kota dan pemasaran
potensi daerah baik dalam lingkup lokal, regional, nasional maupun internasional.
3. Smart Economy dalam Smart City dimaksudkan untuk mewujudkan ekosistem
perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan di era informasi yang
disruptif dan menuntut tingkat adaptasi yang cepat seperti saat ini. Ekonomi cerdas
merupakan pendekatan pemecahan msalah ekonomi daerah dengan membuka akses
informasi yang luas sehingga meningkatkan peluang warga untuk melakukan aktivitas
ekonomi yang efektif dan efisien dengan mereduksi biaya operasional lebih minimal,
lebih produktif dan mampu tumbuh secara berkelanjutan. Pengembangan ekonomi
cerdas di Kota Bogor pun akan dilakukan suatu upaya untuk mengurangi resiko dalam
sistem pembayaran yang semakin hari cenderung semakin meningkat.
4. Smart Living Sasaran dari smart living sebagai salah satu dimensi Smart City adalah
untuk mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak tinggal, nyaman, dan
efisien.
5. Smart Society Sasaran dari smart society dalam Smart City adalah mewujudkan
ekosistem sosio-teknis masyarakat yang humanis dan dinamis, baik fisik maupun
virtual untuk terciptanya masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif
dengan digital literacy yang tinggi. Sasaran dari smart society tersebut diwujudkan
dengan pengembangan tiga elemen di dalam smart society, yaitu komunitas warga
(community), ekosistem pembelajaran (learning), dan sistem keamanan (security).
6. Smart Environment
a. Mengembangkan program proteksi lingkungan Sejak tahun 2015, Bogor telah
memilik 14% Ruang terbuka Hijau. Sebagai Kota Metropolitan yang memiliki luas
wilayah sekitar 11.850 hektar, jumlah ruang terbuka hijau publik sebesar 14 persen
merupakan pencapaian terbaik, dari 20% yang diamanatkan menurut UU Nomor 26
Tahun 2006 tentang penataan ruang.
Tidak hanya berfungsi sebagai sarana cadangan oksigen diperkotaan, beberapa ruang
terbuka hijau dikota bogor seperti taman ekspresi, taman peranginan, taman kencana
hingga taman cora t- coret dapat digunakan sebagai sarana rekreasi, sarana
peningkatan ekonomi masyarakat kota bogor, dan sarana aktivitas sosial bagi anak
anak remaja maupun dewasa dan manula. Sampai akhir 2014 sudah ada 27 taman
aktif yang dibangun baik ukuran kecil maupun besar. Saat ini, Kota Bogor juga
tengah menggalakkan program “Bogor Sejura Taman”.Kondisi ini telah menjadi
indikator bahwa Kota Bogor sudah layak untuk menuju Smart City, bahkan menuju
Green City. b. Mengembangkan tata kelola sampah dan limbah 1) Pemerintah Kota
Bogor saat ini tengah mengoptimalkan pengolahan sampah berbasis masyarakat
melalui program bank sampah, dan tempat pengolahan sampah terpadu 3R, untuk
mengatasi permasalahan persampahan. Untuk penguatan program 3R, 10 orang
petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta BPLH telah diberangkatkan ke
Hiroshima, Jepang untuk mendapatkan pelatihan cara pengolahan sampah
2) “Garbage that is Not Garbage” merupakan program di Kota Bogor yang
aktivitasnya adalah “Pembelian Sampah” di level masyarakat lokal melalui Bank
Sampah yang saat ini sudah berdiri dan operasional di Tingkat Kota Bogor.
3) Tingkat pelayanan pengambilan sampah sebesar 74% sudah mencakup tingkat
penanganan sampah sebesar 65% dari sumber ke TPS dan TPS3R berhasil
memberikan kontribusi tingkat pengurangan sampah sebesar 9%
BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Analisis perekonomian Sektor Basis
dan Non Basis Perekonomian di Kota Bogor tahun 2019 berdasarkana hasil analisis Location
Quotient (LQ), di ketahui bahwa wilayah yang termsuk sektor ekonomi yang tergolong sektor
basis dan non basis di Kota Bogor, yaitu tahun 2018 sebagai berikut :

1. Sektor Basis
 Pertanian
 kehutanan, dan perikanan
 konstruksi
 perdagangan besar dan eceran
 transportasi dan pergudangan
 penyediaan akomodasi dan makan minum
 insformasi dan komunikasi
 jasa keuangan dan asuransi
 real estat
 jasa perusahaan
 administrasi pmerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
 jasa pendidikan
 jasa kesehatan dan kegiatan sosial
 Jasa lainnya.
2. sektor non basis
 Pertambangan dan penggalian
 industri pengolahan
 pengadaan listrik dan gas
 pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.
5.2 REKOMENDASI
Untuk itu perlu pengembangan dan pengelolaan yang baik dari pemerintah daerah
maupun masyarakat dalam meningkatkan perekonomian daerah yang menuju kesejahteraan
dan kemakmuran yang berupa pengembangan terfokus pada:
 Pertanian, kehutanan, dan perikanan
 industri pengolahan
 perdagangan besar dan eceran
 insformasi dan komunikasi
 administrasi pmerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
BAB VI

REFERENSI
https://kominfo.kotabogor.go.id/asset/images/web/files/buku-1-analisis-strategis-smart-city-
kota-bogor.pdf

https://bogorkota.bps.go.id/publikasi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kota_Bogor

https://bogorkab.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=NjRjM2EyZTMwNGQ0MmNkOGZjNjZiYjU3&xzmn=aHR0cHM6Ly9ib2dvcmt
hYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAyMC8wNC8zMC82NGMzYTJlMzA0ZDQ
yY2Q4ZmM2NmJiNTcvcHJvZHVrLWRvbWVzdGlrLXJlZ2lvbmFsLWJydXRvLWthYnV
wYXRlbi1ib2dvci1tZW51cnV0LWxhcGFuZ2FuLXVzYWhhLTIwMTUtMjAxOS5odG1s&t
woadfnoarfeauf=MjAyMS0wMS0wOSAxMToyNjoyMw%3D%3D
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Perhitungan tahun 2015

Sektor
Tahun LQ
Sektor PDRB Basis/Non Basis
2015 2015 2015
A.Pertanian, kehutanan, dan perikanan 9.089,76  1,00678267  Basis
B. Pertambangan dan penggalian 4.715,63  1,198970566  Basis
C. industri pengolahan 91.987,49  1,022405463  Basis
D. pengadaan listrik dan gas 244,15  0,937389204  Non Basis
E. pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
ulang 168,67  0,889541326 Non Basis
F. konstruksi 15.468,89  0,93179075 Non Basis
G. perdagangan besar dan eceran 21.848,38  1,023860548 Basis
H. transportasi dan pergudangan 6.012,29  0,942009606 Non Basis
I. penyediaan akomodasi dan makan minum 4.293,75  0,948893467 Non Basis
J. insformasi dan komunikasi 2.787,02  0,943322002 Non Basis
K. jasa keuangan dan asuransi 812,49  0,918758136 Non Basis
L. real estat 1.325,44  0,979254549 Non Basis
M,N. jasa perusahaan 306,86  0,948931994 Non Basis
O. administrasi pmerintahan, pertahanan dan jaminan
sosial 2.723,70  1,029346054 Basis
P. jasa pendidikan 2.861,87  0,915028238 Non Basis
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial 787,70  0,932536582  Non Basis
R,S,T,U. Jasa lainnya 2.647,34  0,920126477  Non Basis
168.081,4
Produk domestik regional bruto 2  0,995032916  Non Basis
336.162,8
  5 1,00   Basis
LAMPIRAN 2

Perhitungan Kota Bogor Tahun 2016

Sektor
Tahun LQ
Sektor PDRB Basis/Non Basis
2016 2016 2016
10.084,33 1,01892783 Basis
A.Pertanian, kehutanan, dan perikanan
4.743,79 1,10029038 Basis
B. Pertambangan dan penggalian
100.750,9
5 1,02154289 Basis
C. industri pengolahan
288,01 1,0087507 Basis
D. pengadaan listrik dan gas
E. pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
197,51 0,95023371 Non Basis
ulang
17.075,76 0,93832297 Non Basis
F. konstruksi
23.500,45 1,00464079 Basis
G. perdagangan besar dan eceran
6.813,23 0,97382635 Non Basis
H. transportasi dan pergudangan
4.831,19 0,97397516 Non Basis
I. penyediaan akomodasi dan makan minum
3.187,87 0,98431373 Non Basis
J. insformasi dan komunikasi
950,91 0,98092465 Non Basis
K. jasa keuangan dan asuransi
1.432,40 7978,11966 Basis
L. real estat
345,76 0,97539971 Non Basis
M,N. jasa perusahaan
O. administrasi pmerintahan, pertahanan dan jaminan
2.907,25 1,00229964 Basis
sosial
3.193,06 0,93133245 Non Basis
P. jasa pendidikan
908,20 0,98084321 Non Basis
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial
3.038,97 0,96355671 Non Basis
R,S,T,U. Jasa lainnya
184.249,6
5 0,99503297 Non Basis
Produk domestik regional bruto
368.499,2
9 1,00 Basis
 
LAMPIRAN 3

Perhitungan Kota Bogor tahun 2017

Sektor
Tahun LQ
Sektor PDRB Basis/Non Basis
2017 2017 2017
10.734,39 0,99473064 Non Basis
A.Pertanian, kehutanan, dan perikanan
4.637,72 0,98654781 Non Basis
B. Pertambangan dan penggalian
108.891,1
4 1,0125856 Basis
C. industri pengolahan
330,35 1,06116359 Basis
D. pengadaan listrik dan gas
E. pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
235,48 1,03902769 Basis
ulang
19.540,09 0,98476049 Non Basis
F. konstruksi
25.421,59 0,99671063 Non Basis
G. perdagangan besar dan eceran
7.576,39 0,9931676 Non Basis
H. transportasi dan pergudangan
5.464,93 1,01043904 Basis
I. penyediaan akomodasi dan makan minum
3.628,25 1,02745283 Basis
J. insformasi dan komunikasi
1.052,77 0,99600492 Non Basis
K. jasa keuangan dan asuransi
1.596,75 0,98700024 Non Basis
L. real estat
383,48 0,99216143 Non Basis
M,N. jasa perusahaan
O. administrasi pmerintahan, pertahanan dan jaminan
3.214,32 1,01633306 Basis
sosial
3.681,00 0,98468024 Non Basis
P. jasa pendidikan
1.028,69 1,01890657 Basis
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial
3.480,33 1,0120525 Basis
R,S,T,U. Jasa lainnya
200.897,6
8 0,99503297 Non Basis
Produk domestik regional bruto
401.795,3
5 1 Basis
 

LAMPIRAN 4

Perhitungan Kota Bogor tahun 2018

Sektor
Tahun LQ
Sektor PDRB Basis/Non Basis
2018 2018 2018
11.598,64 1,0062237 Basis
A.Pertanian, kehutanan, dan perikanan
4.637,72 0,9235863 Non Basis
B. Pertambangan dan penggalian
108.891,1
4 0,9479623 Non Basis
C. industri pengolahan
330,35 0,9934401 Non Basis
D. pengadaan listrik dan gas
E. pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
235,48 0,9727169 Non Basis
ulang
22.349,75 1,0544744 Basis
F. konstruksi
27.251,44 1,0002652 Basis
G. perdagangan besar dan eceran
8.412,76 1,0324239 Basis
H. transportasi dan pergudangan
5.979,27 1,0349825 Basis
I. penyediaan akomodasi dan makan minum
3.871,30 1,0263154 Basis
J. insformasi dan komunikasi
1.166,59 1,0332504 Basis
K. jasa keuangan dan asuransi
1.776,07 1,027779 Basis
L. real estat
M,N. jasa perusahaan 421,10 1,0199625 Basis
O. administrasi pmerintahan, pertahanan dan jaminan
3.447,09 1,0203729 Basis
sosial
4.264,71 1,0680172 Basis
P. jasa pendidikan
1.112,84 1,0319102 Basis
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial
3.829,27 1,0424565 Basis
R,S,T,U. Jasa lainnya
219.610,5
1 1,0182983 Basis
Produk domestik regional bruto
429.186,0
3 1 Basis
 
LAMPIRAN 5

Perhitungan Kota Bogor tahun 2019

Sektor
Tahun LQ
Sektor PDRB Basis/Non Basis
2019 2019 2019
12.473,20 0,979316156 Non Basis
A.Pertanian, kehutanan, dan perikanan
4.780,41 0,203289607 Non Basis
B. Pertambangan dan penggalian
127.407,5
6 1,003809519 Basis
C. industri pengolahan
364,38 0,991698072 Non Basis
D. pengadaan listrik dan gas
E. pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
296,54 1,108595946 Basis
ulang
24.822,14 1,059888507 Basis
F. konstruksi
29.562,43 0,982026973 Non Basis
G. perdagangan besar dan eceran
9.344,89 1,037889989 Basis
H. transportasi dan pergudangan
6.485,27 1,015945667 Basis
I. penyediaan akomodasi dan makan minum
4.189,96 1,005290259 Basis
J. insformasi dan komunikasi
1.304,56 1,045704436 Basis
K. jasa keuangan dan asuransi
1.961,85 1,027455549 Basis
L. real estat
476,21 1,043890724 Basis
M,N. jasa perusahaan
O. administrasi pmerintahan, pertahanan dan jaminan
3.528,01 0,945134593 Non Basis
sosial
4.699,04 1,065014339 Basis
P. jasa pendidikan
1.212,83 1,017809925 Basis
Q. jasa kesehatan dan kegiatan sosial
4.206,17 1,036302024 Basis
R,S,T,U. Jasa lainnya
237.113,4
3 0,995028707 Non Basis
Produk domestik regional bruto
474.228,8
8 1 Basis
 

Anda mungkin juga menyukai